My Enchanting Guy - Bab 158 Randel Jin, Tamu yang Tak Diundang

Stanley Ning setuju dengan usulan Dewi Lin, hari ini, adik ipar dan sepupunya bergabung pada hari yang sama, dan mereka benar-benar harus merayakannya.

Mereka memilih restoran dengan kondisi baik dan langsung menelpon Sakura Xiao.

"Kita pesan dulu saja? Pelayan!"

Dewi Lin memanggil pelayan, dan setelah menerima menunya, dia memesan banyak makanan enak.

Stanley Ning terkejut menyadari Dewi Lin memesan beberapa makanan yang dia sukai.

"Oke, baiklah. Ini dulu saja."

Setelah Dewi Lin memesan lima atau enam makanan, dia menyerahkan menu kepada pelayan, dan kemudian dengan ragu bertanya kepada Stanley Ning: "Bagaimana, makanan yang aku pesan, apa kamu menyukainya?"

Ditanya dengan sengaja, Stanley Ning merasa lebih ada yang aneh.

Mungkinkah gadis ini memerhatikanku? Pikir Stanley Ning.

Tapi hal semacam ini, dia tidak bisa menunjukkannya. Jika ada kesalahpahaman, itu akan membuatnya malu.

"Lumayan, selera kita berdua agak mirip."

Stanley Ning menjawabnya dengan santai.

"Kakak ipar, menurutmu apakah kamu lebih cocok dengan kakakku atau denganku? Apa yang akan terjadi kalau kita berdua menikah?"

Tiba-tiba Dewi Lin menarik pipinya dan memandang Stanley Ning sambil tersenyum dan bertanya.

Kaki-kaki cantiknya yang di bawah meja juga terus digoyangkan, dan tidak sengaja menyentuh betis Stanley Ning.

Stanley Ning hanya merasa panas di seluruh tubuhnya, dia tidak menyangka adik iparnya menanyai pertanyaan seperti ini di tempat banyak orang!

Tidak hanya itu, kakinya ini, apa sengaja menggodanya?

"Dewi, jangan membuat masalah, aku menikah dengan kakakmu, dan perasaan kami berdua sangat baik. Tidak ada kata 'kalau'."

Stanley Ning berkata dengan serius.

Dewi Lin merasa agak bersalah di dalam hatinya, tetapi dari luar, dia tersenyum lebih lebar: "Heh! Anggap kamu lolos ujianku, aku membantu kakakku mengujimu, untuk melihat apakah kamu orangnya cabul atau tidak."

Stanley Ning menyipitkan matanya dan bertanya, "Jadi, apa hasil dari ujianmu? Bukan orang cabul, kan?"

"Ya ... bukan orang cabul. Kamu orang yang sangat taat. Kamu bersama kakakku, dan aku merasa tenang."

Dewi Lin menjawab, tetapi nadanya tidak terlalu senang.

Stanley Ning merasakan sedikit aneh, dan merasa canggung dan tidak menjawab lagi.

Gadis kecil ini jelas menarik baginya, dan jika terus berkomunikasi dengan cara ini, sesuatu akan terjadi cepat atau lambat.

Untungnya, dalam beberapa menit rasa malu, Sakura Xiao tiba.

Tetapi dia tidak datang sendirian, dan ada seorang pria di sampingnya.

Dan Stanley Ning merasa bahwa pria ini tampak akrab.

"Sepupu! Di sini!"

Dewi Lin memanggilnya, hubungannya dengan Sakura Xiao bahkan lebih baik daripada hubungan Leticia Lin dengan Sakura Xiao, mungkin karena dia sendiri seorang adik, jadi dia juga ingin merasakan menjadi seorang kakak.

"Sepupu kecil, kakak ipar!"

Sakura Xiao bergegas ke meja dan menyapa Dewi Lin dan Stanley Ning.

Dewi Lin sangat tidak puas dengan panggilannya: "Sepupu kecil, kecil apanya! Apa aku kecil?"

"Kamu tidak kecil ..." Sakura Xiao berkata dengan marah, "Tapi bukannya aku harus membuat perbedaan? Tidak mungkin memanggilmu dan kakakmu dengan panggilan kakak sepupu yang sama, kan?"

“Heh, baiklah” Dewi Lin merasa perkataannya ada benarnya juga.

"Sakura, siapa ini? Kenapa tidak memperkenalkannya pada kami?"

Tiba-tiba Dewi Lin bertanya siapa pria yang datang bersama Sakura Xiao.

Sakura Xiao tiba-tiba merasa sedikit tidak nyaman dan berkata kepada keduanya: "Ini adalah mantan teman sekelasku, tidak disangka bertemu lagi di perusahaan. Dia adalah klien perusahaan saat ini dan datang ke perusahaan untuk membahas bisnis. Mendengar aku akan keluar untuk makan malam ... Dan langsung ikut saja."

Sakura Xiao memperjelas bahwa itu "Langsung ikut saja".

Itu berarti dia tidak bermaksud mengajak pria ini, tidak heran Sakura Xiao terlihat tidak nyaman.

Tetapi pelanggan yang mengikutinya secara paksa semakin tidak sadar diri, dan bangkit dan memperkenalkan dirinya: "Haha, namaku Randel Jin, aku dalah teman sekelas SMP Sakura. Senang mengenal kalian!"

Dia seperti sangat akrab dan mengulurkan tangan pada Stanley Ning.

Melihat dia mengulurkan tangan, Stanley Ning berpikir rendah hati, untuk memberi orang ini sedikit rasa hormat, mengulurkan tangannya dan menjabatnya sambil memperkenalkan diri: "Stanley Ning."

Pria itu jadi canggung, mengapa dia bersikap sedingin ini?

Dia memandang ke atas dan ke bawah ke pakaian Stanley Ning, pakaiannya biasa-biasa saja, tidak ada yang bermerek, dia langsung memandang rendah Stanley Ning, dia berpikir Stanley Ning hanya menggunakan wajahnya yang tampan untuk bisa akan bersama wanita cantik ini.

Dia mengulurkan tangan pada Dewi Lin dan tersenyum.

“Dewi Lin.” Dewi Lin berjabatan tangan dengannya juga, tetapi ketika dia mencoba menariknya, lelaki itu tidak melepaskan genggamannya.

"Nona Lin, aku belum pernah melihat seorang gadis secantik dirimu. Kamu benar-benar bisa disebut peri di bumi! Bolehkah aku bertanya pada peri, apakah kamu masih lajang sekarang?"

Randel Jin tidak terlihat sangat baik, dia tersenyum sangat sinis, dan perilakunya sangat tidak dapat diterima.

Dewi Lin menarik tangannya dengan keras, baru dia bisa menarik kembali tangannya, dan mengabaikannya.

"Kakak ipar, ayo cepat makan, ayo makan, apa kamu ada shift sore hari ini?"

Dewi Lin berbicara dengan cepat kepada Stanley Ning dan Sakura Xiao, tetapi mengabaikan Randel Jin.

Sakura Xiao juga merasa bahwa teman sekelasnya itu memalukan, menghela napas, dan hanya mengabaikan Randel Jin.

Meskipun Randel Jin adalah pelanggan perusahaan, dia bekerja dalam urusan personalia, dan tidak ada pelanggan yang tidak dekat dengannya.

Stanley Ning bahkan lebih enggan berhubungan dengan pria semacam ini, datang tanpa diundang, sungguh pria rendahan.

Jadi mereka bertiga mengobrol dengan seru, makan dengan gembira, dan tidak menghiraukan Randel Jin.

Ketika mereka makan, Dewi Lin hanya meminta 3 set peralatan makan, dan sampai sekarang tidak ada orang yang mengingat memanggil pelayan untuk mengambilkan sumpit.

Randel Jin duduk sendirian di meja makan, tetapi tidak memiliki peralatan makan, dan tiba-tiba menjadi fokus perhatian orang-orang di restoran.

Dia menggertakkan gigi, melihat obrolan yang panas, dan tiga orang yang makan dengan gembira, dia berkata: "Apa maksud kalian memeprlakukanku seperti ini, kalian sangat tidak memberi wajah."

Stanley Ning meliriknya, "Mengapa kamu meminta orang lain memberimu wajah?"

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu