My Enchanting Guy - Bab 341 Apakah Sudah Pasti Kalah?

“Huh..... Ini juga merupakan hal yang ingin aku katakan padamu!”

Stanley Ning tertawa dingin, menarik pelatuknya, dan langsung mengeker ke arah balon di depannya. Sesuai dengan perhitungan terhadap sudut sebelumnya itu, dia mengubah sedikit arahnya.

“Boom!”

Suara tembakan terdengar lagi, sebuah suara balon meletus.

“Balon merah! Tambah 5 poin!”

Petugas itu berteriak dengan keras.

“Aaa......Apaa!”

“Tidak benar, kamu pasti beruntung saja!”

Lelaki berotot itu saat melihat tembakan Stanley Ning kali ini berhasil mengenai balon merah yang memiliki poin paling tinggi, dia langsung terbelalak, setelah itu, dia bagai telah melihat sebuah kebenaran, dan berpura-pura tenag sambil berbicara.

“Hehehehe!”

Stanley Ning tertawa dingin, suara tembakan pun terdengar lagi, sebuah balon biru meletus, dan dia mendapatkan tambahan 3 poin.

“Yeey! Aku tahu, kakak ipar pasti paling hebat!”

Setelah melihat Stanley Ning mulai menjadi hebat, dan mulai menunjukkan kemampuannya, Dewi Lin langsung menjadi sangat senang, dan berteriak dengan gembira. Dia terus menyemangati Stanley Ning.

“Kamu jangan senang terlalu cepat!”

“Kamu sudah meleset 2 kali, kalau ingin menang dariku, itu tidak mungkin!”

Lelaki berotot itu saat melihat Stanley Ning mulai menunjukkan keahliannya, dia langsung menjadi panik, dan terus mengejek Stanley Ning. Jadi dia dengan cepat mengambil senapannya, dan kembali ke tempatnya sendiri, dan mulai untuk menembak.

“Boom!”

“Balon warna hijau, 1 poin!”

Petugas itu berteriak sekali lagi.

“Tidak mungkin! Bagaimana mungkin aku bisa kalah dari sampah itu, aku juga ingin menembak balon berwarna merah!”

Lelaki berotot itu setelah melihat perbedaan dirinya dan Stanley Ning yang cukup besar dia pun langsung menjadi marah dan kesal, dia menggertakkan giginya, dan mengeker ke arah balon, dan langsung mulai menembak lagi.

“Boom!”

“Meleset!”

Setelah satu suara tembakan itu, petugas meneriakkan hasil lagi.

“Apa! Tidak mungkin!”

Lelaki berotot itu membelalakkan matanya, dan melihat ke arah depan, balon di depan tidak pecah, dan pelurunya tertembak di papan itu.

Lelaki berotot itu, saat melihat Stanley Ning menembak dua kali dengan hasil yang baik secara beruturut-turut, lanngsung menjadi panik dan marah, jadi dalam kepanikannya itu, dan juga balon merah yang cukup kecil. Jadi, tembakannya itu tentunya meleset.

“Boom!”

Saat lelaki berotot itu sedang marah, Stanley Ning menembak sekali lagi, dan tembakannya itu, sedikit kehilangan ketepatannya, tapi, itu masih tetap mengenai balon berwarna hijau, dan dia pun mendapat 1 poin lagi.

“Tak mungkin, asalkan aku menembak dengan benar, pasti bisa mengalahkan sampah itu!”

Lelaki berotot itu menggertakkan giginya, dan menghelakan napasnya. Dia dengan serius mengeker arah senapannya, dan menembak dengan berhati-hati.

“Boom!”

“Balon berwarna merah, tambah 5 poin!”

Petugas itu menyebutkan hasil lagi.

Kali ini, keberuntungan lelaki berotot itu cukup bagus, dia mengeker dan hanya berdasarkan perasaannya saja, tapi malah mengenai balon berwarna merah itu.

“Hahahaha! Aku sudah tahu, aku pasti tak akan kalah!”

Lelaki berotot itu juga telah berhasil menembak balon berwarna merah, kepercayaan dirinya langsung meningkat lagi, dia mulai sombong lagi, dan langsung berlari ke arah Stanley Ning, dan melihat Stanley Ning menembak.

“Boom, boom!”

Stanley Ning langsung menembakkan 2 peluru, yang satu mengenai balon hijau, yang satunya lagi balon berwarna biru, langsung menambah 4 poin.

“Sialan, kenapa bisa begitu? Tadi bukannya tidak bisa menembak!”

Saat melihat Stanley Ning menembak dengan sangat baik, lelaki berotot itu mulai panik lagi, dia tidak ada niatan untuk mengejeknya lagi, dan dengan cepat kembali ke tempatnya, dan serius menembak lagi.

“Boom! Boom! Boom, Boom!”

Lelaki berotot itu mulai berkonsentrasi dan menembak langsung 4 kali, dari 4 tembakan itu, dia mengenai 1 balon merah, dan 3 balon biru. Jadi dia menambah 14 poin, sampai saat ini, dia sudah menembak 8 tembakan, sesuai dengan peraturan 10 tembakan tadi, dia hanya tersisa 2 tembakan lagi.

“2 tembakan ini, aku harus menembaknya dengan benar, dan akan mengalahkan sampah itu!”

Lelaki berotot itu dengan galak memelototi Stanley Ning dan langsung melihat ke arah depan, dan menembak 2 kali.

“Boom! Boom!”

“Balon merah satu, balon biru satu, tambah 8 poin!”

“Sepuluh tembakan selesai, balon hijau 2, balon biru 4, balon merah 3, meleset 1 kali, totalnya adalah 29 poin!”

Petugas itu melaporkan sekali lagi.

“Hahaha! Kali ini aku pasti menang, dan sampah itu pasti kalah!”

Lelaki berotot itu setelah mendengar laporan nilai dari petugas itu, dia langsung menjadi sangat sombong, dan percaya diri.

Karena perjanjian kedua orang itu adalah 10 kali tembakan, dan Stanley Ning awalnya tidak mengetahui seperti apa cara mainnya, dan langsung meleset 2 kali. Walaupun terakhir dia melakukannya dengan baik, dan juga tepat, tapi dia sudah membuang 7 peluru.

Lalu, karena sebelumnya sudah membuang 2 peluru juga, dan Stanley 5 peluru lainnya ditembakkan dengan baik, tapi, kalau dihitung-hitung, dia baru menembak 1 balon merah, 2 balon biru, dan 2 balon hijau saja, kalau dijumlah semua, hanya 13 poin saja.

Tapi Stanley Ning sudah membuang 7 peluru, dan hanya 3 kali kesempatan menembak saja. Di saat berikutnya itu, walaupun dia terus menembak balon merah semua, hanya akan menambah 15 poin saja, dan kalau 13 ditambah 15, itu pun hanya 28 poin saja. Kalau dibandingkan dengan lelaki berotot yang nilainya 29 poin, tetap kalah 1 poin.

Bisa dibilang, Stanley Ning kali ini pasti kalah.

“Hahahaha! Bocah sampah, kamu mengalah saja, jangan berlagak menembak lagi!”

“Wanita ini, sudah pasti akan ikut bersamaku!”

Lelaki berotot itu dengan senang langsung meletakkan senapannya, dan berlari ke depan Stanley Ning. Dia melihat Stanley Ning masih mengeker, dan wajahnya langsung tidak sedap, dia terus mengejeknya dan ingin menyentuh pundak Dewi Lin.

“Berhenti kamu!”

“Aku belum selesai menembak, bagaimana kamu tahu kalau aku akan kalah?”

Stanley Ning tidak mengangkat kepalanya, dia terus mengeker dengan teliti, dan sambil berkata begitu.

“Huh! Apakah kamu bodoh?”

“Kamu sudah menembak 7 kali, dan baru ada 13 poin, kalaupun kamu menembak 3 kali ke arah balon merah, itu juga baru 28 poin saja, tapi, kamu lihat aku, nilaiku adalah 29 poin!”

“Masalah semudah ini, apakah kamu tak bisa menghitungnya?”

Lelaki berotot itu berbicara dengan sangat sombong dan dengan suara yang sangat keras.

“Apa..... bagaimana bisa begitu!”

Dewi Lin yang berada di samping, saat mendengar hal ini, langsung menjadi panik. Sebelumnya lelaki berotot itu tak membicarakan nilai, jadi dia tak menyadari. Tapi sekarang, kalau dihitung-hitung, Stanley Ning sudah pasti kalah.

Hanya tersisa 3 tembakan, bagaimanapun juga, juga tak mungkin bisa melebihi 29 poin.

Kalau dia membayangkan taruhan yang sebelumnya, dia menjadi sangat panik, kalau kali ini benar-benar kalah, harus bagiamana? Apakah dia akan ikut dengan lelaki berotot itu?

Dewi Lin dalam hatinya sangatlah panik, dan juga tegang, dia juga merasakan sedikit ketakutan.

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu