Penyucian Pernikahan - Bab 6 Di Atas Gunung

Kaki Selvi bergemetaran, dan dia bertanya dengan marah: “Kamu……kamu kenapa masih belum mengisapnya?”

“Iya, iya.” Aku memencet di area sekitar lukanya, dan darah berwarna hitam pun sedikit keluar, aku menghela nafas panjang, kemudian aku pun mengisap darah di lukanya.

Ketika darah di lukanya masuk ke dalam mulutku, rasanya sangat pahit dan amis, aku hampir ingin muntah, lalu aku pun segera memuntahkannya di atas tanah.

Melihat darah itu yang sangat jijik, aku sungguh tidak ingin mengisapnya lagi, tetapi ketika melihat wanita cantik yang berbaring di hadapanku, aku berpikir sejenak, aku sebagai seorang pria bagaimana mungkin tidak menolongnya?

Memikirkan ini, aku segera menganggap darah hitam amis yang tersisa di dalam mulutku itu rasanya manis, aku pun menindih di atas tubuh Selvi, dalam sekaligus, aku mengisap darah di lukanya sebanyak sepuluh kali, dan memuntahkannya di atas tanah, akhirnya darahnya pun sudah berubah menjadi warna merah, aku masih belum menyadarinya, hingga Selvi mengerang kesakitan, aku baru menghentikannya, kemudian aku merasakan lidahku menjadi mati rasa, dan sangat pusing.

Lalu aku duduk di atas tanah untuk beristirahat sejenak, dan berpikir, meskipun darahnya sudah dikeluarkan, tetapi di dalam tubuhnya pasti masih terdapat racun yang tersisa, yang harus dihilangkan dengan menggunakan obat. Memikirkan ini, aku pun segera bangkit, lalu aku melihat ke sekeliling, dan aku pun berhasil menemukan daun Paris polyphylla. Aku sangat senang, kemudian aku pun menghancurkan daun itu, dan mengoleskannya di atas luka Selvi dengan hati-hati.

Karena Selvi sedang berbaring, celananya tidak bisa ditarik, jadi aku hanya dapat memeluknya, dan mengenakan celananya dengan baik.

Setelah mengenakan celananya, aku sudah terengah-engah, dan aku pun berpikir, apakah aku keracunan juga?

Kemudian, tiba-tiba aku merasakan sebuah kekuatan yang perlahan naik dari bagian bawah pusarku, setelah itu mati rasa di lidahku pun perlahan menghilang, bahkan aku pun menjadi lebih semangat.

Aku terkejut, kemudian suara Dewi Danau pun terdengar lagi.

“Racun ular ini tidak bisa dikatakan apa-apa. Bukannya kamu ingin menjadi lebih kuat? Saat ini wanita yang berada di hadapanmu ini adalah seorang wanita perawan, jika kamu mendapatkan Jiwa Perawan wanita ini, maka akan dapat meningkatkan maskulinitas kamu.”

Aku bertanya di dalam hati, “Pelet Perawan ?”

“Kurang lebih.”

“Apakah setelah menidurinya, sudah dapat mendapatkan Jiwa Perawan nya? Jika aku dapat meningkatkan maskulinitas aku, apakah akan ada keuntungan lain bagiku?”

Dewi Danau berkata: “Trik ini bernama Pelet Perawan, jika kamu melakukannya berdasarkan yang aku katakan, kamu baru akan berhasil mendapatkan Jiwa Perawan nya. Ketika mendapatkan Jiwa Perawan nya, tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan seksual kamu, tetapi juga akan membuatmu menjadi semakin kuat, bahkan dapat mengetahui seorang wanita dengan mencium aromanya.”

“Mengetahui seorang wanita dengan mencium aromanya?”

“Iya, dapat mengetahui rahasia di dalam tubuh seorang wanita.”

Aku semakin terkejut, trik ini sangat berguna. Aku pun segera meminta Dewi Danau untuk mengajariku.

Dewi Danau berkata: “Trik ini hanya dapat diajarkan kepada kamu ketika kamu sedang melakukannya.”

Aku melihat Selvi, dia tampaknya sedang tidur. Aku pun berjongkok di sampingnya dengan pelan, dan menatapnya, saat ini dia adalah orang tercocok.

Terdapat suara gema di telingaku:

“Lepaskan pakaiannya, dan menidurinya.”

Aku pun mengulurkan tanganku dengan tidak terkendali, untuk melepaskan celananya.

Tetapi baru saja menyentuh kancing celananya, Selvi tiba-tiba mendengus. Aku pun segera melepaskannya.

Selvi digigit oleh ular, aku baru saja mengeluarkan racunnya, jika saat ini menidurinya, bukannya mendapatkan keuntungan dari penderitaannya?

Lebih baik menidurinya setelah Selvi pulih, lagipula Ahmad sudah meninggal, dan dia pasti akan menikah dengan orang lain lagi. Pada saat itu, dia juga akan datang mencariku lagi.

Jiwa Perawan nya sekarang atau nanti juga akan menjadi milik aku.

Aku pun membangunkan Selvi dengan pelan, dan berkata, aku sudah mengeluarkan racun ular, saat ini aku akan mengantar kamu untuk pulang.

Setelah mendengarkannya, Selvi terkejut, dan segera berkata: “Aku tidak mau pulang, aku tidak mau pulang, jika aku pulang, aku pasti akan dikuburkan bersama Ahmad. Aku tidak ingin mati.”

“Aku diam-diam mengantar kamu pulang ke rumah ibumu.” Aku berkata.

“Itu juga akan mati. Ahmad memberikan mas kawin sebesar empat ratus juta kepada orang tuaku. Jika aku tidak dikuburkan bersama Ahmad, mereka pasti akan meminta uang itu kembali kepada kedua orang tuaku. Uang itu akan digunakan untuk membiayai pendidikan adikku, jika uang itu diminta kembali, bukannya sama seperti meminta nyawa kedua orang tuaku. Mereka tidak akan mengembalikan uang itu, dan mereka akan membiarkan aku dikuburkan bersama Ahmad !” Selvi berkata dengan sambil menangis.

Aku merasa sangat tidak enak di dalam hati.

Awalnya aku menganggap Selvi adalah seorang gadis yang sangat kasar, tidak disangka, dia sebenarnya hidup di dalam keluarga yang seperti ini.

Tiba-tiba, terdengar suara yang sangat nyaring dari bawah gunung.

“Mereka di atas gunung, pergi menangkap mereka. Jika berhasil menangkap satu orang, maka hadiahnya adalah empat ratus ribu!”

“Gilang, beraninya kamu untuk memukulku, jika aku tidak berhasil menangkapmu, aku tidak bermarga Pota !”

Aku merasa terkejut, dan segera memberitahu Selvi bahwa, Mahmud datang dengan membawa orang untuk menangkap kita.

Tatapan mata Selvi terlihat sedikit panik.

Aku memapah Selvi untuk bangkit, aku pun bertanya kepada dia apakah dia bisa berjalan. Selvi mencoba untuk berjalan beberapa langkah, dan dia pun mengerang kesakitan.

“Aku menggendong kamu saja.” Aku pun berjongkok di hadapan Selvi.

Selvi pun membiarkan aku untuk menggendongnya.

Kami pun berjalan menuju ke sisi lain gunung.

Awalnya Selvi tidak terlalu ingin digendong oleh aku, tetapi setelah sejenak kemudian, dia pun merangkulku, dia menempelkan tubuhnya di belakang aku. Karena aku dapat mendengar suara mereka dari jauh, jadi aku pun berhasil menghindari mereka.

Sepanjang hari, aku menggendong Selvi di atas gunung dan berkejar lari dengan mereka. Ketika kami lapar, kami pun memetik buah liar untuk mengisi perut kami. Ketika sudah malam, Mahmud dan orang yang dibawa olehnya pun turun dari gunung.

Terdapat banyak serangga dan binatang di atas gunung, kami tidak boleh berada di sini lagi ketika malam hari, aku pun menggendong Selvi untuk turun dari gunung dengan diam-diam, dan menuju ke sebuah kebun yang ada di desa.

Kebun ini adalah milik Trejo Puso, dia menanam pohon pir, pohon jeruk, dan pohon persik. Di dalam kebunnya terdapat sebuah pondok kecil, pada saat ketika buah-buahnya akan dipanen, Trejo akan menjaga sepanjang malam di dalam pondok kecil itu.

Aku menggendong Selvi menuju ke pondok itu, tetapi aku tiba-tiba mendengar di dalam pondok kecil itu terdapat suara air.

Terdapat orang di dalam pondok itu.

Aku meletakkan Selvi, dan menyuruhnya untuk menunggu di sini, agar aku pergi melihat siapa yang berada di dalam pondok itu.

Aku pun berjalan dengan hati-hati menuju ke pondok itu, aku sedang memikirkan untuk mengintip ke dalam melalui celah pintu, dengan tidak disangka, pintu itu tiba-tiba terbuka, dan terdapat seseorang yang mengulurkan tangannya, dan menarikku ke dalam pondok itu.

“Dasar, saat ini kamu baru datang, aku sudah mandi dua kali ketika menunggumu!”

Aroma yang sangat wangi pun tercium, aku ditarik oleh seorang wanita ke dalam pelukannya, dan dahiku menyentuh sesuatu yang sangat lembut.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu