Penyucian Pernikahan - Bab 63 Selvi Maharani Bersikap Seperti Ini Kepada Aku Untuk Pertama Kalinya

Saat tiba di rumah Rahmat, aku melihat Rahmat baru saja akan pergi, dan dia berteriak begitu melihat aku : " Gilang, cepat, aku sudah lama menunggumu, aku barusan berpikir jika kamu masih belum datang aku sudah ingin pergi ke rumah kamu mencari kamu, dan saat baru saja akan pergi sudah bertemu kamu. "

" Untuk apa kamu memanggil aku datang kemari ? " Tanya aku.

Sebenarnya, aku tidak punya banyak pendapat tentang Rahmat, bagaimanapun dia adalah orang tua dan putranya telah meninggal, aku juga mengerti akan keadaanya.

" Kamu masuk dulu. " Kata Rahmat.

Setelah masuk kedalam rumah Rahmat, aku baru menyadari ternyata Alvia juga sedang berada disini dan sedang berbicara dengan Selvi.

Alvia dan Selvi sangat terkejut melihat aku datang kemari.

" Gilang, untuk apa kamu datang kerumah Selvi ? " Tanya Alvia.

" Aku dipanggil kemari oleh ayah Selvi untuk diajak berbicara. " Jawab aku.

Selvi dan Alvia saling memandang sebentar, mungkin karena hal-hal yang terjadi di gunung itu membuat mereka teringat kembali, dan keduanya tidak datang mencariku lagi.

Hanya saja Selvi masih tetap memaksakan menampilkan kemampuannya, menatap aku dengan tatapan galak, seolah seperti sedang peringati dan mengingatkan aku akan sesuatu.

Aku seketika mengerti, Selvi tahu maksud Rahmat memanggil aku datang untuk berbicara hari ini, sehingga dia baru menatap aku seperti itu.

Rahmat berkata : " Gilang , ayo masuk kedalam jangan berdiri di halaman, aku ingin menanyakan sesuatu. "

" Baik, aku masuk ! " Jawab aku.

Setelah berjalan melewati koridor dan masuk ke dalam rumah, Rahmat langsung duduk di kursi, dan berkata kepada aku : " Duduklah, Gilang paman ingin menanyakan sesuatu kepada kamu. "

Melihat sikap Rahmat yang berubah begitu cepat, aku merasa sedikit tidak nyaman, dan ragu-ragu sejenak baru duduk di kursi.

" Gilang, kamu harus mengatakan yang sebenarnya tentang masalah yang akan aku tanyakan kepada kamu sekarang ini, Selvi hari ini setelah pengobatan pingsan , apakah Trejo Puso berhasil mendapatkannya, apakah Selvi kehilangan kesuciannya ? Karena bagaimanapun, Selvi adalah menantu keluarga Potaku, oleh karena itu kamu harus mengatakan yang sebenarnya tentang masalah ini, aku tidak akan melakukan apapun terhadap Selvi, aku hanya ingin wakilkan anak malangku yang telah meninggal itu untuk menanyakan sebuah kebenaran saja. "

Melihat Rahmat yang menjadi serius, aku berkata : " Tenang saja, paman Pota, aku tumbuh besar berkat pemberian makanan dari kalian, jika tidak ada kalian aku juga tidak mungkin bisa hidup hingga sekarang, oleh karena itu aku bisa menjamin terhadap kamu bahwa Selvi tidak pernah dinodai oleh Trejo Puso, maka dari itu kamu tidak perlu khawatir. "

Selesai mendengar perkataan aku, Rahmat menelan air ludahnya dan sedikit menganggukkan kepala terlihat seperti sedang memikiran sesuatu.

Aku tidak mengganggunya dan hanya duduk diam di kursi. Jika membuat keributan saat ini sebaliknya akan membuatnya tidak mempercayai aku, dan menimbulkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan.

Beberapa lama kemudian, Rahmat meregangkan alis matanya dan berkata : " Baiklah, aku sudah tahu, kamu sudah boleh kembali ke rumah sakit .... penduduk desa lainnya masih sedang menunggu kamu untuk mengobatinya. "

Aku menganggukkan kepala dan berjalan keluar tanpa berkata apapun.

Selvi dan Alvia setelah melihat aku berjalan keluar, segera berjalan kemari dan berkata kepada aku : " Gilang..... terima kasih untuk masalah hari ini ..... "

Mengingat kedua gadis kecil ini saat hari biasa sering menindas aku, tetapi saat ini sebaliknya berterima kasih kepada aku, sungguh suatu kejadian langka.

Aku tidak banyak berbicara hanya mengatakan bahwa tidak perlu berterima kasih lalu berkata bahwa masih ada urusan dan pergi dulu.

Selvi mengikuti aku berjalan keluar pintu rumah dan berkata kepada aku : " Sarwendah Tan akan menikah besok, kamu tidak akan gagal lagi bukan untuk penyuciannya ? "

Aku tidak tahu nada bicaranya sedang menertawakan atau apa, tetapi saat aku melakukan penyucian untuknya, alhasil masih belum menunggu masuk tapi sudah berterimakasih, dan menjadi bahan tertawaan, pertanyaan dengan nada curiga darinya membuat aku tidak senang.

" Untuk satu ini kamu tidak perlu khawatir, sampai jumpa. " Aku berkata kepadanya tanpa menolehkan kepala.

" Kamu ----- " Selvi kesal hingga menghentakkan kaki.

Alvia merasa lebih terhina, dan memalingkan wajah. " Huh, orang ini terlalu percaya diri ! Selvi jangan pedulikan dia. "

Selvi mencibir berteriak kepada ku dengan tatapan kebencian : " Gilang ! Kamu orang cacat dan menganggu ! Tidak tahu diri,, tidak tahu kebaikan orang lain ! "

Aku juga menjadi marah, karena aku sudah cukup lelah karena kedua wanita ini, dan sekarang ini keduanya masih membuat masalah dengan aku, aku berkata dengan tidak sabar : " Aku tidak tahu kebaikan orang lain ? Aku telah menolong kalian berdua, dan aku masih tidak tahu kebaikan orang ? Siapa sebenarnya yang tidak kenal kebaikan orang ? Siapa sebenarnya yang tidak menghargainya ? ! "

Selvi menjadi sangat marah oleh aku, dia mengertakkan gigi dan menatap aku, wajahnya memerah.

Alvia saat ini berkata : " Gilang ! Memang benar kamu menyelamatkan kami berdua, tapi pernahkah kamu memikirkan, beberapa hari kemudian kamu akan memberkati kakak Sarwendah, dan apakah dia akan setuju ! "

Aku tertegun sejenak, baru kemudian teringat dengan masalah Sarwendah Tan. Sarwendah Tan selalu membully aku sejak kecil, dan pikirannya bahkan lebih kejam, dan mulai sekarang dia telah menetap di kota, akan sangat sulit untuk memberkatinya.

Tetapi untuk apa kedua wanita itu mengunkit masalah ini ? Mungkinkah mempunyai cara ... untuk membantu aku ?

“ Lalu ? Apa maksud kalian berdua ? " Tanya aku mencari tahu.

Selvi dan Alvia saling pandang sebentar, lalu mengubah raut wajahnya barusan, menegakkan dadanya dengan ekspresi bangga, menungguku memohon pada mereka berdua.

Aku merasa kedua wanita ini sangat sangat "Imut", lalu berkata kepada Selvi : " Heihei ..... ayo katakan, kalian mempunyai saran bagus apa ? "

Alvia menolehkan wajahnya dan mengerutkan kening, lalu berkata kepada Selvi : " Selvi ayo pergi, jangan pedulikan dia, barusan ada niat baik untuk membantunya tapi siapa tahu sebaliknya dia malah bersikap seperti itu, oleh karena itu biarkan dirinya cemas dan tidak berdaya ! "

Selvi menarik napas dalam-dalam, dengan mulut kecil cemberut, datang ke pohon belalang besar yang berbelok tepat di depan pintu, aku menimbang - nimbang lalu mengikutinya.

Aku begitu sepenuh hati terhadap masalah Sarwendah Tan bukan karena betapa aku menyukainya, tetapi demi mendapatkan pujian saja, apalagi aku juga pernah berhubungan badan dengan dia satu kali di mobil, juga telah mendapatkan pesona Yin'nya. Tetapi perkataan Selvi tadi membuat aku ada ketertarikan yang aneh terhadap masalah ini, dan ingin tahu Selvi dan Alvia akan memberikan aku ide buruk apa.

" Kakak Sarwendah orangnya sombong, setelah dia pergi ke kota, dia menjadi akuntan di sebuah perusahaan besar. Meskipun itu bukan posisi yang sangat hebat, tapi itu sudah merupakan pekerjaan yang sangat bagus bagi desa kita," kata Selvi.

Aku mengangguk - anggukkan kepala, tentu saja aku tahu hal ini, dan memberi isyarat agar dia lanjut mengatakannya.

" Belum lagi dia membawa seorang yang mempunyai status kedudukan tinggi dan kaya, aku khawatir tidak mudah bagimu untuk memberkatinya. "

Aku mengangguk - anggukkan kepala, memang begitu adanya.

Terlebih lagi jika penyucian aku terhadap Sarwendah Tan kali ini gagal lagi, aku khawatir kepala desa senior benar-benar akan menggantikan posisi aku, bagaimanapun penduduk desa tidak peduli dengan alasannya, mereka hanya menginginkan hasil.

Jika hasilnya kali ini sama dengan Selvi sebelumnya, maka aku sungguh malu untuk terus menjadi seorang ahli penyucian.

" Kedua wanita ini memang mempunyai cara, cari tahu. " Terdengar suara Dewi Danau dari dalam kepala aku.

Aku berkata kepada Selvi : " Kakak Selvi apa yang kamu katakan benar, jika bukan kamu mengatakan ini kepada aku hari ini, otak bodoh aku tidak mungkin bisa memikirkan semua itu. "

Selvi mendengus, terdapat dua rona merah di pipinya, tetapi tatapannya tampak bangga.

Alvia masih tetap bersikap meremehkan, aku berpikir menunggu ketika dia menikah, pasti akan aku kasih pelajaran, hingga dia minta ampun.

Aku melihat ke arah Alvia, dia sebaliknya tidak mau kalah dan melihat kembali ke aku, pandangan aku perlahan - lahan dengan berani beralih ke tubuh Alvia, Alvia tidak mengerti oleh karena itu melihat ke dadanya sendiri, lalu melihat genggaman virtual tangan aku, posenya sangat marah, ingin datang memukuli aku, sebaliknya di tahan oleh Selvi.

" Aku..... aku bisa membantu kamu, aku bisa memberitahu kamu bagaimana menaklukkan Sarwendah Tan. " Kata Selvi sambil menundukkan kepala, lalu lanjut berkata : " Kamu jangan berpikir sembarangan, kali ini beruntung ada kamu, aku wakilkan Alvia ucapkan terima kasih kepada kamu ..... "

Ini adalah pertama kalinya aku melihat Selvi berterima kasih dengan sukarela kepada aku, seketika aku tidak tahu harus menjawab apa.

" Selvi sudah mengatakan terima kasih kepada kamu, untuk apa kamu bengong ? " Alvia menatap aku yang bengong berkata dengan sangat tidak senang.

Dan aku baru tersadar kembali, segera berkata : " Ah, ah? Oh, tidak perlu ... sungkan kakak Selvi. "

Wajah Selvi menjadi semakin kemerahan, lalu ekspresi wajahnya berubah seperti seorang nona terhormat dan berkata kepada aku : " Huh .... kali ini melihat keadaan karena kamu sudah menolong kami berdua, dan baru aku menolong kamu. "

Aku segera menganggukkan kepala, mendengar dengan penuh perhatian.

Novel Terkait

My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu