Penyucian Pernikahan - Bab 36 Pijatan Yang Kedua

"Kak Tya. Ini tidak bagus kan ya? Lagipula, hubungan kita tidak dekat. "Dan kamu adalah seorang janda. Jika berita ini menyebar... Hal itu tentu tidak baik untuk reputasi siapapun...

Setelah Tya mendengar apa yang aku katakan dia hanya duduk dan menutupi wajahnya sambil menangis "Gilang, aku tahu, aku adalah seorang janda yang setiap hari datang menghampirimu dan kamu hanya akan menganggap aku sebagai bahan tertawaan "

"Tidak seperti itu kak Tya, tidak akan ada yang mentertawakanmu " Aku menggelengkan kepala dengan cepat, menunjukkan bahwa tidak mungkin terjadi hal seperti itu.

"Jadi... Gilang..." Tya meraih tanganku. Dan mulai menggapai pakaianku, "Apakah kamu akan membantu kakak iparmu ini?"

Aku menelan ludah, merasakan seluruh tubuhku mulai panas.

"Oke, kamu berbaringlah. "Aku berkata tanpa daya. Bayangan wajah Tya langsung menghilang. Dia berbaring di atas tempat tidur, namun aku masih teringat bayang-bayang wajah Tya yang merona, layaknya bunga lembut yang menunggu untuk dipetik.

Tya dan aku saling memandang, dia memalingkan muka dengan malu-malu. Ada perasaan aneh di hati aku. Pinggang Tya sangatlah ramping, sangat halus saat disentuh, jari-jariku bergerak ke atas dengan cekatan, membuatnya hilang kendali dan dia mulai mendesah.

Aku menyadari bahwa pakaian Tya hari ini juga cukup menggoda, dengan kerah yang cukup terbuka lebar,sampai aku bisa melihat kedalamnya.

Aku mulai menaruh tanganku di payudaranya. “Ahhhh...ehehm… Nikmat sekali.” Ucap Tya sambil menggigit bibirnya yang kemerahan.

Kulihat jari kaki Tya meringkuk tidak terkendali, jari jari di tangannya pun mengikuti. “Ahhhh..ehmehm... Ehm ah gilang, bisakah kamu memuaskanku? "Kata Tya. Tidak terduga Tya akan suka jika ada perasaan suka seperti ini? Aku menggunakan tenaga, tubuh Tya tidak dapat menahannya dan menggeliat menggosok sikutku.

Tubuhku memanas seperti api yang diberi minyak. "Gilang, tanganmu sangat besar, sangat enak buat memijat aku. "Tya berkata dengan nafas terengah-engah. Tya mengangkat kepalanya sehingga terlihat lehernya yang indah, sungguh rasanya ingin membuat orang menggigitnya.

“Ehmehm..ahhhhh... Gilang, kakak sangat kesepian untuk waktu yang sangat lama terutama pada malam hari, tidak ada orang disampingku, aku sangat kesepian.” Tya sambil menangis. Aku tidak dapat berbicara, atau lebih tepat nya tidak tahu harus berkata apa.

"Gilang, gilang, maukah kau menciumku? "Tya menatapku dengan penuh kasih sayang, terlihat matanya masih berkaca-kaca

"Gilang, apa yang kamu tunggu? Apa yang masih kamu ragukan?” Dewi Danau yang ada di tubuhku berkata padaku

"Aku……"

"Gilang, apakah kamu ini laki-laki ? Cepat lakukan, bagaimana kamu bisa melatih kemampuan mengumpulkan jiwa perawan kalau kamu masih membuang-buang waktu terus ?” Dewi Danau berkata lagi memang, aku sudah tidak tahan lagi, Tya tampak seperti menungguku, dengan kerahnya yang terbuka lebar masih terlihat sisa-sisa gigitan di lehernya pipi basah Tya memerah, telinga dan lehernya juga berwarna merah muda, pemandangan erotis seperti itu ada di depan mata aku.

Benang kesabaran terakhir di kepalaku akhirnya putus. Hatiku sudah mengambil keputusan, aku segera melepas pakaianku dan melemparkannya ke lantai. Aku mulai berskamur kearah Tya, udara sekitar mulai terasa sangat panas.

Akhirnya aku menembus pertahanan Tya yang terakhir, aku membuka kakinya dan sudah terlihat sangat basah, aku menarik nafas dalam-dalam,dan itu terasa sangat wangi.

"Dok! Dok!Dok!"

Tiba-tiba, ada yang menendang-nendang pintu. Suaranya sangat keras, aku sangat takut karena mungkin beberapa kali ditendang lagi pintu akan roboh, pintunya terus ditendang dengan keras. Tya dan aku gemetar pada saat bersamaan, saling menatap selama dua detik, akhirnya aku bangkit namun ditahan oleh Tya, sangat nyaman saat dipeluk dengan kencang oleh Tya, aku jadi tidak mau bangkit,dan tetap berbaring bersama Tya.

Tya terbatuk. Berteriak: "Siapa itu?"

"Dok! Dok! Dok !" Mereka tidak menjawab, membuat tendangan di pintu semakin keras.

"Coba pergi liat deh!!" Kataku.

Aku benar-benar ingin membunuh orang yang terus menendang pintu itu! Karena sudah menakuti Tya akhirnya aku bangkit dan mengumpulkan keberanian untuk menghampirinya, belum saja mulai menikmati waktu indah bersama Tya, tapi sudah disela oleh bajingan itu.

Tya berbisik, "Kamu tetap di sini, aku yang akan melihat. " Setelah Tya berpakaian, dia pergi keluar. Aku merasa ada yang tidak beres, aku juga mulai berpakaian lengkap, untuk berjaga-jaga.

“Siapa?” Tya membuka pintu. Bertanya dengan marah. Lalu, aku mendengar dia terkejut dan berkata:

"Kenapa kamu disini?"

Novel Terkait

Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu