Penyucian Pernikahan - Bab 57 Khasiat Obat Mulai Bekerja

Aku berbatuk lagi, dan tersenyum, lalu berteriak menantangnya, “Pergi sana kamu, masih berani mengucapkan perbuatanmu itu? Ingin mengambil kembali ponselmu? Tukar saja dengan kepala babimu!”

Trejo melontarkan tendangan pada tulang rusukku, dan aku langsung berguling di tanah. Tanpa memberiku waktu, dia meninjuku, dan melemparkan aku ke dahan pohon. Sekujur tubuhku bagaikan hendak roboh, otakku kosong, dan tak hentinya ada suara gema.

Selvi yang tadinya menunjuk aku, langsung terbengong melihatku muntah darah.

Trejo tidak lagi bertanya, melainkan menanggalkan ikat pinggangnya sambil bergumam sendiri, “Bocah, terima kasih telah membantuku membeli obat ajaib ini. Siapa yang tidak tahu Selvi adalah tiga bunga desa dari desa kita? Sudah menjadi wanita janda setelah baru saja menikah dengan Ahmad, sungguh menyia-nyiakan badannya yang cantik. Dari dulu aku sudah menginginkan badanmu, jika tidak ada kesempatan hari ini, benar-benar tidak bisa menikmati badanmu yang halus ini!”

Trejo mengarahkan tatapannya pada Alvia, dan berkata, “Tidak perlu panik, satu per satu, hahaha…. Hari ini, tidak ada satupun yang bisa kabur!”

“Tolong! Trejo ….”

Selvi dan Alvia menatapnya dengan takut, sambil tak hentinya mundur ke belakang, tetapi mereka tidak bisa bertenaga sedikitpun.

“Tidak perlu berteriak, hehe, simpan saja tenagamu, temani aku baik-baik nanti suara kalian akan menjadi merdu, tetapi… dengan kalian yang seperti ini, sepertinya harus membuat kalian lebih aktif lagi.”

Sambil berkata, Trejo mengeluarkan sebotol obat lagi, dan bergumam sendiri sambil tersenyum, “Wanita suci dan perawan? Apa gunanya, setelah terkena obat ini, tetap akan memohonku untuk menginginkan kalian!”

Trejo menggoyang obat di tangannya, dia menyemprotkannya kepada Selvi dan Alvia, lalu berjongkok untuk melepaskan pakaian mereka.

Selvi dan Alvia yang awalnya mendorong Trejo, perlahan-lahan tidak lagi melakukan perlawanan. Sebaliknya, mereka mulai menggosok badan mereka sendiri, wajah mereka memerah, dan mereka tak hentinya menghembuskan napas.

Tatapan Selvi dan Alvia pelan-pelan menjadi linglung, Trejo semakin girang melihat keadaan yang sesuai dengan perkiraannya itu, tetapi aku hanya bisa melihat di samping dengan tidak berdaya.

“ Trejo, kamu akan mati dengan sengsara!”

Tanganku terkepal erat, dan aku menatap Trejo dengan mata merah, tetapi efek obat itu bagaikan sebuah gunung yang menekan di atas badanku. Tidak peduli seberapa bagusnya perkataanku, fakta pun terpapar di depan mata.

“Bocah, hari ini kamu akan melihat seberapa perkasanya aku, dan kamu masih tidak senang dengan kesempatan ini? Kenapa, kamu juga ingin ikut serta?”

Trejo berkata tanpa menoleh, dibanding dengan dimarahi aku, dia lebih peduli dengan kedua gadis cantik di depan matanya.

“Baik, baik, perkasa bukan? Hari ini aku justru ingin melihat bagaimana perkasanya dirimu!”

“Gilang Ramdhan, tolong aku….”

Selvi dan Alvia menatap ke arahku, dan berkata dengan lemas.

Aku menggertak gigi, tetapi khasiat obat menyebar dengan lebih cepat dalam tubuhku karena amarah yang berkobar, aku bahkan tidak sanggup untuk mengangkat tangan. Namun otakku yang kesemutan memberitahuku, kalaupun membawa tekad untuk menghadapi maut, aku juga harus melindungi kedua gadis itu.

“Dewi Danau, bantulah aku, tidak boleh membiarkan Trejo berhasil, kumohon….”

Heran sekali, kali ini tidak ada jawaban dari Dewi Danau.

Aku tak hentinya mengulangi permohonanku dalam hati, meskipun tidak mendapat jawaban, tetapi sekujur tubuhku memerah, perasaan tubuhku langsung memberitahuku bahwa Dewi Danau telah mendengar permohonanku!

Khasiat obat yang marak menyebar dalam tubuhku, perlahan-lahan memudar bagaikan air yang bertemu dengan cairan lava, dan berubah menjadi batu obsidian!

“Hei, kamu si bocah ini juga terkena pengaruh? Bagus sekali obat ini, bisa digunakan kepada pria dan wanita!”

Trejo menyadari kelainanku, tetapi dia mengira tubuhku memerah karena pengaruh obat gairah seksual, lalu memalingkan kepala. Tangan gemuknya mengusap pelan pada pundak Selvi , wajahnya yang merah semakin membuat Trejo merasa bergairah.

Bagaikan mengusap hasil karya kesenian, Trejo menatap mereka dengan lembut, dan meletakkan tangannya di atas paha mereka yang terpapar di udara, ingin merambat ke dalam taman eden di dalam sana.

“Indah sekali, bagaikan dewi yang turun dari kahyangan, begitu memikirkan nanti aku akan menjarah kalian dan mempermainkan kalian hingga berkutat antara hidup dan mati, aku pun ingin sekali merekamnya….”

Suhu tubuhku perlahan-lahan melonjak tinggi, dan badanku tak hentinya mengepulkan asap, itu adalah khasiat obat yang tadinya ada dalam tubuhku. Otot tubuhku semakin membesar sehingga ranting pohon yang mengikatku juga merenggang perlahan-lahan, dan akhirnya terlepas. Aku menatap erat kepada Trejo yang sedang mencabuli mereka dengan tatapan ganas bagaikan dewa kematian.

Tenaga yang amat besar perlahan-lahan menyebar dalam tubuhku, saking kuatnya aku pun tidak terbiasa, tetapi dia membuat badanku beradaptasi pelan-pelan. Saat ini, terdapat 99 cara untuk membuat Trejo mati dalam benakku, aku tersenyum bagaikan binatang buas sambil menghembuskan napas hangat.

“Sayang, paman datang!”

Tepat ketika Trejo hendak merobek pakaian Selvi, aku menerjang dari atas bagaikan bola meriam dan menendang Trejo. Trejo yang sedang tersenyum keji langsung terbang delapan meter ke belakang, dan wajahnya menjadi bengis!

“Perkasa? Bukankah kamu ingin memperlihatkan keperkasaanmu? Ayo!”

Tubuhku seolah-olah membesar dua kali lipat, pikiran hati Trejo yang angkuh langsung terjun ke dasar jurang. Dia menatapku dengan ketakutan bagaikan telah melihat siluman, dua buah gigi sebelah kanannya telah terbang melambung karena tendanganku tadi.

“Menurutku, kamu akan mati di sini.”

Aku mencekik leher Trejo dan mengangkatnya, aku menatapnya bagaikan melihat orang mati, lalu mengibaskannya. Seketika, dia tergantung di ranting pohon, dan tanpa memberinya waktu, aku langsung melontarkan tinjuan!

“Satu, dua, tiga, empat… dua belas….”

Aku tak hentinya melontarkan tinjuan pada wajah Trejo , wajah aslinya sudah tidak bisa terlihat, tetapi hasrat untuk hidup tetap membuatnya sadar, dan dia juga bisa mencium aroma yang mematikan dari tubuhku.

Dengan satu tinjuan lagi, batang hidung Trejo pun bengkok. Aku berbalik badan dan melepaskan pakaian untuk menutupi badan mereka. Pada saat ini, Selvi dan Alvia tak hentinya menggerakkan badan karena gerah.

Ketika aku menoleh kembali, Trejo telah berlari ke kejauhan sambil berteriak, “Gilang! Kamu tunggu saja, aku aku tidak akan selesai denganmu! Ada aku maka tidak ada kamu, ada kamu maka tidak ada aku!”

Aku berpura-pura hendak berlari mengejarnya, Trejo langsung terjatuh karena kaget, lalu segera merangkak bangun dan kabur!

Aku menghela napas berat, lalu bergeleng melihat Selvi dan Alvia yang masih berada di bawah efek obat. Tepat ketika aku ingin memapah mereka berdiri, mereka melilit badanku bagaikan gurita, dan mencium dadaku.

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu