Penyucian Pernikahan - Bab 1 Pengantin

Tempat yang aku tinggal merupakan sebuah daerah pegunungan terpencil yang miskin dan termasuk daerah tertinggal. Di desa kami terdapat sebuah kebiasaan sejak zaman kuno, yaitu ketika malam pertama pernikahan, pengantin tidak boleh berdarah, jika tidak maka akan membawakan bencana bagi suaminya. Karena itu, seorang pengantin harus memberikan keperawanannya kepada orang lain terlebih dahulu sebelum acara pernikahan, yang biasanya disebut dengan istilah penyucian.

Tetapi tidak semua pria boleh melakukan hal itu, di dalam desa hanya akan terdapat seorang pria yang dipilih oleh warga untuk melakukan hal itu kepada pengantin, dan orang ini akan disebut dengan Pencuci .

Namun sepanjang ini, usia setiap Pencuci tidak akan panjang, karena terlalu sering berhubungan dengan banyak wanita, yang akan menyebabkan kesialan bagi mereka masing-masing, biasanya mereka akan meninggal pada usia empat puluhan yang disebabkan oleh kecelakaan tak terduga. Sehingga, tidak terlalu banyak orang yang ingin menjadi seorang Pencuci .

Biasanya yang menjadi Pencuci, adalah orang miskin yang tidak dapat menghidupi dirinya sendiri, dan berada di dalam kondisi yang tidak dapat menentukan apa pun, mereka juga terpaksa untuk menjalankan pekerjaan ini. Karena setelah menjadi seorang Pencuci, setiap keluarga di desa akan menyokong kehidupannya, agar lain kali orang tersebut juga dapat melakukan penyucian terhadap calon menantu mereka. Bahkan setelah selesai melakukannya, juga dapat menerima uang dari pengantin.

Sejak kecil aku sudah kehilangan orang tua, ketika berusia tujuh tahun sudah menjadi anak yatim, aku besar dengan memakan nasi yang dikumpulkan dari orang-orang di desa. Ketika aku berusia delapan belas tahun, Pencuci di dalam desa kami tiba-tiba meninggal dunia, karena terkena sejenis penyakit aneh.

Di dalam desa tidak boleh sehari tanpa seorang Pencuci, jadi banyak pimpinan suku-suku besar di desa pun datang mencariku, agar aku dapat menjadi seorang Pencuci . Mereka mengatakan aku besar dengan memakan nasi dari mereka, dan sekarang merupakan waktunya aku untuk berterima kasih kepada mereka.

Aku sangat tidak ingin, tetapi jika aku tidak menerimanya, aku akan diusir dari desa, akhirnya aku pun menyetujuinya, akibat tekanan dari berbagai hal. Bagaimanapun orang miskin seperti aku, hidup juga tidak berguna. Dari pada hanya sia-sia, lebih baik aku melakukan sesuatu yang dapat berkontribusi kepada desa kami.

Bahkan, jika aku tidak menjadi seorang Pencuci, gadis di dalam desa juga tidak akan ada yang mau menikah dengan aku, dari pada seumur hidupku hanya seperti ini, lebih baik aku menjadi seorang Pencuci, yang juga dapat berhubungan dengan wanita.

Setelah melakukan upacara di aula leluhur agung di dalam desa, aku pun dengan resmi menjadi seorang Pencuci .

Pada hari ketujuh setelah aku menjadi Pencuci, tugas pertamaku pun datang.

Keluarga Pota yang terbesar di dalam desa akan mengadakan acara pernikahan. Pengantin pria bernama Ahmad Pota, dan pengantin wanita bernama Selvi Maharani yang merupakan salah satu dari tiga gadis tercantik di dalam desa kami.

Usia Selvi lebih besar dua tahun dari aku, sejak kecil dia sudah merupakan sosok yang sangat cantik, tetapi dia juga sangat galak, dia sering menindasku, dan sangat membenciku, karena aku tidak mempunyai orang tua, yang tidak berbeda jauh dengan seorang pengemis.

Dulu aku pernah mencuri timun yang ditanam oleh keluarga mereka, tetapi ditangkap oleh Selvi . Aku pun dipukul olehnya, sampai mataku membengkak, dan hidungku pun berdarah. Tetapi yang paling keterlaluan adalah, dia melepaskan celanaku, dan memasukkan sebatang timun itu ke dalam pantatku……

Sedih sekali ketika mengingatnya, kejadian itu meninggalkan bayangan psikologis terhadapku di dalam masa kecilku. Semenjak itu, aku menjadi sangat takut dengannya, ketika melihat wanita itu, aku akan melarikan diri, dan tidak berani untuk menatapnya sama sekali. Jika bertemu dengannya, aku juga akan menghindarinya.

Tetapi dengan tidak sangka, setelah aku menjadi Pencuci, tugas pertamaku adalah melakukan penyucian terhadapnya!

Sungguh canggung!

Sejujurnya, saat ini aku masih sedikit takut dengan wanita itu. Meskipun setelah besar wanita itu menjadi agak lembut, tetapi pengaruh yang diberikan oleh wanita itu dalam masa kecilku sungguh besar sekali.

Tetapi, setelah menerima tugas ini, aku merasa sangat senang, akhirnya aku dapat membalas perbuatan yang wanita itu lakukan kepadaku pada dulu! Dulu wanita itu menggunakan timun, kali ini aku akan menemukan harga diriku di hadapannya!

Satu hari sebelum malam pertama pernikahan wanita itu dengan Ahmad . Perantara pencari jodoh pun mengantarnya ke rumahku, agar aku mendapatkan keperawanannya.

Malam itu, Selvi mengenakan pakaian pengantin ke rumahku, ini adalah adat dan tradisi. Penampilan Selvi awalnya sudah cantik, setelah mengenakan pakaian pengantin, dan riasan pada wajahnya, dia terlihat lebih menawan.

Setelah perantara pencari jodoh mengantar Selvi ke dalam rumahku, dan memberitahu beberapa hal yang harus diperhatikan, dia pun meninggalkan rumahku.

Setelah perantara pencari jodoh itu pergi, di dalam kamar yang tua ini, hanya tersisa aku dengan Selvi .

Kali pertama melakukan hal ini kepada pengantin, apalagi terhadap seorang wanita yang berpenampilan sangat cantik, aku merasa sangat tertekan, karena aku tidak mempunyai pengalaman apa pun!

Melihat postur tubuh Selvi yang tinggi dan cantik, detak jantungku pun berdebar, dan seketika aku pun tidak tahu harus melakukan apa.

“Itu, kak Selvi, malam ini kamu sangat cantik!” Agar menjadi lebih tenang, aku hanya dapat mengajak Selvi untuk berkata.

“Gilang, kenapa ranjangmu begitu kotor!” Selvi melihat ranjangku.

Namaku adalah Gilang Ramdhan. Pada saat seperti ini, wanita itu masih mempunyai aura yang begitu kuat, perkataannya langsung dikatakan untuk menilaiku.

“Karena aku miskin, dengan mempunyai ranjang ini aku sudah sangat bersyukur.” Aku berkata dengan wajah yang memerah.

“Sungguh tidak disangka, kamu akan menjadi Pencuci, benar-benar menguntungkan kamu.” Selvi berkata.

“Aku juga tidak ingin, tetapi tidak berdaya juga, demi sesuap nasi.” Aku berkata.

“Coba kamu katakan, apakah tradisi ini di dalam desa kita termasuk takhayul, sebenarnya aku sama sekali tidak ingin datang mencarimu.” Selvi berkata dengan terus terang.

“Tradisi ini sudah lama diwariskan di dalam desa kita dari dulu, kamu jangan melupakan bahwa, beberapa tahun yang lalu Rudi Jaya, sosok yang bersekolah itu, karena dia tidak mempercayai tradisi ini, dan tidak mengizinkan Pencuci untuk melakukan penyucian kepada pengantinnya Tya Wijaya, akhirnya pada malam pertama pernikahannya, dia langsung meninggal di atas ranjang, saat ini Tya juga sudah menjadi seorang janda sejak kejadian itu.” Aku takut kejadian itu akan terjadi pada Selvi, jadi aku pun mengingatkannya.

Masalah ini semua orang yang ada di desa mengetahuinya, tak terkecuali Selvi . Setelah kejadian itu, tidak ada orang yang pernah mengambil resiko tersebut lagi.

Setelah Selvi mendengar perkataanku, dan tampaknya dia juga tidak ingin menjadi seorang janda, lalu dia pun berkata dengan wajahnya yang memerah: “Kalau begitu segera dimulai saja, lebih cepat menyelesaikannya aku juga dapat lebih cepat meninggalkan rumahmu, satu menit pun aku tidak ingin berada di sini.”

Adegan yang sangat menegangkan akhirnya akan terjadi juga. Bagaimanapun aku sudah menjadi seorang Pencuci, hal seperti ini tidak peduli itu sekarang atau pun ke depannya, aku tetap harus menghadapinya. Jika Selvi ingin menikah, wanita itu juga harus melalui tahap ini terlebih dahulu.

“Baik……baik. Kamu lepas……lepaskan bajumu dulu!” Karena aku merasa gugup, perkataanku pun terputus-putus.

“Um.” Selvi berkata, kemudian wajahnya pun memerah, dia menundukkan kepalanya untuk membuka kancing bajunya.

Tidak dapat ditutupi bahwa, Selvi yang sedang malu tampak sangat menawan, seketika aku pun tergoda olehnya.

Ketika Selvi sedang melepaskan kancing bajunya, aku melihat tangannya sedikit bergemetaran, dan dapat dipastikan, dia pasti juga sangat gugup. Bagaimanapun Selvi juga pertama kalinya melakukan hal ini, dan pertama kali melepaskan pakaiannya di depan seorang pria.

Ketika Selvi mulai melepaskan bajunya, aku merasa sekujur tubuhku menjadi panas. Postur tubuhnya yang sangat indah, dan kedua kaki mulus panjangnya, membuatnya terlihat seperti sebuah karya seni.

Aku berpikir di dalam hati, jika aku dapat mempunyai istri cantik seperti dia, tampaknya setiap harinya aku tidak akan turun dari ranjang.

Ketika Selvi melepaskan pakaian dalamnya, hidungku juga mulai mengeluarkan darah dengan tak terkendali……

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu