Penyucian Pernikahan - Bab 123 Aku Mau Menjadi Kepala Desa

Selesai bicara, tiba-tiba kepala desa tua memuncratkan seteguk darah, tubuhnya jatuh ke samping.

Aku terkejut sekali, bergegas menuntun kepala desa tua, yang lain juga panik sekali, sangat khawatir pada kepala desa tua.

Aku bergegas memeriksa denyut nadi kepala desa tua, dengan cepat sudah mengetahui kondisi penyakitnya, kepala desa tua karena emosi berlebihan, ditambah penderitaan yang berat, melukai aliran darahnya, marah hingga memuntahkan darah.

Bagus bagus, jika tidak akan menyebabkan sakit hati dan depresi. Apalagi kepala desa tua sudah berusia tujuh puluh lebih, akan mendapatkan masalah besar.

Aku menyuruh beberapa orang mengantar kepala desa tua pulang, agar kepala desa tua beristirahat saja, nanti aku akan mengambil obat tradisonal dan mengantarkannya untuk kepala desa tua.

Setelah kepala desa tua diantar pergi, penduduk desa mulai mengelilingi dan bertanya banyak padaku.

Aku berkata “Semuanya bubar saja, mengenai masalah di desa, aku percaya kepala desa tua pasti ada rencananya sendiri.”

“Setelah suasana hati semua orang sudah tenang, kita semua baru merundingkannya lagi.”

“Mengenai hal-hal lain, tidak ada yang bisa aku katakan saat ini.”

Aku menarik Mahmud untuk pergi.

Hari ini sudah terjadi banyak hal, bisa dikatakan cukup senang, tapi hatiku juga sangat lelah.

Memikirkan apa yang terjadi barusan, jika aku tidak memiliki kekuatan, saat itu kepala desa sudah memerintahkan penduduk desa untuk menangkap kita, pasti akan mengurung kita di rumah gelap.

Apalagi Mahmud memiliki bukti rekaman suara, selain itu, juga banyak keraguan dalam pemilihan, kita baru menang.

Setelah tiba di klinik, ekspresi wajahku sangat dingin “Mahmud, sebenarnya hari ini kamu kenapa?”

“Siapa yang menyuruhmu mengungkap masalah ini?”

Mahmud tertegun “Bos, awalnya aku hanya ingin mengucapkan beberapa kata, menunjukkan hal ini secara halus, agar memberi sedikit tekanan pada kepala desa.”

“Bukankah kamu beberapa kali mengedipkan mata padaku, agar aku mengatakan hal ini?”

“Lalu aku mengatakannya, bos, hari ini kamu sudah membuat kepala desa dan Komisioner Syafarudin marah sekali, apakah kamu masih tidak merasa puas?”

Aku kebingungan sekali, benar saja bocah ini sudah salah mengartikan maksudku.

Aku berkata “Mahmud, kelak masalah apa pun, tidak boleh sewenang-wenang memutuskan sendiri, hari ini kita memang menang, membuat kepala desa dan Komisioner Syafarudin terluka.”

“Tapi dengan begini, semua rahasia mereka yang kita ketahui telah terungkap dan musuh juga sudah mengetahuinya, kamu berada dipihakku, kamu juga sudah terungkap.”

“Awalnya ingin menghadapi musuh secara perlahan, setelah selangkah demi selangkah mendapatkan semua bukti kriminal mereka, baru menyeret mereka turun dan menangkap mereka semua.”

“Sekarang kamu telah membuat semuanya jadi begitu jelas, musuh sudah berjaga-jaga, sangat sulit untuk mencari bukti lagi.”

“Selain itu, apa yang kita lakukan hari ini benar-benar telah membuat marah kepala desa dan Komisioner Syafarudin, mereka pasti akan bertindak cepat untuk menghadapi kita.”

Aku menemukan bahwa akhir-akhir ini aku berubah menjadi sangat pintar, menganalisis beberapa hal dengan jelas sekali, bahkan berpikir untuk jangka panjang.

Semua ini ada hubungannya dengan pesonaku, fisik, kekuatan, kecerdasan dan pemikiran semua itu terus meningkat pesat.

Mahmud berwajah sedih dan putus asa “Bos, apakah aku telah melakukan kesalahan?”

Aku menepuk bahu Mahmud, berkata “Masalah telah terjadi, aku juga tidak menyalahkanmu, jangan berwajah sedih lagi.”

“Kelak kita harus lebih berhati-hati.”

“Karena kamu sudah terekspos, kedepannya ikut bersamaku saja, sekarang aku pergi ambilkan obat tradisional dulu untuk kepala desa tua, kita pergi ke rumah kepala desa.”

Mahmud terkikik mengatakan “Bos, masalah antar barang lebih baik serahkan saja padaku, kamu pergi ambilkan obat, nanti aku antar ke sana.”

Aku pergi ke ruang obat di belakang untuk resepkan obat, Dewi Danau berkata “Sekarang kita dan kepala desa serta Komisioner Syafarudin sudah jelas bertentangan, kita tidak bisa hanya berdiam diri dan menunggu hasil, kita harus berinisiatif menyerang, menghadapi musuh.”

“Berinisiatif menyerang?” Bagaimana kamu menyerang? Bagaimana menghadapi musuh?

Dewi Danau berkata “Jika hanya menunggu musuh datang menghadapimu, kamu tidak akan tahu musuh menggunakan cara apa untuk menghabisimu, sebelumnya Jaenal Syarifudin sudah mengatakan, orang dari Keluarga Romlah akan membuatmu masuk ke dalam penjara.”

“Kamu harus tahu, ingin membuat seseorang masuk ke dalam penjara, tidaklah semudah itu, mereka pasti memiliki keyakinan penuh.”

“Jadi, kamu harus berinisiatif menyerang kepala desa dan Komisioner Syafarudin dulu.”

“Turunkan dulu kepala desa dari jabatannya, kamu harus menjadi kepala desa di desa kalian, dengan begini, bisa mengendalikan seluruh situasi.”

Aku menjadi kepala desa?

Ya tuhan, aku tidak pernah ada pemikiran seperti ini, apakah aku memiliki dasar untuk menjadi kepala desa?

Apalagi, tahun ini aku baru berusia delapan belas tahun, mana ada kepala desa yang begitu muda?

Dewi Danau berkata “Desa kalian adalah desa kecil yang miskin, kepala desa adalah pemimpin di desa, semua urusan yang ada di desa ditangani oleh kepala desa.”

“Setelah kamu menjadi kepala desa, maka bisa mengontrol Komisioner Syafarudin, bahkan bisa terang-terangan mencari masalah untuknya.”

Aku memikirkan tentang apa yang dikatakan oleh Dewi Danau, sudah terjadi begitu banyak hal, sejak lama aku sudah mengetahui manfaat dari kekuasaan dan uang, menjadi kepala desa, bisa mengendalikan semua hal di desa kami.

Proyek Kak Trias aku harus mengawasinya sendiri, masih harus menghadapi Hasan, Komisioner Syafarudin, jadi, aku harus memegang kekuasaan yang ada di desa.

Aku menjadi kepala desa, maka akan lebih mudah melindungi Tya dan menghadapi ibu dan ayah mertua Tya.

Aku harus menjadi kepala desa.

Masih ada satu hal yang lebih penting lagi, yaitu rahasia Pencuci di desa kami, sejak terakhir kali Rizki dimakamkan, Dewi Danau sudah menemukan banyak jasad yang menghilang di pemakaman, aku selalu merasa tidak tenang.

Mau menyelidiki hal ini, tidaklah semudah itu, harus bisa sepenuhnya mengendalikan situasi, buat semua penduduk desa mendengarkanku, kemudian selangkah demi selangkah menyelidikinya dan menyelesaikan masalah ini.

Aku tumbuh besar dari pemberian makan banyak orang, banyak penduduk desa yang baik padaku, jika di desa ada orang jahat, pasti akan mencelakai orang, aku tidak akan membiarkan orang jahat ini melakukan hal-hal buruk secara sewenang-wenang.

Sekarang aku sudah memiliki kemampuan, sudah seharusnya aku melakukan hal-hal ini.

Aku bertanya pada Dewi Danau “Bagaimana aku baru bisa menjadi kepala desa?”

Dewi Danau berkata “Awalnya sesuai situasimu, tetap bertindak rendah hati, diam-diam menghadapi musuh, tapi hari ini Mahmud sudah mengatakan semuanya, sekarang kamu harus menyerang duluan, secara terbuka menghadapi musuh.”

“Melalui masalah yang terjadi hari ini bisa memaksa kepala desa mundur dari jabatannya, kemudian membangun wibawa sendiri, melalui jalur normal untuk menjadi kepala desa.”

Mudah mengatakannya tapi sulit untuk melakukannya, tidak ada masalah memaksa mundur kepala desa, tapi membangun wibawa, wibawa apa yang aku miliki?

Dewi Danau menyuruhku jangan tergesa-gesa, selangkah demi selangkah saja.

Aku selesai menyiapkan beberapa obat tradisional, Mahmud mengendarai mobil, kami pergi bersama ke rumah kepala desa.

Pintu rumah kepala desa terbuka, aku langsung masuk ke dalam rumah, melihat kepala desa dan Sarwendah sedang berada di samping ranjang merawat kepala desa tua, saat melihatku, wajah mereka berdua penuh amarah.

Sarwendah memelototiku dengan marah “Gilang, kamu sudah membuat kakekku seperti itu, kakekku sudah berusia lebih dari tujuh puluh tahun.”

“Jika terjadi apa-apa padanya, aku pasti tidak akan melepaskanmu!”

Pada saat pertemuan penduduk desa, tidak melihat Sarwendah, jelas sekali Sarwendah tidak tahu situasinya.

“Gilang!” Pada saat ini, istri kepala desa masuk ke dalam dengan membawa sebaskom air panas, melihatku dia marah sekali “Kamu cepat keluar, rumahku tidak menyambutmu!”

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu