My Enchanting Guy - Bab 217 Ada Belatung Di Sup Ini

"Stanley Ning! Kamu sangat hebat! Aku sangat mengagumimu, kali ini kita ada makanan! Mengapa kamu hebat sekali?"

Kata Dewi Lin dengan bersemangat.

Stanley Ning tersenyum tipis dan berkata dengan rendah hati, "Aku dulu belajar dari keluargaku ketika aku berkemah dengan keluargaku. Aku belum mencobanya untuk waktu yang lama, jadi aku sedikit kaku, tadi ada satu yang lebih besar, tapi aku tidak bisa mendapatkannya."

"Keluarga?"

Sejenak, Dewi Lin tidak ingat kapan keluarga Lin pergi ke kemah. Butuh waktu lama untuk menyadari bahwa "keluarga" yang dikatakan Stanley Ning adalah keluarga Ning-nya.

Tapi……

“Bukankah kamu seorang yatim piatu?” Tanya Dewi Lin pelan.

"Eh ... Dulu bukan, tiba-tiba suatu hari aku menjadi seperti anak yatim piatu."

Stanley Ning berkata.

Mata Dewi Lin melebar. Kalimat ini terdengar biasa-biasa saja, tetapi ada banyak informasi di dalamnya!

Hampir sama dengan seorang yatim piatu, artinya Stanley Ning sebenarnya bukan yatim piatu? Dia punya keluarga! Dan keluarganya masih hidup?

Apakah itu...

"Jangan kaget, cari wadah dan letakkan ikan ini, ini seharusnya tidak cukup untuk kita berdua, aku akan menombak ikan lain lagi."

Dewi Lin, yang sedang memikirkan kemungkinan identitas Stanley Ning, terganggu oleh Stanley Ning.

Melihat ikan mas gemuk di depannya, pikiran Dewi Lin digantikan oleh gambar ikan mas, dia langsung mengangguk berulang kali: "Oke!"

Dewi Lin mencari-cari waktu yang lama dan tidak menemukan wadah yang cocok, pada akhirnya, dia menggunakan kantong plastik berisi bumbu.

Stanley Ning mendapatkan tiga ikan lagi, mengeluarkan pisau untuk mengikis sisik, membersihkan usus, dan menemukan dua cabang panjang untuk mengikat ikan bersama-sama.

Lalu bakar ikannya.

Meskipun tidak ada banyak bumbu yang dibawa oleh Dewi Lin, tapi ini sudah sangat lengkap, dan kebetulan cocok untuk makanan panggangan. Di tangan Stanley Ning, ikan segar ini dipanggang dan menghasilkan aroma yang menggugah selera, hingga tercium oleh para guru lainnya.

Guru-guru ini, walaupun mereka memiliki banyak bahan, tapi ini semua adalah beberapa produk setengah jadi yang dibeli di kota.

Mereka sudah bosan juga dengan bumbu di makanan itu, dan rasanya sangat "standar". Banyak bahan pengawet telah ditambahkan, yang tentu saja tidak menggugah selera seperti aroma ini.

Semua orang mencium aroma ini, dan makanan di mulut mereka tidak terasa harum lagi.

"Gllekk."

Si wajah jerawat itu mengangkat hidung, dan terkekeh, "Harum ... kalau tidak, ayo kita tangkap 2 ikan?"

"Bagaimana caranya? Apa kamu ada alatnya?"

Seorang guru bertanya.

“Eehh, pinjam saja.” Si wajah jerawat itu tidak malu-malu, dari mata banyak guru, dan datang langsung ke Stanley Ning.

"Saudara Ning, apa aku boleh meminjam tombakmu tadi itu? Aku juga ingin menombak ikan, 2 saja sudah cukup."

"Ini, langsung ikat saja dengan batang kayu yang ada di sana." Stanley Ning menyerahkan belati yang baru saja ia gunakan untuk menombak ikan ke wajah jerawat.

"Hehe, terima kasih! Aku akan menangkap lebih 2 ikan, sebagai uang sewanya!"

Stanley Ning menggelengkan kepalanya: "Tidak perlu."

Si wajah jerawat itu pergi dengan gembira, Stanley Ning dan Dewi Lin terus memanggang ikan, dan akhirnya selesai memanggangnya, Stanley Ning memeriksanya dan menyerahkan Dewi Lin berkata: "Berikan yang ada di tanganmu, ini sudah matang, kamu makan saja dulu."

“Terima kasih kakak ipar!” Dewi Lin mengambil ikan itu dan berbisik pelan.

Setelah menggigitnya, Dewi Lin melotot kegirangan: "Waahh! Ini enak sekali? Kak, eh, Stanley Ning, kamu tidak hanya bisa menombak ikan, tapi masakanmu juga seenak ini?"

"Hehe, aku mempelajarinya bersama-sama. Tentu saja, kamu harus belajar semuanya, kalau hanya bisa menombak ikan, tapi tidak bisa memasaknya, sama saja bohong, kan?"

“Hehe, bisa minta satu lagi? Aku tiga, kamu satu.” Kata Dewi Lin dengan rakus.

"Tidak masalah, asal kamu kenyang, tapi ..."

Suara Stanley Ning berubah: "Jangan sampai kamu jadi gemuk setelah kemah 3 hari, aku akan sulit menjelaskan pada kakakmu nanti."

"Heh! Aku bukan babi!"

Dewi Lin berkata dengan keras, dan dia memakannya.

Si wajah jerawat yang meminjam belati, dia mengambil tongkat yang ditemukan oleh Stanley Ning dan mencoba mengikat belati ke tongkat.

Tetapi ia baru menyadari ternyata ini tidak mudah.

Juga agak sulit untuk mengikat belati ke tongkat kayu. Terlepas dari metode belitan atau simpul terakhir, jika tidak dilakukan dengan benar, belati yang diikat akan sangat longgar, jangankan menombak ikan, dibawa saja takutnya belati ini jatuh dan menancap di kaki.

Setelah cukup lama mencoba untuk mengikatnya, si wajah jerawat itu tidak kunjung selesai mengikatnya, jadi terpaksa meminta bantuan Stanley Ning.

"Saudara Ning, bagaimana kamu mengikatnya tadi? Aku tidak bisa ... Bisakah kamu mengajariku? Nanti, aku akan memberimu 3 ikan."

Stanley Ning tersenyum, tidak menolak, mengambil tongkat itu dan mengikatnya hanya dalam waktu singkat.

Si wajah jerawat mencoba, belati diikat kencang tongkat kayu, sangat kuat!

"Terima kasih, saudara Ning, tunggu saja, aku akan membawakanmu ikan nanti!"

Si wajah jerawat kembali ke kelompok Henky Qin dengan tongkat kayu, dan berkata kepada semua orang: "Ayo, kita pergi menombak ikan!"

Beberapa guru laki-laki yang ingin makan ikan juga segera berdiri: "Ayo, dapatkan beberapa lalu buat sup ikan, kita ada banyak bahan dan bumbu di sini, setelah dimasak pasti akan lebih enak dari punya Stanley Ning itu!"

Karena strategi Guru Liu, guru-guru pria ini dipimpin oleh Henky Qin, dan di mata mereka, Stanley Ning adalah orang kampungan yang tidak tahu bagaimana menghormati orang.

Beberapa orang sampai ke sungai dan bergiliran mencoba menangkap ikan.

Stanley Ning bisa menombak empat ikan dengan mudah, mereka memiliki begitu banyak orang dan merupakan guru yang berpendidikan tinggi. Tidak ada alasan mengapa mereka tidak dapat melakukannya.

Mereka semua berpikir seperti ini, tetapi ketika mereka melakukannya, mereka menyadari itu tidak mudah.

Tombak terus ditusukkan dan para guru bergiliran untuk mencobanya, dan bahkan satu ekor ikan pun tidak bisa didapatkan, dan akhirnya kembali dengan sia-sia.

"Sudahlah, kita punya begitu banyak makanan lezat, apakah kita harus makan ikan? Daging sapi, domba, babi, ayam, bebek, apakah kita tidak punya di sini? Cepat buat sup, jangan menghabiskan tenaga di sini."

Guru Liu berkata, sambil menuang sekantong irisan daging babi yang diberikan kepadanya oleh Henky Qin ke dalam panci, aduk sebentar, masukkan bumbu, setelah matang, dia langsung membaginya.

Tiba-tiba, Elexa Li berseru: "Aahhh ... Ada belatung di sup ini!"

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu