My Enchanting Guy - Bab 43 Modus

Betty Li dan Ariel Lin pun saling bertatap-tatapan.

Keduanya terus berdiri tak bergerak di sana.

Beberapa lama kemudian, barulah mereka tersadarkan. Sorot mata keheranan diedarkan ke arah Stanley Ning.

“Stanley Ning, kali ini benar-benar terima kasih!“ Leticia Lin melihat Stanley Ning, matanya penuh dengan ketulusan.

Mengenai alasan yang dibuat Stanley Ning, Leticia Lin tidaklah menaruh rasa curiga, sebaliknya ia bahkan mempercayainya seratus persen.

Jika tidak, Perusahaan Ninetop juga tidak akan memecat Sean Yang karena masalah ini, bahkan menelepon langsung untuk memberi penjelasan dan minta maaf. Selain itu, mereka juga berinisiatif mengajak perusahaan Letophika untuk bekerja sama.

Kejadian ini tidak berani ia bayangkan sebelumnya.

“Sudah keluarga sendiri, untuk apa berterima kasih.” Potong Betty Li.

Akan tetapi, entah apakah karena Stanley Ning telah membantu mereka kali ini, atau karena tadi Stanley Ning mengatakan bahwa presdir Perusahaan Ninetop adalah teman lama orang tuanya, sikap Betty Li terhadap Stanley Ning akhirnya melembut perlahan-lahan.

Setidaknya tidak dingin seperti dulu.

“Apa yang ibu katakan benar, kita ini satu keluarga, tidak perlu sampai berterima kasih.” Stanley Ning tersenyum sambil melambaikan tangannya pelan.

Leticia Lin mengiyakan dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Waktu sudah mulai malam, setelah beberapa dari mereka berbincang sebentar, mereka pun kembali ke kamar masing-masing.

Dewi Lin yang pergi ke luar kota, pada saat ini pun telah sampai di rumah.

Suasana hatinya terlihat kurang baik, ia tidak menyapa seorang pun dan langsung pergi ke kamarnya.

Stanley Ning kembali ke kamar dan bersiap untuk tidur.

Pada saat ini, tiba-tiba ia menerima sederet pesan Wechat dari Dewi Lin.

“Kak Seannor (Nama samaran Stanley), apa kamu di sana?“

“Beberapa waktu ini suasana hatiku sangat buruk, bolehkah kamu temani aku mengobrol?“

“Kak Seannor, apa kamu di sana?“

“Iya.“ Stanley Ning membalasnya, ia ingin tahu apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh adik iparnya itu.

Melihat Stanley Ning akhirnya membalasnya, Dewi Lin pun segera mengirim stiker peluk, cium, dan gambar hati.

“Kak Seannor, bolehkah kamu memberitahuku margamu?“

“Kamu tinggal di mana?“

“Kamu biasanya suka melakukan apa?“

Dewi Lin mengirim setumpuk pesan yang berisikan berbagai macam pertanyaan, terlihat jelas bahwa ia sedang menyelidiki asal-usulnya.

Stanley Ning tersenyum, ia bergumam kalau si gadis kecil ini ingin melakukan modus pada dirinya.

Mengenai cara licik Dewi Lin, Stanley Ning melihat sekilas saja sudah bisa tahu. Ia hanya membalas Dewi Lin dengan 1 kata sederhana: “Rahasia!“

Dengan cepat Dewi Lin kembali mengirim sederet stiker dengan wajah kasihan.

Stanley Ning pun bisa menebak rupa Dewi Lin yang sedang berbaring di atas ranjang dengan raut wajah kesal di sebelah.

“Kak Seannor, kalau begitu bisakah kamu mengirimkan satu fotomu untuk kulihat?“

“Aku boleh menggunakan foto pribadi milikku untuk ditukarkan denganmu!“

Melihat modusnya yang gagal, Dewi Lin pun bersiap menggunakan foto pribadi miliknya untuk menggoda Stanley Ning.

Stanley Ning tercengang sebentar, ia sedang berpikir mau bagaimana membalasnya.

Dewi Lin ternyata benar-benar mengirimkan satu foto pribadi yang bisa membuat darah orang muncrat keluar.

Stanley Ning hanya melihat sekilas, lalu menarik napas dalam-dalam.

Ia langsung mengalihkan pandangannya. Ia takut jika masih terus melihat foto itu, tanpa sengaja ia lepas kendali dan benar-benar mengirim fotonya kepada Dewi Lin. Tentu saja situasi akan menjadi semakin buruk.

“Aku mau tidur, bye!” Stanley Ning menahan bara api yang menyala dari dalam tubuhnya. Ia lalu membalas Dewi Lin dengan sepenggal kalimat, lalu langsung menutup aplikasi Wechat.

Dia mempunyai satu firasat, jika percakapan ini diteruskan lebih lanjut, maka akan muncul satu masalah yang besar.

Tetapi, baru saja ia melempar ponsel dan bersiap untuk tidur.

Tok tok!

Suara ketukan pintu, tanpa ada peringatan apa-apa berbunyi.

“Sudah tengah malam begini, siapa?”

Stanley Ning bangkit berdiri dengan heran dan membuka pintu, lalu menyadari ternyata Dewi Lin berdiri tegak di depan pintu.

Aroma wangi terpancar dari seluruh tubuh Dewi Lin. Ia mengenakan piyama berenda putih yang terbuka, bagian privat itu terlihat samar-samar, membuat darah orang hampir mengalir keluar dari hidung.

Yang lebih hebatnya lagi adalah baju yang dikenakan Dewi Lin di foto pribadi yang dikirimnya tadi adalah piyama yang sekarang ada di badannya ini. Hal ini membuat Stanley tak berhenti berimajinasi.

Hampir saja mimisan.

“Dewi, sudah semalam ini, ada urusan apa?“ Tanya Stanley Ning canggung dan cepat-cepat mengalihkan perhatiannya.

Mengenai kecanggungan Stanley Ning, Dewi Lin tidak mencurigainya. Ia malah langsung berjalan masuk ke dalam kamar dan berkata: “Kakak ipar, aku pinjam ponselmu sebentar.”

Setelah berkata demikian, tanpa menunggu jawaban Stanley Ning, Dewi Lin pun langsung mengambil sendiri ponsel Stanley Ning yang diletakkan di atas ranjang.

Ia memperhatikan dengan seksama Wechat Stanley Ning.

Melihat hal ini, Stanley Ning mengernyitkan alisnya. Hatinya sedikit penasaran, lalu berkata dalam hati: Apa mungkin ia telah menyadari sesuatu dan tahu bahwa aku adalah Kak Seannor?

Semakin dipikirkan, Stanley Ning semakin merasa aneh. Pada saat ia berbincang dengan Dewi Lin, sepertinya tidak meninggalkan jejak atau petunjuk apa-apa, kan?

1 menit kemudian, Dewi Lin membaca dengan seksama Wechat Stanley Ning, tetapi ia tidak mendapatkan hasil apa-apa. Ia pun hanya bisa meletakkan kembali ponsel itu dengan sedikit kecewa.

Stanley Ning malah tertawa dalam hati.

Riwayat percakapan Wechat miliknya semuanya menggunakan kata sandi khusus untuk membukanya. Jika Dewi Lin menemukan sesuatu, barulah bisa dibilang aneh.

Wajah Stanley Ning tidak menampakkan ekspresi apapun, lalu bertanya dengan wajah yang pura-pura tidak tahu apa-apa: “Dewi, kamu tengah malam begini kamu belum tidur, lalu datang kemari untuk melihat aplikasi Wechat milikku, untuk apa?“

Dewi Lin menundukkan kepalanya, hatinya sedikit tidak senang. Ia tidak menjawab Stanley Ning, sebaliknya menatap wajahnya dengan pandangan penuh selidik, lalu berkata: “Kakak ipar, apakah belakangan ini kamu menonton siaran langsung?“

Saat sedang berbicara, mata Dewi Lin diarahkan lurus ke arah Stanley Ning. Ia memperhatikan betul-betul raut wajahnya.

Sejak Stanley Ning menolong dirinya, ia mulai curiga bahwa Stanley Ning merupakan Kak Seannor, orang kaya misterius yang selalu menonton siaran langsungnya itu.

Hanya saja, ia kurang memiliki keberanian untuk mempercayainya!

Lagipula, di matanya kakak ipar ini hanyalah sampah yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Mana mungkin Stanley Ning tidak mengetahui kalau Dewi Lin sedang menyelidiki dirinya?

Ekspresi wajahnya tidak tampak sedikit pun perubahan. Ia mendongak dengan tenang, kedua mata mereka saling bertatap-tatapan. Ia pun berkata: “Aku dari dulu tidak menonton siaran langsung.”

Alis Dewi Lin berkerut karena ia sama sekali tidak melihat adanya keanehan dalam diri Stanley Ning.

“Tidak ada apa-apa......“

Hatinya pun diliputi rasa kecewa. Dewi Lin mengatupkan mulutnya, lalu mengangkat kaki dan bersiap pergi.

Bagaimana pun juga, setelah Dewi Lin keluar dari kamar, hatinya masih tidak senang.

Begitu mengalihkan pandangannya, tiba-tiba ia menelepon Wechat Kak Seannor.

Melihat hal ini, Stanley Ning yang ada di dalam kamar seketika terperanjat dan cepat-cepat menutup pintu.

Untungnya, Stanley Ning mempunyai kebiasaan mematikan suara ponselnya sehingga ponsel yang ada di ujung ranjang itu hanya bergetar sedikit tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

Dewi Lin yang berada di luar tentu saja tidak dapat mendengarnya.

Stanley Ning menghela napas lega, hatinya dirundung rasa ketakutan, hampir saja ia ketahuan.

Setelah itu, Stanley Ning mengatur setelan ponselnya menjadi sunyi senyap, lalu meletakkan di sebelah. Ia tidak menutup atau pun menerima telepon masuk itu.

Untuk menghindari agar Dewi Lin tidak melihat ada kejanggalan.

Tepat seperti dugaannya, di luar kamar.

Dewi Lin menempelkan telinganya pada pintu dan mendengar dengan seksama apakah ada suara pergerakan di kamar Stanley Ning atau tidak. Tetapi, setelah mendengarkan begitu lama, sepertinya juga tidak terdengar apa-apa. Ia pun akhirnya berbalik badan dan kembali ke kamarnya dengan wajah cemberut.

Stanley Ning yang mendengar suara langkah kaki Dewi Lin yang pergi pun tertawa sambil menggelengkan kepala. Ia lalu naik ke ranjang dan bersiap untuk tidur.

Tetapi, beberapa detik kemudian, kembali terdengar suara ketukan pintu.

“Kenapa kembali lagi?“ Kata Stanley Ning pasrah sambil tersenyum pahit.

Ia kembali berdiri dan membuka pintu. Awalnya, ia mengira bahwa yang mengetuk pintu adalah Dewi Lin, tetapi tak disangka yang kali ini berdiri di depan pintu ternyata adalah Leticia Lin.

“Leticia, ada apa?“ Tanya Stanley Ning heran.

Leticia Lin menundukkan kepala, raut wajahnya sangat kacau. Beberapa kali ia ingin berbicara, namun pada akhirnya memutuskan untuk membungkam.

“Masuklah, kita bicara saja di dalam.”

Melihat tindakan Leticia Lin yang begitu aneh ini, hati Stanley Ning pun semakin heran.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu