Penyucian Pernikahan - Bab 79 Kekuatan Jiwa

“Kakak ipar, kamu sangat baik.” Aku merasakan semacam kehangatan seorang ibu dari Tya.

Tya memperlakukanku dengan tulus, dan aku merasakan cinta Tya yang kuat untukku.

Ini adalah sebuah perasaan, tetapi sangat jelas.

Tangan indah Tya membelai leherku dan berkata sambil tersenyum, "Bocah tengik, jika kakak ipar tidak baik padamu, kakak ipar baik ke siapa lagi?"

Setelah kami berdua mengobrol sebentar, Tya berkata: "Sudah, kamu istirahat dengan baik, kakak ipar harus pulang."

Aku meraih lengan Tya, "Kakak ipar, malam ini tinggal saja disini."

Tya berkata: "Kakak ipar juga ingin begitu, kamu minum terlalu banyak malam ini, dan besok pagi kamu harus pergi kerja, dan juga, kamu harus melakukan penyucian pada Sarwendah besok malam."

"Jadi, kamu istirahatlah dengan baik, jika kakak ipar merindukanmu, kakak ipar akan kembali mencarimu."

Tya mengenakan pakaiannya dan mencium pipiku sebelum pergi, lalu mematikan lampu di kamar dan pergi.

Setelah Tya pergi, mabukku sudah hilang dari tadi dan sekarang aku sangat sadar.

Aku ingat dengan kejadian siang hari dengan sangat jelas, aku menang dari Gusnur dan aku juga mendapatkan wanita yang aku sukai.

Aku masih ingat dengan jelas setiap inci kulit di tubuh Selvi dan mengerang di bawah tubuhku.

Aku tidak pernah begitu puas, kecuali keinginanku pada Selvi, karena aku menyukai Selvi.

Mendapatkan wanita yang mereka sukai merupakan hal yang sangat membanggakan bagi pria.

Kemudian, aku minum dengan Dekan, aku minum hingga diriku linglung dan melakukan upacara membentuk persaudaraan dengan Dekan!

Aku bertukar cangkir dengan Dekan, aku memanggil Dekan dengan panggilan abang dan Dekan memanggilku dengan panggilan adik.

Setelah itu, Dekan mengantarku kembali, setelah membuat diriku tenang barulah pergi.

Namun, bukanlah hal yang buruk telah melakukan upacara membentuk persaudaraan dengan Dekan.

Dewi Danau berkata: "Penampilanmu hari ini sangat baik. Apakah kamu menyadari bahwa tubuhmu, daya tahan, dan persepsimu menjadi jauh lebih kuat?"

Hari ini aku melakukannya selama dua jam bersama Selvi dan Tya selama satu jam lebih, tubuhku sangat berenergik dan tidak merasa lelah sekarang.

Dewi Danau pernah berkata, setiap kali aku menjalin hubungan dengan seorang wanita, maka aku akan mendapatkan pesona kekuatan dan menjadi lebih hebat dari sebelumnya.

Terlebih lagi, setiap aku menjalin hubungan dengan wanita baru, aku akan mendapatkan beberapa keterampilan khusus.

Setelah berhubungan dengan Sanny dan Tya, aku mempelajari inti dari wanita, dan aku dapat mengontrol ketahanan diri.

Tetapi setelah menjalin hubungan dengan Selvi, aku sepertinya tidak mendapatkan keterampilan atau perubahan baru.

Dewi Danau berkata: "Bukankah kamu sudah mendapatkannya?"

"Oh?" Aku bingung. "Mengapa aku tidak tahu? Apa itu?"

Dewi Danau berkata: "Kamu pikirkan baik-baik, apakah kamu merasakan sesuatu yang luar biasa ketika kamu berbicara dengan Tya sebelumnya."

Sesuatu yang luar biasa?

Aku mengingat kembali, aku merasakan cinta yang kuat dan semacam sifat keibuan dari Tya.

Dewi Danau berkata: "Ini adalah keterampilan baru yang kamu peroleh. Kamu dapat memahami apa yang dipikirkan wanita, dan kamu dapat mengetahui apa yang sedang mereka pikirkan."

"Tentu saja, semakin banyak pesona kekuatanmu, kemampuanmu ini secara bertahap akan menjadi lebih kuat."

"Saat ini, kamu langsung bisa mengetahui pemikiran di dalam hatinya saat kamu menatap mata pihak lawan."

Aku sangat senang saat mendengarkannya, ini adalah keterampilan yang sangat hebat.

Dewi Danau berkata: "Setiap pesona akan meningkatkan kekuatanmu dan kamu harus lebih berjuang di masa depan, kecepatanmu sangat lambat."

Untuk hal semacam ini tidak bisa terburu-buru. Aku tidak punya istri ataupun kekasih resmi, jadi tidak mungkin bisa melakukan hal ini setiap hari.

"Kedepannya, jika tidak bisa minum banyak, jangan minum banyak, istirahatlah lebih awal, besok masih ada banyak hal yang harus kamu kerjakan."

Aku berbaring di tempat tidur dan setelah beberapa saat langsung tertidur.

Keesokan harinya, Rizki dan Sarwendah menikah. Pernikahannya sangat megah. Ayah Rizki adalah Komisioner Nagoya dan Sarwendah adalah putri kepala desa.

Banyak tamu yang datang ke jamuan pagi ini, kebanyakan mereka datang dari kota, Kepala desa dan orang-orang yang berstatus di desa menyambut para tamu.

Aku menghadiri pesta di pagi hari dan pergi ke rumah Gusnur.

Gusnur juga merupakan orang yang berstatus dan kedudukan di desa. Para tamu yang datang beristirahat setelah makan, semuanya ada di rumah penduduk desa. Ada tujuh atau delapan tamu di rumah Gusnur, sedang memakan permen pernikahan di ruang tamu.

Ketika Gusnur dan putranya melihat kedatanganku ke rumah mereka, ekspresi wajahnya mereka menjadi gelap.

Pertaruhan di antara kami tidak boleh sampai diketahui oleh para tamu ini, jika tidak, maka Gusnur akan merasa sangat malu.

Aku berbicara dengan Gusnur dan putranya di luar, Gusnur serta putranya mulai membodohiku dan meminta untuk membicarakan hal-hal ini nanti. Hari ini adalah hari yang bahagia dan tidak begitu tepat untuk membicarakan hal-hal ini.

Aku menatap Gusnur dengan dingin dan berkata, "Hari ini adalah hari besar bagi Rizki. Ada begitu banyak tokoh besar. Jika hari ini kamu tidak mengganggap penting kesepakatan kita sebelumnya, maka siang ini saat pernikahan berlangsung, aku akan naik ke panggung dan menceritakan semuanya."

"Aku akan membuat semua orang di desa, termasuk orang-orang dari luar tahu tentang hal ini!"

Gusnur dan putranya mengertakkan gigi, ingin sekali rasanya mencabik-cabik tubuhku, Gusnur berkata: "Aku mana mungkin terlihat seperti orang yang ingkar janji, toko itu akan diberikan padamu!"

“Ayah!” Gusron terkejut saat mendengar kata-kata ini, “Memberikannya begitu saja? Aku baru saja selesai merenovasi toko itu, aku masih ingin mulai menjual obat.”

"Diam!" Gusnur melampiaskan amarah pada putranya, "Kamu renovasi saja sebelahnya dan jual obat, jangan buka toko serba ada di masa mendatang, memalukan sekali!"

Mereka dengan patuh memberikan toko yang baru direnovasi kepadaku.

Mengenai pengalihan kepemilikan agak sedikit merepotkan. Mereka bilang akan memakan waktu beberapa hari, tapi aku bersikeras. Aku meminta Gusnur untuk mengeluarkan sertifikat real estat mereka dan menyerahkannya kepadaku.

Gusnur tidak punya pilihan. Jika tidak memberikannya kepadaku, maka aku akan bersikap tidak berdaya, dan mempublikasikan hal ini.

Aku meninggalkan rumah Gusnur, kemudian membuka pintu toko dan melihat toko yang baru, hati terasa sangat senang.

Kak Tya telah membersihkan tempat ini kemarin.

Luas tokonya lebih dari 50 meter persegi. Aku tidak berencana menjual obat di sini karena aku sekarang sudah memiliki klinik medis. Meskipun klinik medis sudah bobrok, tetapi masih ada beberapa rumah di belakang yang bisa aku tempati dan juga masak. Lokasi ini jauh dari rumahku, jadi tidak begitu nyaman.

Lokasi toko ini adalah lokasi terbaik di desa. Kak Trias ingin merenovasi kembali desa kami, kedepannya toko ini pasti akan sangat diapresiasi dan bisa melakukan banyak hal.

Karena hari ini aku santai, jadi aku tinggal di klinik medis, sambil mengambil beberapa buku kedokteran dasar dan mempelajarinya.

Saat siang hari, aku pergi ke jamuan makan, Selvi mengajak Alvia untuk duduk bersamaku.

Rizki dan Sarwendah melakukan upacara di atas dan dibawah sedang bersorak. Aku harus mengatakan bahwa mereka berdua sangat tampan dan cantik, benar-benar keluarga yang setara.

Aku bahkan ... sedikit cemburu.

Aku menarik perhatianku dan memandang Selvi dan Alvia, aku bisa merasakan bahwa keduanya juga cemburu.

Alvia berpikir dalam hatinya, "Pernikahanku di masa depan pasti harus lebih megah dari pernikahan mereka."

Selvi berpikir dalam hatinya, "Gilang termasuk orang yang baik. Jika aku bisa meninggalkan keluarga Pota dan tinggal bersamanya, pasti akan lebih baik."

"Aku tidak butuh pernikahan yang megah, aku hanya butuh pria yang bisa memperlakukan diriku dengan baik."

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu