My Enchanting Guy - Bab 52 Pakaian di Toko, Aku Beli Semua!

"Tuan, soal tadi ada kesalahpahaman, semoga kamu tidak marah, aku pasti akan tegur mereka. "Manager bengong sejenak, sikap dia kepada Stanley Ning berubah banyak, cara bicara pun menjadi sangat sopan.

Tapi stanley Ning malah dengan dingin menatap dia: "Hmm, benar begitu? Tapi, kata yang sudah dikeluarkan, pasti harus ditepati! Sekarang mulai menghitung, waktu aku sangat padat, tidak ada waktu untuk meladeni omong kosong kalian!"

Ekspresi wajah manager berubah, dalam hatinya taat kepada identitas Stanley Ning, dia hanya bisa mengeluarkan senyuman di wajahnya.

"Benar benar, aku sekarang akan menyuruh mereka mulai berhitung!"

Dengan sopan selesai berkata, saat membalikkan badan, ekspresi wajahnya berubah total: "Benar-benar buta mata kalian! Cepat lakukan sesuai intruksi tuan, jika hari ini sebelum jam pulang kantor masih belum selesai dihitung, besok tidak usah datang bekerja lagi!

Kak Mira dan beberapa orang lainnya dimarahi habis-habisan, ekspresi mukanya sangat buruk, perasaan dalam hatinya pastinya lebih buruk lagi.

Mereka tidak terpikir bahwa orang ini ternyata begitu kaya raya.

Benar-benar sial, kenapa bisa menyinggung orang seperti ini.

Di saat hati merasa ketakutan, ternyata mereka tetap benar-benar menghitungnya per lembar.

"Tuan, biarkan mereka menghitung, kamu boleh membawa mobilnya pergi! "Manager mengeluarkan muka senyuman lagi, sekarang dia dengan sopan mengantarnya pulang.

Stanley Ning dengan suara datar berkata: "Apa kamu tidak takut uang aku tidak cukup?"

"Tidak mungkin! "Manager langsung menggelengkan kepala: "Silakan bawa saja, jika tidak cukup, aku yang akan menanggungnya."

Stanley Ning tertawa dingin dan tidak meladeni mereka lagi, dia memanggil Yuni Li untuk membawa kemari surat kontraknya lalu mendatangani dan langsung membawa pergi mobilnya.

Soal kak Mira dan sales lainnya, mereka hanya bisa merendahkan orang lain saja, Stanley Ning malas membuang-buang waktu.

"Tuan, hati-hati di jalan!" Manager dan Yuni Li bersama mengantar Stanley Ning pergi.

Stanley Ning melihat Yuni Li, amarah di hatinya sudah ikut reda: "Bonus dari penjualan ini, aku harap bisa diberikan ke nona ini, dia lebih baik dari yang lainnya."

Saat berbicara, Stanley Ning masih melirik kak Mira dan lainnya yang sedang menghitung uang.

Kak Mira dan yang lainnya menundukan kepala, tidak berani berkata apapun.

"Benar, ini sudah pasti!"

Manager tidak berhenti tertawa dan menganggukan kepala, dia tidak berani tidak mendengar perkataan Stanley Ning.

Stanley Ning menyetujuinya dan membawa mobil pergi.

Manager merasa lega, melihat setumpuk uang receh, semua kekesalan muncul dari hatinya.

"Lain kali mata kalian harus terbuka jernih, jika kejadian ini terjadi lagi, kalian semua pergi dari sini!"

Kak Mira dan yang lainnya menganggukan kepala, tidak berani berbicara satu kata pun.

Kali ini, mereka benar-benar sangat kaget.

Stanley Ning sampai di depan pintu, Santi Mo masih di pinggir jalan menunggu untuk melayani dia,

Stanley Ning berhenti menyetir mobil, memerintah: "Kamu pulang dulu, jika ada masalah aku akan cari kamu."

Santi Mo dengan sopan menganggukan kepala: "Baik, tuan".

Selesai berbicara, Santi Mo meberikan Stanley Ning sebuah kartu bank: "Tuan, silakan terima kartu ini, untuk berjaga-jaga jika ada keperluan."

Stanley Ning sedikit terkejut, tapi ia tetap menyimpan kartunya, kejadian canggung hari ini, dia tidak ingin mengalami kedua kali lagi.

Stanley Ning menyetir mobilnya bersiap untuk pulang, sudah banyak waktu yang sudah terbuang sia-sia.

Setengah jam kemudian, Stanley Ning baru saja turun dari mobil, langsung melihat Dewi Lin keluar dari rumah dan jalan menuju kemari.

Dewi Lin mengelilingi mobil baru Stanley Ning, muka penuh keraguan bertanya: "Kakak ipar, mobil ini baru beli bukan, kamu dapat uang darimana?"

Stanley Ning mendengar pertanyaan Dewi Lin, ekspresi mukanya menjadi buruk.

Dalam hatinya sedikit tidak berdaya, hanya bisa mecari satu alasan untuk melewatinya: "Pinjam uang kakak kamu, mobilku sebelumnya pernah terkena kecelakaan besar, sering muncul masalah, jadi aku berpikir untuk membeli mobil baru."

Dewi Lin meliriknya dengan kecurigaan, tidak tahu ia percaya atau tidak.

Tapi di momen berikutnya. Dewi Lin langsung membuka pintu mobilnya dan duduk di depan, mata besar melihat Stanley Ning: "Sekalian antar aku ke mall, temani aku pergi beli pakaian."

Tapi Dewi Lin sudah masuk dan duduk di dalam, dia hanya biasa menganggukan kepala.

Lagipula dia di rumah juga tidak ada apa-apa, perusahaaan Leticia Lin juga sudah berjalan normal dan tidak perlu dia khawatirkan lagi.

Kemudian mereka berdua naik mobil dan meninggalkan tempat.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di sebuah mall yang mewah.

"Dewi, kita pergi ke toko lain saja." Setelah berbelanja selama lebih dari 10 menit, Stanley Ning tidak tahan untuk memberikan saran kepada Dewi Lin.

Mengangkat kepala terlihat berbagai macam pakaian seksi, berbagai macam seragam, Stanley Ning tidak tahan dan wajah mulai merah.

Menyuruh seorang pria menemani dia ke toko seperti ini, benar-benar muka tebal, bahkan tidak memedulikan pandangan para pembeli dan pelayan toko.

Jika tahu begitu, dipaksa mati pun tidak akan datang.

“Hari ini aku akan membeli beberapa pakaian ini, untuk dipakai saat siaran langsung.” Dewi Lin tidak tahu apakah dia menjaga perasaaan canggung Stanley Ning, dia bersenandung dan terus lompat ke sana-sini.

Selesai berkata, dia bahkan mengambil baju yang terbuka dan membandingkannya di tubuh dia, dengan muka berharap bertanya kepada Stanley Ning: “Kakak ipar, kamu lihat yang aku pakai bagus tidak, atau tidak aku pergi mencobanya, kamu boleh bantu aku memberi saran?”

Tidak menunggu Stanley Ning berbicara, Dewi Lin langsung mengambil pakaian masuk ke ruang ganti.

Stanley Ning dengan tidak berdaya menggelengkan kepala, dia tahu, bahwa datang kemari adalah suatu kesalahan.

Setengah menit kemudian, Dewi Lin memakai pakaian jalan keluar.

Pakaian yang ketat membuat Dewi Lin semakin bangga, otot di dalamnya terlihat sangat jelas, jangan bilang soal godaan.

Stanley Ning hanya melirik, lidahnya berputar dan denyut darahnya berdetak.

“Kakak ipar, kamu lihat pakaian yang aku pakai, apakah lebih bagus dari pakaian aku di siaran langsung sebelumnya?” Dewi Lin berjalan ke samping Stanley Ning, dengan candaan bertanya.

Di saat itu Stanley Ning ingin secara tidak sadar menganggukan kepalanya.

Untung saja, sebuah godaan, Stanley Ning mengerti bahwa Dewi Lin sedang menjebaknya, ia saat itu sudah berkata bahwa tidak pernah melihat siaran langsung, jika menganggukan kepala mengaku bahwa pakaian ini lebih bagus dari yang sebelumnya, ini akan ketahuan.

“Aku dulu tidak pernah menonton siaran langsung kamu, jadi aku tidak bisa menilai.” Stanley Ning menenangkan pikirannya, mimik wajahnya tidak mengeluarkan ekspresi apa-apa.

Dalam hatinya masih merasa sangat tenang.

Badan dan wajah adik iparnya ini pasti tidak buruk, ini benar-benar godaan yang sangat jelas.

Dewi Lin mendengar jawaban Stanley Ning, seketika merasa kecewa.

Tapi setelah itu, mata dia muncul suatu sinar menyenangkan, satu badan dia menempel ke Stanley Ning, dan mengarah ke telinga Stanley Ning, mengeluarkan suara penuh godaan: “Kakak ipar, malam ini aku akan memakai pakaian ini untuk siaran langsung, apakah kamu ingin datang melihat?

Terasa sentuhan dari samping, perasaan yang sangat tiba-tiba, Stanley Ning pun merasakan kegelisahan.

Dalam hatinya terasa sangat hangat, hanya bisa mengingatkan diri sendiri untuk tetap sadar: “Tidak usah melihat siaran langsung, jika kamu suka, aku akan membelikannya untukmu.”

Dewi Lin menghembuskan nafasnya, mundur dari telinga Stanley Ning, sedikit marah dan kesal di mulut.

“Heh, kamu ini, benar-benar buat aku kesal!”

Stanley Ning dengan tidak berdaya tertawa, berbalik badan ingin membayar.

Di saat ini, di luar toko masuk seorang wanita dengan riasan tebal.

“Aku mau semua ini.”

“Ini juga mau.”

“Dan ini juga!” Wanita rias tebal itu tidak peduli pandangan orang lain, memborong semua barang di toko, ada yang bahkan dia tidak melihat dan langsung menyuruh pelayan untuk membungkusnya.

2 pelayan di belakang wanita itu langsung tertawa bahagia.

Hari ini akan merdeka!

Momen selanjutnya, pandangan wanita itu jatuh pada Dewi Lin, melihat seragam yang dia pakai, pandangannya langsung terang dan terburu-buru menunjuknya: “Yang itu aku juga mau, suruh dia lepaskan pakaian itu.”

Pelayan toko langsung menganggukan kepala, sambil memandang Dewi Lin jalan menuju kemari: “Maaf, pakaian kamu ini telah dibeli oleh wanita itu, silakan melepaskannya.”

Alis Dewi Lin mengerut, dalam hatinya sedikit tidak senang: “Ada hak apa, pakaian ini aku yang memilih terlebih dahulu, aku juga tidak berkata tidak mau, dan juga dia masih belum membayarnya, kenapa aku harus mengalah pada dia?”

Mendengar perkataan ini, pelayan toko sedikit canggung, tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Dia hanya bisa membalikkan badan memandang wanita rias tebal itu: “Nona, kalau tidak kamu bisa melihat yang lain, toko kami masih banyak model seperti ini!”

Wanita itu tiba-tiba mengerutkan alisnya, mendegus tidak senang: “Tidak bisa, pokoknya aku mau pakaian yang dia pakai.”

Beberapa pelayan toko saling memandang, tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Karena pakaian ini di tokonya hanya tersedia satu saja.

Dan 2 orang ini, sama-sama tidak boleh disinggung.

Di saat ini, Dewi Lin memandang Wanita penuh rias, pandangannya sedikit menghina: “Dari tubuh bengkak kamu ini, pakaian ini jika dipakai di badan kamu akan sia-sia.”

Wanita itu mendengar, dalam hatinya langsung marah, dengan dingin menatap Dewi Lin: “Memang kenapa jika badan kamu bagus, aku lihat kamu hanya wanita jahat yang bisa menggoda laki-laki, kamu tahu harga pakaian ini? Apakah kamu dapat membelinya?”

Dewi Lin mendengar perkataan ini, langsung tidak senang, segera memegang erat lengan Stanley Ning: “Ini adalah pacar aku, aku mampu atau tidak untuk membelinya, kamu tidak usah khawatir, dia bisa membelikannya untukku.”

Stanley Ning melihat Dewi Lin menjadikannya sebagai pelindung, dalam hatinya tersenyum pahit.

Bocah ini, semakin lama semakin tidak ada batas.

Wanita itu melirik Stanley Ning, melihat badan dia yang sangat biasa, dia berhenti berbicara dan malas meladeni Dewi Lin, langsung melihat pelayan toko, berkata: “Hmmm, dengar baik-baik, jika kalian tidak mengusir mereka berdua, pakaian yang tadi sudah dibungkus akan aku batalkan semua, tolong kamu atur sendiri.”

Pelayan toko mendengar perkataan wanita itu, dalam hatinya mulai panik.

Ini adalah pelanggan besar, kalau membiarkan mereka pergi, toko akan mengalami kerugian besar.

Menimbang pro dan kontra, seorang pengurus toko sambil memandang Dewi Lin dan Stanley Ning jalan menuju kemari, nada bicaranya sedikit tidak sopan: “Kalian berdua, toko kami tidak menyambut anda, silakan kalian melepas pakaiannya dan segera pergi dari sini.

Dewi Lin mendengarnya, mukanya sangat kesal, ini benar-benar mempermaikan kita.

“Kakak ipar, kamu tadi bilang akan membeli pakaian ini, aku tidak peduli, hari ini bagaimanapun caranya harus membeli pakaian ini.” Dewi Lin khawatir, hanya bisa bersikap manja pada Stanley Ning.

Stanley Ning sedikit tidak berdaya.

Tapi dia tadi benar ada mengatakan hal ini, dan juga sikap pelayan ini juga sedikit buruk.

“Hari ini pakaian di toko ini aku beli semua, coba kamu hitung.” Stanley Ning berkata.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu