Penyucian Pernikahan - Bab 58 Haus Dan Lapar

Selvi dan Alvia bagaikan serigala betina yang haus dan lapar, mereka menarik pakaianku yang sudah compang-camping dengan cemas.

“Duuuk….”

Aku diterjang hingga terjatuh ke tanah, belum beberapa detik aku berbaur dengan suhu tubuh Selvi, Alvia juga menerjangku. Bagaikan serigala betina yang sedang dalam masa kawin, dia menarik pakaianku yang sudah robek, dan menjilat badanku dengan penuh nafsu. Dia tak hentinya menggigit badanku bagaikan menyantap makanan yang lezat, dan memelukku dengan erat.

Dengan tidak sengaja, tanganku memasuki taman tersembunyi itu. Taman eden yang belum pernah dijelajahi orang bagaikan air sungai yang mengalir di samping, terasa basah sekali. Merasakan sentuhanku, Selvi semakin mendekatkan diri pada tanganku.

“ Selvi, kamu sadarlah!”

Aku berusaha menarik lenganku dari dada Alvia, dan menghentikan Selvi.

“Jangan menahan lagi, tepat ada kesempatan di depan mata, kenapa kamu tidak langsung saja melakukan dengan mereka?”

Tiba-tiba terdengar suara hasutan Dewi Danau.

“Jika kamu membiarkan mereka, takutnya tidak baik untuk kesehatan tubuh mereka, lebih baik kamu bantu mereka saja. Jika kamu tidak melakukannya sekarang, memangnya disimpan untuk tahun baru?”

Aku tidak lagi menjauhkan mereka berdua, melainkan bertanya kepada Dewa Danau dengan penuh harapan, “Apakah tidak ada cara lain lagi?”

Namun Dewi Danau bertanya balik, “Apakah kamu ingin mendengarnya jika ada?”

Aku menelan ludah, lalu dengan lambat laun meletakkan tanganku pada gunung yang menjulang tinggi di depan mata, dan langsung terdengar suara desahan Alvia.

“Ba… bagaimanapun juga aku adalah seorang pria sejati, benar-benar ada kelainan jika aku tidak melakukannya, ka… kalau begitu aku….”

Sambil berkata, badanku mengeluarkan hawa panas, dan mataku melekat pada kedua gadis yang menawan itu.

“Hari ini aku akan menjamah kalian hingga minta ampun.”

Sudut bibirku terangkat, dan dalam mataku penuh dengan hawa nafsu.

“Gilang! Ada apa dengan mereka!”

Tiba-tiba aku tersadarkan oleh suara teriakan, itu adalah Mulan yang berlari kemari dengan panik sambil membawa adik idiotnya.

“Ada apa dengan mereka? Bagaimana denganmu?”

Dalam mata Mulan penuh dengan kekhawatiran, sedangkan adik idiotnya tetap tersenyum, namun masih bisa membantuku mengambil pakaian yang sudah robek dari tanah.

“Tadi Trejo ingin melecehi mereka, dan kebetulan aku berjalan lewat. Nah, baru saja aku mengusir Trejo, kamu juga tahu akan perbuatannya yang tidak senonoh, sepertinya dia takut terekspos keluar sehingga mengancam mereka, jika mereka tidak memberikan ponsel kepadanya, maka dia akan melecehi mereka.”

Sambil berkata, aku berpura-pura terluka. Tanpa berpikir panjang, Mulan langsung bertanya, “Bagaimana dengan mereka, kenapa kondisi mereka sangat tidak wajar?”

Aku segera menjawab, “Mereka diberi obat gairah seksual oleh Trejo, nah, obatnya sedang bekerja.”

Aku berpikir dalam hati, lihatlah kinerja obat itu, mereka pun mulai menjalang.

“Ah? Coba aku lihat!”

Mulan menyerahkan tanaman obat yang dia pikul kepada adik idiotnya, dan bergegas membuka kelopak mata mereka. Siapa tahu Selvi menarikku dengan erat, dan Alvia sedang meraba daerah kemaluannya bagaikan disemuti.

Mulan mengernyit dan berkata kepadaku, “Tidak bisa jika terus dibiarkan, harus segera diobati”

“Diobati apaan, bukankah sudah teratasi setelah aku selesai menjamah mereka….”

Aku berpikir dalam hati, tetapi tidak mengucapkannya.

“Di sekitar ada tanaman obat penetral racun yang bisa menyelamatkan mereka!”

Tiba-tiba hatiku terasa sedikit kecewa, lalu Mulan berkata kepada adik idiotnya, “Bayu! Cepat cari tanaman obat!”

Sambil berkata, Mulan mengambil keranjang obatnya, dia bergegas berlari ke arah barat sambil menarik Bayu, lalu menoleh berkata kepadaku dengan khawatir, “Gilang, kamu berjaga di sini, jika Trejo datang lagi, panggil kami!”

Aku berpikir dalam hati, daripada khawatir Trejo si manusia sampah itu akan datang, lebih baik pikirkan saja apakah aku akan melakukan sesuatu sebagai seorang pria sejati.

“Iya, baik, kamu pergi saja, aku akan berjaga di sini. Terima kasih, jika kamu tidak datang aku benar-benar tidak tahu akan bagaimana mereka.” aku asal menjawab sambil menatap kedua gadis yang sedang gila karena nafsu seksual.

“Iya, tunggu aku!”

Mulan menoleh beberapa kali, lalu berlari ke arah barat.

“Aduh, kenapa Mulan bisa datang di saat ini….”

“Siapa yang suruh kamu ragu-ragu, jelas-jelas tadi ada kesempatan.”

Aku menunggu Mulan tanpa suara, menghadapi serangan Selvi dan Alvia, aku berusaha sebisa mungkin mempertahankan akal sehat untuk mendorong mereka, kalau tidak, takutnya aku tidak akan bisa menjelaskan kebenaran. Di tempat terpencil seperti ini, jika tidak ada Mulan, mungkin aku benar-benar akan langsung menjamah mereka.

Aku menghela napas, dan menggelengkan kepala.

“Aku datang!”

Mulan langsung melompat dari turunan, diikuti oleh Bayu yang sedang tertawa bodoh. Aku merasa kesal sekali, tetapi tetap mengambil tanaman obat itu.

“Apakah langsung beri mereka makan?”

Mulan mengangguk, tetapi mengernyit, dan dia menyumpalkan tanaman obat ke dalam mulut kedua gadis itu.

“Minggir… minggir, aku mau berikan aku….”

Alvia langsung memuntahkan obat ke samping, sama sekali tidak mau makan obat.

“Bagaimana ini?”

Novel Terkait

Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu