Penyucian Pernikahan - Bab 415 Membeli Cincin

Aku terlihat biasa-biasa saja, tetapi Victor berdiri untuk menyambut aku, dan terlihat sangat menghormati aku, Bos Rizieq juga bangkit berdiri dan membawa aku ke kursi, mereka tahu bahwa identitas aku tidak biasa.

Kami berempat duduk, aku memperkenalkan mereka yang kubawa, dan Victor juga mulai memperkenalkan temannya, orang-orang ini adalah bos dari perusahaan besar!

Dan ada empat orang, mereka berkumpul untuk membahas kerja sama membuat software taxi atau karena ada aku, Tuan Hadafi menginvestasikan 20 trilun, aki pikir orang ini sangat dermawan.

Ketika paman Wijaya memperkenalkan perusahaannya, dia tidak percaya diri dan suaranya agak canggung, bagaimanapun, orang-orang yang duduk di tempat ini semuanya adalah orang-orang besar, dan auranya sangat kuat, tekanannya membuat paman Wijaya tidak bisa bernapas.

Namun, karena ada aku di sini, aku langsung berbicara, perusahaan paman Wijaya butuh investor, dan aku sudah berinvestasi 20 miliar, Victor mendengar bahwa aku telah berinvestasi cukup banyak, dan langsung mengikutiku menginvestasikan 20 miliar juga, ada juga yang lain berkata bahwa akan berinvestasi 20 miliar juga.

Mereka semua bersulang untuk paman Wijaya, sangat menghormati dan sopan kepada paman Wijaya.

Paman Wijaya dan bibi Wijaya ketakutan, hanya dari mereka saja, sudah hampir 100 miliar, dan keduanya langsung bingung, keringat dingin terlihat di dahi mereka.

Yosepin juga sangat ketakutan, tetapi terakhir kali di KTV, Yosepin sudah bertemu dengan Bos Rizieq dan tahu betapa hebatnya aku.

Paman Wijaya dan istrinya segera mengetahui bahwa tuan rumah dari makan malan ini adalah Victor, setelah aku datang, mereka semua sangat menghormati aku, dan aku langsung menjadi pusat perhatian.

Setiap orang bertukar kartu nama dengan paman Wijaya, dan kemudian mengobrol satu sama lain, lambat laun, paman Wijaya menjadi percaya diri.

Nyatanya, petinggi-petinggi ini tidak jauh berbeda dengan orang biasa kecuali memang mereka sangat kaya, jika mereka sudah minum terlalu banyak, mereka tetap akan bicara yang tidak masuk akal dan teler.

Setelah makan lebih dari dua jam, sudah hampir jam satu pagi dan ahkirnya pesta berakhir.

Ketika aku mau pergi, Victor berbisik di telinga aku, delapan hari lagi, itu adalah hari ulang tahun Soran Leiwanov, dan aku harus datang.

Ulang tahun Soran, Victor sudah berkali-kali membicarakan hal ini, setiap kali aku bertemu dengan Victor dan akan berpisah dia selalu mengingatkan tentang hal ini.

Setelah Victor dan yang lainnya pergi, paman Wijaya dan istrinya sangat berterima kasih kepada aku, mereka sangat bersemangat dan senang.

Tentu saja mereka sudah tidak menjual barang-barang bekas dari luar negeri lagi, barang yang masih ada, setelah diperbaiki, akan diberikan ke orang-orang miskin secara cuma-cuma.

Semuanya sudah selesai.

Aku mengucapkan selamat tinggal pada Yosepin dan paman Wijaya serta istrinya, mereka berulang kali meminta aku untuk tinggal dulu disini untuk beberapa hari, tapi aku menjelaskan bahwa ada banyak hal yang harus diselesaikan, jadi aku tetap pergi.

Segera setelah aku berpisah dengan keluarga Wijaya, Yosepin mengirimiku pesan wechat dan sangat marah, mengatakan bahwa harusnya aku tinggal dulu ditempatnya.

Yosepin selalu mengkhawatirkan apa yang terjadi saat itu, orang tuanya dan aku memiliki masalah kecil, tapi sekarang kami memiliki hubungan yang baik, dia tetap mau bersamaku.

Faktanya, aku berjanji pada Yosepin untuk tinggal bersamanya selama dua hari, dua hari sudah berlalu.

Aku akan menyelidiki urusan liontin batu besok, sebenarnya, aku mau tinggal bersama mereka, tapi aku tidak bisa tetap tinggal di rumahnya, aku mungkin tidak bisa pergi besok.

Jadi, aku mencari hotel untuk beristirahat.

Keesokan paginya, aku naik taksi ke kota tempat asal Yosepin, yang disebut kota wanshui.

Kota ini dianggap jauh lebih makmur daripada tempatku, dengan navigasi dari seluler beberapa menit kemudian, aku menemukan toko batu harta karun wanguang.

Namanya sangat mendominasi, tetapi hanya toko batu kecil yang sangat biasa.

Ada tiga penjaga toko dan dua baris loket, selain batu, ada perhiasan emas dan perak.

Dua penjual yang lebih tua, berusia tiga puluhan, dan satu yang lebih muda, yang terlihat seusia aku, tujuh belas atau delapan belas tahun.

Setelah aku masuk, hanya gadis kecil ini yang menyapa aku, dua orang lainnya melihat aku dan bermain dengan telepon genggam mereka, mereka mengira aku hanya lihat-lihat saja, bukan untuk membeli barang.

Bagaimanapun, aku masih terlihat sangat muda.

Aku bertanya pada gadis kecil itu dan langsung menemui bos mereka.

Gadis kecil itu tersenyum, sangat manis, dan berkata: "Bos kita tidak ada di sini, biasanya hanya pada hari Minggu dan sesekali datang."

Aku bertanya, "Apakah ada teleponnya? Aku ada urusan mendesak dengan bos kamu dan ada masalah besar."

Gadis kecil itu tampak curiga, melihat usiaku yang masih muda, apa yang akan aku lakukan dengan bos mereka?

Gadis kecil itu berkata: "Maaf, nomor telepon bos kita tidak bisa diberikan kepada orang lain begitu saja."

Tidak ada orang yang bertanggung jawab di sini, hanya tiga staf penjualan, masing-masing menjalankan tugasnya.

Aku melihat perhiasan emas dan perak di depan gadis kecil itu, dan tersenyum: "Aku akan membeli cincin, bagaimana jika kamu memberikan nomor bosmu setelah kubeli ini ?"

Gadis kecil itu berkata, "Benarkah?"

Tentu saja, ada komisi untuk penjualan barang, dan cincin di konter semuanya lebih dari sejuta.

"En." Aku memutuskan untuk menggoda gadis kecil di depanku dan tersenyum: "Maukah kamu mencoba yang ini untukku?"

Gadis kecil itu tidak mempercayai aku, dia tersenyum dan berkata, "Apa yang kamu mau jika bertemu dengan bos kita? Ketika bos kita datang, aku akan menyampaikan pesanmu."

Aku berkata dengan sangat serius: "Beberapa tahun yang lalu, seorang teman aku menjual barang di sini, bagiku, barang itu sangat penting untuk dikenang, aku ingin membelinya kembali, jadi aku mau bertanya kepada bos kamu ."

"Aku akan membeli cincin ini, berikan padaku nomor telepon bosmu."

Gadis kecil itu sepertinya tidak meragukan apa yang aku katakan, dan berbisik: "Kamu tidak perlu membeli sesuatu, kamu terlihat seperti seorang pelajar, pasti kamu tidak punya uang sama sekali."

"Kamu tunggu aku di luar, aku akan memberikan nomor bos aku diam-diam."

Sungguh gadis yang lugu, dia takut kalau ada orang lain yang melihatnya memberikan nomor bosnya, itu tidak baik, nomor telepon bos tidak dapat diberikan begitu saja.

Aku tersenyum dan berkata, "Kamu bisa memilihkan cincin untuk aku, aku benar-benar akan membelinya, aku punya uang."

Gadis kecil itu berkata: "Ini ... ini cocok dikenakan untuk seorang gadis, apakah kamu ingin memberikannya kepada pacarmu?"

"Ya." Aku tersenyum: "Pacar aku memiliki tangan yang sama dengan tangan kamu, jadi tolong bantu aku pakai dulu dan aku akan lihat apakah cocok."

Gadis kecil itu menatapku dengan sangat serius, tidak seperti bercanda, dia membantuku memilih beberapa dengan sangat hati-hati, dan akhirnya memilih yang paling dia sukai, harganya 7 juta 6 ratus.

Namun, gadis kecil itu berkata: "Harganya terlalu tinggi, kamu lebih baik ganti yang lain, ada yang 1jutaan harganya, itu juga bagus."

Benar-benar menarik, saat membeli barang, bukankah kamu harusnya merekomendasikan barang yang bagus dan mahal kepada pelanggan?

"Itu saja." Aku tertawa: "Aku segera mengeluarkan ponsel aku dan memindai kode pembayaran di sebelahnya."

Setelah membayar, gadis kecil itu membuka mulutnya karena terkejut, dan dua penjual lainnya juga sangat terkejut, tak disangka, aku benar-benar membeli cincin.

Gadis kecil itu tersenyum bahagia, dan ketika dia sedang menulis invoicenya, dia juga menulis nomor telepon dan nama bosnya di atasnya.

Dia seorang wanita, Lisa Syahri.

“Oke, nona, cincinnya sekarang untukmu, selamat tinggal.” Setelah selesai berbicara, aku mengambil tagihan dan langsung berjalan keluar pintu.

Gadis kecil itu tercengang!

Gadis kecil itu mengejarku sampai keluar, "Barangmu, kamu lupa cincinmu."

Aku tersenyum dan berkata, "Nona, aku memberikannya kepada kamu ."

“Bukankah kamu buat pacarmu?” Gadis kecil itu sangat terkejut dan tidak tahu apa yang terjadi.

Aku tersenyum dan berkata, "Ya, itu untuk pacarku, jadi ambilah."

“Aku tidak bisa menerimanya, aku bukan pacarmu, cincin ini terlalu mahal.” Gadis kecil itu bersikeras untuk tidak menerimanya, tersipu malu, dan memasukkan cincin itu ke dalam sakuku.

Novel Terkait

Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu