Penyucian Pernikahan - Bab 16 Berniat Lain

“Dia bukannya tidak mampu ya ? Kamu hanya perlu keluarkan pakai tangan saja. Kalau sudah berhasil, aku akan memberimu uang dua ratus juta lagi.” Rizki berkata.

Sarwendah ragu sejenak dan berkata :”Baik. Kita sepakat.”

Aku merenung sejenak, akhirnya memutuskan untuk menghukum pasangan jalang ini pada saat itu.

Setelah batuk sekilas, aku bertanya dengan nada nyaring :”Ada yang di rumah ?”

Sejenak kemudian, Sarwendah keluar bersama Rizki.

Aku juga mengutarakan niat kedatanganku.

Sarwendah mengeluarkan kunci dari rumah dan memberikan kepadaku, setelah itu tertawa menghina :”Gilang, kamu hebat juga ya, bahkan sudah menjadi anjing pelihara keluarga Ahmad.”

“Mulut anjing memang hanya bisa menggonggong.” Aku menerima kunci dan langsung berbalik badan untuk pergi.

“Sebentar !” Sarwendah membentak dengan kuat, “Kamu sedang bilang apa ? Bilang sekali lagi ?”

“Ehm ---tenang, tenang.” Rizki buru-buru meredakan suasana dan memberikan sebatang rokok kepadaku, setelah itu tertawa palsu dan berkata, “Dik Gilang, aku pertama kalinya ke sini, malam ini cari waktu kita minum bersama ?”

“Tidak tertarik.” Aku naik kendaraan dan bersiap-siap untuk pergi.

Rizki menahanku dan berkata :”Kalau kamu mau datang, aku boleh memperkenalkan pekerjaan yang baik untukmu.”

“Serius ?” Aku pura-pura percaya.

“Tentu saja serius.” Rizki berkata.

“Boleh.”

Wajah Rizki menampakkan kesenangan, setelah itu berkata lagi :”Nanti kamu sekalian mengajak Selvi saja, aku suruh Sarwendah jam delapan malam ini menyiapkan hidangan untuk menanti kedatangan kalian.”

“Selvi mungkin tidak mau datang.” Aku berkata.

Rizki lanjut berkata lagi :”Kalau kamu bisa mengajaknya, aku akan kasih kamu uang empat ratus ribu.”

Setelah itu Rizki mengeluarkan uang dan sengaja melambaikan di hadapanku.

Pada saat aku ingin menolaknya, suara Dewi Danau tiba-tiba muncul di samping telingaku :

“Terima saja, boleh membalas mereka dengan strategi mereka sendiri, sekalian merengut keperawanan Sarwendah.”

“Bagaimana merengutnya ?” Aku bertanya di dalam hati.

“Sampai saat itu akan ada caranya.” Dewi Danau berkata lagi.

Setelah berpikir sejenak dan melihat Rizki yang sedang menatapku dengan tatapan penuh harapan, aku mengangguk setuju, “Ini kamu yang bilang ya, sini uangnya.”

“Kasih setengah dulu.” Rizki memberikan uang dua ratus ribu kepadaku, lalu menepuk pundakku dan berkata, “Serahkan padamu ya sahabatku.”

Setelah tiba di kebun jagung, aku memindahkan semua jagung ke atas kendaraan dan berkata pada Selvi :”Sarwendah dan pacarnya ajak kita minum bersama di rumahnya.”

“Tidak mau !” Selvi langsung menolaknya.

“Kalau pergi bisa memainkan permainan yang seru ?” Aku bertanya lagi.

“Apa maksudmu ?” Selvi balik bertanya.

“Kalau kamu mau pergi, dia akan memberikan uang kepada kita,” Aku memperlihatkan uang dua ratus ribu yang diberikan oleh Rizki ke hadapan Selvi.

Selvi berkata :”Mereka bukan orang bodoh juga, mengajak kita makan dan minum, lalu kasih kita uang lagi.”

“Mereka tentu saja bertujuan.” Aku menceritakan niat busuk Rizki kepada Selvi.

Selvi sangat emosi setelah mendengarnya. “Mau meniduri aku pula, jangan berharap lagi !”

“Kalau begitu bukannya harus menghukum mereka ya ?” Aku mengambil kesempatan untuk berkata.

“Bagaimana menghukumnya ?” Selvi bertanya.

“Asalkan kamu mau pergi bersamaku, sampai saat nanti aku ada solusi untuk menghajar mereka. Tugasmu adalah melindungi dirimu sendiri, Rizki memiliki sejenis obat aneh, asalkan menyemprot ke arahmu, kamu akan menuruti segala permintaannya. Makanya jangan tergoda dengannya.” Aku mengingatkan Selvi.

“Tenang saja, dia tidak akan berhasil.” Selvi berkata, lalu mengeluarkan ponsel dan berkata :”Aku panggil Alvia untuk pergi bersama.”

“Tidak perlu lagi.” Aku pusing sekali.

Namun Selvi malah telah menghubungi ponselnya Alvia. Dia berkata kepada Alvia bahwa malam ini akan makan di rumah Sarwendah.

“Aku tidak mau pergi, bokong masih sakit. Gilang yang sialan ini, aku benci kali padanya !” Suara Alvia yang sengsara muncul dari ponsel.

Setelah memutuskan sambungan telepon, Selvi bertanya padaku dengan nada tegas :”Kamu pria mesum, kenapa mau mencelakai Alvia ?”

“Bukan aku yang mencelakai dia, tetapi dia yang duduk sendiri pada tubuhku. Kamu bukannya tidak tahu kejadian semalam juga.” Aku merasa tertuduh.

“Sudahlah.” Selvi melambaikan tangan dan berkata, “Kamu bahkan bisa menyelesaikan Alvia, tandanya masih ada sedikit kemampuan. Sarwendah bukannya bersekongkol dengan pacarnya untuk meniduri aku ya ? Malam ini, kamu yang meniduri dia !”

“Ini…” Dalam hatiku berkeringat dingin. Niat membalas dendam dari seorang wanita memang kuat sekali. Ke depannya jangan sampai bersalah terhadap wanita.

“Kalau kamu berhasil meniduri Sarwendah, besok panen jagung aku tidak akan bermalas-malasan lagi, dan akan panen bersamamu.” Selvi berkata dengan serius.

“Boleh, aku usahakan.” Padahal memanen jagung adalah pekerjaan kami berdua, sekarang seolah-olah menjadi pekerjaanku sendiri pula.

Setelah mengantar jagung ke rumah Rahmat, aku dan Selvi juga sudah selesai mandi, sebuah mobil kecil perlahan-lahan berkendara ke arah kami.

Sarwendah dan Rizki duduk di dalam mobil, katanya hidangan makan malam telah siap, dan menyuruh kami pergi ke rumahnya.

Setelah tiba di rumah Sarwendah, kami baru mengetahui bahwa suami istri kepala desa sedang di dalam kota, sehingga malam ini hanya menyisakan Sarwendah dan Rizki yang berada di rumah.

Aku melihat saku celana Rizki sedang menyimpan sesuatu, sehingga sengaja mendekati tubuhnya, lalu mencuri barang tersebut dengan gerakan lincah, setelah itu aku menyuruh Rizki memberikan sisa uang dua ratus ribu kepadaku, Rizki berkata dengan nada malas :”Buat apa buru-buru ? Selesai makan akan kasih.”

Hidangan makan malam sangat mewah, Sarwendah menyuruh koki besar di desa untuk memasaknya dan mengantar ke sini. Di atas meja masih ada dua botol alkohol.

Rizki sudah mulai membujuk aku dan Selvi untuk minum bir.

Aku dan Selvi telah mengetahui trik Rizki, sehingga sudah nekat tidak akan meminumnya.

Rizki duduk di sampingku dan berkata :”Aku merasa kamu lumayan bagus, besok aku cari pekerjaan baru untukmu, kamu bekerja untukku, satu bulan ada empat juta. Bagaimana ?”

“Pekerjaan apa ?” Aku bertanya.

“Kamu hanya perlu ikut di sisiku saja, kamu bekerja apa saja sesuai perintahku. Setiap kalinya kalau ada yang mennyuruhmu Nyuci, kamu harus menghubungiku di waktu pertamanya.”Rizki berkata.

Aku mengerti seketika, Rizki memang berniat lain, tujuan dirinya adalah ingin mewakili aku pada saat malam Nyuci.

“Lihat kondisinya dulu.” Aku menjawabnya dengan nada tidak peduli.

Rizki menepuk pundakku dan berkata :”Aku bukannya masih ada uang dua ratus ribu yang masih belum kasih ke kamu kan ? Aku suruh Sarwendah ambil kasih kamu.” Setelah selesai bicara, Rizki memberikan sebuah isyarat mata kepada Sarwendah.

Sarwendah mengerti seketika, lalu berdiri dan berkata :”Kamu ke sini.” Sarwendah berjalan ke luar pintu.

Aku melirik sekilas pada wajah Selvi, lalu mengikuti Sarwendah untuk datang ke luar pintu, Sarwendah baru menghentikan langkahnya ketika tiba di mobil kecil yang memarkir di halaman.

Malam ini Sarwendah mengenakan rok pendek warna putih yang ketat, membuat lengkungan pinggul Sarwendah menjadi tampak sempurna, kedua kaki panjangnya putih dan mulus, aku yang melihatnya diam-diam memuji di dalam hati, benar-benar salah satu dari tiga bunga desa, kecantikannya tidak kalah dengan artis yang berada di dalam sinetron.

Meskipun bentuk tubuhnya dan kecantikannya sangat sempurna, namun malah memiliki hati yang jahat dan berdarah dingin.

Aku sangat jelas, meskipun kelihatannya dia ingin memberikan uang dua ratus ribu kepadaku, namun kenyataannya dia hanya ingin mendapatkan spermaku.

Setelah kepikiran dengan hal yang akan aku lakukan bersama Sarwendah, jantungku semakin berdetak kencang.

Setelah tiba di samping mobil kecil, Sarwendah membuka pintu belakang mobil dan berkata padaku :”Kamu masuk dulu.”

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu