Penyucian Pernikahan - Bab 195 Keributan di Tempat Pertunangan

Kali ini, wajah Keluarga Romlah dipermalukan lagi, dan mereka dipermalukan dengan sangat parah.

Jika kontrak taruhan antara Anton dan aku tadi disepakati, aku khawatir pertunangan mereka terpaksa akan dibatalkan.

Anton dan Santo tampak ketakutan, mereka menatap aku dari waktu ke waktu, mereka pasti curiga bahwa masalah ini ada hubungannya dengan aku.

Mereka baru saja bersikap agresif dan meminta untuk memeriksa ginseng Keluarga Limas berkali-kali, mereka ingin membuat Keluarga Limas malu, dan ingin menekan martabat Keluarga Limas.

Namun, kali ini mereka merasakan akibatnya sendiri.

Jika dari awal sudah tahu, ketika nenek meminta walikota untuk menerima ginseng, mereka tidak perlu mengatakan apa-apa, tidak ada masalah apa-apa.

Akhirnya mereka semua menyesal, dan tidak ada obat penyesalan di dunia ini.

Walikota tersenyum bangga: "Ginseng ini, kita bersaudara sudah lama mencarinya sampai akhirnya kita menemukannya. Aku tidak tahu berapa tahun usia ginseng itu. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa kita mengambil harta karun kali ini, ternyata usianya lebih dari 1.600 tahun."

Dekan Limas juga tersenyum dan berkata: "Saudara Romlah, ginseng kalian lebih dari 900 tahun, tidak bisa dibandingkan dengan ginseng kami."

Keluarga Romlah tidak bisa membalas kata-kata Keluarga Limas.

Saat ini, aku berbicara, "Menurut penilaianku, ginseng Keluarga Limas adalah Raja Ginseng Sakti Seribu Tahun Gunung Putih yang asli, dan ginseng Keluarga Romlah memang adalah ginseng berusia seribu tahun, tetapi jelas bukan Ginseng Sakti Seribu Tahun Gunung Putih."

"Ginseng ini diproduksi di luar negeri."

Gerad tiba-tiba marah: "Gilang, jangan bicara omong kosong di sini. Ginseng kami adalah Ginseng Sakti Seribu Tahun Gunung Putih yang asli, hanya saja tidak setua milik Keluarga Limas."

Aku tidak menjelaskan apa-apa, dan tersenyum: "Mungkin aku salah melihatnya, aku terlalu malas untuk menjelaskan, hehe ..."

"Kamu ..." Gerad menjadi marah.

Tadi aku melihat sekilas usia ginseng Keluarga Limas, dan hasilnya sangat akurat. Sekarang aku katakan bahwa ginseng Keluarga Romlah bukanlah ginseng Gunung Putih. Semua orang pasti percaya padaku.

Suasana menjadi semakin tertekan dan menegangkan. Keluarga Romlah awalnya ingin menggunakan kesempatan ini untuk memenangkan pertarungan, tetapi masih kalah, dan justru menjadi berantakan!

Hari ini, mulai dari perayaan ulang tahun dan kedatangan orang-orang hebat, Keluarga Romlah tidak pernah menang!

Tidak memenangkan satu putaran pun!

Semua orang duduk dalam suasana yang sangat memalukan, dan kakek berkata pada saat ini: "Hari ini, pesta ulang tahun untuk kita kedua orang tua berakhir di sini."

"Selanjutnya, aku mengumumkan hal yang sangat penting, yaitu pertunangan cucuku Santo dan cucu adik perempuanku Delia."

Kedua keluarga telah membandingkannya satu sama lain dan membuat hal-hal seperti ini. Sekarang suasananya sangat menyedihkan, dan mengumumkan pertunangan bahkan lebih menyedihkan.

Yang ada hanya tepuk tangan bertebaran di antara penonton, sepertinya suasana hati para tamu sedang naik turun, dan mereka tidak bisa bahagia.

Tidak ada yang bisa mengira situasi seperti ini sekarang. Awalnya hanyalah hari ulang tahun yang sederhana, dan kemudian upacara pertunangan diadakan dalam suasana yang ceria.

Ketika ini terjadi, semua orang di Keluarga Romlah sangat sedih, terpaksa, dan bahkan marah. Mereka juga berpura-pura tersenyum, menahan amarah di hati mereka, dan mengumumkan upacara pertunangan dengan senyuman di wajah mereka.

Upacara pertunangan dipandu oleh sang tuan rumah sendiri, dan kakek berkata: "Selanjutnya, aku mengundang Anton dan Delia untuk hadir!"

Keluarga Romlah hanya ingin menyelesaikan upacara pertunangan lebih awal dan mengakhiri perjamuan lebih awal.

Anton meninggalkan kursi dan muncul ke atas panggung. Dua wanita cantik memainkan biola di lorong, dan melodi yang indah bergema di seluruh ruangan.

Delia memasang pandangan seperti menyerah dan meminta bantuan kepada nenek.Tentu saja Delia tidak ingin bertunangan dengan Anton, dan nenek itu juga tidak bersedia.

Nenek itu baru saja ingin mengatakan sesuatu, lalu aku menggelengkan kepalaku pada nenek itu.

Dalam hal ini, lebih tepat bagiku untuk maju.

Aku pernah berkata kepada Delia bahwa aku akan merebutnya, meskipun itu hanya lelucon, tetapi pada saat ini, aku telah menyinggung Keluarga Romlah dari awal, dan Keluarga Romlah juga sudah ingin membunuhku.

Jadi ... lebih baik langsung melakukannya dengan totalitas.

Aku bangkit, menatap semua orang, dan berkata dengan santai: "Aku menentang pertunangan Anton dan Delia!"

Meski suaraku tidak nyaring, namun menyebar kemana-mana, bahkan para pemain biola pun terpana dan berhenti bermain.

Penonton tercengang!

"Apa katamu!" Anton memelototiku, mulutnya berkedut, "Kamu harus mengatakannya lagi!"

Aku tersenyum tipis: "Apa? Apakah telingamu tidak berfungsi dengan baik?"

"Kubilang ... aku menentangmu menikahi Delia."

"Delia, dia adalah wanita Gilang!"

Kali ini, suaraku nyaring!

Ekspresi semua orang kaku di wajah mereka, aku terlalu terus terang, sampai-sampai membuat semua orang tidak bisa berkata-kata.

Setelah hening sejenak, Santo bangkit untuk melawan dengan marah, "Lancang!"

"Gilang, berani sekali kamu!"

Aku menatap Santo, aku sama sekali tidak takut padanya, "Delia adalah pacarku, aku sudah mengatakannya sebelumnya."

"Selama Gilang ada di sini, hari ini, upacara pertunanganmu tidak bisa dilanjutkan."

Setiap orang di Keluarga Romlah penuh dengan wajah murung dan marah, dan para tamu yang hadir sangat terkejut. Mereka tidak menyangka bahwa aku akan mencegah mereka bertunangan di depan banyak orang!

Tidak menyangka bahwa kejadian hari ini akan berliku-liku dan menjadi semakin rumit!

"Sombong!" Phedot Mbew sangat marah, "Gilang, menurutmu siapa kamu? Hak apa yang kamu miliki untuk menghentikan pernikahan ini?"

"Aku mempunyai hak." Aku berkata dengan santai: "Aku menyukai Delia."

Phedot Mbew berkata dengan marah lagi: "Kamu orang malang yang tidak memiliki apa-apa! Hak apa yang kamu miliki untuk menyukai Delia!"

Aku berkata: "Siapa orang yang aku suka adalah hak aku. Aku juga tahu bahwa Delia sama sekali tidak menyukai Anton."

Setelah itu, aku berjalan ke arah Delia dan mengulurkan tangan kananku ke Delia.

Di depan mata semua orang, Delia dengan lembut mengulurkan tangan kanannya, meletakkannya di telapak tanganku, bangkit dan meninggalkan kursi, dan berdiri berbaris denganku.

Mata Delia penuh dengan keberanian dan kelembutan.

Nenek tua itu juga mengangguk pada kami berdua dengan sangat puas, mata Dekan Limas bingung, dan mata yang lain penuh dengan amarah!

Kemarahan tanpa akhir menyerang Delia dan aku!

Para tamu yang tidak tahu cerita di baliknya, semuanya menjadi tercengang. Sekarang mereka mengerti bahwa Delia dan aku adalah pasangan, dan Delia bersedia bersamaku.

“Lepaskan wanitaku!” Anton tidak tahan sama sekali.

Dalam upacara pertunangannya, wanitanya tiba-tiba direbut oleh pria lain!

Ini ditunjukkan di depan semua orang, memberinya rasa malu, memberinya kesan buruk bahwa pasangannya tidak setia!

Anton bergegas ke depanku, mengepalkan tinjunya, mengertakkan gigi dan menatapku.

Aku dengan santai berkata: "Kenapa? Apakah kamu ingin melakukannya? Apakah tidak cukup kupukuli terakhir kali? Atau apakah kamu masih ingin dirawat di rumah sakit lagi selama beberapa bulan?"

Hanya sedikit orang di sini yang tahu tentang masalah Anton dipukuli olehku terakhir kali, dan sekarang semua orang di tempat kejadian sudah mengetahuinya juga.

Anton seperti seekor singa yang marah dengan mata merah dan meraung, "Ini adalah tempat Keluarga Romlah-ku! Apakah kamu berani bersikap sembarangan di tempat Keluarga Romlah-ku!"

Wajahku terlihat tenang dan aku tidak marah sama sekali. Pada kesempatan ini, Anton tidak akan melakukannya. Dia tidak berani memukulku, maknanya sudah berbeda.