Penyucian Pernikahan - Bab 10 Pemikiran lain Alvia
Dengan tidak rela hati Rahmat ingin membuka mulut, tetapi karena percaya dengan kewenangan kepala desa, ia akhirnya menelan kembali kata-kata yang sudah di ujung mulutnya.
Kepala desa kembali melanjutkan: “Sekarang sudah jaman apa? Masih mau menggunakan orang hidup untuk melakukan tradisi penguburan bersama! Ini sama saja dengan pembunuhan.”
“Tetapi Ahmad kami mati begitu saja?” Rahmat dengan tidak rela hati menjawabnya.
Kematian Ahmad memang berhubungan dengan Gilang yang tidak berhasil melaksanakan upacara penyucian untuk Selvi, mereka berdua bisa terhindari dari hukuman mati, tetapi dalam hidup ini juga tidak terhindar dari kesalahan mereka. Menggunakan cara lain untuk menebus kesalahan mereka kepada keluarga kalian!”
Dibawah kebijakan dari kepala desa, kedua orang tua Selvi harus memberikan uang ganti rugi sebesar 800.000.000 kepada keluarga Ramdhan dan juga masih harus tetap tinggal diKeluarga Pota, dengan status sebagai menantu Keluarga Pota melayani kedua mertuanya hingga tua nanti.
Sedangkan aku tetap melanjutkan pekerjaanku sebagai satu-satunya suhu acara penyucian didesa ini, sekaligus untuk semua urusan dirumah Keluarga Pota, jika mereka memanggilku untuk melakukannya, makan aku harus datang tanpa berkeluh-kesah sedikitpun dan melakukannya. Secara singkat, aku menjadi orang suruhan Keluarga Pota.
Hukuman untukku, orang-orang didesa sangat menyetujuinya.
Hanya saja, kakak sepupuku Alvia malah terlihat sangat tidak puas dan berkata: “Gilang pun kali ini tidak akan mati, benar-benar tidak masuk akal.”
Aku sangat emosi.
“Kakak sepupu, kamu begitu berharapnya aku mati?”
“Tentu saja. Aku masih ada 2 bulan lagi akan menikah, aku tidak ingin kamu melakukan upacara penyucian untukku, karena itu berharap kamu mati.” Alvia secara jelas mengatakannya.
Kalimatnya ini, benar-benar membuatku emosi dan juga kecewa.
Akan tetapi, aku tidak mengatakan apapun.
Ayah Mahmud berkata, aku memukul Mahmud hingga luka, hutang ini harus bagaimana dihitung.
Kepala desa berkata, mengantarkan dahulu Mahmud kerumah sakit, kemudian akan membicarakannya lagi setelah mendengar hasil pemeriksaan lukanya dari dokter nanti.
Ayah Mahmud menunjuk-nunjukkan tangannya kepadaku sambil dengan tajam berkata: “Jika ada apa-apa kepada Mahmud, jangan harap kamu akan memiliki hari-hari indah!”
Aku terkejut hingga tidak berani sedikitpun mengeluarkan suara.
“Aku kira kamu adalah seseorang yang berbakat dan memiliki nasib yang bagus, berbeda dengan orang yang lainnya. Tidak kusangka, setelah mewarisi kekuatan dariku, tubuh dan tangan lemah tidak perlu dibahas lagi, bahkan karaktermu pun sebegitu lemahnya! Aku benar-benar meragukan bahwa aku telah salah melihat orang!” Dewi Danau berbicara dengan kecewa disamping telingaku.
Meskipun telah mewarisi kekuatan dari Dewi Danau, tetapi aku yang dulu belum pernah berkelahi, dalam hal ini benar-benar adalah seorang pemula, meskipun mengerti gerak-geriknya tetapi ia tidak dapat menggunakannya, karena itu, saat berkelahi dengan Mahmud, ia cukup dirugikan juga, wajah dan dagunya yang terpukul itu masih menyimpan sedikit rasa sakit.
Sedangkan aku dari kecil adalah seorang yatim piatu, tumbuh besar dibawah makanan dari orang-orang dan menerima perlakuan burukpun tidak berani membuka mulut, dalam keadaan seperti ini membuatku merasa rendah dan malu.
Ini juga yang membuat karakterku menjadi lebih lemah dan pengecut.
“Kamu harus memperbaikinya!” kata Dewi Danau.
“Bagaimana caranya?” Aku kembali bertanya.
“Pertama-tama, kamu harus percaya diri. Sedangkan percaya diri berasal dari keterampilan yang kamu miliki. Kamu harus memiliki sebuah keterampilan. Berdasarkan pengamatanku, didalam desa ini sangat banyak wanita, tidak sedikit anak mudi juga ada disini, selama kamu menggunakan tekhnik tonifikasi dari yin dan yang ku, belajar untuk mengenali wanita dengan indra penciuman, nantinya kamu tidak akan lagi menjadi lemah dan akan menjadi seseorang yang berambisius.” Kata Dewi Danau.
Disaat yang bersamaan, Dewi Danau memberikanku tugas untuk kulaksanakan, yaitu mengambil pesona yin dari Alvia.
Waktunya adalah dalam tiga hari.
“Aku tidak berani.” Aku segera berkata, “Masih ada dua bulan lagi kakak sepupuku akan menikah, saat ini aku baru dengan terang-terangan mengambil pesona yin darinya.”
“Kamu semakin takut dengannya, semakin harus bisa mengambil pesona yin darinya, dengan ini kamu baru bisa semakin percaya diri!” Dewi Danau berkata padanya.
Aku rasa tanpa persetujuan orang lain terlebih dahulu mengambil pesona yin darinya, tidak ada bedanya dengan pemerkosaan, karena itu, aku tidak mau melakukan hal itu.
Tepat disaat ini, Selvi datang mencariku, katanya, keluarga Ramdhan menginginkan ganti rugi 800 juta darinya, 400 juta dari uang pernikahannya tidak perlu dikatakan lagi, masih harus membayar 400 juta lagi, keluarganya benar-benar tidak bisa mengeluarkan uang sebanyak itu, karena itu, 400 juta ini, ia memintaku untuk mengeluarkan.
“Aku mana ada 400 juta!” Aku sangat terkejut.
“Kalau begitu kamu pergi untuk mencarinya!” Selvi sangat bersikeras.
Meskipun aku bekerja keras dengan nyawaku ini, juga tidak mungkin mengumpulkan uang sebanyak itu.
“Huh, jika kamu tidak memberikan 400 juta itu, kamu tunggu saja aku untuk membereskanmu!” selesai berbicara, Selvi langsung pergi meninggalkannya.
Perkataan Selvi ini membuatku benar-benar marah.
“Aku mau mengambil pesona yin nya!” Aku dengan benci mengatakannya.
“Bisa.” Dewi Danau berkata, “Kamu ambil dahulu Selvi, kemudian baru mengambil Alvia.”
“Bagaimana cari mengambilnya? Jangan-jangan memanfaatkan malam dari saat ia tertidur, diam-diam naik keranjangnya?” Aku bertanya.
“Aku memiliki rencana.” Jawab Dewi Danau.
Kemudian, otakku tiba-tiba terpikirkan beberapa pengetahuan dalam bidang kesehatan, obat rerumputan, denyut nadi, pijat tulang…… hanya merasa otakku tiba-tiba membesar dan terasa sakit, aku terkejut dan terjatuh kebawah dari posisi duduk.
Setelah kurang lebih lewat 3-4 menit, rasa sakit bengkak itu perlahan-lahan menghilang, otakku serasa terisi cukup banyak hal baru, bahkan bernafaspun aku merasakan tenang dan jauh lebih stabil.
Mengikuti saran dari Dewi Danau, aku bisa melihat penyakit untuk orang dan memberikan obat, dengan ini bisa menghasilkan uang.
“Tetapi, orang-orang didesa semua mengetahui bahwa aku tidak memiliki pengetahuan apapun dalam hal pengobatan, tiba-tiba berkata bahwa aku bisa melihat penyakit, siapapun juga tidak akan mempercayainya.” Aku dengan depresi berkata padanya.
“Jika bahkan hal ini saja kamu tidak dapat menyelesaikannya, maka aku hanya bisa menyerah atasmu.”
Dewi Danau setelah selesai mengatakan kalimat ini, tidak lagi mengeluarkan suara.
Aku teringat akan ayah kepala desa, kepala desa tua yang menderita rhinitis, sudah 5 tahun, pergi melihat banyak sekali dokter tetapi tetap tidak dapat menyembuhkannya. Diotakku tiba-tiba muncul sebuah resep obat, pengobatan khusus untuk rhinitis. Akan tetapi, aku perlu naik gunung untuk mencari bahan obat-obatan itu.
Setelah selesai memetic obat-obatan itu, aku sedang berencana untuk turun dari gunung, tiba-tiba melihat Selvi dan Alvia duduk diatas sebuah batu berwarna kehijauan di kaki gunung, disampingnya ada beberapa sapi.
Alvia mengulurkan tangannya masuk kedalam pelukan Selvi, dengan terkejut berkata: “Wah, Selvi, dadamu besar sekali!”
“Kamu mesum sekali.” Selvi mendorong tangan Alvia.
Aku awalnya tidak sengaja melihat sandiwara mereka, tetapi, secara tidak sengaja mendengar Alvia menyebutkan namaku.
“Selvi, Gilang benar-benar tidak bisa melakukannya?”
Langkah kakiku dengan segera terhenti.
“Kamu bertanya ini untuk apa?” Selvi terlihat seperti tidak ingin membicarakan hal ini.
“Aku bulan depan akan menikah, sedangkan Gilang adalah satu-satunya suhu upacara penyucian. Jujur, aku sedikitpun tidak ingin melakukannya dengannya.” Kata Alvia.
“Tidak ada cara lain, waktu itu aku bukankah juga tidak ingin melakukannya dengannya? Tetapi semua wanita harus melalui hal ini.” Selvi terdengar tak berdaya dalam suaranya.
“Jika Gilang tidak bisa melakukan hal itu, maka ia tidak perlu menjadi suhu upacara penyucian. Kamu katakan dengan jujur, dia sebenarnya melakukannya atau tidak denganmu? Kamu masih perawan kah?” Alvia kembali bertanya.
“Ia ingin melakukannya, tetapi ia tidak masuk.” Kata Selvi.
“Ahmad telah mati, kamu menjadi janda, kehidupanmu setelah ini harus bagaimana?” Alvia bertanya dengan simpati.
“Aku juga tidak tahu. Haish! Semua salah Gilang !” Selvi dengan emosi mengatakannya.
“Oh benar Selvi, wanita pertama kalinya bukankah sangat sakit? Aku tiba-tiba terpikirkan suatu cara, jika kita bukanlah perawan lagi, maka tidak perlu Gilang untuk melakukan upacara penyuciannya kan?” Alvia bertanya.
“Kamu…… kamu ingin memecahkannya? Tidak boleh. Berdasarkan tradisi didesa kita, wanita sebelum menikah harus adalah seorang perawan.” Selvi segera berkata padanya.
“Aku dengar, wanita selama tidak bersentuhan dengan pria, maka ia adalah perawan. Maksudku adalah, jika aku sendiri yang melakukannya, maka tidak perlu mengandalkan Gilang dan aku juga tidak merasakan kesakitan yang sangat juga.”
“Kalau begitu kamu berencana bagaimana melakukannya?” Selvi bertanya.
“Aku juga tidak tahu. Kalau tidak kamu saja yang membantuku.” Alvia seketika menggenggam tangan Selvi, “Paling tidak kamu sudah memiliki sedikit pengalaman.”
“Ini… ini tidak baik deh. Aku adalah seorang wanita, aku bagaimana membantumu,” Selvi sangat kebingungan.
“Wanita juga bisa. Kalau begitu begini saja ya. Malam nanti aku akan pergi kerumahmu.” Alvia memutuskan dan mengatakannya kepadanya.
Dalam hatiku kebencian itu benar-benar, Alvia demi tidak memberikan keperawanannya kepadaku, ternyata meminta Selvi untuk memecahkan keperawanannya untuknya!
“Kamu harus menghentikan mereka.” Suara Dewi Danau masuk kedalam telingaku.
Novel Terkait
After Met You
AmardaHis Soft Side
RiseCinta Dan Rahasia
Jesslyn1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaMy Charming Lady Boss
AndikaPenyucian Pernikahan×
- Bab 1 Pengantin
- Bab 2 Sangat Gagal
- Bab 3 Kematian Pengantin Pria
- Bab 4 Jatuh Dari Tebing
- Bab 5 Perjanjian
- Bab 6 Di Atas Gunung
- Bab 7 Bak air
- Bab 8 Siaran langsung
- Bab 9 Seperti Orang Gila
- Bab 10 Pemikiran lain Alvia
- Bab 11 Reaksi Wajah
- Bab 12 Dua Gadis Menggoda
- Bab 13 Bertindak Serius
- Bab 14 Salah Paham
- Bab 15 Rencana
- Bab 16 Berniat Lain
- Bab 17 Di Dalam Mobil
- Bbab 18 Keindahan
- Bab 19 Anjing Mencium Aroma
- Bab 20 Daya Tahan Sangat Kuat
- Bab 21 Ladang Jagung
- Bab 22 Niat Baik Kepala Desa Tua
- Bab 23 Makan Malam Yang Mewah
- Bab 24 Pijatan Pertama Kali
- Bab 25 Citra Lestari
- Bab 26 Rahasia Wanita
- Bab 27 Lelucon
- Bab 28 Mengambil Barang
- Bab 29 Menyerang Kembali
- Bab 30 Tiga Orang Tinggal Bersama
- Bab 31 Menceritakan Kisah Hantu
- Bab 32 Sedikit Menjulurkan
- Bab 33 Kak Trias Trenggono
- Bab 34 Saran Dari Kepala Desa
- Bab 35 Pergi Ke Rumahnya
- Bab 36 Pijatan Yang Kedua
- Bab 37 Ancaman
- Bab 38 Dalam Pikiran
- Bab 39 Telepon Seluler
- Bab 40 Pendapat
- Bab 41 Keahlian Bagus
- Bab 42 Cantik
- Bab 43 Pahlawan Menyelamatkan Keindahan
- Bab 44 Mulan Ayu
- Bab 45 Kemari
- Bab 46 Melihat Sanny
- Bab 47 Penemuan Baru
- Bab 48 Gatal
- Bab 49 Sangat Nyaman
- Bab 50 Pengakuan Tya
- Bab 51 Orang Sakit Yang Tidak Diduga
- Bab 52 Kamu Harus Menaklukkan Anjing
- Bab 53 Mengancam
- Bab 54 Mata Dan Kasus
- Bab 55 Sepertinya Aku Sudah Basah
- Bab 56 Kedua Gadis Terjebak
- Bab 57 Khasiat Obat Mulai Bekerja
- Bab 58 Haus Dan Lapar
- Bab 59 Menyuapi Obat
- Bab 60 Amarah Warga
- Bab 61 Pengakuan Kembali
- Bab 62 Nyonya Kepala Desa
- Bab 63 Selvi Maharani Bersikap Seperti Ini Kepada Aku Untuk Pertama Kalinya
- Bab 64 Mengajari
- Bab 65 Berjuang Untuk Pekerjaan
- Bab 66 Selvi Dalam Bahaya
- Bab 67 Diberi Obat
- Bab 68 Perlawanan
- Bab 69 Kompetisi
- Bab 70 Tidak Ada Jalan Lain
- Bab 71 Perdebatan
- Bab 72 Serangan Balik
- Bab 73 Langkah Demi Langkah
- Bab 74 Melepas Celana
- Bab 75 Akupuntur
- Bab 76 Aku Menyukaimu
- Bab 77 Bekerjasama Dengan Dekan
- Bab 78 Tengah Malam Naik ke Tempat Tidur
- Bab 79 Kekuatan Jiwa
- Bab 80 Keterampilan Baru
- Bab 81 Pembelian
- Bab 82 Kematian Rizki Syafarudin
- Bab 83 Polisi Datang
- Bab 84 Ada Sesuatu yang Aneh (Bagian 1)
- Bab 85 Ada Sesuatu Yang Aneh (Bagian 2)
- Bab 86 Pertemuan Penduduk Desa
- Bab 87 Bawa Aku Keluar Desa
- Bab 88 Pencuci Baru
- Bab 89 Seorang Wanita Yang Sedang Berjuang
- Bab 90 Pelarian Untuk Kawin
- Bab 91 Kecelakaan
- Bab 92 Kak Trias Minta Tolong
- Bab 93 Putus Asa
- Bab 94 Beli Ponsel
- Bab 95 Orang Asli
- Bab 96 Delia
- Bab 97 Orang Desa
- Bab 98 Perkelahian
- Bab 99 Muncul Masalah
- Bab 100 Putra Orang Terkaya
- Bab 101 Halangan Tengah Jalan
- Bab 102 Kembali Ke Desa
- Bab 103 Persetujuan
- Bab 104 Rumah Hancur
- Bab 105 Konflik Bertambah
- Bab 106 Negosiasi
- Bab 107: Kompromi
- Bab 108 Konspirasi Yang Mengerikan
- 109 Pemakaman
- Bab 110 Tidak Ada Mayat
- Bab 111 Berubah-ubah
- Bab 112 Memuaskan Di Ranjang
- Bab 113 Mengancam
- Bab 114 Mengalah
- Bab 115 Menerima Seorang Bawahan
- Bab 116 Mengumpulkan Hak Suara
- Bab 117 Tidak Bermoral Sama Sekali
- Bab 118 Pencuci Baru
- Bab 119 Mata Buta
- Bab 120 Sanggah
- Bab 121 Masalah Besar
- Bab 122 Mencopot kepala Desa
- Bab 123 Aku Mau Menjadi Kepala Desa
- Bab 124 Ancaman
- Bab 125 Kematian Kepala Desa Tua
- Bab 126 Ditangkap
- Bab 127 Kecelakaan Mobil
- Bab 128 Selamatkan Orang
- Bab 129 Keamanan Publik Komisioner
- Bab 130 Racun
- Bab 131 Bukti Yang Tidak Ambigu
- Bab 132 Menyembuhkan
- Bab 133 Perdebatan Tiada Akhir
- Bab 134 Taruhan
- Bab 135 Pendarahan Otak
- Bab 136 Siapa Kamu?
- Bab 137 Bertengkar
- Bab 138 Dijodohkan Denganku?
- Bab 139 Minum Anggur
- Bab 140 Membuka Kamar Setelah Mabuk
- Bab 141 Bersetubuh Setelah Mabuk
- Bab 142 Kamu Adalah Priaku
- Bab 143 Anak Buah
- Bab 144 Membayar Hutang
- Bab 145 Gudang Di Sisi Barat Kota
- Bab 146 Pertarungan Sampai Mati
- Bab 147 Peringatan
- Bab 148 Pembunuhan
- Bab 149 Terluka Parah
- Bab 150 Rahasia Mulan Ayu
- Bab 151 Berbagi Ranjang Yang Sama
- Bab 152 Menolak
- Bab 153 Tidak Bisa Menyentuh Pria
- Bab 154 Lihat Jauh Ke Dalam
- Bab 155 Bukti
- Bab 156 Persiapan Penangkapan
- Bab 157 Rapat
- Bab 158 Retoris
- Bab 159 Obat
- Bab 160 Tidak Bisa Kabur
- Bab 161 Pantas Mendapatkannya
- Bab 162 Pindah
- Bab 163
- Bab 164 Chudak Mbew
- Bab 165 Batas
- Bab 166 Berdebat
- Bab 167 Semakin Lama Semakin Serius
- Bab 168 Menekan di Segala Aspek
- Bab 169 Pengajaran Paman Pota
- Bab 170 Nenek Terserang Penyakit
- Bab 171 Patah Hati
- Bab 172 Cerita Di Dalam
- Bab 173 Cucu Angkat
- Bab 174 Hadiah
- Bab 175 Penyegelan
- Bab 176 Memurnikan Ginseng
- Bab 177 Orang Tua Hilang
- Bab 178 Menginap di Rumahku Malam Ini
- Bab 179 Permintaan Tanpa Akhir
- Bab 180 Merayakan Ulang Tahun
- Bab 181 Bermaksud Menjelekkan
- Bab 182 Langsung Serang Dia
- Bab 183 Konflik
- Bab 184 Tamu Bagai Awan
- Bab 185 Tuan Rumah Hadir
- Bab 186 Penindasan Secara Langsung
- Bab 187 Tembakan
- Bab 188 Tamparan
- Bab 189 Bos Rizieq
- Bab 190 Tampar Wajah Lagi dan Lagi
- Bab 191 Ginseng Sakti
- Bab 192 Melihat Pertunjukan Bagus
- Bab 193 Mengejek
- Bab 194 Ginseng Asli atau Palsu
- Bab 195 Keributan di Tempat Pertunangan
- Bab 196 Memulai Pertengkaran yang Sengit
- Bab 197 Ledakan
- Bab 198 Putus asa
- Bab 199 Kemenangan Besar
- Bab 200 Cinta
- Bab 201 Ulang Tahun
- Bab 202 Tembakan
- Bab 203 Pembunuh Wanita Misterius
- Bab 204 Mengalahkan Wanita Pembunuh
- Bab 205 Lapor Polisi
- Bab 206 Bukti Sudah Dipastikan
- Bab 207 Dikurung
- Bab 208 Jebakan
- Bab 209 Menyapa
- Bab 210 Negosiasi
- Bab 211 kondisi membingungkan
- Bab 212 20 Miliar
- Bab 213 Terbongkar
- Bab 214 Mayat yang hilang
- Bab 215 Jaminan
- Bab 216 Dapat 40 Miliar
- Bab 217 Pemilihan Kepala Desa
- Bab 218 Pidato Walikota
- Bab 219 Wakil Gubernur
- Bab 220 Perselisihan
- Bab 221 Situasinya Tidak Bagus
- Bab 222 Kartu AS
- Bab 223 Perdebatan Pasti
- Bab 224 Memancing Menggunakan Uang
- Bab 225 Kompetisi Ganas
- Bab 226 Yang Punya Uang Raja
- Bab 227 Pengusiran
- Bab 228 Deklarasi Keterlibatan
- Bab 229 Berliku-liku
- Bab 230 Mahmud Dipukuli
- Bab 231 Menghajar Chudak
- Bab 232 Gagal total
- Bab 233 Rapat Selesai
- Bab 234 Vanya
- Bab 235 Lelaki Bajingan
- Bab 236 Kecelakaan Mobil
- Bab 237 Pembunuhan
- Bab 238 Vanya Terluka Parah
- Bab 239 Cemburu
- Bab 240 Penyelidikan
- Bab 241 Bertanggung Jawab
- Bab 242 Kecanduan Narkoba
- Bab 243 Memetik Jiwa Perawan dan Racun
- Bab 244 Orang Yang Bekerjasama
- Bab 245 Kematian Gerad Romlah
- Bab 246 Rahasia
- Bab 247 Bingung
- Bab 248 Saling Curiga
- Bab 249 Masuk dan Keluar
- Bab 250 Harta Karun
- Bab 251 Jahat
- Bab 252 Berita Penting
- Bab 253 Temukan Rumah
- Bab 254 Di Balik Layar
- Bab 255 Jalan Buntu
- Bab 256 Gadis Malang
- Bab 257 Itu Kamu
- Bab 258 Menyelamatkan Sampai Akhir
- Bab 259 Percobaan Pembunuhan Lainnya
- Bab 260 Membingungkan Banyak orang
- Bab 261 Kematian Rasputin
- Bab 262 Setinggan
- Bab 263 Semakin Besar
- Bab 264 Rahasia Aula Leluhur
- Bab 265 Dalang
- Bab 266 Bagian Khusus
- Bab 267 Pertikaian
- Bab 268 Ancaman
- Bab 269 Wanita Misterius
- Bab 270 Segera bergerak
- Bab 271 Kaleng Aneh
- Bab 272 Menggali Makam
- Bab 273 Tong Samcong
- Bab 274 Kompas Meledak
- Bab 275 Segel Iblis
- Bab 276 Perdebatan Tanpa Akhir
- Bab 277 Gua Misterius
- Bab 278 Telah Terjadi Sesuatu
- Bab 279 Menghentikan
- Bab 280 Masuk Gua
- Bab 281 Siluman Kuning
- Bab 282 Umpan
- Bab 283 Membunuh Kejahatan
- Bab 284 Pohon Raksasa
- Bab 285 Peti Mati
- Bab 286 Roh Pohon
- Bab 287 Transplantasi
- Bab 288 Bukan Titik Kuburan
- Bab 289 Ukiran Misterius
- Bab 290 Wanita di Dalam Peti Batu
- Bab 291 Kemunculan Harta Karun
- Bab 292 Luka Gigitan
- Bab 293 Mengantuk
- Bab 294 Asap Hitam
- Bab 295 Tuan Pencuci
- Bab 296 Pengepungan
- Bab 297 berjuang untuk harta karun
- Bab 298 Pakaiwan Sujiwo
- Bab 299 Naik ke Atas Gunung
- Bab 300 Identitas Kikyo
- Bab 301 Kisah Masa Lalu
- Bab 302 Batu Cakra
- Bab 303 Tubuh Kehabisan Tenaga
- Bab 304 Membeli Batu Cakra
- Bab 305 Bos Cemplon
- Bab 306 Kembali ke Desa
- Bab 307 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 308 Diluar Kendali
- Bab 309 Polisi Sudah Datang
- Bab 310 identitas misterius
- Bab 311 harta tak berharga
- Bab 312 dua miliaran
- Bab 313: Rubah tua
- Bab 314 Memafkan Selagi Bisa
- Bab 315 Teman Baru
- Bab 316 Penyakit Aneh
- Bab 317 Parasit
- Bab 318 Traktir
- Bab 319 Keuangan
- Bab 320 Blokir Di Luar Pintu
- Bab 321 Konflik
- Bab 322 Aku Seorang Bos Besar
- Bab 323 Clubhouse
- Bab 324 Keindahan Klub Malam
- Bab 325 Bertemu Kenalan
- Bab 326 Pamer
- Bab 327 Pukulan
- Bab 328 Seratus Botol
- Bab 329 Penagihan Hutang
- Bab 330 Tidak Bisa Meminjamkan Uang
- Bab 331 Kekerasan Penagih Hutang
- Bab 332 Tunjukkan Aslimu
- Bab 333 Muka Jelek
- Bab 334 Memulai Perkelahian
- Bab 335 Siapa Yang Membuat Masalah Disini?
- Bab 336 Berlutut Dan Meminta Maaf
- Bab 337 Pinjaman Berbunga Tinggi
- Bab 338 Peraturan
- Bab 339 Menderita Karena Kesalahan Sendiri
- Bab 340 Sudah Selesai
- Bab 341 Kedekatan Antara Kakak dan Adik
- Bab 342 Godaan Kecantikan
- Bab 343 Tubuh Positif Murni
- Bab 344 Harimau Putih
- Bab 345 Batu Cakra
- Bab 346 Lokasi Pertukaran
- Bab 347 Sandra
- Bab 348 Bom Meledak
- Bab 349 Bantuan Tingkat Pertama
- Bab 350 Pemindahan
- Bab 351 Penyembuhan
- Bab 352 Sudah Pulih
- Bab 353 Kakek Tua
- Bab 354 Gagal Dalam Penilaian
- Bab 359 Gagal Pembunuhan
- Bab 356 Pulang ke Rumah
- Bab 357 Kembali ke Rumah
- Bab 358 Diskusi Pembunuhan
- Bab 359 Pembunuhan yang Gagal
- Bab 360 Hasan Sangat Misterius
- Bab 361 Tujuan Hasan Priaga
- Bab 362 Menjalin Kerjasama
- Bab 363 Main Aman
- Bab 364 Cari Bantuan
- Bab 365 Perpisahan Kikyo
- Bab 366 Rencana Cadangan
- Bab 367 Saatnya Beraksi
- Bab 368 Penyembuhan Tidak Terbatas
- Bab 369 Pertarungan Jarak Dekat
- Bab 370 Terbakar Hidup-Hidup
- Bab 371 Rahasia Pencuci
- Bab 372 Para Gadis Ingin Pergi
- Bab 373 Memohon
- Bab 374 Investigasi
- Bab 375 Ber-akting
- Bab 376 Berakhir Di Sini
- Bab 377 Membeli Rumah
- Bab 378 Lanjutkan
- Bab 379 Pindah
- Bab 380 Saudara
- Bab 381 Masalah Kepala Desa
- Bab 382 Membeli Mobil
- Bab 383 Kejahatan
- Bab 384 Lima Kali
- Bab 385 Kamar Pribadi
- Bab 386 Eskalasi Konflik
- Bab 387 Mendominasi
- Bab 388 Berlutut Dan Meminta Maaf
- Bab 389 Tamu Di Balik Layar
- Bab 390 Lebih Baik Darimu
- Bab 391 Bos Mengusir Orang
- Bab 392 Menghina
- Bab 393 Lima Tahun Penipuan
- Bab 394 Tip 20 Juta
- Bab 395 Standar
- Bab 396 Tagihan Setinggi Langit
- Bab 397 Panggil Aku
- Bab 398 Akulah Bos
- Bab 399 Tidak Memberi Muka Kepada Siapa Pun.
- Bab 400 Meminjam Uang
- Bab 401 Tidak Memiliki Kredit
- Bab 402 Putuskan Hubungan
- Bab 403 Miskin Dan Sama Sekali Tidak Berdaya
- Bab 404 Peran Utama
- Bab 405 Akulah Bos
- Bab 406 Meminjamimu Uang
- Bab 407 Semuanya Berakhir
- Bab 408 Mengunjungi
- Bab 409 Segel?
- Bab 410 Orang Tua
- Bab 411 Anak Yang Diadopsi
- Bab 412 Sembilan Matahari
- Bab 413 Barang Bekas
- Bab 414 Pesta Makan Malam
- Bab 415 Membeli Cincin
- Bab 416 Bos Lisa
- Bab 417 Keberadaan liontin batu hitam
- Bab 418 Melakukan kebaikan dan Mengumpulkan Kebaikan
- Bab 419: Batu Cakra Level 2
- Bab 420 Tolong
- Bab 421 Udara Hitam
- Bab 422 Perkenalan
- Bab 423 Sangat Marah
- 424 Masalah Wanita
- Bab 425 Membuat Elixir
- Bab 426 Cerita Mulan
- Bab 427 Cerita Vanya
- 428 Godaan Tak Tertahankan
- 429 Pembunuhan
- 430 Sesuatu terjadi dengan Paman Wijaya
- Bab 431 Ilusi
- Bab 432 Tidak Ada Jalan Lagi
- Bab 433 Kekuatan Metal
- Bab 434 Dipaksa Menjawab
- Bab 435 Bertahan Dari Kematian
- Bab 436 Kekuatan Liontin Batu Putih
- Bab 437 Pemilik senjata magis
- Bab 438 Rahasia Dunia gaib
- Bab 439 Bangkit Dari Kematian
- Bab 440 Tertangkap
- Bab 441 Menahan
- Bab 442 Pencegatan Lagi
- Bab 443 Kekuatan Pembuluh Darah
- Bab 444 Ubah Kekalahan Menjadi Kemenangan
- Bab 445 Dia Harus Mati
- Bab 446 Kartu AS
- Bab 447 Perdebatan
- Bab 448 Tahanan
- Bab 449 Menyembunyikan
- Bab 450 Hal Yang Berbahaya
- Bab 451 Latihan Aura
- Bab 452 Satpam
- Bab 453 Wanita Yang Meninggal
- Bab 454 Aura Iblis
- Bab 455 Petunjuk Penting
- Bab 456 Ulang Tahun Soran
- Bab 457 Menyaksikan Trisno Agung
- 458 Ketemu Musuh
- 459 Penghinaan
- 460 Keluar
- 461 Eskalasi
- 462 Walikota Mira
- Bab 463 Mengakses Monitor Pengawasan
- Bab 464 Pertengkaran Hebat
- Bab 465 Kebenaran Terungkap
- Bab 466 Menutupi Kesalahan Orang Lain
- 467 Angkat Tangan
- 468 Kamu
- 469 Empat Praktisi
- 470 Kemunculan Tya Wijaya
- 471 Sembunyi
- 472 Menyedot Keberuntungan
- 473 Lima atau Enam Kali Semalam
- 474 Hal-hal Najis
- 475 Keinginan Yang Kuat
- Bab 476 Menelan Satu Sama Lain
- Bab 477 Pesona Yang Kuat
- Bab 478 Sesuatu di Perut
- Bab 479 Penyelidikan Menyeluruh
- Bab 480 Vaksin Hepatitis B
- Bab 481 Kehilangan Vaksin
- Bab 482 Memantau
- Bab 483 Menukar Yang Asli Dengan Yang Palsu
- Bab 484 Janin Setan
- Bab 485 Masala Semakin Sulit
- Bab 486 Hadiah
- Bab 487 Dipaksa Bekerja Sama
- Bab 488 Pembicaraan
- Bab 489 Investigasi Lebih Lanjut
- Bab 490 Penyelidikan Rahasia
- Bab 491 Menarik Perhatian Musuh
- Bab 492 Pemindahan Rahasia
- Bab 493 Iblis Pohon Membantu
- Bab 494 Penyerangan
- Bab 495 108 Wanita
- Bab 496 Rahasia Dunia Gaib
- Bab 497 Pohon Iblis Membantu Menyelamatkan
- Bab 498 Naik Tingkat Ketiga
- 499 Mimpi Yang Aneh
- 500 Kebangkitan Memori
- Bab 501 Dulu Dan Sekarang
- Bab 502
- Bab 503 Tenang Sebelum Badai
- Bab 504 Pintu Rahasia
- Bab 505 Kolam Darah
- Bab 506 Kemarahan Farhat
- Bab 507 Fana
- Bab 508 Janji Untuk Membantu
- Bab 509 Mengacaukan
- Bab 510 Keterampilan Sihir Sembilan Matahari
- Bab 511 Hantu
- Bab 512 Melaporkan Masalah Ke Biro Supernatural
- Bab 513 Melihat Ke Belakang
- Bab 514
- Bab 515 Jual
- Bab 516 Marah
- Bab 517 Tak Berdaya
- Bab 518 Sapu Habis
- Bab 519 Kekuatan Batu Kejadian
- Bab 520 Melarikan Diri
- Bab 521 Selamatkan Diri Sendiri
- Bab 522 Melarikan Diri
- Bab 523 Menyandera
- Bab 524 Kembali Ke Gunung Belakang
- Bab 525 Raja Iblis Bangkit
- Bab 526 Segel Naga Ganda
- Bab 527 Rahasia Dewi Danau
- Bab 528 Penuh Kebingungan
- Bab 529 Seribu Tahun yang Lalu
- Bab 530 Sejarah Dari Pencuci
- Bab 531: Kebenaran yang mengerikan
- Bab 532 Harus Melakukan Ini
- Bab 533 Latian Untuk Bertambah Kuat
- Bab 534 Yosepin Muncul
- Bab 535 Ahli Spiritual Gunung Naga putih
- Bab 536 Benar-Benar Dimusnahkan
- Bab 537 Situasi Tegang
- Bab 538 Berita Mengejutkan
- Bab 539 Melawan Masyarakat Peramal
- Bab 540 Pembersihan Besar-Besaran
- Bab 541: Hidupku
- Bab 542 Kakak Ipar
- Bab 543 Keputusan Yosepin
- Bab 544 Memecahkan Segel
- Bab 545 Kecelakaan
- Bab 546 Raja Iblis Berkhianat
- Bab 547 Tanah Runtuh
- Bab 548 Kekuatan Sembilan Matahari
- Bab 549 Kematian Raja Iblis
- Bab 550 Level 5 Pengusir setan
- Bab 551 Binatang Terbang
- Bab 552 Bertarung
- Bab 553 Mantan Presiden
- Bab 554 Konspirasi
- Bab 555 Rencana Mengerikan
- Bab 556 Kesempatan
- Bab 557 Tak Ada Peti Mati, Tak Ada Tangisan
- 558 Kesepakatan
- 559 Perangkap