My Enchanting Guy - Bab 95 Konspirasi Keluarga Yang

Stanley Ning melihat Dewi Lin yang kebingungan, ekspresi wajahnya sangatlah lucu.

Benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.

Seteah beberapa saat, Stanley Ning baru kembali sadar, dia mendorong Dewi Lin kembali duduk di kursi sebelah supir, pura-pura tidak mendengar apapun dan berpura-pura seperti tidak terjadi apapun.

Namun, melihat Dewi Lin yang duduk di kursi penumpang depan, Stanley Ning semakin merasa rumit. Sepertinya, di masa depan harus menjaga jarak dengan gadis ini, kalau tidak bisa terjadi sesuatu.

Saat Stanley Ning mengantar Dewi Lin kembali, hari sudah larut malam.

“Stanley Ning, ada apa, kamu apakan Dewi?” melihat Dewi Lin yang tidak sadarkan diri, Betty Lin bertanya dengan panik.

Leticia Lin juga menatap Stanley Ning dengan panik, dia tidak tahu harus berbuat apa.

Stanley Ning menempatkan Dewi Lin di sofa, dengan tanpa daya melebarkan tangannya, “Dia tidak apa-apa, hanya mabuk.”

Ibu dan anak yang mendengar itu langsung menghembuskan napas lega.

“Stanley Ning, Stanley Ning….” tapi, Dewi Lin yang tidak sadarkan diri mulai memanggil nama Stanley Ning.

Satu keluarga itu memandang Stanley Ning lagi, tatapannya seperti hendak membunuh.

Stanley Ning merasa malu, wajahnya menunjukan senyum pahit sambil menatap Dewi Lin, hatinya deg-degan. Jika saat itu dia tiba-tiba loncat mengatakan kalau dia menyukai dirinya, maka itu akan menjadi mainan.

Untungnya, setelah Dewi Lin memanggil nama Stanley Ning, dia kembali tidur. Stanley Ning akhirnya menghela napas lega.

Di sisi lain Betty Li yang melihat Stanley Ning memasang wajah bersalah, dengan wajah datar dan dingin berkata, “Aku mau tanya, apa saat Dewi tidak sadar tadi, kamu ada melakukan sesuatu yang aneh-aneh?”

Mendengar ini, Stanley Ning menunjukan wajah tidak senang, dia memutar mata melihat Betty Li, malas untuk meladeninya dan langsung naik ke atas.

“Diam berdiri di tempat.” wajah Betty Li serius.

Untungnya, Leticia Lin dengan cepat menghentikan ibunya, dia menggantikan Stanley Ning berkata, “Bu, Stanley Ning bukanlah orang semacam itu, lebih baik kita antar Dewi kembali ke kamar dulu.”

Betty Li melihat punggung Stanley Ning yang naik ke lantai atas lalu mendengus. Kemudian, bersama Leticia Lin membantu Dewi Lin yang tidak sadarkan diri.

Malam yang sunyi.

Meskipun prosesnya berbelit-belit, tapi hasilnya sangat bagus.

Keesokan harinya, Dewi Lin akhirnya bangun.

Saat dia duduk di ranjang, otaknya seperti tidak bisa mengingat apapun.

Tapi tak berapa lama, Dewi Lin mulai mengingat sesuatu. Sepertinya Stanley Ning yang mengantarnya pulang? Memikirkan ini, Dewi Lin bersemangat dan bangkit turun dari ranjang.

“Kamu sudah bangun?” kebetulan Stanley Ning baru bangun dan hendak turun ke bawah dan bertemu dengan Dewi Lin sambil menyapanya dengan senyum.

Menghadapi Stanley Ning, wajah Dewi Lin langsung memerah, bahkan lehernya ditutupi dengan bercak merah, dengan lemah berkata, “Kakak ipar, kemarin aku mabuk, aku tidak mengatakan apapun yang tidak seharusnya aku katakan bukan?”

Stanley Ning terkejut, dia menggelengkan kepalanya, “Tidak seharusnya diucapkan? Tidak, saat aku mengantarmu pulang kemarin, kamu sudah tertidur, satu kalimat pun tidak terucap.”

Mendengar ini, Dewi Lin menelan air liurnya, lalu menepuk dadanya dengan takut, “Baguslah kalau tidak ada.”

Stanley Ning menganggukan kepala, lalu tersenyum dan turun lebih dulu.

Dewi Lin yang melihat punggung Stanley Ning, hanya berkilau karena cahaya yang kompleks. Ucapannya yang mengatakan dirinya takut mengatakan yang seharusnya tidak dikatakan, sekarang malah membuatnya menyesal karena tidak mengutarakannya.

“Kesempatan yang bagus, kenapa tidak aku raih, dasar bodoh.” Dewi Lin memarahi dirinya sendiri, lalu turun ke bawah.

Setelah semua orang tiba, sekeluarga itu mulai sarapan bersama.

“Dewi, kamu jangan sampai seperti kemarin lagi, minum sampai tidak sadarkan diri, kalau kamu bertemu dengan orang yang tidak baik bagaimana?” Betty Li melirik putrinya dan mengkritiknya.

Selama ucapannya dia juga mencuri pandang melirik Stanley Ning. Melihat Stanley Ning yang pasrah, apa aku seperti orang jahat?

“Aku mengerti.” Dewi Lin menjawab. Saat mengatakan ini, Dewi Lin juga melirik Stanley Ning, tatapannya sangat kompleks.

Stanley Ning langsung menundukan kepalanya, hatinya terasa sumpek. Dia meras takut seperti berperang selama sarapan ini, dan tidak ada orang lain lagi.

“Leticia, pertemuan keluarga sudah tidak jauh lagi, bagaimana persiapanmu?” saat ini, Ariel Lin tampak sedang memikirkan sesuatu dan bertanya.

Wajah Betty Lin langsung berubah. Karena, pertemuan tahun ini, bagi keluarga mereka sangatlah penting.

Mendengar ini, Leticia Lin megangkat kepalanya dengan percaya diri dan berkata, “Tenang saja ayah, aku sudah yakin, aku akan membuat keluarga kita bangga.”

Melihat keyakinan dirinya, Ariel Lin tersenyum senang, “Baiklah kalau begitu.”

Mendengar itu, wajah Betty Li terlihat lega.

Setelah sarapan, Stanley Ning mengantarkan Leticia Lin ke perusahaan seperti biasa.

Leticia Lin mulai bersiap untuk pertemuan tahunan, dia sibuk mengkonfirmasi laporan keuangan dari waktu ke waktu.

Stanley Ning sendirian di kantor, dia merasa bosan. Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan pergi begitu saja.

Dia datang ke perusahaan cabang Keluarga Ning.

….….

Pada saat yang bersamaan.

Di Kota Lin, ada sebuah villa mewah.

“Hazel, kali ini kamu harus membantu kami, bantu Sean Yang untuk membalaskan dendam.” Ibu Sean Yang, Hani Liu menarik seorang pemuda, dan menangis.

Ayah Sean Yang, Sandi Yang, ikut memohon bantuan, “Betul Hazel, kamu harus membantu kami, terlebih, bagaimanapun Sean Yang adalah anggota Keluarga Yang.”

“Dia sekarang sudah dihabisi oleh orang, meskipun dia sadar, tapi dia tidak bisa bergerak, bahkan tidak bisa melihat. Seumur hidupnya hanya bisa berbaring di ranjang, ini bukan hanya melawan kami, tapi ini sudah termasuk memprovokasi seluruh Keluarga Yang.”

Lelaki muda yang dingin dan gagah di depannya adalah Hazel Yang, dia juga anggota Keluarga Yang. Selain itu, dia adalah pemimpin dari generasi muda di Keluarga Yang, pikirannya sangat dalam, tangannya sangat ganas, sekarang seluruh perusahaan milik Keluarga Yang berada di genggaman tangannya.

Ekspresi wajah Hazel Yang datar, ada terlihat sedikit kesombongan di matanya. Tidak ada jejak emosi maupun simpati, apalagi rasa empati.

Setelah waktu yang lama, Hazel Yang bertanya dengan ringan, “Kalian bilang Sean Yang dibuat begini oleh Stanley Ning? Seingatku tidak ada seorangpun yang berasal dari Keluarga Ning di Shanghai?”

Hani Liu yang melihat Hazel Yang berbicara, dengan cepat menjawab, “Benar, dia adalah Stanley Ning?”

Sandi Yang dengan penuh kebencian berkata, “Dia bukanlah makhluk dari bumi, dia hanyalah menantu Keluarga Lin saja, hanya sebuah sampah.”

Hazel Yang setelah mendengarnya semakin sombong dan berkata, “Huh, Sean Yang bahkan tidak bisa melawan sampah ini, memang dasar, dia sudah merusak harga diri Keluarga Yang.”

Wajah Hani Liu dan Sandi Yang mendengarkan perkataan Hazel Yang langsung berubah jadi tidak enak dilihat.

Hazel Yang melanjutkan, “Sebenarnya, aku dengar kalau Sean Yang ingin merebut istri orang, karena itu bisa begini, apa betul?”

Hani Liu dan Sandi Yang bertukar tatapan, mereka menggertakkan gigi, lalu mengangguk-angguk. Lagipula, hal ini bukanlah rahasia lagi.

Melihat ini, Hazel Yang menunjukkan wajah yang merendahkannya.

Hani Liu dan Sandi Yang tidak berkata apa-apa, karena Hazel Yang adalah satu-satunya harapan untuk membalaskan dendam.

“Hazel, sebenarnya tidak bisa menyalahkan Sean Yang, karena Stanley Ning itu licik, terlebih dia juga mengancam akan menghancurkan seluruh Keluarga Yang.” Sandi Yang dengan geram berkata, dia mengungkapkan kebenciannya yang sampai tingkat keluarga.

“Tidak salah, kalau kamu tidak membantu Sean Yang membalaskan dendam, paling tidak kamu harus berjuang untuk Keluarga Yang, kalau tidak, anggota keluarga lain tidak akan menganggap Sean Yang lagi.”