Penyucian Pernikahan - Bab 143 Anak Buah

"Apa yang kamu bicarakan?" Aku menatap Vanya dengan ketidakpuasan, dan memeluk Vanya. "Jangan khawatir, aku akan menyelidiki urusan orang tuamu setelah aku menyelesaikan masalah yang ada."

Kali ini Vanya memberontak sedikit, lalu akhirnya masuk ke dalam pelukanku.

"Gilang, aku percaya padamu." Kepala Vanya meringkuk ke dadaku, "Aku sudah menjadi milikmu, dan di masa depan, kamu akan menjadi priaku dan sandaranku."

"Oke?"

"En." Aku membelai rambut Vanya, "Jangan khawatir, aku tidak akan meninggalkanmu."

aku dengan cepat menaklukan Vanya. Banyak hal telah terjadi. Vanya hanya memiliki dua pilihan, memutuskan hubungan dengan aku atau mengikuti aku.

Hanya dari menatap mata Vanya dan perkataannya, aku tahu pikirannya, dan setiap bicara aku bisa mengatakan isi hatinya.

Vanya memilih untuk bersamaku. Dia ingin membalaskan dendam orang tuanya. Dia selalu ingin mencari seseorang untuk bergantung. Dia tidak berpikir banyak tentang hal lain.

aku berbicara dengan Vanya untuk waktu yang lama, dan Vanya sudah mabuk lagi, dia terbaring di atas dadaku dan tertidur dengan nyenyak.

Keesokan paginya, aku turun ke bawah untuk membeli sarapan. Setelah Vanya dan aku sarapan di kamar, Vanya pergi bekerja. Dia akan melanjutkan memilah-milah rincian dari tiga pembunuhan di Desa Nagoya dan mengirimkannya ke polisi kabupaten.

Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. aku berbaring di tempat tidur dan menonton TV. aku menelepon Mahmud. aku tahu bahwa Mahmud mabuk semalam dan tidak bisa mengemudi. Dia tinggal di kota.

Tapi aku tidak menyangka kami tinggal di hotel yang sama, aku tinggal di lantai dua, dan Mahmud di lantai tiga.

Mahmud belum bangun masih dalam keadaan linglung, jadi aku biarkan dia tidur dulu, aku tidak sedang terburu-buru.

Pukul 11.30 siang, saat hendak check out, Mahmud turun.

Bersama dengan Mahmud, ada dua preman, dan dua preman ini, aku benar-benar mengenal mereka, mereka adalah pria berambut kuning dan berambut panjang yang disewa Anton terakhir kali.

“Gilang!” pria berambut kuning dan yang panjang itu sangat terkejut ketika mereka melihatku.

Si Pirang dengan dingin berkata kepada Mahmud: "Mahmud, bos yang selalu kamu bicarakan apakah itu Gilang?"

"Apakah kamu bercanda?"

Pria berambut gondrong itu juga marah dan berkata, "Mahmud, kamu bilang ingin memberi kami kejutan. Ini kejutan yang kamu katakan? Apakah ini cukup mengejutkan?"

"Kamu juga bilang jangan sampai kami mengikuti Bang Evran Romlah, biarkan kami ikut dengan bos baru denganmu, apakah ini bosmu?"

Si Pirang sangat marah, "Gilang menyinggung Anton, dia memukul Anton terakhir kali, apakah kamu gila? Mahmud, beri kami penjelasan!"

Mahmud juga tercengang, dia sama sekali tidak menyadari bahwa kami saling mengenal.

Aku juga berkata dengan dingin: "Mahmud, kenapa kamu bergaul dengan dua orang ini?"

Mahmud terlihat muram, dan berkata, "Bos, keduanya adalah teman aku. Hubungan kami sangat kuat. Kami telah menjalin hubungan sejak kami masih muda selama lebih dari 20 tahun."

Aku berkata dengan pelan, "Aku tidak suka kedua orang ini, dan aku tidak pernah berkata akan merekrut mereka untuk bergabung menjadi anak buahku."

“Apa yang kamu bicarakan!” Si Pirang marah, “Gilang, menurutmu apakah aku mau menjadi anak buahmu?”

Pria berambut panjang itu juga berkata: "Gilang, kamu berpikir terlalu jauh!"

Mahmud berada dalam dilema, aku dapat melihat bahwa dia telah membawa dua saudara laki-laki tersebut untuk menemui aku dan meminta aku untuk menerima dua adik laki-lakinya itu.

aku juga harus memilih orang-orang untuk dijadikan anak buah, Kedua orang ini bekerja untuk Anton Bagaimana aku bisa menerima mereka sebagai anak buahku?

Mahmud berkata dengan cemas: "Bopak, Boges, kalian berdua dengarkan aku, kita sudah saling kenal selama 20 tahun, tidakkah kamu percaya padaku?"

"Bosku, Gilang, sangat berkuasa. Bukankah sudah kuberitahu? Bosku tidak takut dengan Anton? Siapa lagi yang harus ditakuti"

"Kemarin bos membawa aku dan menghasilkan uang 200 juta."

Mendengar uang 200 juta , keduanya tiba-tiba terdiam.

Si Pirang berkata, "Apa yang istimewa dari Gilang ini? Dia bukannya cuma mengandalkan Delia untuk mendukungnya, aku membenci tipe pria yang bergantung pada wanita!"

Pria berambut panjang itu juga berkata: "Aku juga benci orang seperti ini!"

"Mau aku harus menjadi anak buahnya, memang dia punya modal apa!"

Aku akan mengusir kedua orang ini, tapi Mahmud menatapku dengan cemas. Aku bisa melihat bahwa Mahmud dan keduanya memiliki hubungan yang dalam, jadi aku masih ingin memberikan kesempatan untuk Mahmud.

aku berkata dengan pelan, "Apakah kamu ingin melihat kemampuan aku?"

Si Pirang menatapku dengan provokatif, dan berkata: "Hal paling mendasar saat kita keluar untuk berbaur adalah berkelahi. Jika kamu bisa mengalahkan kami berdua, aku akan mematuhimu!"

"Juga backingan harus kuat!"

Pria berambut panjang itu berkata: "Si Pirang benar. Jika aku bukan karena Mahmud, aku sudah pergi daritadi!"

Wajah Mahmud merasa bersalah ketika dia mendengar itu, dia tahu betapa hebatnya aku, dan buru-buru berkata: "Kami bertiga berhutang uang kepada keluarga Romlah. Jika saatnya tiba, keluarga Romlah tidak akan membiarkan kami pergi."

"Sekarang kamu bisa menghasilkan uang jika mengikuti bos, jangan membuat masalah di sini, jadi sudahi perdebatan ini dan minta maaf pada bos !"

Tidak mungkin bagi keduanya untuk mengakui kesalahan mereka.

aku benar-benar tidak tahu tentang masalah uang Mahmud dan hutang mereka kepada keluarga Romlah.

aku berkata: "Karena kalian mau melihat apa yang bisa aku lakukan, aku akan menunjukannya pada kalian, ayo maju bareng."

Mereka berdua saling melirik, mengepalkan tangan, dan segera menyerbu ke arahku .

aku meninju dan menendang mereka pada saat bersamaan.

Si Pirang dihempaskan ke tanah oleh tinjuku, memegangi dadanya dan menyeringai kesakitan, pria berambut panjang itu jatuh ke tanah, memegangi perutnya, berbusa di mulutnya.

Mahmud kaget dan langsung pergi menemui temannya yang cedera. Keduanya mengatakan tidak apa-apa.

Selanjutnya, mereka berdua menatapku dengan ketakutan, dan segera berlutut di depanku, mengakui kesalahan mereka.

"Bos, kami salah. Bos sangat kuat, terimalah kami!"

"Bos, kami tidak tahu diri, ini salah kami, sekali lagi, kami minta maaf !"

"Bos, terimalah kami!"

Dalam satu ronde, aku memukul mereka, membuat mereka tidak punya kekuatan apa-apa lagi.

Ketika aku bertemu dengan mereka terakhir kali, mereka mengatakan bahwa mereka adalah dua orang yang paling kuat di kota, jelas hanya omong kosong belaka.

Mereka bahkan mungkin tidak bisa mengalahkan si tinggi besar Mahmud.

aku berkata: "Jika aku menerima kalian, kalian dapat menjadi anak buahku, kalian harus berhenti berbuat jahat dan menjadi orang benar, kalian tidak boleh melakukan hal-hal buruk, kalian tidak boleh mengancam orang, kalian bisa?"

Keduanya saling memandang dan tidak tahu bagaimana menjawabnya, preman tidak melakukan kejahatan terus ngapain ?

Mahmud berkata: "Kalian bajingan ini, aku saja bisa melakukannya, tidak bisakah kalian melakukannya?"

Si Pirang buru-buru berkata: "Bos, jika kita kaya, siapa yang mau melakukan hal-hal buruk? karena Kita miskin maka dari itu kita jadi preman."

Pria berambut gondrong itu juga berkata: "Selama bos kita punya makanan, kita akan melakukan apa pun yang diminta bos untuk kita lakukan. Seperti yang dikatakan Si Pirang, jika kamu punya uang, siapa yang ingin menjadi orang jahat."

aku mengerti bahwa ini semua adalah pembenaran. preman kecil begini hanya malas, semua cuma bisa mengambil tidak bisa memberi, miskin tidak usah ditakuti, punya tangan dan kaki, bisa kelaparan ya?

Takutnya mereka tidak ingin bekerja, tetapi mereka ingin punya banyak uang.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu