Penyucian Pernikahan - Bab 13 Bertindak Serius
Alvia tiba-tiba menopang wajah Selvi, lalu langsung menciumnya.
“Aa !” Selvi jelasnya terbengong kaku, lalu mengeluh kaget dengan gaya kebingungan. Alvia mengambil kesempatan ini untuk menyelinapkan lidah sendiri ke dalam mulut Selvi.
Aku langsung terbengong kaku, apakah diriku yang salah melihat ? Alvia bahkan bertindak serius ? Dia terlalu menggila sekali !
“Saat ini emosional mereka sedang melonjak tinggi, saatnya bertindak. Pergi sekarang dan mengambil keperawanan mereka.” Dewi Danau tiba-tiba berkata.
“Ini…ini bukannya tidak terlalu baik ya ?”
Aku merasa tindakan seperti ini tidak jauh berbeda dengan seorang pemerkosa. Seumur hidupku paling benci dengan pemerkosa, Aku tidak ingin menjadi seorang penjahat di dalam hidupku.
“Kuno !”
Nada bicara Dewi Danau penuh dengan kesan kecewa.
“Wuwu…” Selvi seolah-olahnya ingin mendorong Alvia, namun bagian dada kirinya terus tertindih oleh Alvia, sehingga telapak tangannya terus menepuk kuat.
Selvi sepertinya tidak ada tenaga untuk memberontak lagi, kedua kakinya mengulur dengan lurus, membiarkan Alvia mencium secara paksa terhadap dirinya. Dengan perlahan-lahan, mereka berdua saling merengut ciuman, dua wajah yang cantik juga semakin merona merah, nafasnya juga semakin menyesakkan.
Alvia menangkap satu tangan Selvi dan meletakkan di antara dua pahanya, setelah itu kedua pahanya menjepit dengan erat pada tangan Selvi ….
Selvi mencoba menarik tangan sendiri namun tetap saja tidak berhasil, setelah itu bertanya :”Kamu kenapa pula ----“
Nada pembicaraanya sangat panjang, sehingga kedengarannya sangat merdu.
“Aku mau kamu.” Alvia berkata dengan nada ringan, “Aku ingin memberikan keperawanan aku untukmu.”
“Kamu mesum sekali.” Selvi berkata, “Gilang di kamar sebelah saja, Aku panggil dia ke sini…”
“Aku tidak mau ! Dia hanya sampah tidak berguna dan busuk, mana ada seenak kamu.” Alvia sambil berkata, lalu sambil mencium lagi ke bibir Selvi.
Api amarah di hatiku terus melonjak.
Dasar kau Alvia, beraninya menganggap aku sebagai sampah, merasa aku busuk pula ! Aku tidak akan mengampuni kamu !
Sementara pada saat ini, Alvia bahkan melepaskan celana dalam sendiri, lalu melemparnya ke sisi kasur.
Dengan demikian, kakak sepupuku langsung memaparkan tubuhnya yang telanjang bulat di hadapanku, Aku hampir saja mengalirkan darah mimisan.
Setelah melepaskan celana dalam, Alvia menangkap satu tangan Selvi untuk mengulur ke pertengahan dua pahanya……
Ini jejaknya ingin Selvi yang mengambil keperawanannya ?
Aku terus menjerit kata jangan di dalam hati.
Lepaskan tangan Selvi, biarkan Aku saja !
“Guk !” Pada saat melihat pemandangan indah di antara kedua paha Alvia, Aku tidak bisa bertahan untuk meneguk air ludah sendiri.
“Siapa ?” Alvia mendengar suara menelan air ludah, sehingga menghentikan gerakannya dan menoleh ke arah jendela.
Aku kaget seketika dan ingin bersembunyi, namun saat ini gorden sedang terikat di dalam kamar, sementara sekarang juga tidak ada tempat luang di luar, Aku sama sekali tidak ada tempat persembunyian, akhirnya hanya bisa menahan rasa segan dan melambaikan tangan kepada Alvia.
“Kak…kakak sepupu, selamat malam.” Aku tersenyum paksa dan menyapa kepada mereka.
“Aaa !” Setelah melihat keberadaanku, Alvia kaget melompat dan bangun dari tubuh Selvi, lalu berteriak :”Dasar sialan, kenapa sembunyi di luar jendela ? Kamu sedang mengintip kami ?”
Wajah Alvia penuh dengan jejak amarah.
Selvi juga menyadari kembali, ketika melihat aku, dia menjerit kaget dan menutupi bagian dada dengan kedua tangannya.
“Gilang ? Kamu…kamu bahkan mengintip kami ! Dasar pria mesum !” Selvi membentak dengan emosi, pada saat yang sama juga menampakkan jejak malu tersipu.
“Kakak sepupu, aku…aku tidak melihat apapun.” Aku ingin menjelaskannya, namun otakku telah kekacauan dan sama sekali tidak bisa menjelaskan apapun.
Alvia mengeluh sinis dan berbisik di telinga Selvi, setelah itu Selvi melirik Aku dan tersenyum sekilas, lalu mengangguk setuju.
Pada saat diriku sedang penasaran dengan isi pembicaraan mereka, Alvia telah mengaitkan jari kepadaku, lalu berkata dengan perlahan-lahan :”Gilang, kamu masuk.”
“Apa ?” Aku mengira bahwa diriku telah salah mendengar, sehingga menatap Alvia dengan penuh kakagetan.
Alvia tersenyum tidak jelas. “Jangan apa lagi, suruh kamu masuk ya masuk saja, tidak dengar ya ?”
Kali ini Aku telah mendengar dengan jelas, dalam hatiku sangat tidak bisa percaya, Alvia bahkan suruh Aku masuk ke kamarnya ? Berdasarkan sikap Selvi dan Alvia, dalam keadaan seperti ini pastinya akan memaki diriku dengan mati-matian, akan tetapi mereka malahan menyuruh Aku masuk ke dalam kamar !
Dengan melihat tatapan dan tubuh mereka yang menggoda, dan juga wajah dan leher yang telah merona merah, Aku menjadi sadar seketika, mereka berdua pastinya dikarenakan terlalu lama saling meraba, sehingga saat ini nafsu tidak terkendali dan tubuhnya telah kehausan, oleh sebab itu menginginkan diriku yang membantu mereka…
Jadi sekarang ingin diriku beraksi satu lawan dua ?
Saat ini Aku merasa kaget dan senang, akhirnya tidak perlu bertindak diam-diam terhadap mereka dengan membawa nama pemerkosa.
Kali ini mereka yang minta sendiri kepadaku.
“Aku masuk sekarang.” Aku menjawabnya, lalu mendorong pintu dan memanjat ke dalam kamar.
Setelah masuk ke dalam kamar, Aku baru menyadari ternyata Selvi dan Alvia telah ulang mengenakan baju tidur mereka, saat ini mereka sedang menatapku dengan wajah yang penuh dengan senyuman.
Aku merasa sedikit bersemangat dan menggosok tangan sendiri, “Itu, sebenarnya…emm, harus bagaimana ?”
Selvi dan Alvia saling bertatapan, lalu menutup mulut dan tertawa sendiri.
“Kamu duduk saja dulu.” Alvia menunjuk kasur dan berkata padaku.
Aku juga duduk di atas kasur dengan hati tanpa ragu.
Alvia memberikan sebuah isyarat mata kepada Selvi,Selvi juga mengangguk padanya.
“Kamu pejamkan mata dulu.” Alvia berkata dengan nada manja, “Aku bisa malu.”
Bagaimanapun mereka adalah seorang wanita, meskipun hatinya sangat menginginkannya, namun pastinya memiliki pertahanan sendiri, makanya mereka ulang mengenakan baju tidurnya lagi.
Aku memejamkan mata dan menanti pelayanan dua nona cantik tersebut.
Tiba-tiba sebuah selimut menutup pada kepalaku.
Aku membuka mataku, pemandangan di depan mataku menjadi gelap gulita.
Dalam hatiku mulai berpikir sendiri, jangan-jangan mereka ingin bermain di bawah selimut ?
Benar-benar gadis yang pemalu, bukannya sudah cukup apabila mematikan lampunya saja ?
Pada saat diriku sedang menebak siapa yang akan maju duluan, tiba-tiba mendengar suara Alvia yang berkata :”Mulai hantam !”
Setelah itu, rasa kesakitan mulai terasa di bagian kepala dan pinggangku.
Aku terbengong seketika, apa yang terjadi ?
Namun setelah itu Aku langsung menyadari kembali, ternyata kedua gadis ini sedang memukul Aku ?
“Hem, dasar pria mesum, berani mengintip kami pula, mati saja kau !”
“Pukul saja sampai muntah darah, tusuk saja matanya !”
……
Selvi dan Alvia terus memaki dan menjerit, lalu memukul dan menendang pada tubuhku.
Pukulan mereka tidak memberikan ampun, sehingga tubuhku juga merasakan kesakitan, namun Aku tidak berani melawan juga, lagi pula saat ini kepalaku sedang tertutupi oleh selimut, sehingga sama sekali tidak bisa melawan.
Awalnya mengira bahwa dapat menikmati tubuh yang indah, namun ternyata malah dipukul oleh mereka !
Sementara pada saat yang sama, Alvia menahan kedua tanganku yang berada di bawah selimut, lalu berkata dengan nada keras :” Selvi, preman sialan ini sudah melihat tubuh kita, kita juga harus melihat tubuhnya, kamu cepat lepaskan celananya !”
“Ini…ini bukannya tidak terlalu baik ya ?” Selvi sedikit tidak berani untuk bertindak.
“Ini tidak bermasalah, cepat lepaskan celananya, lalu memotret dan menyebar fotonya, agar orang desa kita tahu juga kalau ukurannya begitu pendek, setelah itu bisa memberhentikan jabatannya yang sebagai Pencuci, ke depannya kalau aku mau menikah, tidak perlu dirinya lagi yang mengambil keperawananku !” Alvia berkata lagi.
Dalam hatiku menjadi sangat kaget, ternyata Alvia bisa begitu kejam, bahkan ingin mengumumkan foto bugilku dan membuat diriku kehilangan jabatan Pencuci.
Api amarahku meledak seketika, Aku ingin membuka selimutnya dan berdiri, namun saat ini Alvia malah duduk di atas kepalaku, sehingga Aku sama sekali tidak dapat membalikkan badan.
“Oh…baik..baik !” Pada saat ini Selvi telah menyetujui permintaan Alvia dan mulai membuka celanaku.
Kedua kakiku terus memberontak, namun tidak membawa hasil apapun, bahkan celana dalamku juga terlepaskan oleh Selvi.
Aku merasa bersedih hati, Aku pernah memberikan pertolongan kepada Selvi, namun Selvi tetap saja lupa budi dan membantu Alvia untuk mencelakai diriku !
“Cepat ambil ponsel dan foto tubuhnya !” Alvia berkata lagi.
“Oh.” Selvi menjawabnya, sepertinya sedang pergi mengambil ponsel.
Pada saat ini, Aku mendengar suara Dewi Danau yang berkata padaku :”Benar-benar tidak berguna, sudah begitu dihina oleh wanita tetapi malah tidak berani melawan, orang sudah duduk di atas kepalamu, kamu tidak merasa terhina dan malu ya ? Kamu masih seorang pria atau tidak ? Kalau masih pria harus berani menyerang mereka, meniduri mereka saja dengan tanpa ampun !”
Kata-kata Dewi Danau membuatku merasa malu dan terhina, namun kata-kata Dewi Danau memang ada benarnya, Aku tidak boleh membiarkan dua wanita ini terus menginjak harga diriku, Aku harus balik menyerang !
Oleh sebab itu Aku menggunakan seluruh tenagaku, lalu menguatkan kepala dan menjatuhkan tubuh Alvia dari kepalaku.
“Aaa---“Alvia menjerit kaget dan jatuh terbaring di atas kasur.
Aku dengan cepatnya melepaskan selimut yang menutupi kepalaku, bersiap-siap untuk balik menghajar dua wanita tersebut.
Akan tetapi ketika Aku membuka selimutnya, Alvia telah bergerak lincah dan duduk kembali pada tubuhku.
Ternyata Alvia tidak memakai celana dalamnya ! Saat ini Aku melihat celana dalam Alvia yang masih tergeletak di sisi kasur, seharusnya ketika Aku masuk ke dalam kamar, dia hanya sempat mengenakan baju tidurnya saja, dan masih belum sempat mengenakan celana dalamnya lagi.
Rasa yang merasuki tulang membuat diriku bagaikan telah kesetrum listrik, seluruh tubuhku terbengong seketika, dan tidak tahu bagaimana bereaksi melawan lagi.
Pada saat Selvi yang pergi mengambil ponsel melihat reaksi perlawananku yang datang secara tiba-tiba, dia langsung bekerja sama dengan Alvia untuk menahan tubuhku lagi.
Alvia duduk di tubuhku dan mulai memukul sembarangan pada kepalaku.
“Sudah cukup !” Aku membentaknya, “Kalau pukul lagi aku akan balas.”
“Kalau tidak memberi pelajaran padamu, kamu bahkan tidak tahu kehebatan kakak sepupumu !” Alvia melanjutkan serangan kekerasan dirinya, “Mengintip kami pula, dapat keberanian dari mana kau !”
“Dia keterlaluan !” Tangan Selvi juga tidak berdiam santai, saat ini dia sedang menendang sembarangan pada tempat yang tidak diperhatikanku.
“Aku mau emosi !” Dua gadis ini semakin semangat memukulku, tenaganya juga semakin kuat, seluruh tubuhku menjadi kesakitan.
“Kamu mau emosi ? Aku lebih emosi daripada kau !”
“Phak !” Aku merasakan kesakitan yang menebar pada pipiku.
Alvia bahkan berani memukul wajahku !
“Kalian sudah keterlaluan !” Aku berusaha untuk menahan tangan Alvia, namun ketika mengulurkan tanganku, Aku malah menyentuh bagian yang lembut, sehingga menyimpan tanganku dengan refleks.
“Aa, berani meraba aku !” Mata Alvia telah melotot besar, “Dia berani meraba dadaku, Selvi, cepat menekan tangannya !”
“Aku bukan sengaja !” Aku buru-buru menjelaskannya, barusan aku memang tidak berniat.
“Sialan !” Alvia menjerit kuat, “Selvi, cepat tangkap tangannya !”
Selvi buru-buru menghampiri untuk menangkap tanganku, Aku juga melawan secara refleks, namun tanpa sengaja menyentuh pada bagian dadanya lagi.
Pada saat baru tersentuh dada Selvi, Selvi telah menjerit kuat dan buru-buru menghindariku.
“Budak ini memang mau membangkang, berusaha bertindak mesum pula !” Pada saat terasa emosi, Alvia juga melayangkan sebuah tamparan ke wajahku,
Aku tidak ingin menerima siksaan mereka lagi, sehingga bergerak dengan lincah dan menangkap tangan kirinya.
Aku menangkap tangan kanan Alvia dengan cepat, namun tangan kiri Alvia langsung melayang ke wajahku lagi, akhirnya Aku juga langsung menangkap tangannya.
“Sialan, cepat lepaskan tanganku !” Kedua tangan Alvia sama sekali tidak bisa bergerak, sehingga menjadi semakin emosi.
“Aku tidak mau lepas !” Aku tentu saja tidak mungkin melepaskan tangan Alvia dan membiarkan tangan Alvia balik menampar diriku.
Alvia yang terlanjur emosi bahkan mulai memukulku dengan bokong sendiri.
“Phakk ---“
Bokong Alvia yang empuk langsung memukul pada bagian bawah perutku.
Meskipun merasa sedikit kesakitan, namun dikarenakan Alvia yang tidak mengenakan celana dalamnya, sehingga rasa yang merasuki tulang membuat tubuhku bergairah seketika.
“Phakk ---“ Alvia mengulangi aksinya lagi.
Namun pada kali ini, alat kelaminku telah bereaksi dengan tanpa terkendali.
“Phakk ---“
Setelah ditepuk pada ketiga kalinya, alat kelaminku telah berdiri tegap.
Sementara pada saat ini, Alvia masih sedang bersemangat memukulku, sama sekali tidak menyadari kejanggalan pada bagian bawah tubuhku.
“Sialan, berani menyerang dada kami, mati saja kau !” Alvia mulai mengangkat bokong sendiri lagi, lalu memukul kuat ke arah bawah perutku….
“Phakk ---“
Seiring dengan bokong Alvia yang memukul ke arahku, Aku langsung terjerumus di dalam sebuah kelembutan, seluruh bagian kelaminku telah diterkam oleh bokong Alvia …
Novel Terkait
My Tough Bodyguard
Crystal SongInnocent Kid
FellaSomeday Unexpected Love
AlexanderCinta Seorang CEO Arogan
MedellineYour Ignorance
YayaAkibat Pernikahan Dini
CintiaPenyucian Pernikahan×
- Bab 1 Pengantin
- Bab 2 Sangat Gagal
- Bab 3 Kematian Pengantin Pria
- Bab 4 Jatuh Dari Tebing
- Bab 5 Perjanjian
- Bab 6 Di Atas Gunung
- Bab 7 Bak air
- Bab 8 Siaran langsung
- Bab 9 Seperti Orang Gila
- Bab 10 Pemikiran lain Alvia
- Bab 11 Reaksi Wajah
- Bab 12 Dua Gadis Menggoda
- Bab 13 Bertindak Serius
- Bab 14 Salah Paham
- Bab 15 Rencana
- Bab 16 Berniat Lain
- Bab 17 Di Dalam Mobil
- Bbab 18 Keindahan
- Bab 19 Anjing Mencium Aroma
- Bab 20 Daya Tahan Sangat Kuat
- Bab 21 Ladang Jagung
- Bab 22 Niat Baik Kepala Desa Tua
- Bab 23 Makan Malam Yang Mewah
- Bab 24 Pijatan Pertama Kali
- Bab 25 Citra Lestari
- Bab 26 Rahasia Wanita
- Bab 27 Lelucon
- Bab 28 Mengambil Barang
- Bab 29 Menyerang Kembali
- Bab 30 Tiga Orang Tinggal Bersama
- Bab 31 Menceritakan Kisah Hantu
- Bab 32 Sedikit Menjulurkan
- Bab 33 Kak Trias Trenggono
- Bab 34 Saran Dari Kepala Desa
- Bab 35 Pergi Ke Rumahnya
- Bab 36 Pijatan Yang Kedua
- Bab 37 Ancaman
- Bab 38 Dalam Pikiran
- Bab 39 Telepon Seluler
- Bab 40 Pendapat
- Bab 41 Keahlian Bagus
- Bab 42 Cantik
- Bab 43 Pahlawan Menyelamatkan Keindahan
- Bab 44 Mulan Ayu
- Bab 45 Kemari
- Bab 46 Melihat Sanny
- Bab 47 Penemuan Baru
- Bab 48 Gatal
- Bab 49 Sangat Nyaman
- Bab 50 Pengakuan Tya
- Bab 51 Orang Sakit Yang Tidak Diduga
- Bab 52 Kamu Harus Menaklukkan Anjing
- Bab 53 Mengancam
- Bab 54 Mata Dan Kasus
- Bab 55 Sepertinya Aku Sudah Basah
- Bab 56 Kedua Gadis Terjebak
- Bab 57 Khasiat Obat Mulai Bekerja
- Bab 58 Haus Dan Lapar
- Bab 59 Menyuapi Obat
- Bab 60 Amarah Warga
- Bab 61 Pengakuan Kembali
- Bab 62 Nyonya Kepala Desa
- Bab 63 Selvi Maharani Bersikap Seperti Ini Kepada Aku Untuk Pertama Kalinya
- Bab 64 Mengajari
- Bab 65 Berjuang Untuk Pekerjaan
- Bab 66 Selvi Dalam Bahaya
- Bab 67 Diberi Obat
- Bab 68 Perlawanan
- Bab 69 Kompetisi
- Bab 70 Tidak Ada Jalan Lain
- Bab 71 Perdebatan
- Bab 72 Serangan Balik
- Bab 73 Langkah Demi Langkah
- Bab 74 Melepas Celana
- Bab 75 Akupuntur
- Bab 76 Aku Menyukaimu
- Bab 77 Bekerjasama Dengan Dekan
- Bab 78 Tengah Malam Naik ke Tempat Tidur
- Bab 79 Kekuatan Jiwa
- Bab 80 Keterampilan Baru
- Bab 81 Pembelian
- Bab 82 Kematian Rizki Syafarudin
- Bab 83 Polisi Datang
- Bab 84 Ada Sesuatu yang Aneh (Bagian 1)
- Bab 85 Ada Sesuatu Yang Aneh (Bagian 2)
- Bab 86 Pertemuan Penduduk Desa
- Bab 87 Bawa Aku Keluar Desa
- Bab 88 Pencuci Baru
- Bab 89 Seorang Wanita Yang Sedang Berjuang
- Bab 90 Pelarian Untuk Kawin
- Bab 91 Kecelakaan
- Bab 92 Kak Trias Minta Tolong
- Bab 93 Putus Asa
- Bab 94 Beli Ponsel
- Bab 95 Orang Asli
- Bab 96 Delia
- Bab 97 Orang Desa
- Bab 98 Perkelahian
- Bab 99 Muncul Masalah
- Bab 100 Putra Orang Terkaya
- Bab 101 Halangan Tengah Jalan
- Bab 102 Kembali Ke Desa
- Bab 103 Persetujuan
- Bab 104 Rumah Hancur
- Bab 105 Konflik Bertambah
- Bab 106 Negosiasi
- Bab 107: Kompromi
- Bab 108 Konspirasi Yang Mengerikan
- 109 Pemakaman
- Bab 110 Tidak Ada Mayat
- Bab 111 Berubah-ubah
- Bab 112 Memuaskan Di Ranjang
- Bab 113 Mengancam
- Bab 114 Mengalah
- Bab 115 Menerima Seorang Bawahan
- Bab 116 Mengumpulkan Hak Suara
- Bab 117 Tidak Bermoral Sama Sekali
- Bab 118 Pencuci Baru
- Bab 119 Mata Buta
- Bab 120 Sanggah
- Bab 121 Masalah Besar
- Bab 122 Mencopot kepala Desa
- Bab 123 Aku Mau Menjadi Kepala Desa
- Bab 124 Ancaman
- Bab 125 Kematian Kepala Desa Tua
- Bab 126 Ditangkap
- Bab 127 Kecelakaan Mobil
- Bab 128 Selamatkan Orang
- Bab 129 Keamanan Publik Komisioner
- Bab 130 Racun
- Bab 131 Bukti Yang Tidak Ambigu
- Bab 132 Menyembuhkan
- Bab 133 Perdebatan Tiada Akhir
- Bab 134 Taruhan
- Bab 135 Pendarahan Otak
- Bab 136 Siapa Kamu?
- Bab 137 Bertengkar
- Bab 138 Dijodohkan Denganku?
- Bab 139 Minum Anggur
- Bab 140 Membuka Kamar Setelah Mabuk
- Bab 141 Bersetubuh Setelah Mabuk
- Bab 142 Kamu Adalah Priaku
- Bab 143 Anak Buah
- Bab 144 Membayar Hutang
- Bab 145 Gudang Di Sisi Barat Kota
- Bab 146 Pertarungan Sampai Mati
- Bab 147 Peringatan
- Bab 148 Pembunuhan
- Bab 149 Terluka Parah
- Bab 150 Rahasia Mulan Ayu
- Bab 151 Berbagi Ranjang Yang Sama
- Bab 152 Menolak
- Bab 153 Tidak Bisa Menyentuh Pria
- Bab 154 Lihat Jauh Ke Dalam
- Bab 155 Bukti
- Bab 156 Persiapan Penangkapan
- Bab 157 Rapat
- Bab 158 Retoris
- Bab 159 Obat
- Bab 160 Tidak Bisa Kabur
- Bab 161 Pantas Mendapatkannya
- Bab 162 Pindah
- Bab 163
- Bab 164 Chudak Mbew
- Bab 165 Batas
- Bab 166 Berdebat
- Bab 167 Semakin Lama Semakin Serius
- Bab 168 Menekan di Segala Aspek
- Bab 169 Pengajaran Paman Pota
- Bab 170 Nenek Terserang Penyakit
- Bab 171 Patah Hati
- Bab 172 Cerita Di Dalam
- Bab 173 Cucu Angkat
- Bab 174 Hadiah
- Bab 175 Penyegelan
- Bab 176 Memurnikan Ginseng
- Bab 177 Orang Tua Hilang
- Bab 178 Menginap di Rumahku Malam Ini
- Bab 179 Permintaan Tanpa Akhir
- Bab 180 Merayakan Ulang Tahun
- Bab 181 Bermaksud Menjelekkan
- Bab 182 Langsung Serang Dia
- Bab 183 Konflik
- Bab 184 Tamu Bagai Awan
- Bab 185 Tuan Rumah Hadir
- Bab 186 Penindasan Secara Langsung
- Bab 187 Tembakan
- Bab 188 Tamparan
- Bab 189 Bos Rizieq
- Bab 190 Tampar Wajah Lagi dan Lagi
- Bab 191 Ginseng Sakti
- Bab 192 Melihat Pertunjukan Bagus
- Bab 193 Mengejek
- Bab 194 Ginseng Asli atau Palsu
- Bab 195 Keributan di Tempat Pertunangan
- Bab 196 Memulai Pertengkaran yang Sengit
- Bab 197 Ledakan
- Bab 198 Putus asa
- Bab 199 Kemenangan Besar
- Bab 200 Cinta
- Bab 201 Ulang Tahun
- Bab 202 Tembakan
- Bab 203 Pembunuh Wanita Misterius
- Bab 204 Mengalahkan Wanita Pembunuh
- Bab 205 Lapor Polisi
- Bab 206 Bukti Sudah Dipastikan
- Bab 207 Dikurung
- Bab 208 Jebakan
- Bab 209 Menyapa
- Bab 210 Negosiasi
- Bab 211 kondisi membingungkan
- Bab 212 20 Miliar
- Bab 213 Terbongkar
- Bab 214 Mayat yang hilang
- Bab 215 Jaminan
- Bab 216 Dapat 40 Miliar
- Bab 217 Pemilihan Kepala Desa
- Bab 218 Pidato Walikota
- Bab 219 Wakil Gubernur
- Bab 220 Perselisihan
- Bab 221 Situasinya Tidak Bagus
- Bab 222 Kartu AS
- Bab 223 Perdebatan Pasti
- Bab 224 Memancing Menggunakan Uang
- Bab 225 Kompetisi Ganas
- Bab 226 Yang Punya Uang Raja
- Bab 227 Pengusiran
- Bab 228 Deklarasi Keterlibatan
- Bab 229 Berliku-liku
- Bab 230 Mahmud Dipukuli
- Bab 231 Menghajar Chudak
- Bab 232 Gagal total
- Bab 233 Rapat Selesai
- Bab 234 Vanya
- Bab 235 Lelaki Bajingan
- Bab 236 Kecelakaan Mobil
- Bab 237 Pembunuhan
- Bab 238 Vanya Terluka Parah
- Bab 239 Cemburu
- Bab 240 Penyelidikan
- Bab 241 Bertanggung Jawab
- Bab 242 Kecanduan Narkoba
- Bab 243 Memetik Jiwa Perawan dan Racun
- Bab 244 Orang Yang Bekerjasama
- Bab 245 Kematian Gerad Romlah
- Bab 246 Rahasia
- Bab 247 Bingung
- Bab 248 Saling Curiga
- Bab 249 Masuk dan Keluar
- Bab 250 Harta Karun
- Bab 251 Jahat
- Bab 252 Berita Penting
- Bab 253 Temukan Rumah
- Bab 254 Di Balik Layar
- Bab 255 Jalan Buntu
- Bab 256 Gadis Malang
- Bab 257 Itu Kamu
- Bab 258 Menyelamatkan Sampai Akhir
- Bab 259 Percobaan Pembunuhan Lainnya
- Bab 260 Membingungkan Banyak orang
- Bab 261 Kematian Rasputin
- Bab 262 Setinggan
- Bab 263 Semakin Besar
- Bab 264 Rahasia Aula Leluhur
- Bab 265 Dalang
- Bab 266 Bagian Khusus
- Bab 267 Pertikaian
- Bab 268 Ancaman
- Bab 269 Wanita Misterius
- Bab 270 Segera bergerak
- Bab 271 Kaleng Aneh
- Bab 272 Menggali Makam
- Bab 273 Tong Samcong
- Bab 274 Kompas Meledak
- Bab 275 Segel Iblis
- Bab 276 Perdebatan Tanpa Akhir
- Bab 277 Gua Misterius
- Bab 278 Telah Terjadi Sesuatu
- Bab 279 Menghentikan
- Bab 280 Masuk Gua
- Bab 281 Siluman Kuning
- Bab 282 Umpan
- Bab 283 Membunuh Kejahatan
- Bab 284 Pohon Raksasa
- Bab 285 Peti Mati
- Bab 286 Roh Pohon
- Bab 287 Transplantasi
- Bab 288 Bukan Titik Kuburan
- Bab 289 Ukiran Misterius
- Bab 290 Wanita di Dalam Peti Batu
- Bab 291 Kemunculan Harta Karun
- Bab 292 Luka Gigitan
- Bab 293 Mengantuk
- Bab 294 Asap Hitam
- Bab 295 Tuan Pencuci
- Bab 296 Pengepungan
- Bab 297 berjuang untuk harta karun
- Bab 298 Pakaiwan Sujiwo
- Bab 299 Naik ke Atas Gunung
- Bab 300 Identitas Kikyo
- Bab 301 Kisah Masa Lalu
- Bab 302 Batu Cakra
- Bab 303 Tubuh Kehabisan Tenaga
- Bab 304 Membeli Batu Cakra
- Bab 305 Bos Cemplon
- Bab 306 Kembali ke Desa
- Bab 307 Berlutut dan Meminta Maaf
- Bab 308 Diluar Kendali
- Bab 309 Polisi Sudah Datang
- Bab 310 identitas misterius
- Bab 311 harta tak berharga
- Bab 312 dua miliaran
- Bab 313: Rubah tua
- Bab 314 Memafkan Selagi Bisa
- Bab 315 Teman Baru
- Bab 316 Penyakit Aneh
- Bab 317 Parasit
- Bab 318 Traktir
- Bab 319 Keuangan
- Bab 320 Blokir Di Luar Pintu
- Bab 321 Konflik
- Bab 322 Aku Seorang Bos Besar
- Bab 323 Clubhouse
- Bab 324 Keindahan Klub Malam
- Bab 325 Bertemu Kenalan
- Bab 326 Pamer
- Bab 327 Pukulan
- Bab 328 Seratus Botol
- Bab 329 Penagihan Hutang
- Bab 330 Tidak Bisa Meminjamkan Uang
- Bab 331 Kekerasan Penagih Hutang
- Bab 332 Tunjukkan Aslimu
- Bab 333 Muka Jelek
- Bab 334 Memulai Perkelahian
- Bab 335 Siapa Yang Membuat Masalah Disini?
- Bab 336 Berlutut Dan Meminta Maaf
- Bab 337 Pinjaman Berbunga Tinggi
- Bab 338 Peraturan
- Bab 339 Menderita Karena Kesalahan Sendiri
- Bab 340 Sudah Selesai
- Bab 341 Kedekatan Antara Kakak dan Adik
- Bab 342 Godaan Kecantikan
- Bab 343 Tubuh Positif Murni
- Bab 344 Harimau Putih
- Bab 345 Batu Cakra
- Bab 346 Lokasi Pertukaran
- Bab 347 Sandra
- Bab 348 Bom Meledak
- Bab 349 Bantuan Tingkat Pertama
- Bab 350 Pemindahan
- Bab 351 Penyembuhan
- Bab 352 Sudah Pulih
- Bab 353 Kakek Tua
- Bab 354 Gagal Dalam Penilaian
- Bab 359 Gagal Pembunuhan
- Bab 356 Pulang ke Rumah
- Bab 357 Kembali ke Rumah
- Bab 358 Diskusi Pembunuhan
- Bab 359 Pembunuhan yang Gagal
- Bab 360 Hasan Sangat Misterius
- Bab 361 Tujuan Hasan Priaga
- Bab 362 Menjalin Kerjasama
- Bab 363 Main Aman
- Bab 364 Cari Bantuan
- Bab 365 Perpisahan Kikyo
- Bab 366 Rencana Cadangan
- Bab 367 Saatnya Beraksi
- Bab 368 Penyembuhan Tidak Terbatas
- Bab 369 Pertarungan Jarak Dekat
- Bab 370 Terbakar Hidup-Hidup
- Bab 371 Rahasia Pencuci
- Bab 372 Para Gadis Ingin Pergi
- Bab 373 Memohon
- Bab 374 Investigasi
- Bab 375 Ber-akting
- Bab 376 Berakhir Di Sini
- Bab 377 Membeli Rumah
- Bab 378 Lanjutkan
- Bab 379 Pindah
- Bab 380 Saudara
- Bab 381 Masalah Kepala Desa
- Bab 382 Membeli Mobil
- Bab 383 Kejahatan
- Bab 384 Lima Kali
- Bab 385 Kamar Pribadi
- Bab 386 Eskalasi Konflik
- Bab 387 Mendominasi
- Bab 388 Berlutut Dan Meminta Maaf
- Bab 389 Tamu Di Balik Layar
- Bab 390 Lebih Baik Darimu
- Bab 391 Bos Mengusir Orang
- Bab 392 Menghina
- Bab 393 Lima Tahun Penipuan
- Bab 394 Tip 20 Juta
- Bab 395 Standar
- Bab 396 Tagihan Setinggi Langit
- Bab 397 Panggil Aku
- Bab 398 Akulah Bos
- Bab 399 Tidak Memberi Muka Kepada Siapa Pun.
- Bab 400 Meminjam Uang
- Bab 401 Tidak Memiliki Kredit
- Bab 402 Putuskan Hubungan
- Bab 403 Miskin Dan Sama Sekali Tidak Berdaya
- Bab 404 Peran Utama
- Bab 405 Akulah Bos
- Bab 406 Meminjamimu Uang
- Bab 407 Semuanya Berakhir
- Bab 408 Mengunjungi
- Bab 409 Segel?
- Bab 410 Orang Tua
- Bab 411 Anak Yang Diadopsi
- Bab 412 Sembilan Matahari
- Bab 413 Barang Bekas
- Bab 414 Pesta Makan Malam
- Bab 415 Membeli Cincin
- Bab 416 Bos Lisa
- Bab 417 Keberadaan liontin batu hitam
- Bab 418 Melakukan kebaikan dan Mengumpulkan Kebaikan
- Bab 419: Batu Cakra Level 2
- Bab 420 Tolong
- Bab 421 Udara Hitam
- Bab 422 Perkenalan
- Bab 423 Sangat Marah
- 424 Masalah Wanita
- Bab 425 Membuat Elixir
- Bab 426 Cerita Mulan
- Bab 427 Cerita Vanya
- 428 Godaan Tak Tertahankan
- 429 Pembunuhan
- 430 Sesuatu terjadi dengan Paman Wijaya
- Bab 431 Ilusi
- Bab 432 Tidak Ada Jalan Lagi
- Bab 433 Kekuatan Metal
- Bab 434 Dipaksa Menjawab
- Bab 435 Bertahan Dari Kematian
- Bab 436 Kekuatan Liontin Batu Putih
- Bab 437 Pemilik senjata magis
- Bab 438 Rahasia Dunia gaib
- Bab 439 Bangkit Dari Kematian
- Bab 440 Tertangkap
- Bab 441 Menahan
- Bab 442 Pencegatan Lagi
- Bab 443 Kekuatan Pembuluh Darah
- Bab 444 Ubah Kekalahan Menjadi Kemenangan
- Bab 445 Dia Harus Mati
- Bab 446 Kartu AS
- Bab 447 Perdebatan
- Bab 448 Tahanan
- Bab 449 Menyembunyikan
- Bab 450 Hal Yang Berbahaya
- Bab 451 Latihan Aura
- Bab 452 Satpam
- Bab 453 Wanita Yang Meninggal
- Bab 454 Aura Iblis
- Bab 455 Petunjuk Penting
- Bab 456 Ulang Tahun Soran
- Bab 457 Menyaksikan Trisno Agung
- 458 Ketemu Musuh
- 459 Penghinaan
- 460 Keluar
- 461 Eskalasi
- 462 Walikota Mira
- Bab 463 Mengakses Monitor Pengawasan
- Bab 464 Pertengkaran Hebat
- Bab 465 Kebenaran Terungkap
- Bab 466 Menutupi Kesalahan Orang Lain
- 467 Angkat Tangan
- 468 Kamu
- 469 Empat Praktisi
- 470 Kemunculan Tya Wijaya
- 471 Sembunyi
- 472 Menyedot Keberuntungan
- 473 Lima atau Enam Kali Semalam
- 474 Hal-hal Najis
- 475 Keinginan Yang Kuat
- Bab 476 Menelan Satu Sama Lain
- Bab 477 Pesona Yang Kuat
- Bab 478 Sesuatu di Perut
- Bab 479 Penyelidikan Menyeluruh
- Bab 480 Vaksin Hepatitis B
- Bab 481 Kehilangan Vaksin
- Bab 482 Memantau
- Bab 483 Menukar Yang Asli Dengan Yang Palsu
- Bab 484 Janin Setan
- Bab 485 Masala Semakin Sulit
- Bab 486 Hadiah
- Bab 487 Dipaksa Bekerja Sama
- Bab 488 Pembicaraan
- Bab 489 Investigasi Lebih Lanjut
- Bab 490 Penyelidikan Rahasia
- Bab 491 Menarik Perhatian Musuh
- Bab 492 Pemindahan Rahasia
- Bab 493 Iblis Pohon Membantu
- Bab 494 Penyerangan
- Bab 495 108 Wanita
- Bab 496 Rahasia Dunia Gaib
- Bab 497 Pohon Iblis Membantu Menyelamatkan
- Bab 498 Naik Tingkat Ketiga
- 499 Mimpi Yang Aneh
- 500 Kebangkitan Memori
- Bab 501 Dulu Dan Sekarang
- Bab 502
- Bab 503 Tenang Sebelum Badai
- Bab 504 Pintu Rahasia
- Bab 505 Kolam Darah
- Bab 506 Kemarahan Farhat
- Bab 507 Fana
- Bab 508 Janji Untuk Membantu
- Bab 509 Mengacaukan
- Bab 510 Keterampilan Sihir Sembilan Matahari
- Bab 511 Hantu
- Bab 512 Melaporkan Masalah Ke Biro Supernatural
- Bab 513 Melihat Ke Belakang
- Bab 514
- Bab 515 Jual
- Bab 516 Marah
- Bab 517 Tak Berdaya
- Bab 518 Sapu Habis
- Bab 519 Kekuatan Batu Kejadian
- Bab 520 Melarikan Diri
- Bab 521 Selamatkan Diri Sendiri
- Bab 522 Melarikan Diri
- Bab 523 Menyandera
- Bab 524 Kembali Ke Gunung Belakang
- Bab 525 Raja Iblis Bangkit
- Bab 526 Segel Naga Ganda
- Bab 527 Rahasia Dewi Danau
- Bab 528 Penuh Kebingungan
- Bab 529 Seribu Tahun yang Lalu
- Bab 530 Sejarah Dari Pencuci
- Bab 531: Kebenaran yang mengerikan
- Bab 532 Harus Melakukan Ini
- Bab 533 Latian Untuk Bertambah Kuat
- Bab 534 Yosepin Muncul
- Bab 535 Ahli Spiritual Gunung Naga putih
- Bab 536 Benar-Benar Dimusnahkan
- Bab 537 Situasi Tegang
- Bab 538 Berita Mengejutkan
- Bab 539 Melawan Masyarakat Peramal
- Bab 540 Pembersihan Besar-Besaran
- Bab 541: Hidupku
- Bab 542 Kakak Ipar
- Bab 543 Keputusan Yosepin
- Bab 544 Memecahkan Segel
- Bab 545 Kecelakaan
- Bab 546 Raja Iblis Berkhianat
- Bab 547 Tanah Runtuh
- Bab 548 Kekuatan Sembilan Matahari
- Bab 549 Kematian Raja Iblis
- Bab 550 Level 5 Pengusir setan
- Bab 551 Binatang Terbang
- Bab 552 Bertarung
- Bab 553 Mantan Presiden
- Bab 554 Konspirasi
- Bab 555 Rencana Mengerikan
- Bab 556 Kesempatan
- Bab 557 Tak Ada Peti Mati, Tak Ada Tangisan
- 558 Kesepakatan
- 559 Perangkap