Penyucian Pernikahan - Bab 228 Deklarasi Keterlibatan

Rasputin hendak memuntahkan darah karena marah, dia juga seorang bos, bagaimana dia bisa begitu terhina.

Terakhir kali dipukuli oleh Mahmud dan aku. Hari ini, dia ditekan olehku lagi, masih diusir olehku, seperti ampas tidak berguna!

Rasputin dan sekretaris akhirnya bangun. Tubuh Rasputin gemetar, matanya penuh dengan urat merah dan dia menatapku dengan emosi, suaranya sangat dingin "Gilang, kamu kejam!"

"Aku mengeluarkan 10 Miliar untuk membantu desamu, kamu sangat kasar padaku!"

"Gilang, tunggu pembalasanku !!"

"Ayo pergi!"

Rasputin berkata dengan meledak-ledak, dengan wajah kesal pergi dengan sekretarisnya.

Phedot berjalan mendekat dan ingin mengatakan sesuatu, Rasputin langsung mengibaskan lengan Phedot dan pergi dengan cepat.

Sudut mulut wakil hakim daerah berkedut, Rasputin sudah pergi, dia tinggal di sini tidak berpengaruh, juga tidak berguna baginya untuk mendukung Chudak sekarang.

Wakil hakim daerah berbicara "Penduduk desa, aku di sini hari ini untuk mengunjungi guruku dan menghadiri pertemuan pemilihan."

"Urusan kota relatif sibuk. Aku tidak bisa tinggal lama. Pemilihan hampir selesai sekarang dan sisanya diserahkan kepada walikota."

Wakil hakim daerah bangkit dan mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang di mimbar dan penduduk desa.

Dia diundang oleh Phedot. Sekarang kesimpulannya sudah pasti. Dia tetap di sini dan hanya akan terhina di wajahnya, jadi dia segera pergi.

Di podium sekarang, semua orangku.

Aku menang!

Chudak dikalahkan!

Ketika semua orang mengantar wakil hakim daerah untuk pergi, ponsel aku berdering, berdering dua kali lalu mati.

Aku mengeluarkan ponselku dan melihat nomor yang tidak dikenal dan kemudian aku menerima pesan teks yang tidak dikenal.

Ada video setelah pesan teks, juga menambahkan teks.

Teksnya berbunyi: Jika kamu menjadi kepala desa hari ini, aku akan membeberkan video ini.

Apa yang terjadi? Aku memiliki firasat buruk di hatiku.

Aku mengklik videonya dan itu menunjukkan aku dan Selvi. Aku memeluk Selvi di tempat tidur dan kemudian mematikan lampu. Segera ada suara terengah-engah dari kami berdua ...

Aku buru-buru menurunkan volume suara HP ...

Ini adalah video Selvi dan aku berhubungan seks di kamarku malam itu!

Videonya sepuluh menit.

Aku melihat ke arah Chudak, yang menatapku dengan tajam.

Itu si setan Chudak!

Ada Dewi Danau, siapapun yang mendekati rumahku dapat diketahui Dewi Danau, Bagaimana dia bisa mengambil foto-foto ini?

Pintu dan jendela ditutup. Bagaimana cara mendapatkan gambar di dalamnya? Dari sudut pandang, sepertinya diambil dari ruang sambil berdiri.

Mungkinkah ... kamera cctv!

Aku tidak ada di rumah beberapa hari yang lalu, pasti Chudak yang diam-diam memasang kamera di rumahku!

Aku membalas pesan teks: Mengapa kamu ingin melakukan ini.

Chudak dengan cepat membalas pesan teks: Awalnya ingin tahu rencana dan kartu truf apa yang kamu miliki, jadi kami bisa memberikan balasan yang sempurna. Aku tidak pernah berpikir bahwa kamu akan bermain-main dengan seorang janda. Aku tidak pernah berpikir untuk menggunakan metode tercela ini. Aku cuma bepikir hari ini aku bertekad untuk menang.

Ini semua kamu yang paksa aku, Gilang, berikan aku posisi kepala desa. Aku menyalin banyak salinan video. Jika kamu tidak mengizinkan aku, aku akan segera menyebarkannya!

Tampaknya ini adalah kartu truf asli Chudak!

Aku menang, tetapi di saat-saat terakhir, Chudak melemparkan bom waktu untukku!

Bom ini akan meledakkanku!

Sialan Chudak!

Apa yang harus kulakukan sekarang!

Aku dalam keadaan bingung. Jika video ini disebar, berarti aku dan seorang janda telah melakukan perzinahan. Orang-orang di desa sangat konservatif dan sama sekali tidak bisa mentolerirnya.

Pada saat itu, tidak hanya akan menyakiti aku dan Selvi, tetapi juga akan membuat malu keluarga Pota!

Ada masalah dengan karakterku, masalah ini terungkap, Kak Trias dan walikota juga tidak dapat berbicara untuk mendukungku!

Karena ini salahku!

Sebuah video akan membuatku mati!

Aku juga tidak bisa menjadi kepala desa!

Aku jadi sangat cemas!

Dewi Danau berkata pada saat ini "Jangan khawatir tentang masalah ini. Masalah ini akan diselesaikan sebelum Chudak mengekspos videonya. Kemudian, video di tangan Chudak tidak akan berguna."

Dipecahkan sebelum disebar, dia akan menyebarnya sekarang!

Chudak berkata bahwa dia menyalin banyak salinan dari video tersebut dan sekarang tidak ada gunanya merebut teleponnya.

Aku tidak punya waktu untuk menangani masalah ini sekarang.

Aku memiliki perasaan seperti memukuli kapas di lubuk hatiku. (apapun tidak berguna)

“Kamu sudah lama bersamaku, masih sangat bodoh.” Dewi Danau berkata “Teruslah memikirkannya, tidak terpikir ya udah, aku juga tidak akan membantumu.”

Tidak bisakah memberi tahu aku secara langsung? Minta aku berpikir?

Pikiranku berputar cepat, menganalisis situasi saat ini, menganalisis hubungan antara aku dan Selvi, hubungan antara keluarga Pota dan keluarga Maharani.

Setelah semua orang mengantar hakim daerah pergi, kembali duduk di mimbar. Pada saat ini, aku akhirnya memikirkan jalan.

Ini ide yang buruk, tetapi bisa menyelesaikan masalah.

Setelah semua orang naik mimbar, Rahmat dan walikota mengundangku untuk duduk di mimbar.

Pemandangan itu dengan cepat menjadi tenang dan setiap penduduk desa tahu di dalam hati bahwa aku, Gilang, adalah kepala desa berikutnya.

Rahmat adalah tuan rumah pertemuan. Dia menggerakkan mikrofon ke depan, dengan senyum di wajahnya dan berkata "Hari ini, Gilang menyumbangkan 20 Miliar untuk desa dan dia bergandengan tangan dengan Trias untuk membangun desa kita secara bertahap menyelesaikan masalah desa kita. "

Rahmat sangat pintar. Dalam pertengkaran aku sebelumnya dengan Rasputin, aku sudah menambah sampai 40 Miliar. Rahmat tidak menyebutkan uangnya, hanya 20 Miliar pertama, hanya saja 20 Miliar yang sudah disebut di depan orang ini tidak bisa ditarik kembali.

Mengenai masalah uang, semua penduduk desa setuju dan penduduk desa tidak bisa bilang kamu mau kasih 40 Miliar, tetapi kok sekarang cuma 20 Miliar?

Jika melakukan ini, pasti akan menjadi tontonan semua orang.

"Terlalu banyak basa-basi, aku tidak akan bicara lagi. Singkatnya, Gilang pantas disebut sebagai kepala desa kita!"

"Selanjutnya, Pak Walikota mengumumkan kepala desa kita berikutnya!"

Ada tepuk tangan meriah.

Ekspresi Chudak sangat jelek, dia memegang ponsel di tangan kanannya, menunjuk ke arahku secara diam-diam dan menunjukkannya kepadaku.

Walikota hendak mengumumkan, aku berdiri dan berkata "Tunggu sebentar!"

Semua orang menatapku dengan sedikit terkejut, bahkan jika aku ingin berbicara, aku harus menunggu walikota mengumumkan, baru kepala desa berhak berbicara.

Aku berkata "Sebelum walikota menyatakan kepercayaan kepala desa padaku, ada satu hal yang sangat penting untuk aku sampaikan kepada kalian."

Wajah Chudak mulai tersenyum lagi, dia mengira aku akan mengundurkan diri dari posisi kepala desa.

Aku ditakdirkan untuk membuat dia kecewa.

Setelahnya penduduk desa tenang.

Aku berdehem dan melihat Selvi yang bersama Alvia di antara kerumunan yang padat dan tersenyum pada Selvi.

"Selvi, silakan datang!"

Semua orang tercengang ketika mendengar aku memanggil nama Selvi dan melihat ke arah Selvi dan wajah Chudak juga penuh dengan kecurigaan, tidak tahu apa yang akan aku lakukan.

Aku keluar dari mimbar dan Selvi berjalan ke arahku.

Aku berjalan langsung dan mengangkat tangan kanan Selvi!

"Hari ini, selain mendanai 20 Miliar, aku memiliki satu hal lagi untuk diumumkan."

"Hari Nasional 1 Oktober, aku ingin bertunangan dengan Selvi!"

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu