Penyucian Pernikahan - Bab 530 Sejarah Dari Pencuci

Setelah setengah jiwa Dewi Danau keluar, dia segera mencari medium yang cocok di sekitar, seperti bunga, tanaman dan pohon. Kemudian dia bisa mengolah dan mengambil bentuk. Setelah menjadi seorang manusia, dia akan menemukan orang yang kuat dan berkuasa, membuka segel di sini, dan menyelamatkannya.

Sangat disayangkan bahwa meskipun itu setengah jiwa, itu juga jiwa seorang Dewi, bagaimana tanaman biasa bisa menjadi mediumnya?

Dewi Danau juga mencoba, pergi dari sini dengan setengah jiwa, mencari medium manusia di luar, sayangnya, orang biasa tidak dapat menanggung setengah jiwa Dewi Danau. Setelah memasuki jiwa orang biasa, setengah jiwa Dewi Danau akan meledak keluar di tempat.

Dewi Danau tidak dapat meninggalkan desa. Hanya setengah jiwa yang dapat tetap utuh di dalam segel. Jika meninggalkan segel, dalam beberapa jam, jiwa yang tersisa akan menghilang selamanya, dan tubuh akan jatuh ke dalam tidur abadi dan akhirnya mati.

Aturan langit adalah bahwa setengah jiwa tidak boleh dibiarkan muncul, mereka akan dihancurkan oleh cahaya dan faktor lainnya, dan kekuatan jiwa mereka akan habis dengan cepat, sama seperti hantu yang tidak dapat melihat cahaya dan sinar matahari pada siang hari.

Dewi Danau sangat menderita setiap hari, jadi dia berpikir, karena tidak ada tubuh yang dapat membawa kekuatan jiwanya, maka ... dia harus menemukan cara untuk menciptakan tubuh dan jiwa yang kuat untuk membawa kekuatannya.

Untuk menciptakan fisik yang kuat, kondisinya sangat menuntut dan membutuhkan banyak elemen kehidupan dan kematian yang tak ada habisnya, tetapi tidak ada ahli spiritual di desa sekitar kami, mereka semua adalah orang biasa.

Oleh karena itu, Dewi Danau bermaksud untuk mengumpulkan apa yang dia butuhkan dari orang biasa, mengumpulkan sedikit demi sedikit, dan suatu hari dia akan memenuhi persyaratannya.

Setelah kekuatan terkumpul cukup, cari kandidat yang cocok untuk membuat fisik orang tersebut memenuhi persyaratan membawa kekuatan dan jiwa yang tersisa. Pada saat itu, setengah jiwa Dewi Danau dapat mengambil alih orang itu dan pergi.

Jiwa yang tersisa itu sendiri tidak memiliki tubuh dan tidak dapat mengumpulkan kekuatan, dan kekuatan yang ingin dikumpulkan oleh Dewi Danau adalah ... aura, yaitu energi kehidupan dan energi kematian.

Akibatnya, Dewi Danau mencari seorang pria muda di desa yang energik. Dewi Danau memberinya Teknik Pelet Perawan dan memberi Kepala Desa kekuatan, untuk memetik Jiwa Perawan wanita dan darah perawan.

Pada saat itu, dunia sedang kacau, dan pemuda itu adalah seorang bandit di luar. Di bawah godaan kekuatan yang kuat, pemuda itu selalu menimbulkan masalah di luar. Semuanya mengikuti pengaturan Dewi Danau. Biarkan pemuda itu bertindak dengan cara yang hati-hati. Dalam keadaan normal, tidak mengekspos kekuatannya.

Dewi Danau juga khawatir bahwa pemuda itu akan menjadi sasaran orang masyarakat Peramal dan Gunung Naga Putih, dan khawatir setengah jiwanya akan habis dan ditemukan serta dihancurkan oleh musuh.

Namun, terlalu lambat bagi seseorang untuk mengambil Jiwa Perawan, jadi Dewi Danau melatih lebih dari 30 orang untuk diam-diam bekerja sama dengannya.

Karena dunia sedang dalam kekacauan pada saat itu, hingga lebih dari 20 tahun kemudian, tujuh orang meninggal, Dewi Danau mencari orang-orang yang tersisa satu demi satu, membunuh mereka secara diam-diam, mengambil semua aura yang mereka kumpulkan, dan menyimpan semua.

Dewi Danau menggunakan metode ini secara rahasia selama lebih dari seratus tahun, dan kemudian ada yang tidak beres. Era itu adalah era yang damai. Desa kami juga merupakan desa besar dengan populasi yang sangat besar.

Raja baru membuat negara kuat dan damai di seluruh negeri. Kehidupan penduduk desa sangat damai, tidak ada bandit, tidak ada pembunuhan, dan orang-orang di desa tidak perlu keluar.

Rencana Dewi Danau tidak dapat dilaksanakan sedikit pun, bahkan rencananya dengan mudah akan terungkap.

Zaman itu sangat feodal, laki-laki dan perempuan tidak akan melakukan hubungan seks sebelum menikah, apalagi berhubungan dengan wanita lain, karena penduduk desa memiliki kehidupan yang baik dan menjaga kehidupannya sendiri.

Selain itu, dia menemukan bahwa jika ini terus dilakukan, akan semakin sedikit pria di desa. Jika semua pria terjadi kecelakaan, rencana Dewi Danau tidak akan dapat dilanjutkan.

Dewi Danau bahkan lebih khawatir, jika menyakiti banyak orang dan penyelidikan resmi tidak dapat memberikan hasil, pada akhirnya, dia takut akan menarik orang dari Gunung Naga Putih.

Akibatnya, Dewi Danau memikirkan sebuah jalan, cara yang memungkinkan seseorang untuk mengumpulkan kekuatan secara diam-diam untuknya, tanpa harus melatih banyak orang sekaligus, yang mudah diekspos.

Apa yang bisa dicapai dalam tiga ratus tahun, harus diperpanjang hingga ribuan tahun, atau dengan kata lain, ketika setelah situasi kacau saat ini, bisa melatih lebih banyak laki-laki.

Mudah untuk mengontrol orang biasa, tapi sulit untuk tidur dengan wanita lain. Saat itu, terlalu feodal. Tidak diperbolehkan berhubungan dengan wanita sebelum menikah. Jika mereka dipergoki, mereka akan dibuang dalam kandang babi, atau bahkan dianggap kejahatan besar.

Sulit untuk membuat orang itu tidur dengan banyak wanita. Harus ada konspirasi kecelakaan.

Akibatnya, Dewi Danau melaksanakan rencananya. Seorang pria di desa menikah, mempelai laki-laki mengalami kecelakaan malam itu. Pemerintah mengirim orang untuk menyelidiki, tetapi tidak ada hasil yang ditemukan.

Beberapa bulan kemudian pernikahan lagi, malam itu mempelai laki-laki meninggal mendadak, pemerintah belum menemukan petunjuk.

Setelah lima kecelakaan berturut-turut, peristiwa bahagia berubah menjadi pemakaman, dan penyelidikan resmi gagal menunjukkan hasilnya. Penduduk desa panik, dan keluarga yang tertimpa kecelakaan itu juga hancur dan orang-orang tua di desa mulai mengatakan bahwa itu adalah roh jahat.

Oleh karena itu, penduduk desa mengundang penyihir dari luar.

Semuanya ada dalam rencana Dewi Danau. Tidak boleh membuat masalah menjadi besar, harus mengendalikan semuanya.

Dewi Danau secara langsung mengendalikan penyihir yang tidak berpengalaman, dan meminta penyihir untuk memberi tahu penduduk desa bahwa desa itu dikutuk.

Konon desa membutuhkan Pencuci, setelah pengantin perempuan disucikan, darahnya akan murni dan tidak akan ada masalah.

Pada awalnya penduduk desa meragukan perkataan penyihir. Di era feodal itu, penduduk desa tidak bisa menerima hal semacam ini. Siapa yang mau membiarkan pria lain mengawini calon istri mereka?

Dan penyihir itu sangat yakin, dan berjanji pada penduduk desa untuk tinggal di desa dan menyelesaikan masalah ini untuk penduduk desa.

Penduduk desa tidak percaya pada kata-kata penyihir, jadi mereka mengundang biksu lain dari luar. Penduduk desa yang diundang semuanya adalah biksu penyihir yang setengah ilmunya. Dewi Danau dapat dengan mudah mengendalikan orang-orang ini.

Biksu dan penyihir berkata bahwa desa itu dikutuk, feng shui sangat buruk, dan auranya sangat penuh dengan darah, hanya bisa mencari Pencuci, desa tidak akan mengalami masalah jika disucikan.

Setelah dua orang berturut-turut mengucapkan kata-kata yang sama, penduduk desa perlahan-lahan mulai menerima dan mempercayai mereka.

Setelah biksu pergi, ahli agama tinggal di desa untuk menyelesaikan masalah ini, bahkan biksu itu tidak pergi, tetapi diam-diam dibunuh oleh Dewi Danau.

Ahli agama itu secara sukarela menjadi Pencuci untuk memecahkan masalah bagi penduduk desa, dan ahli agama itu juga merupakan Pencuci pertama di desa kami.

Sebulan kemudian, keluarga menikah. Mereka melakukan apa yang dikatakan ahli agama. Malam sebelum pernikahan, ahli agama tidur dengan pengantin wanita. Keesokan harinya, pasangan itu menikah. Pengantin pria tidak mati malam itu.

Orang-orang yang menikah di beberapa keluarga berikutnya semuanya ditiduri oleh ahli agama, menghisap banyak Jiwa Perawan.

Beberapa penduduk desa masih tidak percaya pada hal-hal aneh ini, ketika putri mereka menikah, mereka tidak mengikuti kata-kata ahli agama dan pengantin laki-laki meninggal keesokan harinya.

Setelah ini terjadi, semua penduduk desa percaya pada kata-kata ahli agama itu.