My Enchanting Guy - Bab 43 Modus
Betty Li dan Ariel Lin pun saling bertatap-tatapan.
Keduanya terus berdiri tak bergerak di sana.
Beberapa lama kemudian, barulah mereka tersadarkan. Sorot mata keheranan diedarkan ke arah Stanley Ning.
“Stanley Ning, kali ini benar-benar terima kasih!“ Leticia Lin melihat Stanley Ning, matanya penuh dengan ketulusan.
Mengenai alasan yang dibuat Stanley Ning, Leticia Lin tidaklah menaruh rasa curiga, sebaliknya ia bahkan mempercayainya seratus persen.
Jika tidak, Perusahaan Ninetop juga tidak akan memecat Sean Yang karena masalah ini, bahkan menelepon langsung untuk memberi penjelasan dan minta maaf. Selain itu, mereka juga berinisiatif mengajak perusahaan Letophika untuk bekerja sama.
Kejadian ini tidak berani ia bayangkan sebelumnya.
“Sudah keluarga sendiri, untuk apa berterima kasih.” Potong Betty Li.
Akan tetapi, entah apakah karena Stanley Ning telah membantu mereka kali ini, atau karena tadi Stanley Ning mengatakan bahwa presdir Perusahaan Ninetop adalah teman lama orang tuanya, sikap Betty Li terhadap Stanley Ning akhirnya melembut perlahan-lahan.
Setidaknya tidak dingin seperti dulu.
“Apa yang ibu katakan benar, kita ini satu keluarga, tidak perlu sampai berterima kasih.” Stanley Ning tersenyum sambil melambaikan tangannya pelan.
Leticia Lin mengiyakan dan tidak mengatakan apa-apa lagi.
Waktu sudah mulai malam, setelah beberapa dari mereka berbincang sebentar, mereka pun kembali ke kamar masing-masing.
Dewi Lin yang pergi ke luar kota, pada saat ini pun telah sampai di rumah.
Suasana hatinya terlihat kurang baik, ia tidak menyapa seorang pun dan langsung pergi ke kamarnya.
Stanley Ning kembali ke kamar dan bersiap untuk tidur.
Pada saat ini, tiba-tiba ia menerima sederet pesan Wechat dari Dewi Lin.
“Kak Seannor (Nama samaran Stanley), apa kamu di sana?“
“Beberapa waktu ini suasana hatiku sangat buruk, bolehkah kamu temani aku mengobrol?“
“Kak Seannor, apa kamu di sana?“
“Iya.“ Stanley Ning membalasnya, ia ingin tahu apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh adik iparnya itu.
Melihat Stanley Ning akhirnya membalasnya, Dewi Lin pun segera mengirim stiker peluk, cium, dan gambar hati.
“Kak Seannor, bolehkah kamu memberitahuku margamu?“
“Kamu tinggal di mana?“
“Kamu biasanya suka melakukan apa?“
Dewi Lin mengirim setumpuk pesan yang berisikan berbagai macam pertanyaan, terlihat jelas bahwa ia sedang menyelidiki asal-usulnya.
Stanley Ning tersenyum, ia bergumam kalau si gadis kecil ini ingin melakukan modus pada dirinya.
Mengenai cara licik Dewi Lin, Stanley Ning melihat sekilas saja sudah bisa tahu. Ia hanya membalas Dewi Lin dengan 1 kata sederhana: “Rahasia!“
Dengan cepat Dewi Lin kembali mengirim sederet stiker dengan wajah kasihan.
Stanley Ning pun bisa menebak rupa Dewi Lin yang sedang berbaring di atas ranjang dengan raut wajah kesal di sebelah.
“Kak Seannor, kalau begitu bisakah kamu mengirimkan satu fotomu untuk kulihat?“
“Aku boleh menggunakan foto pribadi milikku untuk ditukarkan denganmu!“
Melihat modusnya yang gagal, Dewi Lin pun bersiap menggunakan foto pribadi miliknya untuk menggoda Stanley Ning.
Stanley Ning tercengang sebentar, ia sedang berpikir mau bagaimana membalasnya.
Dewi Lin ternyata benar-benar mengirimkan satu foto pribadi yang bisa membuat darah orang muncrat keluar.
Stanley Ning hanya melihat sekilas, lalu menarik napas dalam-dalam.
Ia langsung mengalihkan pandangannya. Ia takut jika masih terus melihat foto itu, tanpa sengaja ia lepas kendali dan benar-benar mengirim fotonya kepada Dewi Lin. Tentu saja situasi akan menjadi semakin buruk.
“Aku mau tidur, bye!” Stanley Ning menahan bara api yang menyala dari dalam tubuhnya. Ia lalu membalas Dewi Lin dengan sepenggal kalimat, lalu langsung menutup aplikasi Wechat.
Dia mempunyai satu firasat, jika percakapan ini diteruskan lebih lanjut, maka akan muncul satu masalah yang besar.
Tetapi, baru saja ia melempar ponsel dan bersiap untuk tidur.
Tok tok!
Suara ketukan pintu, tanpa ada peringatan apa-apa berbunyi.
“Sudah tengah malam begini, siapa?”
Stanley Ning bangkit berdiri dengan heran dan membuka pintu, lalu menyadari ternyata Dewi Lin berdiri tegak di depan pintu.
Aroma wangi terpancar dari seluruh tubuh Dewi Lin. Ia mengenakan piyama berenda putih yang terbuka, bagian privat itu terlihat samar-samar, membuat darah orang hampir mengalir keluar dari hidung.
Yang lebih hebatnya lagi adalah baju yang dikenakan Dewi Lin di foto pribadi yang dikirimnya tadi adalah piyama yang sekarang ada di badannya ini. Hal ini membuat Stanley tak berhenti berimajinasi.
Hampir saja mimisan.
“Dewi, sudah semalam ini, ada urusan apa?“ Tanya Stanley Ning canggung dan cepat-cepat mengalihkan perhatiannya.
Mengenai kecanggungan Stanley Ning, Dewi Lin tidak mencurigainya. Ia malah langsung berjalan masuk ke dalam kamar dan berkata: “Kakak ipar, aku pinjam ponselmu sebentar.”
Setelah berkata demikian, tanpa menunggu jawaban Stanley Ning, Dewi Lin pun langsung mengambil sendiri ponsel Stanley Ning yang diletakkan di atas ranjang.
Ia memperhatikan dengan seksama Wechat Stanley Ning.
Melihat hal ini, Stanley Ning mengernyitkan alisnya. Hatinya sedikit penasaran, lalu berkata dalam hati: Apa mungkin ia telah menyadari sesuatu dan tahu bahwa aku adalah Kak Seannor?
Semakin dipikirkan, Stanley Ning semakin merasa aneh. Pada saat ia berbincang dengan Dewi Lin, sepertinya tidak meninggalkan jejak atau petunjuk apa-apa, kan?
1 menit kemudian, Dewi Lin membaca dengan seksama Wechat Stanley Ning, tetapi ia tidak mendapatkan hasil apa-apa. Ia pun hanya bisa meletakkan kembali ponsel itu dengan sedikit kecewa.
Stanley Ning malah tertawa dalam hati.
Riwayat percakapan Wechat miliknya semuanya menggunakan kata sandi khusus untuk membukanya. Jika Dewi Lin menemukan sesuatu, barulah bisa dibilang aneh.
Wajah Stanley Ning tidak menampakkan ekspresi apapun, lalu bertanya dengan wajah yang pura-pura tidak tahu apa-apa: “Dewi, kamu tengah malam begini kamu belum tidur, lalu datang kemari untuk melihat aplikasi Wechat milikku, untuk apa?“
Dewi Lin menundukkan kepalanya, hatinya sedikit tidak senang. Ia tidak menjawab Stanley Ning, sebaliknya menatap wajahnya dengan pandangan penuh selidik, lalu berkata: “Kakak ipar, apakah belakangan ini kamu menonton siaran langsung?“
Saat sedang berbicara, mata Dewi Lin diarahkan lurus ke arah Stanley Ning. Ia memperhatikan betul-betul raut wajahnya.
Sejak Stanley Ning menolong dirinya, ia mulai curiga bahwa Stanley Ning merupakan Kak Seannor, orang kaya misterius yang selalu menonton siaran langsungnya itu.
Hanya saja, ia kurang memiliki keberanian untuk mempercayainya!
Lagipula, di matanya kakak ipar ini hanyalah sampah yang tidak bisa berbuat apa-apa.
Mana mungkin Stanley Ning tidak mengetahui kalau Dewi Lin sedang menyelidiki dirinya?
Ekspresi wajahnya tidak tampak sedikit pun perubahan. Ia mendongak dengan tenang, kedua mata mereka saling bertatap-tatapan. Ia pun berkata: “Aku dari dulu tidak menonton siaran langsung.”
Alis Dewi Lin berkerut karena ia sama sekali tidak melihat adanya keanehan dalam diri Stanley Ning.
“Tidak ada apa-apa......“
Hatinya pun diliputi rasa kecewa. Dewi Lin mengatupkan mulutnya, lalu mengangkat kaki dan bersiap pergi.
Bagaimana pun juga, setelah Dewi Lin keluar dari kamar, hatinya masih tidak senang.
Begitu mengalihkan pandangannya, tiba-tiba ia menelepon Wechat Kak Seannor.
Melihat hal ini, Stanley Ning yang ada di dalam kamar seketika terperanjat dan cepat-cepat menutup pintu.
Untungnya, Stanley Ning mempunyai kebiasaan mematikan suara ponselnya sehingga ponsel yang ada di ujung ranjang itu hanya bergetar sedikit tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.
Dewi Lin yang berada di luar tentu saja tidak dapat mendengarnya.
Stanley Ning menghela napas lega, hatinya dirundung rasa ketakutan, hampir saja ia ketahuan.
Setelah itu, Stanley Ning mengatur setelan ponselnya menjadi sunyi senyap, lalu meletakkan di sebelah. Ia tidak menutup atau pun menerima telepon masuk itu.
Untuk menghindari agar Dewi Lin tidak melihat ada kejanggalan.
Tepat seperti dugaannya, di luar kamar.
Dewi Lin menempelkan telinganya pada pintu dan mendengar dengan seksama apakah ada suara pergerakan di kamar Stanley Ning atau tidak. Tetapi, setelah mendengarkan begitu lama, sepertinya juga tidak terdengar apa-apa. Ia pun akhirnya berbalik badan dan kembali ke kamarnya dengan wajah cemberut.
Stanley Ning yang mendengar suara langkah kaki Dewi Lin yang pergi pun tertawa sambil menggelengkan kepala. Ia lalu naik ke ranjang dan bersiap untuk tidur.
Tetapi, beberapa detik kemudian, kembali terdengar suara ketukan pintu.
“Kenapa kembali lagi?“ Kata Stanley Ning pasrah sambil tersenyum pahit.
Ia kembali berdiri dan membuka pintu. Awalnya, ia mengira bahwa yang mengetuk pintu adalah Dewi Lin, tetapi tak disangka yang kali ini berdiri di depan pintu ternyata adalah Leticia Lin.
“Leticia, ada apa?“ Tanya Stanley Ning heran.
Leticia Lin menundukkan kepala, raut wajahnya sangat kacau. Beberapa kali ia ingin berbicara, namun pada akhirnya memutuskan untuk membungkam.
“Masuklah, kita bicara saja di dalam.”
Melihat tindakan Leticia Lin yang begitu aneh ini, hati Stanley Ning pun semakin heran.
Novel Terkait
1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAwesome Guy
RobinInnocent Kid
FellaCinta Di Balik Awan
KellyBeautiful Lady
ElsaKing Of Red Sea
Hideo TakashiMy Enchanting Guy×
- Bab 1 Dia Adalah Suamiku
- Bab 2 Urusan Perusahaan, Biar Aku yang Urus!
- Bab 3 Aku Butuh Dua Puluh Juta!
- Bab 4 Aku Tidak Tertarik Padamu
- Bab 5 Sekarang Mengingat Aku?
- Bab 6 Kalung Ini Aku Mau
- Bab 7 Tidak Perlu, Aku Sedang Terburu-buru
- Bab 8 Kamu Tidak Perlu Datang Bekerja Mulai Besok
- Bab 9 Rahasia Adik Ipar
- Bab 10 Memanggilnya Ayah
- Bab 11 Menjadi Anjing Kecilmu
- Bab 12 Dipalsukan Orang Lain
- Bab 13 Pertemuan Keluarga Lin
- Bab 14 Bantu Aku Siapkan Sebuah Hadiah
- Bab 15 Kamu Meremehkan Hadiahku untuk Nenek
- Bab 16 Ini Batu Giok Palsu
- Bab 17 Memang Kenapa Jika Palsu?
- Bab 18 Pertaruhan
- Bab 19 Singa Kelaparan!
- Bab 20 Biar Aku yang Mencari Ruangan Privat!
- Bab 21 Kalau Tidak Mencoba, Bagaimana Bisa Tahu?
- Bab 22 Lebih Buruk dari Binatang Buas!
- Bab 23 Tenang, Aku di Sini!
- Bab 24 Kamu Tuan Muda Keluarga Ning!
- Bab 25 Kerabat yang "Aneh"
- Bab 26 Lagi-Lagi Sean Yang!
- Bab 27 Menurutmu Aku Tidak Berani Memukulmu?
- Bab 28 Mendirikan Perusahaan Cabang
- Bab 29 Tenang saja, Serahkanlah padaku
- Bab 30 Penjaga Keamanan, Tolong Usir Orang Ini!
- Bab 31 Rencana Busuk Andre Lin
- Bab 32 Selain Leticia, Siapapun Tidak Bisa Kerjasama!
- Bab 33 Dia Adalah Seorang Pembohong!
- Bab 34 Mau Minta Maaf, Lain Kali Saja
- Bab 35 Bantuan Mulia
- Bab 36 Menghabisimu Malam Ini Juga
- Bab 37 Menolong Adik Ipar
- Bab 38 Perusahaan Kembali Bermasalah!
- Bab 39 Tidak Tahu Diri!
- Bab 40 Orang Kecil yang Tidak Penting
- Bab 41 Akankah Kalah?
- Bab 42 Bagaimana Kamu Melakukannya?
- Bab 43 Modus
- Bab 44 Reuni Teman Sekolah
- Bab 45 Gelang Abadi
- Bab 46 Barang Milikmu Itu Palsu
- Bab 47 Kedatangan Wakil Direktur Jin
- Bab 48 Tamparan
- Bab 49 Menggantikannya Masuk Penjara?
- Bab 50 Aku Mau Mobil Ini
- Bab 51 Sini, Hitung Perlembar Ya!
- Bab 52 Pakaian di Toko, Aku Beli Semua!
- Bab 53 Yang Tidak Berkepentingan Silakan Pergi
- Bab 54 Ferry Zhang Ditangkap
- Bab 55 Secara Tidak Sengaja
- Bab 56 Taruhan
- Bab 57 Dijual murah
- Bab 58 Tidak Ada Obat Penyesalan
- Bab 59 Pelelangan Akan Segera Dimulai!
- Bab 60 Lelang Dimulai!
- Bab 61 Aku Mengeluarkan 20 Juta RMB
- Bab 62 Membeli Kalung
- Bab 63 Memandang Rendah Orang Lain
- Bab 64 Kesalahpahaman
- Bab 65 Siapa Yang Mengirimnya?
- Bab 66 Pelaku Sebenarnya
- Bab 67 Aku yang Bertanggung Jawab
- Bab 68 Stanley Ning Bergegas
- Bab 69 Melawan
- Bab 70 Kebenaran
- Bab 71 Nafsu yang Besar!
- Bab 72 Kamu Boleh Pergi Sekarang!
- Bab 73 Kepala Pelayan Keluarga Ning Maju
- Bab 74 Datang Meminta Maaf
- Bab 75 Membeli Pakaian
- Bab 76 Berapa Harganya, Aku Beli!
- Bab 77 Kejutan
- Bab 78 Undangan dari Laiv Lin
- Bab 79 Bertemu Abby Mo
- Bab 80 Orang Kaya yang Misterius
- Bab 81 Tuan Ning Adalah Tamu Kehormatan!
- Bab 82 Irvan Lin yang Ketakutan
- Bab 83 Merahasiakannya Untukku
- Bab 84 Tolong Kamu Buka Harga
- Bab 85 Senjata Makan Tuan
- Bab 86 Deal or No Deal?
- Bab 87 Tokoh Besar di Ruang Pameran
- Bab 88 Ini Semua, Kamu yang Persiapkan?
- Bab 89 Perasaan yang Mulai Tumbuh
- Bab 90 Kamu Tidak Boleh Kemari
- Bab 91 Dewi Lin yang Sedang Sedih
- Bab 92 Persaingan
- Bab 93 Tinggalkan Dia di Sini
- Bab 94 Baguslah Kalau Kamu Mengerti
- Bab 95 Konspirasi Keluarga Yang
- Bab 96 Menghadiri Pertemuan Tahunan
- Bab 97 Saling Berkompetisi
- Bab 98 Berbuat Busuk di Belakang
- Bab 99 Siapa yang Kalah, Dialah yang Keluar Dari Keluarga Lin
- Bab 100 Patrick Chen Datang
- Bab 101 Dimana Letak Keadilan
- Bab 102 Pesta Perjamuan Keluarga Mo
- Bab 103 Penghinaan
- Bab 104 Menyambut Tuan Ning
- Bab 105 Siapa Kamu Sebenarnya
- Bab 106 Barang Ini Palsu
- Bab 107 Dia Belum Memenuhi Syarat untuk Mengenalku
- Bab 108 Preman Ini Berani Melawanku?
- Bab 109 Hanya Datang Bermain
- Bab 110 Mengejutkan Semua Orang
- Bab 111 Kamu Terlalu Berani!
- Bab 112 Provokasi
- Bab 113 Terserah Kamu Mau Percaya atau Tidak
- Bab 114 Negosiasi Kerjasama
- Bab 115 Apakah Kamu Benar-benar Ingin Menolakku?
- Bab 116 Pertanyaan dari Kakek Mo
- Bab 117 Keuntungan Dua Puluh Persen
- Bab 118 Di mana Tuan Ning?
- Bab 119 Memulai Percakapan
- Bab 120 Sang Pahlawan Penyelamat
- Bab 121 Tuan Ning, Benar-Benar Minta Maaf
- Bab 122 Wanita Bar
- Bab 123 Apakah Dia Kakak Ipar?
- Bab 124 Pergi ke Perumahan Elit Kota Qing
- Bab125 Membeli Rumah
- Bab 126 Ketakutan
- Bab 127 Khayalan Fantastis
- Bab 128 Ketagihan Memakai Nama Orang Lian
- Bab 129 Berubah Menjadi Sewa
- Bab 130 Cepat Beli!
- Bab 131 Diskon Gila-Gilaan
- Bab 132 Identitas yang Terkuak?
- Bab 133 Seannor yang Lain
- Bab 134 Penipu Game
- Bab 135 Lebih Baik Jujur
- Bab 136 Tidak Berjanji untuk Menerima Hinaan
- Bab 137 50 Ribu RMB Sepertinya Cukup
- Bab 138 Tidak Sesuai Nama Baiknya
- Bab 139 Waah, Sandiwaranya Gagal
- Bab 140 Mulut Busukmu
- Bab 141 Membuatmu Sangat Malu
- Bab 142 Kamulah yang Akan Sangat Malu
- Bab 143 Selangkah Lebih Dekat Menuju Kehancuran
- Bab 144 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 145 Habislah Kamu
- Bab 146 Mengantar Adik Sepupu Pergi Bekerja
- Bab 147 Mencari Tahu
- Bab 148 Kamulah yang Seharusnya Diusir
- Bab 149 Dipecat!
- Bab 150 Menjadi Wakil Kepala Bagian?
- Bab 151 Hal Tak Terduga
- Bab 152 Antar Aku Wawancara
- Bab 153 Bajingan
- Bab 154 Pengawal Datang
- Bab 155 Membuatmu Benar-Benar Putus Asa
- Bab 156 Mengganti Permintaan
- Bab 157 Berhasil Mendapatkan Pekerjaan
- Bab 158 Randel Jin, Tamu yang Tak Diundang
- Bab 159 Kenapa Terlihat Tidak Asing
- Bab 160 Aku Akan Membuatmu Dipecat
- Bab 161 Kamu Dipecat
- Bab 162 Penuhi Taruhannya
- Bab 163 Ini Pernikahanku!
- Bab 164 Harus Bekerja Sama dengan Keluarga Yang
- Bab 165 Ternyata Kamu
- Bab 166 3 Hari
- Bab 167 Informasi Detail Tentang Stanley Ning
- Bab 168 Rencana Orang Jahat
- Bab 169 Tekanan dari Keluarga
- Bab 170 Jangan Ada Pemikiran Seperti Itu
- Bab 171 Bukan Tuan Rumah
- Bab 172 Kesempatan Keluarga Lin
- Bab 173 Harus Diberi Pelajaran
- Bab 174 Tidak Bisa Bergerak
- Bab 175 Ajakan Adik Sepupu
- Bab 176 Memasak Makanan Enak
- Bab 177 Tamu Tak Diundang
- Bab 178 Apa Kamu Tahu Siapa Aku?
- Bab 179 Membandingkan
- Bab 180 Tidak Bisa Dibeli Hanya Karena Ingin Membelinya
- Bab 181 Satu Kali Telepon Saja
- Bab 182 Kontrak Dibatalkan
- Bab 183 Kami Akan Membertimbangkan Saranmu
- Bab 184 Membahas Kerja Sama
- Bab 185 Keluar Dari Sini
- Bab 186 Hotel Ini Tidak Akan Bertahan Lama
- Bab 187 Apa Kamu Berani Bertaruh?
- Bab 188 Perjanjian Dari Taruhan
- Bab 189 Tidak Sampai 4 Menit
- Bab 190 Kemenangan dan Kekalahan
- Bab 191 Hapus Video? Bayar!
- Bab 192 Adik Ipar Mengajak Makan Malam
- Bab 193 Tujuannya Bukan Hanya Makan Bersama
- Bab 194 Teman Biasa
- Bab 195 Aku Tidak Mau Dia Menghalangi Rencanaku
- Bab 196 Dia Bukan Malu-Malu
- Bab 197 Aku Mau Tubuhnya
- Bab 198 Rencana Guru Liu
- Bab 199 Di Luar Dugaan
- Bab 200 500 juta RMB
- Bab 201 Biar Aku Coba
- Bab 202 Sikapnya Berubah Pesat
- Bab 203 Cerita Rondo Li
- Bab 204 Kamu Harus Menemaniku
- Bab 205 Berita Pertemuan
- Bab 206 Kesempatan Terakhir
- Bab 207 Hukum Keluarga
- Bab 208 Menggantikan
- Bab 209 Jika Dia Mati, Tidak Ada yang Menghalangi Lagi
- Bab 210 Semangat Tinggi
- Bab 211 Perkemahan Musim Panas
- Bab 212 Rekan Wanita
- Bab 213 Kedua Sobat Menjadi Saingan
- Bab 214 Apa Aku Boleh Menjadi Pacarmu?
- Bab 215 Seorang Sopir?
- Bab 216 Biar Aku yang Mengurus Bahan Makanan
- Bab 217 Ada Belatung Di Sup Ini
- Bab 218 Hanya Bisa Meminta Padanya
- Bab 219 Membalas Perkataannya
- Bab 220 Bayangan Di Bawah Sinar Bulan
- Bab 221 Secara Kebetulan
- Bab 222 Kecanggungan Dewi Lin
- Bab 223 Sepasang Orang yang Menjijikkan
- Bab 224 Orang Jahat Juga Ingin Wajah
- Bab 225 Apakah Menyenangkan
- Bab 226 Flavor Villa
- Bab 227 Bayar Sendiri Biayamu
- Bab 228 Perasaan Buruk
- Bab 229 Aku Tinggal Bersamanya
- Bab 230 Gesek Saja Kartunya
- Bab 231 Ternyata Hanya 1 Juta RMB
- Bab 232 Pergi Berenang
- Bab 233 Berani Melakukan Urusan Ilegal
- Bab 234 Bolehkah Aku Bertanya Padamu
- Bab 235 Saatnya Makan Malam
- Bab 236 Masalah Biaya
- Bab 237 Perlawanan Adik Ipar
- Bab 238 Terlambat Datang
- Bab 239 Kecurigaan Dewi Lin
- Bab 240 Merampok
- Bab 241 Rencana Pahlawan Gagal
- Bab 242 Alternatif
- Bab 243 Membalikkan Hitam dan Putih
- Bab 244 Apa yang Ingin Kalian Lakukan?
- Bab 245 Kalian Tidak Berkata, Jadi Biar Aku Saja
- Bab 246 Selesaikan Urusanmu Sendiri
- Bab 247 Paul Lei yang Marah
- Bab 248 Restoran Jepang
- Bab 249 Bahaya
- Bab 250 Benar-Benar Bukan Orang Sembarangan
- Bab 251 Warga Heroik
- Bab 252 Mulai Panik
- Bab 253 Hadiah Besar
- Bab 254 Perayaan Besar Semakin Dekat
- Bab 255 Sengaja Mencari Masalah
- Bab 256 Kartu Undangan yang Sederhana
- Bab 257 Kartu Undangan SVIP
- Bab 258 Jalur Untuk SVIP
- Bab 259 Acara Geng Pengemis
- Bab 260 Tidak Bersalah, Tapi Dilibatkan Juga
- Bab 261 Daftar Reputasi
- Bab 262 Tidak Membuat Perhitungan
- Bab 263 Ada Hal yang Aneh Dibalik Semua Ini!
- Bab 264 Akan Aku Pertimbangkan
- Bab 265 Reputasi Buruk
- Bab 266 Ketakutan Athar Xiao
- Bab 267 Pertanyaan Tiba-Tiba
- Bab 268 Memuji?
- Bab 269 Sikap Munafik
- Bab 270 Kesempatan
- Bab 271 Memarahi
- Bab 272 Berubah Dalam Sekejap
- Bab 273 Meminjam
- Bab 274 Glorious Hotel
- Bab 275 Direktur Bank, Liam Qiao
- Bab 276 Keadaannya Tidak Baik
- Bab 277 Kemarahan
- Bab 278 Pinjaman Tinggi
- Bab 279 Welly Gu
- Bab 280 Peran Utama Wanita
- Bab 281 Terjebak Lagi
- Bab 282 Dragon Entertainment
- Bab 283 Menghukum
- Bab 284 Keluarga Qin yang Bermasalah
- Bab 285 Bertemu dengan Henky Qin Lagi
- Bab 286 Gosip
- Bab 287 Keluarga Qin, Bangkrut
- Bab 288 Henky Qin yang Menyedihkan
- Bab 289 Alat Kecantikan Suyan
- Bab 290 Raja Menyulitkan Orang Lain
- Bab 291 Untung Besar
- Bab 292 Menyelidiki
- Bab 293 Petunjuk
- Bab 294 Kebenarannya
- Bab 295 Mempersiapkan Sebuah Drama
- Bab 296 Tidak Bisa Membedakan yang Benar dan Salah
- Bab 297 Berpisah
- Bab 298 Melakukan Segala Cara
- Bab 299 Berita Buruk
- Bab 300 Warisan
- Bab 301 Buku Rahasia
- Bab 302 Senjata Makan Tuan
- Bab 303 Balas Dendam yang Terencana
- Bab 304 Pertemuan Rahasia
- Bab 305 Kesetiaan
- Bab 306 Rejeki Nomplok
- Bab 307 Berkembang Pesat
- Bab 308 Nyonya Besar Lin Datang
- Bab 309 Melawan Nyonya Besar Lin dengan Akal
- Bab 310 Pencuri
- Bab 311 Seribu Satu Alasan
- Bab 312 Pertunjukan Bagus
- Bab 313 Terpancing
- Bab 314 Pertunjukkan Dimulai
- Bab 315 Ali, Si Raja Judi
- Bab 316 Andre Lin Berjudi
- Bab 317 Kalah dalam Jumlah Besar
- Bab 318 Hutang Judi
- Bab 319 Drag Wang
- Bab 320 Permohonan
- Bab 321 Diego Wang
- Bab 322 Pembagian Tingkatan
- Bab 323 Dani Luo
- Bab 324 Memukul
- Bab 325 Menyesal
- Bab 326 Satu Hati
- Bab 327 Tak Berdaya
- Bab 328 Profesional
- Bab 329 Menaikkan Harga
- Bab 330 Penipuan
- Bab 321 Tidak Takut
- Bab 332 Bertarung
- Bab 333 Memanggil Orang
- Bab 334 Perbedaan
- Bab 335 Manager Black Beard
- Bab 336 Berdiskusi
- Bab 337 Rencana Penantangan
- Bab 338 Rainbow Happy Valley
- Bab 339 Permainan Menembak
- Bab 340 Taruhan yang Tak Tahu Malu
- Bab 341 Apakah Sudah Pasti Kalah?
- Bab 342 Menang Telak
- Bab 343 Rusak
- Bab 344 Water Bridge
- Bab 345 Secara Besar-besaran
- Bab 346 Rencana Penantangan
- Bab 347 Dodo Huang
- Bab 348 Bertarung Lagi
- Bab 349 Merasa Takjub
- Bab 350 Membuat Iklan
- Bab 351 Mencari Masalah
- Bab 352 Difitnah
- Bab 353 Datang dan Melawan
- Bab 354 Melawan Razor
- Bab 355 Pembunuhan
- Bab 356 Kedatangan Diego Wang
- Bab 357 Jebakan
- Bab 358 Harga Saham Merosot Drastis
- Bab 359 Leticia Lin Telah Pulang
- Bab 360 Perlombaan Bela Diri
- Bab 361 Mengurusi Masalah Orang
- Bab 362 Peraturan Tersembunyi Perlombaan
- Bab 363 Teknik Yang Memalukan
- Bab 364 Mengubah Peraturan
- Bab 365 Malam Pertandingan Dimulai
- Bab 366 Topan Menjelang Pertandingan
- Bab 367 Dijebak
- Bab 368 Satu Kekuatan Besar Mengalahkan Sepuluh Kungfu Master
- Bab 369 Pertarungan Final
- Bab 370 Leopard yang Tidak Biasa
- Bab 371 Momen Highlight!
- Bab 372 Ajakan Dino Chen
- Bab 374 Kemampuan Dino Chen
- Bab 375 Pahlawan Menyelamatkan Wanita Cantik
- Bab 376 Lihatlah Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 377 Bekerjasama Dengan Keluarga Huang
- Bab 378 Ning's Corp Yang Besar
- Bab 379 Bertemu Dengan Merry Lin
- Bab 380 Kota Shanghai
- Bab 381 Kejahatan Teknologi
- Bab 382 Bertemu Korban Lainnya
- Bab 383 Melapor Pada Polisi
- Bab 384 Kembalinya Kepala Pengurus Rumah
- Bab 385 Kemenangan Stanley Ning (Tamat)