My Enchanting Guy - Bab 80 Orang Kaya yang Misterius

“Hanya bekerja sebagai supir, pekerjaan yang biasa saja.” Stanley Ning melihat Leticia Lin, dia tertawa sambil menggelengkan kepala.

Setelah mendengar jawaban Stanley Ning, terlihat ada ejekan dan senyuman yang menghina dari Irvan Lin.

Hanya sebagai supir, pekerjaan yang sama sekali tidak dipandang.

“Oh... Begitu yah? Menurut yang aku tahu, di Kota Shanghai tidak ada keluarga dengan marga Ning, apakah Tuan Stanley Ning bukan orang kota Shanghai?” Irvan Lin masih terus menyindir dia, cara bicara yang sedikit mempermainkan.

Melihat hal ini, Stanley Ning tetap menganggukkan kepala dengan pelan: “Benar, sekarang aku tinggal di rumah istri.”

Irvan Lin terbengong sebentar, setelah sadar, dia tertawa terbahak-bahak: “Ha... ha... ternyata Stanley Ning adalah menantu yang tinggal di rumah mertua, aku sangat mengagumi kamu, lagipula, tidak semua pria yang bernyali seperti kamu.”

Irvan Lin terlihat masih belum selesai menyindir, dalam hati sangat memandang rendah Stanley Ning.

Bahkan merasa iri hati! Orang seperti dia yang hanya mengandalkan istri, kenapa bisa mendapatkan istri secantik ini?

Tidak adil! Ini sangat tidak adil!

Dalam sekejap, Stanley Ning semakin menyebalkan di mata Irvan Lin: “Tapi, Tuan Stanley Ning, kamu hidup mengandalkan istri, dan menjadi menantu yang tinggal di rumah mertua, bagaimana melanjutkan garis keturunan? Jika ketahuan nenek moyang, mereka pasti akan marah besar.”

Perkataan Irvan Lin sangat menusuk telinga dan semakin keterlaluan.

Saat ini, Leticia Lin sudah tidak sanggup mendengarkan kelanjutan kata-kata Irvan Lin, dia melihat Irvan Lin dengan wajahnya yang dingin: “Tuan Irvan Lin, perkataan kamu sudah melewati batas.”

Kata-kata Irvan Lin tertuju kepada Stanley Ning, sebenarnya dia juga sedang memarahi Leticia Lin.

Raut wajah Abby Mo sangat tidak enak dilihat, nada suaranya juga terdengar emosi: “Irvan Lin, apakah kamu bisa diam? kalau kamu masih berbicara sembarangan, aku akan pergi dari sini sekarang juga.”

Kali ini, Irvan Lin langsung mengerutkan dahi.

Melihat Abby Mo begitu membela Stanley Ning, raut wajahnya langsung muram, dia begitu emosi.

Di ruang private, suasana menjadi canggung.

“Sudahlah, dia hanya ceplas-ceplos, aku tidak terlalu peduli.” Karena suasana menjadi canggung, Stanley Ning mulai berbicara untuk menghangatkan suasana.

Stanley Ning hanya berniat untuk makan bersama.

Irvan Lin hanyalah anak orang kaya yang tidak tahu apa-apa, tidak perlu terlalu peduli!

Abby Mo mendengar apa yang dikatakan Stanley Ning, hatinya yang kesal mulai membaik.

Hanya saja merasa tidak enak hati terhadap Leticia Lin dan Stanley Ning.

Muka Irvan Lin yang terlihat muram dan terdiam, dia juga tidak merasa berterima kasih kepada Stanley Ning karena sudah mencairkan suasana yang canggung.

Sebaliknya, semakin memandang rendah Stanley Ning.

Irvan Lin sudah begitu menghina Stanley Ning, tetapi kenapa dia masih tidak marah.

Kelihatannya orang ini tidak hanya mengandalkan istri, dia benar-benar sampah!

Apa yang bisa dibandingkan dengan dirinya? Apakah pemikiran Leticia Lin bermasalah?

Saat masih dalam pembicaraan, semua makanan sudah terhidang.

Jelas-jelas hanya mereka berempat, tetapi Irvan Lin memesan begitu banyak makanan, sepertinya dia takut orang lain tidak tahu bahwa dirinya adalah orang kaya.

Lagipula, semua yang dipesan adalah makanan yang sangat mahal, benar-benar berkelakukan seperti orang yang baru kaya mendadak!

Tiga kali pengantaran makanan.

Selanjutnya, walaupun Irvan Lin tidak lagi menyindir Stanley Ning dengan kata-kata, tetapi sesekali masih melihat dia dengan tatapan yang menghina.

Dia masih memikirkan cara-cara untuk mempermalukan Stanley Ning.

Saat ini Lecitia Lin dan Abby Mo terlihat sangat senang dalam pembicaraan mereka.

Kedua teman baik ini sepertinya ada saja bahan pembicaraan yang tidak pernah habis.

“Leticia Lin, apakah kamu mendengar kabar, gaun yang menjadi pusat perhatian di Fashion Center, sudah dibeli oleh orang kaya misterius dengan harga yang sangat tinggi, 10 juta RMB (sekitar 20 miliar rupiah).”

Saat Abby Mo membicarakan mengenai gaun di Fashion Center, dia terlihat begitu iri hati, karena dia juga sangat menyukai gaun itu!

Hanya saja, harga 10 juta RMB, membuat semua orang menginginkan tetapi tidak bisa memilikinya.

Walaupun Abby Mo tidak kekurangan uang, tetapi dia juga tidak akan membeli gaun itu, lagipula, lebih berarti kalau pacar yang membelikan untuknya.

“Iya, tadi pagi aku juga mendengar hai ini!” Leticia Lin menganggukkan kepala, walaupun dia terlihat stabil, tetapi rasa iri di mata juga tidak bisa tertutupi.

“Leticia Lin, apakah kamu tahu siapa orang kaya misterius itu?” Abby Mo bertanya pada Leticia Lin dengan penasaran yang tinggi.

Saat bertanya, dia sengaja melihat Stanley Ning, tatapan dari matanya mengandung maksud yang dalam.

Leticia Lin merasa kaget dengan pertanyaan Abby Mo, setelah itu baru tertawa dan menggelengkan kepala : “Yang benar saja, bagaimana aku bisa tahu siapa orang kaya yang misterius itu?”

Abby Mo hanya menjawab dengan kata: “Oh!” Sambil menaikan salah satu alis, membentuk sudut alis yang indah.

Apakah dia berpikir terlalu jauh?

Irvan Lin yang berada di samping, merasa sedikit iri hati saat mendengar pembahasan Abby Mo dan Leticia Lin tentang orang kaya yang misterius itu.

Ternyata dia juga sudah mendengar kabar tentang hal ini.

Tetapi dia sama sekali tidak bisa menghabiskan 10 juta RMB untuk membeli sebuah gaun.

“Menurut aku, menghabiskan 10 juta RMB untuk membeli sebuah gaun, aku merasa orang kaya misterius itu hanyalah orang yang sok kaya, pakaian tidak perlu dibeli dengan harga sebegitu mahal, benar-benar seperti tong kosong yang nyaring bunyinya.” Irvan Lin memperlihatkan wajah cemberut, kata-katanya sangat menghina.

Abby Mo melihat Irvan Lin dengan mengerutkan dahi.

Mengatakan orang lain tong kosong nyaring bunyinya, kalau mampu, kenapa tidak kamu yang membelinya?

Benar-benar tidak tahu diri.

Melihat tatapan Abby Mo, Irvan Lin merasa canggung.

Dia secepatnya mengalihkan pembicaraan, memfokuskan perhatian pada diri sendiri, dia mencoba menyenangkan hati Abby Mo dengan pertanyaan: “Abby Mo, kamu lebih suka mobil atau rumah? Jika kamu suka, aku akan membelinya sebagai hadiah untuk kamu.”

Irvan Lin berani memastikan bahwa dia sanggup memberikan apa yang diinginkan Abby Mo.

Setelah itu, Abby Mo hanya menggelengkan kepala: “Tidak perlu, aku sudah memiliki semua itu.”

Setelah menjawab, dia langsung berpaling dan bersikap tidak peduli.

Abby Mo sekali lagi mengabaikan dia, hatinya merasa sangat kesal.

“Oh... begitu yah? Abby Mo, aku akan tanyakan apakah senior kita sudah sampai, dia adalah seorang pengusaha dan termasuk orang penting di Kota Shanghai, aku akan memperkenalkan dia kepada kalian.”

Demi mengelak dari rasa malu, dia mengalihkan pembicaraan, sambil mengeluarkan ponsel dan menelepon.

“Paman, apakah kamu sudah sampai?” Irvan Lin bertanya dengan hati-hati ketika panggilan telepon yang sudah tersambung, dengan nada bicara yang lembut.

“Hari ini tidak sempat ke sana, aku harus menemani seorang tamu yang sangat penting, kamu makan saja.” Seorang laki-laki paruh baya yang berbicara dengan suara rendah.

Suaranya biasa saja, dan terdengar tidak terlalu akrab.

“Tapi...” Irvan Lin terlihat panik setelah mendengar perkataan itu.

Kata-kata pujian terus keluar dari mulut Irvan Lin, seandainya orang itu tidak datang, dia akan sangat malu.

“Tapi apa? Kamu makan saja, jika tamu kehormatan ini merasa kurang puas, jangankan kamu, aku juga tidak akan bisa menanggung akibatnya!”

Setelah orang itu selesai berbicara, dia langsung mematikan telepon, tanpa menghiraukan Irvan Lin.

Melihat telepon sudah dimatikan, Irvan Lin merasa tak berdaya, tangannya memegang ponsel, tidak tahu bagaimana harus bersikap.

Dia juga tidak akan berani untuk menelepon kembali.

“Irvan Lin, bagaimana dengan senior itu?” Abby Mo melihat raut wajah Irvan Lin, sudah tahu bahwa dia dalam kondisi sulit, dan sengaja bertanya untuk mempermainkan dia.

Leticia Lin dan Stanley Ning juga memperhatikan dia, Irvan Lin sangat sulit untuk tersenyum.

Dilihat oleh mereka bertiga, wajah Irvan Lin menjadi pucat, terlihat sangat menyedihkan.

“Hmm... sekarang paman aku sedang ada urusan yang sangat penting, dia akan ke sini setelah urusan selesai.” Irvan Lin hanya bisa mengatakan demikian untuk menjaga harga dirinya.

Mukanya memerah karena merasa malu.

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu