My Enchanting Guy - Bab 63 Memandang Rendah Orang Lain

“Kakak ipar, coba kamu lihat menurutmu apakah kalung berlian ini terlihat bagus?” Dewi Lin melihat seuntai kalung berlian, yang ada di depan dadanya, dengan senyum bertanya pada Stanley Ning.

Dalam hati Stanley Ning merasa tidak berdaya, tetapi dengan acuh tak acuh menganggukkan kepala: "Bagus, jika kamu menyukainya, beli saja."

Dewi Lin senang, menunjuk ke konter, langsung melihat sales wanita: “Maaf merepotkanmu sebentar, aku ingin mencoba kalung berlian ini!"

Sales wanita itu mengangkat kepalanya, melihat Dewi Lin, lalu melirik ke arah Stanley Ning yang berpakaian sederhana, langsung mendengus dingin dan berkata: "Maaf, kalung berlian ini tidak diperbolehkan untuk mencoba dikarenakan harganya yang mahal."

Selesai bicara, sales wanita itu mengabaikannya dan menundukkan kepala sambil bermain ponsel.

Seperti menganggap keberadaan Stanley Ning dan Dewi Lin tidak ada!

Melihat sikapnya, Dewi Lin langsung merasa tidak bahagia, dan wajah kecilnya cemberut: "Orang sepertimu bagaimana menjual barang, tidak memperbolehkan mencoba bagaimana aku bisa tahu apakah itu cocok atau tidak untukku?"

Sales wanita itu berbisik lembut, kemudian mencibir: "Lagipula kalian juga tidak mampu membelinya, aku melakukan ini demi kebaikan kalian, bagaimana saat dipegang rusak, kalian tidak mampu menggantinya."

"Kamu ..." Dewi Lin benar-benar kesal kali ini, bukankah ini sedang memandang rendah orang lain?

Stanley Ning juga mengerutkan keningnya, menjual barang seperti ini, dia benar-benar baru pertama kali melihatnya.

“Kalung berlian ini, aku beli!” Stanley Ning melihat sales wanita itu, dengan nada yang serius dan percaya diri.

Setelah selesai berbicara, Stanley Ning tidak lupa menambahkan satu kalimat: "Tapi, aku tidak ingin kamu yang melayaniku, ganti orang lain."

Kemudian, sales wanita itu masih mencibir dan terus mengabaikannya, mengabaikan kata-katanya.

"Orang miskin yang memakai barang-barang dari kios, ternyata ingin membeli kalung berlian yang harganya lebih dari 100 ribu RMB (sekitar 200 juta rupiah)? Mereka pikir ini adalah pasar sayuran." Sales wanita itu menghina.

Rasa hina di matanya, terlihat dengan sangat jelas.

Stanley Ning melihat penampilan sales wanita itu, tiba-tiba marah dan menarik Dewi Lin untuk pergi: "Dewi Lin, ayo kita pergi, ganti ke toko perhiasan yang lain."

Pelayanan seperti ini, Stanley Ning benar-benar sangat malas untuk membeli barang di sini.

Sudah seperti ini, sales wanita itu masih mencemooh: "Kamu tidak mampu membelinya bilang tidak mampu, masih berpura-pura, orang miskin tetaplah orang miskin."

Perkataan yang dikeluarkan, semakin tidak enak didengar!

Wajah Stanley Ning tenggelam, di dalam hatinya benar-benar sangat marah.

Hanya sebuah kalung berlian kecil saja, dia bisa tidak mampu membelinya? Bagaimana jika dia membeli seluruh toko perhiasan, itu sangat mudah baginya.

Hanya saja sikap pelayanan seperti ini, benar-benar menyebalkan!

“Lupakanlah kakak ipar, ayo kita pergi, jangan marah dengan orang yang suka merendahkan orang lain.” Dewi Lin menarik Stanley Ning, dan tidak ingin melanjutkannya.

Tetapi sales wanita itu mendengar Dewi Lin berbicara tentang memandang rendah orang lain, tiba-tiba merasa tidak bahagia, dan dengan sengaja meninggikan suaranya: "Kalian masih bisa berani membicarakanku? Aku lihat kalian adalah orang kejam, kakak ipar dan adik perempuan istrinya pergi kencan pribadi, benar-benar tidak sebanding dengan binatang."

Sales dan pelanggan lain di toko perhiasan mendengar perkataan ini, langsung melihat ke arah mereka.

Banyak mata memandangi Stanley Ning dan Dewi Lin, dengan wajah hina, dan menunjuk-nunjuk mereka.

Benar-benar melihat keributan tapi tidak mengiraukan keadaan masalahnya.

Dewi Lin dan Stanley Ning benar-benar marah.

Tanpa memikirkannya, langsung memutarkan badan dan pergi.

Hal semacam ini, mereka benar-benar tidak bisa menjelaskannya, dan tidak perlu menjelaskannya!

Jika terus berada di sana, hanya akan dijelek-jelekan oleh sales wanita itu, dan mencari amarah untuk diri sendiri.

Namun, tepat ketika keduanya hendak meninggalkan toko perhiasan, di pintu tiba-tiba masuk seorang wanita cantik, Stanley Ning mendongakkan kepala dan hatinya sedikit terpana.

Yang datang, ternyata orang yang tidak asing.

Wanita cantik itu juga melihat Stanley Ning, mata besarnya bersinar karena terkejut, dan mempercepat langkah jalan ke arahnya: "Stanley Ning, kenapa kamu di sini?"

Stanley Ning tersenyum dan berkata: "Aku menemani seseorang membeli perhiasan."

Selama percakapan, Stanley Ning melihat seragam rok pendek di tubuh wanita itu, dan ternyata benar-benar ada cetakan nama toko perhiasan ini, agak kaget dan bertanya: “Toko ini milikmu?”

Wanita ini tidak lain adalah teman sekelas kuliah dan teman dari kecil Leticia Lin, Abby Mo.

Ketika terakhir bertemu, Abby Mo mengatakan dia punya bisnis perhiasan.

Itu sebabnya Stanley Ning bertanya seperti itu!

"Bisa dianggap iya, toko perhiasan ini adalah milik keluargaku, aku sudah merawatnya sepanjang waktu." Abby Mo juga tidak menyembunyikannya, dia langsung mengakuinya.

Stanley Ning mengangguk dan tidak berkata apa-apa.

Hanya saja, sales wanita itu melihat bahwa Stanley Ning ternyata mengenal Abby Mo, dan wajahnya tiba-tiba terlihat tidak baik, dan dirinya tiba-tiba panik.

Cepat berlari keluar dari konternya dan berlari ke arah Stanley Ning.

"Tuan ini, aku benar-benar maaf soal tadi, bagaimana kalau kamu melihat lagi kalung berlian tadi, pasti sangat cocok untuk nyonya ini." Sales wanita itu membungkuk dan meminta maap kepada Stanley Ning, berbicara dengan penuh sopan santun.

Dengan tadi yang mengabaikan, mulut dan wajahnya dipenuhi hinaan, seperti di dunia yang sangat berbeda, tetapi orang yang sama.

"Tidak perlu, bagaimana kalau aku memegang dan merusaknya, aku tidak mampu menggantikannya!" Stanley Ning menjawab dengan dingin, wajahnya juga sangat dingin.

Terhadap orang seperti ini, tidak bisa menghadapinya dengan wajah yang baik.

Dewi Lin melirik sales wanita itu dengan jijik, dan juga dengan pelan- pelan menggemakan suaranya: "Iya, tapi ada orang yang memandang rendah orang lain, mengatakan bahwa kami tidak mampu membelinya, sekarang kami tidak menginginkannya lagi."

Mendengar perkataan ini, wajah sales wanita itu, sangat sangat tidak enak dilihat.

Jika dia sudah dari awal tahu bahwa Stanley Ning dan bosnya saling kenal, dia pasti akan memperlakukan mereka sebagai leluhur .

Tetapi sekarang, semua sudah terlambat.

Abby Mo merasa ada sesuatu yang tidak beres, lalu mengerutkan alisnya, dia bertanya pada sales wanita itu dengan dingin: "Apa yang sedang terjadi?"

Sales wanita pun terkejut, seluruh orang pun gemetar, dan dalam hati ketakutan setengah mati.

Abby Mo, jangan kira dia muda dan cantik, tapi sebenarnya dia itu tidak baik.

"Tadi kami ingin membeli sebuah kalung berlian, tapi wanita ini ..." Dewi Lin marah, lalu menceritakan semua kejadian satu per satu.

Melihat sales wanita yang sedang ketakutan, hatinya merasa sangat puas, lalu merasa dia pantas mendapatkannya.

Abby Mo tahu seluk beluk masalah ini, wajahnya terlihat semakin tidak enak dilihat, begitu Dewi Lin selesai berbicara, dia tiba-tiba marah: "Huh, sangat pemberani kamu ya! Mulai sekarang, kamu dipecat, kuil kecilku, tidak bisa mentolerir Buddha agung sepertimu. "

Begitu sales wanita itu mendengar perkataan ini, wajahnya tiba-tiba menjadi pucat.

"Manajer Mo, aku, aku ..."

Hatinya enggan, juga ingin menjelaskan, tapi Abby Mo malah memberinya tatapan yang tajam.

“Pergi ke Departemen Keuangan sekarang untuk ambil gaji, setelah itu, pergilah!”

Ada orang seperti ini, hanya memberinya kerugian, bagaimana dia bisa bertahan?

Melihat sikapnya begitu tegas, sales wanita itu putus asa, dan malah menjadi lebih malu!

Beberapa detik kemudian, dia hanya bisa meninggalkan toko perhiasan dengan tangan kosong.

Dan kemudian sales yang menunjuk ke Stanley Ning tadi, satu per satu gemetaran, tidak berani mengatakan sepatah kata pun, karena takut ikut-ikutan.

"Stanley Ning, aku benar-benar minta maaf, atas hal yang barusan terjadi, aku dengan tulus meminta maap padamu, mohon permintaan maaf darimu.” Abby Mo melihat Stanley Ning, dengan nada suara yang sangat tulus.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu