Penyucian Pernikahan - Bab 145 Gudang Di Sisi Barat Kota

Aku berkata: "Jika kamu takut, kamu bisa tinggal di sini dan aku akan pergi sendiri."

Mereka bertiga mendengar ini, berhenti membujukku. Aku ingin membantu mereka, jika mereka tidak ikut, tentu saja tidak bisa.

Aku pergi ke toilet dulu, dan di kamar mandi, aku menelepon Victor .

Victor masih sangat sopan kepadaku, dan aku memberi tahu Victor dengan terus terang bahwa aku ingin meminjam 600 juta.

Selain Victor , aku tidak bisa memikirkan orang lain untuk membantu aku.

Victor setuju tanpa ragu-ragu. Kami saling berteman di WeChat. Setelah sepuluh detik, 2 miliar muncul di akun aku!

Victor benar-benar dermawan, aku hanya pinjam 600 juta dan dia langsung memberi aku dua miliar. Bagi mereka yang benar-benar kaya, dua miliar itu seperti 2 ribu kalau aku.

Tentu saja, uangnya adalah uang pinjaman dan aku pasti akan mengembalikannya.

Kali ini, aku akan membantu Mahmud dan yang lainnya. Namun, itu bukan hanya cuma-cuma. aku membayar hutang mereka dan Mereka akan mengembalikan uang kepada aku nantinya.

Jika tidak memberikan pelajaran kepada berandal ini mereka tidak akan pernah berubah dan jika mereka bukan kenalan Mahmud aku juga tidak akan peduli

Sepuluh menit kemudian, kami tiba di sebuah pabrik kecil yang terbengkalai di sebelah barat kota.

Dulunya pabrik ini digunakan untuk pabrik makanan, namun mereka tutup dan pabriknya ditelantarkan, lalu bangunan tersebut dibeli oleh Keluarga Romlah dan rencananya akan dibangun perumahan disini, tapi disini agak susah aksesnya. Akhirnya ditelantarkan lagi.

Mobil kami baru saja berhenti di depan pintu gudang, dan belasan orang bergegas keluar dari gudang yang kosong itu.

Preman kecil ini semuanya terlihat berandal, rambut mereka berwarna-warni, mereka memakai anting-anting, tato, dan pakaian blink-blink yang norak.

Ini seperti anak punk tawuran dari tahun sembilan puluhan.

Pemimpinnya adalah seorang pemuda kekar dengan rambut pendek berusia tiga puluhan, mengenakan jaket kulit hitam dengan cerutu di mulutnya, dan berjalan maju dari kerumunan.

"Haha, Bos Gilang, haha... kemarilah!"

Evran tertawa dan melihatku seolah-olah dia telah melihat seorang teman lama yang sudah lama tidak dia lihat.

Tapi bajingan-bajingan kecil yang berdiri di sampingnya semua tampak galak, terutama saat mereka menatap Mahmud dan saudaranya, sangat menghina dan bahkan membenci.

Gerombolan tersebut menganggap Mahmud dan 2 saudaranya sebagai pengkhianat.

Di gudang kosong hanya ada dua lampu remang-remang. Di depan dinding terdapat meja dan belasan kursi, di ujung lainnya terlihat ada beberapa tali dan beberapa botol wine yang pecah.

Evran duduk di sebelah meja, mengangkat dan meletakan kedua kakinya di atas meja, menggoyangkan kakinya, memandang kami dengan sombong.

Aku berjarak enam atau tujuh meter dari Evran dan duduk di kursi, Mahmud dan kedua lainnya berdiri di belakangku.

“Cepat, ambilkan sebotol air untuk Tuan Gilang.” Anak buah Evran mengambil sebotol air mineral dan menyerahkannya kepada aku. Aku memegangnya di tangan aku, menaruh, dan tidak meminumnya.

Aku berkata tegas: "Evran, berapa banyak uang yang kau pinjamkan kepada Boges dan Bopak?"

Evran tersenyum dan berkata, "Bos Gilang, tampaknya akhir-akhir ini kamu menghasilkan banyak uang, sebenarnya tidak banyak hutang mereka, hanya 400 juta.."

Aku berkata: "Tujuan aku datang hari ini adalah untuk melunasi hutangnya Bopak dan Boges. Setelah hutang lunas, aku harap kamu tidak mengganggu mereka."

Evran tersenyum, "Itu hal yang wajar, setelah meminjam uang tentunya harus mengembalikannya. Selama hutangnya dibayar dengan lunas semua akan menjadi lebih mudah."

Evran mengedipkan mata pada orang di sebelahnya, yang mengeluarkan dua kontrak dari tasnya dan berjalan ke arahku.

Ini adalah pinjaman dari Bopak dan Boges. aku membaca sebentar persyaratannya. Mereka belum melunasi uang sejak mereka meminjam uang. Mereka awalnya meminjam enam juta, tetapi batas waktu tiga bulan untuk melunasinya. Tapi mereka belum membayar sepeser pun selama dua tahun.

Oleh karena itu, bunga meningkat dan terus berlipat ganda.

Pemuda yang datang kearah aku berkata, "Jumlah keduanya sekarang 460 juta, Bos Gilang, kamu bisa mengeceknya lagi."

"Jika kamu memiliki pertanyaan, kamu dapat menanyakannya."

Aku meminta Bopak dan Boges untuk melihat kontraknya, setelah mereka memeriksanya, mereka berkata tidak ada yang salah dari hal tersebut.

Aku langsung merobek kontraknya, dan kontrak itu menjadi robekan-robekan kecil di tangan aku.

Semua orang terkejut, dan Evran berteriak, " Gilang , apa yang akan kamu lakukan! Apakah menurutmu jika kamu merobek kontrak itu, kamu tidak perlu membayarnya kembali?"

Belasan preman berkumpul, wajah aku tenang, dan aku tersenyum: "Jangan membuat keributan, Jika hutangnya akan dilunasi, kontraknya pun tidak diperlukan lagi."

"Sekarang aku membutuhkan tanda terima untuk pembayaran kembali hutang mereka."

Aku akan melunasi hutangnya, jadi aku langsung mentransfer 460 juta ke Evran dari ponsel aku.

Berurusan dengan uang banyak seperti itu, membuatku merasa tertekan sampai ingin mati .

Evran melihat jumlah transfer di telepon dan setelah memastikan bahwa itu benar, dia tersenyum dan berkata, "Bos Gilang, aku benar-benar tidak tahu. kamu sangat bermurah hati. aku tidak menyangka kamu sangat kaya.”

aku berkata, "Ada begitu banyak hal yang tidak kamu ketahui. aku memiliki banyak kekurangan, tetapi aku tidak kekurangan uang."

Evran juga meminta anak buahnya untuk turun dan mencetak ulang tiga kontrak, dan kemudian kedua belah pihak menandatangani, hutang sudah lunas, Bopak dan Boges sudah tidak memiliki hutang lagi.

Setelah semuanya selesai, kami berempat hendak akan pergi.

“Tunggu!” Evran lalu berdiri, dan berkata, “Bos Gilang, ini adalah daerahku kamu tidak bisa datang dan pergi begitu saja bukan?”

Aku menjawab, "aku telah melunasi hutangnya, apa yang kamu inginkan?"

Wajah Evran terlihat sinis, "Uangnya telah dibayarkan kembali. Tentu saja Bopak dan Boges baik-baik saja, dan Mahmud baik-baik saja. Kami tidak akan mengganggu mereka di masa depan."

"Tapi mata harus dibalas dengan mata, Gilang , kamu memukul saudara laki-lakiku Anton terakhir kali dan melukainya dengan parah. Aku harus berurusan denganmu hari ini!"

Sebelum memberikan uang, Evran sangat sopan kepada aku, begitu aku menyerahkan uang, Evran segera berubah total.

Mereka berempat terkejut ketika mereka mendengar kata-kata itu, dan aku berkata dengan pelan: "Evran, apa maksudmu?"

“Kamu mematahkan dua tulang rusuk kakakku, tentu saja aku ingin kamu membayarnya!” Kata Evran sambil melambaikan tangan kanannya.

Segerombolan preman datang dan mengepung kami berempat, mereka memegang pemukul baseball dan tongkat di masing-masing tangan.

Aku sama sekali tidak peduli dengan preman itu. Aku berkata kepada mereka bertiga: "Kalian bertiga duluan."

Ketiganya tidak pergi, Mahmud berkata, "Bos, aku sudah berjanji akan setia padamu, bagaimana bisa kami pergi!"

Bopak dan Boges juga tidak pergi.

"Bos, kamu telah membayar hutang kami, kamu dalam bahaya sekarang, dan kami tidak akan pergi walau harus mati!"

Kedua orang ini cukup baik. aku takut untuk memulai pertarungan sambil harus melindungi mereka bertiga, jadi aku membiarkan mereka pergi. Sepertinya mereka bertiga telah salah paham.

Boges berkata: "Bang Evran, jangan ganggu bos kita. Jika kamu ingin bertengkar, lawan saja aku."

Bopak juga berkata: "Bang Evran,kami bertiga telah bersamamu selama beberapa tahun, kami mohon belas kasihan dan biarkan bos kita pergi kali ini."

Seorang preman berkata dengan marah, "Kalian bertiga pengkhianat, masih punya wajah untuk meminta belas kasihan di sini?"

"kami bekerja untuk Keluarga Romlah, dan kalian bertiga bajingan berkhianat, memilih untuk tinggal dengan Gilang !"

"Hari ini aku akan memberitahu kalian apa yang terjadi jika berhianat!"

Evran berkata, "serang mereka, patahkan lengan dan kaki masing-masing dari mereka!"

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu