My Enchanting Guy - Bab 81 Tuan Ning Adalah Tamu Kehormatan!

Abby Mo menundukkan kepalanya, diam-diam tidak berhenti tertawa.

Ternyata, orang ini benar-benar tidak dapat diandalkan. Untung saja sebelum ini tidak menerimanya.

Sementara itu, telepon Stanley Ning tiba-tiba berbunyi.

“Tuan Ning, apakah Anda sudah sampai? Aku sudah berada di dalam Ruang Private President Suite!” Stanley Ning menyimak pertanyaan Laiv Lin yang terdengar sangat sopan dan berhati-hati.

Stanley Ning mengiyakannya dengan datar: “Aku sudah sampai. Aku sekarang berada di Ruang Diamond. Bagaimana kalau kamu kemari saja?”

Mendengar kata-kata itu, Laiv Lin tertegun sejenak.

“Baiklah, Tuan Ning. Aku akan segera sampai.” Jawab Laiv Lin. Sama sekali tidak ada keraguan di dalam suaranya.

Asalkan bisa berketergantungan pada keluarga Ning, dia bersedia melakukan apa saja.

Irvan Lin yang berada di sebelahnya mendengar Stanley Ning membiarkan orang lain datang ke ruangan ini. Raut wajahnya berubah dingin menusuk. Tanpa segan-segan dia meminta penjelasan. “Kamu Stanley Ning? Aku takut kamu kurang mengerti akan keadaan di sekitarmu. Aku yang menyewa ruangan ini. Jangan seenaknya membawa orang-orang tidak jelas, masuk ke dalam sini.”

Kebetulan dia sedang merasa sangat marah. Tentu saja dia tidak akan melepaskan kesempatan ini.

Mendengar kata-kata itu, Leticia Lin jelas tidak senang: “Irvan Lin. Apakah kata-katamu tidak terlalu kasar? Kalau kamu tidak bisa menerima kehadiran kami, lebih baik kami pergi.”

Abby Mo memasang wajah dingin, dia juga merasa sangat kesal: “Benar, hanya makan-makan seperti ini, kami tidak butuh.”

Melihat kedua orang tersebut melindungi Stanley Ning, Irvan Lin merasa hatinya semakin panas saja: “Aku hanya bicara apa adanya. Aku membiarkannya masuk hanya karena aku menghargai Abby dan kamu saja. Dia masih berani-beraninya mengajak orang untuk menumpang makan dan minum? Apa dia layak melakukan hal itu?”

“Kamu…” Leticia Lin dan Abby Mo seketika itu juga marah besar.

Mereka sama sekali tidak menduga, ternyata perilaku Irvan Lin sangat tidak masuk akal.

Baru saja hendak bicara lebih lanjut, pinu ruangan itu dibuka.

Semua orang menolehkan kepalanya dan melihat Laiv Lin yang berbadan besar dan tegap dengan mengenakan setelan jas, berjalan masuk ke dalam.

“Paman? Bukankah Anda bilang Anda tidak punya waktu luang untuk datang?”

Irvan Lin yang baru saja hendak mengatainya, tiba-tiba tertegun. Saat dia menengokkan kepala dan melihat orang yang masuk ke dalam ruangan itu adalah Laiv Lin, saat itu juga dia merasa heran dan cepat-cepat bertanya.

Tidak salah lagi. Yang dia panggil dengan sebutan paman itu adalah Direktur Perusahaan Ninetop, Laiv Lin!

Tetapi bukankah dia bilang dia tidak dapat hadir? Bagaimana dia tiba-tiba bisa sampai di sini?

Kemudian, tanpa menganggap keberadaan Irvan Lin, Laiv Lin melangkah maju. Tatapan matanya dipenuhi keramah-tamahan dan tertuju pada Stanley Ning.

“Tuan Ning. Mengapa Anda tidak memberitahuku Anda telah sampai? Aku terus-menerus menunggumu!”

Laiv Lin menghampiri Stanley Ning sambil tersenyum lebar.

Biarpun demikian, raut wajah Laiv Lin sama sekati tidak menunjukan tanda-tanda bahwa dia sedang menyalahkan Stanley Ning. Malahan terlihat seperti sedang berusaha untuk membentuk suatu hubungan baik dengan Stanley Ning.

Kedua mata Abby Mo terbelalak lebar dipenuhi rasa takjub setelah melihat hal itu.

Jelas dia mengenali Laiv lin. Seorang Direktur Perusahaan Ninetop yang terhormat. Di Kota Shanghai, dia termasuk orang penting.

Tetapi saat ini, mengapa dia terlihat segan dan hormat terhadap Stanley Ning?

Leticia Lin sih tidak terlalu terpengaruh. Lagipula mereka sudah saling berjanji, bila kelak ada hal-hal di luar dugaan yang terjadi, mereka akan tetap saling menerima.

Dia menarik napas panjang. Rasanya dia semakin tidak bisa mengerti Stanley Ning.

“Jangan-jangan orang ini adalah tamu kehormatan yang sering disebut-sebut oleh paman?”

“Mana mungkin?” Irvan Lin juga sama terkejutnya. Saat ini seluruh dirinya merasa polos dan dungu. Dia bergumam-gumam sendiri dengan suara halus.

Pada saat yang bersamaan, dia mulai merasa gelisah.

Daritadi dirinya cukup banyak meremehkan Stanley Ning. Apabila Stanley Ning benar-benar adalah tamu kehormatan pamannya, dan dia mengadu kepada pamannya mengenai apa yang baru saja terjadi, habislah dia.

Bagaimanapun juga, mereka sekeluarga mengandalkan keuangan pamannya ini.

Saat memikirkan hal ini, muncul butir-butir keringat dingin di kening Irvan Lin.

“Paman, Anda dan Tuan Ning saling mengenal?” Irvan Lin berdiri dari tempat duduknya dan bertanya dengan hati-hati.

Sebenarnya dia sudah hampir yakin dengan jawabannya, hanya saja dia agak menolak untuk percaya.

Setelah dia berkata demikian, Laiv Lin baru menyadari keberadaan Irvan Lin. Heran, dia mengira Irvan Lin dan Stanley Ning saling mengenal, maka dari itu dia dengan ramahnya menepuk-nepuk pundak keponakannya: “Benar sekali. Tuan Ning ini adalah tamu kehormatanku.”

Selang beberapa saat.

Tiba-tiba nada suara Laiv Lin berubah serius: “Irvan, berhubung kamu mengenal Tuan Ning, kamu harus melayaninya dengan baik. Kalau sampai ada kelalaian, aku akan meminta pertanggung jawabanmu.”

Mendengar perkataan Laiv Lin, kaki Irvan Lin langsung lemas, nyaris tidak bisa menapak.

Dia sama sekali tidak menyangka bahwa seseorang yang terlihat seperti orang miskin itu adalah tamu kehormatan pamannya.

Bagaimana mungkin dia memiliki kemampuan seperti itu?

Irvan Lin menelan air liurnya dan cepat-cepat menundukkan kepala. Dia sama sekali tidak berani melihat Stanley Ning.

Lagipula hanya satu saja kalimat yang keluar dari mulut Stanley Ning mengenai dirinya, habislah dia.

Kali ini, Irvan Lin hanya bisa menyesal dalam hati.

Kalau saja dia tahu dari awal, sebesar apapun nyalinya, dia juga tidak akan berani menyinggung perasaan Stanley Ning.

“Direktur Lin, Anda terlalu segan. Hidangan yang tersedia malam ini cukup baik.”

Stanley Ning melambaikan tangannya dengan murah hati. Akhirnya dia angkat bicara juga.

Mengenai perlakuan Irvan Lin yang keterlaluan terhadap dirinya tadi, dia sama sekali tidak disebut-sebut olehnya.

Dia tidak kecil hati seperti itu.

Irvan Lin menyimak kata-katanya dengan seksama sambil menyipitkan matanya. Dia kira dia salah dengar.

Dia menyeringai aneh. Wajahnya terlihat lebih jelek daripada menangis. Dengan cepat dia mengangguk-anggukkan kepala.

Di dalam hatinya, dia sangat berterima kasih kepada Stanley Ning. Hampir saja dia berlutut dan mengetukkan kepalanya ke lantai.

“Baguslah kalau begitu.” Mendengar hal itu, Laiv Lin merasa lega.

“Oh, ya. Tuan Ning. Di ruanganku masih ada beberapa rekan bisnis yang juga merupakan teman-teman baikku. Mereka dengar bahwa Anda datang kemari, dan ingin sekali menghormati Anda dengan minum bersama. Apakah Tuan Ning bersedia untuk bertemu dengan mereka?”

Laiv Lin ragu sejenak, dia bertanya kepada Stanley Ning dengan sangat berhati-hati.

Sambil beratanya demikian, dia tidak lupa untuk memperhatikan tatapan mata Stanley Ning. Dia takut Stanley Ning tidak senang.

Karena sebelum mengundang Stanley Ning, dia tidak pernah menyebutkan bahwa ada orang-orang lain datang bersamanya.

Takutnya apabila hal ini membuat Stanley Ning kesal, jadinya akan sangat gawat.

Sebaliknya, tanpa piker panjang Stanley Ning langsung mengangguk dan menyetujui permintaanya: “Baiklah, karena mereka adalah rekan bisnis dan teman dekat Direktur Lin, tidak ada salahnya aku mengenal mereka.”

Sesungguhnya Stanley Ning juga ada keinginannya tersendiri.

Meskipun nama keluarga Ning sangat berpengaruh, tetapi di sini adalah Kota Shanghai, bukan Kota Beijing, dan dia masih belum ingin menunjukan jati dirinya yang sesungguhnya.

Kalau saja dia bisa merangkul para bos besar dunia perdagangan dari Kota Shanghai, pasti akan bisa membantu kemajuan Leticia Lin dan Perusahaan Letophika.

“Terima kasih atas kesempatan yang Anda berikan, Tuan Ning.” Mendengar hal itu Laiv Lin girang melampaui harapannya. Dia tidak henti-hentinya tersenyum dan berterima kasih.

Selang beberapa waktu, Laiv Lin kembali menatap Irvan Lin. Dengan sangat serius menginstruksikan: “Irvan, kamu juga ikut bersama kita.”

Irvan Lin tertegun sejenak, dia merasa tidak berdaya. Tetapi dia juga tidak berani melawan. Dia hanya bisa mengangguk setuju.

Laiv Lin berpamitan dengan Leticia Lin dan Abby Mo, lalu pergi membawa kedua orang itu.

Segera, mereka bertiga tiba di Ruang Private President Suite.

Di dalam ruangan itu, ada empat pria paruh baya yang duduk di dalamnya. Saat mereka melihat Laiv Lin memasuki ruangan, mereka sibuk saling melempar pandang.

Setelah mereka melihat Stanley Ning yang berdiri di belakangnya, warna wajah keempat pria itu berubah drastis. Mereka berdiri satu-persatu untuk menyambut kedatangannya. Tatapan mata mereka dipenuhi rasa hormat.

“Apakah Anda adalah Tuan Ning? Apa kabar Tuan Ning. Aku adalah John Guan, Direktur Perusahaan Royal Pharmacy.

“Tuan Ning, Saya adalah Jim Yang, Direktur Perusahaan Red Wood. Senang bertemu dengan Anda.”

“Halo Tuan Ning. Aku adalah George Shen, Direktur Perusahaan Garmen Jinyi.”

“Aku adalah Direktur Perusahaan Real Estate Century, Leon Li. Aku sudah sering mendengar nama baik Anda.”

Meskipun keempat orang itu adalah bos besar di berbagai bidang bisnis di Kota Shanghai, tetapi di hadapan Stanley Ning, mereka sama sekali tidak bisa bergaya. Wajah-wajah mereka dipenuhi perhatian dan kegembiraan. Dengan hormat dan segan mereka memperkenalkan diri mereka satu per satu.

Dan terhadap Irvan Lin yang masuk ke dalam ruangan itu paling akhir, mereka sama sekali tidak ada yang meladeninya. Dia dibiarkan begitu saja di sana.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu