Penyucian Pernikahan - Bab 116 Mengumpulkan Hak Suara

Setelah menutup telepon, suasana hatiku sangat buruk, Kak Trias seperti keluargaku, Hasan yang bajingan ini, ternyata dia melakukan hal seperti ini di belakang Kak Trias.

Dan Kak Trias akan menikah bulan depan, setelah dia menikah, desa akan secara resmi mulai dibangun.

Aku tidak boleh membiarkan Kak Trias menikah dengan Hasan!

Mengenai masalah Pargiyo, aku pikir aku harus membantunya, aku tidak boleh membiarkan rencana para penjahat berhasil.

Ketika aku berumur tujuh tahun, orang tuaku mengalami kecelakaan dan aku menjadi yatim piatu, aku tumbuh besar dengan makan beras para penduduk desa, aku selalu mengingat kebaikan para penduduk desa.

Ketika aku masih muda, Pargiyo sangat baik padaku, setiap kali aku pergi ke rumahnya, istrinya akan memasak makanan favoritku dan bahkan memberiku uang saku.

Aku telah berkali-kali dibully, namun begitu Pargiyo tahu, dia selalu membantuku.

Meminum air harus memikirkan sumbernya, aku tidak akan membiarkan Pargiyo terjadi sesuatu.

Aku segera pergi ke rumah Pargiyo, Pargiyo dan istrinya melakukan usaha kecil di kota, Ibu Pargiyo telah meninggal beberapa tahun yang lalu, hanya ayahnya yang sudah lanjut usia yang ada di rumah.

Aku pergi ke rumah Pargiyo dan meminta nomor telepon Pargiyo pada Ayah Pargiyo, Ayah Pargiyo kurang suka denganku, karena aku sebelumnya pernah menjadi pencuci.

Setelah aku mendapatkan nomor telepon, aku segera menelepon Pargiyo.

Pargiyo sangat terkejut ketika mendengar suaraku.

“Gilang, kamu sudah membeli ponsel ya.” Suara Pargiyo sangat ramah.

Aku berkata "Paman Giyo, sejak kamu pergi ke kota untuk berbisnis, kita sudah lama tidak bertemu, apakah bisnismu berjalan dengan lancar?"

"Aku baik-baik saja." Pargiyo berkata: "Kamu meneleponku, apakah ada sesuatu?"

Aku terus terang berkata "Paman Giyo, ada sesuatu yang sangat penting yang ingin aku bicarakan denganmu."

"Oh? Ada apa? Kamu katakan saja." Pargiyo berkata: "Kamu katakan saja."

Aku berkata "Masalah ini harus dibicarakan secara langsung, Paman Giyo, aku akan pergi ke kota untuk mencarimu sekarang."

“Ada apa denganmu? Ada masalah apa, apakah tidak bisa dibicarakan di telepon?” Pargiyo tersenyum: “Paman tahu kamu berada dalam situasi yang buruk sekarang, aku juga mendengar tentang beberapa hal yang terjadi di desa, karena Paman akhir-akhir ini juga mengalami banyak hal dan Paman sedikit kewalahan dengan masalah sendiri, sehingga Paman tidak banyak membantumu.

Aku mengerti, Perusahaan Sentosa ingin membangun gedung dan menghancurkan toko Pargiyo, namun ada masalah dengan kompensasi. Oleh karena itu, Perusahaan Sentosa meminta Komisioner Syafarudin untuk menangani Pargiyo, Pargiyo benar-benar sangat sibuk.

"Gilang, jika kamu mengalami kesulitan, katakan saja, jika Paman bisa membantu, Paman pasti akan membantumu."

"Paman tidak takut pada orang yang kuat dan berkuasa itu, jika kamu butuh uang, kamu buka mulut saja, uang besar paman tidak ada, tapi uang kecil paman masih ada."

Ketika mendengar apa yang dikatakan Pargiyo, aku sangat terharu.

Pargiyo masih memperlakukanku sebagai seorang anak dan akan menjagaku ketika aku terjadi sesuatu.

Aku berkata: "Paman Giyo, apa yang ingin aku katakan bukanlah urusanku, tapi urusanmu."

"Kamu sekarang berada dalam situasi yang sangat berbahaya, Komisioner Syafarudin mau menanganimu, hal-hal ini melibatkan Perusahaan Sentosa dan bahkan... nyawamu terancam."

"Kita harus berbicara secara langsung."

Pargiyo terkejut saat mendengar perkataan ini "Gilang, bagaimana kamu bisa tahu hal-hal ini? Siapa yang memberitahumu?"

Aku berkata "Paman Giyo, aku pergi mencarimu, bolehkah kita berbicara secara langsung? Benar-benar tidak nyaman untuk berbicara di telepon."

Pargiyo berkata: "Desa akan memilih seorang pencuci pada lusa hari, aku awalnya berencana kembali besok pagi, karena ada sesuatu, maka aku akan kembali sekarang, aku punya mobil, tidak nyaman bagimu untuk datang.

Pargiyo memiliki mobil van untuk mengantar barang.

Aku memberitahu Pargiyo bahwa aku berada di rumah sakit, jadi dia bisa langsung datang mencariku.

Aku sedang menunggu Pargiyo di rumah sakit, Dewi Danau berkata "Kamu menelepon Mahmud juga, Mahmud telah menjadi bawahanmu dan membantumu melakukan banyak hal, kamu harus memberitahu dia tentang hal-hal ini."

"Di masa depan, banyaklah bergaul dan berteman dengan penduduk desa untuk menarik mereka ke sisimu."

Aku mengerti apa yang dimaksud Dewi Danau, jika aku tidak menggunakan kekerasan, kekuatanku sendiri terlalu kecil.

Jadi aku menelepon Mahmud dan membiarkannya datang.

Aku mengobrol dengan Mahmud, Mahmud memang jahat, kekurangannya adalah suka dengan wanita cantik, ingin menghasilkan banyak uang dan dia masih merupakan pria yang tangguh.

Mahmud merupakan orang jahat, tapi dia bukan tipe penjahat yang licik, dia juga tidak munafik dan tidak tahu malu seperti Gusnur dan Kepala Desa.

Dengan perkataan Dewi Danau, Mahmud masih bisa diselamatkan, selama melatihnya dengan baik, dia akan melakukan banyak hal untukku.

Empat puluh menit kemudian, terdengar suara ketukan di pintu dan Pargiyo datang.

Pargiyo membeli buah-buahan dan makanan ringan, semua ini merupakan makanan favoritku.

Dan dia juga menyiapkan uang dua juta rupiah, kemudian memasukkannya ke dalam tanganku, ada arus hangat di dalam hatiku.

Pargiyo sama seperti namanya, sangat tinggi dan kuat, namun dia sangat baik dan jujur.

Pargiyo melihatku dan Mahmud bersama, dia sedikit bingung dan memelototi Mahmud dengan ganas.

Hanya sedikit orang di desa yang suka Mahmud, Mahmud sangat malas dan dia mengenal beberapa gangster di kota, jika bukan karena keluarganya membujuknya, dia sudah pergi ke kota bekerja dengan gangster.

Mahmud sedikit canggung "Paman Giyo, aku tidak berhutang uang padamu, kenapa kamu menatapku dengan tatapan seperti itu?"

Pargiyo duduk di kursi dan memarahinya: "Mahmud, bukan aku ingin memarahimu, kamu tidak pernah melakukan hal-hal serius sepanjang waktu, jika kamu terus seperti ini, cepat atau lambat bisnis Keluarga Pota akan dihabiskan olehmu."

Mahmud segera marah, dia menepuk meja dengan kuat, aku menoleh dan menatap Mahmud dengan dingin, Mahmud merasakan tatapanku, dia tiba-tiba terdiam dan duduk kembali.

Pargiyo terkejut melihat pemandangan ini dan aku berkata: "Paman Giyo, Mahmud telah berubah dan akan mengikutiku di masa depan."

Pargiyo menatapku dengan hati-hati, melihatku dari kepala sampai kaki dan berkata dengan kaget: "Gilang, kamu telah berubah."

"Kamu telah banyak berubah."

Mahmud merupakan gangster kecil di desa, namun dia patuh padaku, di desa kami ini, orang yang bisa membuat Mahmud patuh padanya hanyalah aku.

Aku tersenyum dan berkata "Paman Giyo, aku telah berubah, aku tidak boleh tidak berubah, kalau tidak orang jahat akan habis menelanku tanpa meninggalkan tulang."

Selanjutnya, kami membahas masalah tentang Pargiyo.

Aku langsung ke pokok permasalahan dan memberitahu Pargiyo tentang pemilihan pencuci, Mahmud berkata "Paman Giyo, aku yang mendapatkan berita tentang masalah ini."

"Kali ini aku dan Gilang akan membantumu."

Mahmud memanggil namaku ketika ada orang dan memanggilku bos ketika tidak ada orang.

Wajah Pargiyo tiba-tiba menjadi ketakutan "Bajingan tua ini, mengapa dia mau melakukan hal seperti ini? Mengapa dia ingin aku menjadi pencuci!"

"Dia bahkan memberi manfaat kepada penduduk desa dan mengumpulkan hak suara, aku mau bertanya padanya!"

Pargiyo bangun dan hendak pergi mencari Kepala Desa, aku buru-buru meraih lengan Pargiyo dan berkata "Paman Giyo, kamu jangan khawatir, masalah ini belum diklarifikasi."

Pargiyo sangat marah "Masalah ini sudah sangat jelas! Aku mau pergi mencari Kepala Desa! Beberapa tahun yang lalu, aku sangat baik padanya, tetapi sekarang dia memperlakukanku seperti ini!"

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu