My Enchanting Guy - Bab 381 Kejahatan Teknologi

Stanley Ning bertemu dengan kakak beradik kembar itu, lalu menyuruh mereka untuk memeriksa kondisi perusahaan Ning Chen Intech, lalu kembali untuk mencari Dewi Lin.

Dewi Lin setelah turun pesawat, bagai lepas dari kendang saja, dia langsung ingin membeli minuman tanpa ingin melakukan hal lainnya lagi.

Stanley Ning saat menuju ke sana, Dewi Lin sedang berdiri di depan mesin penjual minuman otomatis itu sambal memegang ponselnya dengan cemberut.

Dewi Lin bukannya seorang yang kampungan, sejak kecil, orang tuanya juga tidak melarang dia untuk menggunakan barang elektronik, tapi barang-barang yang pernah ia gunakan dulu berbeda dengan barang yang ada di kota Shen ini. Setelah Dewi Lin mengutak-atik barang itu berapa saat, dia masih tak paham juga.

Dia berdiri sambil terbengong, dan melihat ke sekelilingnya. Di sekelilingnya merupakan orang-orang yang terburu-buru untuk menyelesaikan urusan mereka setelah turun dari pesawat. Tapia da juga seorang anak muda yang sedang bermain ponselnya yang berdiri tak jauh dari sana. Dewi Lin ragu sesaat dan akhirnya tak berani untuk bertanya.

Untungnya, saat dia sudah ingin menyerah, dia melihat ada prosedur pembelian yang tertempel di atas mesin itu. Dewi Lin akhirnya merasa lega dan mengikuti petunjuk itu untuk membeli air.

“Dewi Lin sudah selesai?”

“Iya, sudah selesai.” Dewi Lin menyimpan ponselnya dan memberikan sebotol air kepada Stanley Ning. Dia langsung mulai untuk mengeluh: “Kakak Ning, di pesawat itu aku sangat haus, aku sudah menahannya selama 2 jam.”

Stanley Ning menggelengkan kepalanya: “Di atas pesawat bukankah ada air, lihat kamu sampai begitu memaksakan diri.”

“Tidak, tidak, tidak, itu berbeda, hari itu aku melihat video dari seorang pramugari, dia berkata bahwa air di pesawat itu tak boleh diminum. Pramugari dan pramugara di atas pesawat itu juga tak minum air di pesawat.”

“Ternyata begitu?”

Stanley Ning baru pertama kali mendengar ucapan seperti ini, jadi dia pun tak bisa sembarangan tersenyum.

Setelah melihat Dewi Lin yang bersusah payah untuk membuka tutup botol itu, Stanley Ning langsung membantunya untuk membukanya, dan mengembalikannya pada Dewi Lin.

“Terima kasih.” Dewi Lin tertawa dengan sangat manis padanya dan mulai mencari tisu di dalam tasnya.

Pas sekali ada orang yang lewat di sana, Dewi Lin tidak mengangkat kepalanya, hampir saja tertabrak.

Stanley Ning reaksinya cukup cepat, dan langsung menarik Dewi Lin. Dewi Lin hanya bisa berdiri di tempat dan tertawa dengan tak enak hati.

Stanley Ning mengangkat kepalanya dan melihat orang yang hampir ditabrak oleh Dewi Lin itu.

Pria itu ternyata adalah seorang remaja berusia sekitar empat belas atau lima belas tahun, dan tampak masih sangat muda. Remaja itu berjalan beberapa meter ke luar dan melirik ke arah mereka berdua dengan tatapan yang sangat aneh, dan juga tampak seperti merasa ketakutan, tapi juga sedikit sombong, dia melewati mereka dengan santai. Kemudian dia membalikkan kepalanya lagi dan menghilang ke dalam kerumunan orang.

Stanley Ning merasa aneh di hatinya dan mengerutkan kening dengan curiga.

Namun, sebelum dia bisa mengetahui apapun, Dewi Lin di sebelahnya tiba-tiba berseru, "Tidak baik, uangku tidak ada lagi!"

Stanley Ning menoleh dan melihat Dewi Lin melempar airnya dan terus memainkan layar ponselnya.

“Uang apa yang hilang?” Tanya Stanley Ning tanpa mengerti maksudnya.

Dewi Lin tidak berbicara. Dia menekan layar beberapa kali. Setelah beberapa detik, dia mendongak tiba-tiba, "Kakak Ning, uangnya benar-benar hilang! Uang di kartuku semuanya hilang!"

Mata Dewi Lin memerah dengan ekspresi cemas di wajahnya. Dia meraih lengan baju Stanley Ning dan tidak bisa berkata apa-apa selain kata uang.

Stanley Ning dibuat terkejut olehnya, dan menepuk punggungnya dengan cepat, dan berkata, "Apakah itu uang di kartumu? Biasanya, kita tidak akan kehilangan uang di kartu kita sendiri. Coba kamu lihat lagi. Apakah mungkin kamu lupa, dan mentransfernya ke kartu lain!"

"Tidak, aku tidak mentransfernya. Aku hanya menaruhnya di kartu yang satu ini. Aku juga belum pernah menggunakannya. Tiba-tiba menghilang. Baru saja bank mengirimkanku pesan yang mengatakan bahwa uangku itu sudah ditransfer keluar. Aku memeriksanya sekali lagi dan nyatanya memang tidak ada saldo di kartuku."

Dewi Lin hampir menangis, tetapi masih menahan air mata, dia menunjukkan ponselnya ke Stanley Ning.

"Apa yang harus aku lakukan, uangku benar-benar hilang, itu benar-benar hilang! Aku tidak melakukan apa-apa, mengapa uangnya hilang begitu saja! Kakak Ning, apa yang harus kulakukan!"

Stanley Ning tidak pernah berpikir bahwa hal seperti ini akan terjadi ketika dia baru turun dari pesawat, dan sedikit tak nyaman saat itu, dia pun berkata, "Dewi, jangan panik dulu, berapa banyak uangmu yang hilang? Coba lihat apakah uang di kartu lain masih ada? "

"Aku tidak menaruh uang di kartu lain. Semua uangku ada di kartu ini, 500.000 RMB (sekitar 1 miliar rupiah). Semuanya hilang. Tidak ada uang yang tersisa." Mata Dewi Lin menjadi lebih merah.

500.000 RMB? Meski jumlah ini hanya bagaikan setetes air dalam ember bagi Stanley Ning, namun di mata orang biasa, jumlah tersebut tidak sedikit, bukan hal yang normal untuk orang lain yang kehilangan begitu banyak uang secara tiba-tiba.

"Selain membeli air, pernahkah kamu membeli barang lain atau memindai beberapa kode yang tidak seharusnya dipindai?"

"Tidak, tidak, aku baru saja membeli dua botol air!"

Beli air? Stanley Ning mengerutkan kening, dan tidak bisa untuk tidak memikirkan anak muda itu barusan.

Ketika dia datang ke sini sebelumnya, anak muda itu melihat Dewi Lin membeli air tak jauh dari situ. Saat Stanley Ning berjalan mendekat, bocah itu bergegas pergi dengan ekspresi aneh.

Stanley Ning selalu merasa ada yang tidak beres dengannya, dan sekarang dia berpikir bahwa justru orang itulah yang mengambil uang dari Dewi Lin.

Tapi baru beli dua botol air, uangnya langsung hilang, bagaimana dia melakukannya?

"Berikan aku ponselmu."

Stanley Ning mengambil ponsel Dewi Lin, dan informasi pembayaran menunjukkan bahwa 2 RMB yang baru saja dibayarkan Dewi Lin untuk membeli air itu tidak salah, tetapi ketika pembayaran berhasil, bank mengirimkan juga memberikan pesan pengingat bahwa uang telah ditransfer keluar, dan pesan itu menunjukkan bahwa uang sebesar 500.000 RMB telah ditransfer keluar.

Ini tidak benar. Menurut pengalaman Stanley Ning, bagaimanapun caranya akan meninggalkan jejak, tidak mungkin kehilangan 500.000 RMB tanpa alasan.

Dia dengan hati-hati memeriksa penyimpanan lain di telepon, dan melihat-lihat folder di ponselnya satu per satu.

Dewi Lin tampaknya malu tentang Stanley Ning yang memeriksa penyimpanan ponsel, terutama karena malu membiarkan Stanley Ning melihat-lihat album foto ponselnya, tetapi saat ini, sebagian besar pikirannya tertuju pada menemukan kembali uang 500.000 RMB nya itu. Jadi dia tidak menghentikannya untuk melihat isi ponselnya.

Segera, Stanley Ning menemukan sesuatu yang aneh.

"Apakah ini gambar yang kamu simpan sendiri?"

Dewi Lin melihatnya, dan dengan cepat menyangkal, "Tidak, dari mana asalnya? Tidak mungkin aku memiliki gambar seperti ini di ponselku."

Stanley Ning mengerutkan kening. Ada gambar bergerak di telepon, yang diputar setiap menit. Isi gambar itu adalah layar saat password dimasukkan. Jumlah di atasnya juga sama dengan jumlah yang dibutuhkan Dewi Lin untuk membeli minuman. .

"Sepertinya kita telah menghadapi kejahatan dengan teknologi tinggi," kata Stanley Ning.

“Kejahatan teknologi tinggi? Lalu apakah aku memiliki kesempatan untuk mendapatkan uangku kembali?” Dewi Lin berkata dengan wajah sedih, “Ini adalah uang yang Kakak Seannor berikan kepadaku. Aku selalu menyimpannya. Jika aku tidak bisa mendapatkannya kembali. Apa yang harus kulakukan!"

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu