My Enchanting Guy - Bab 340 Taruhan yang Tak Tahu Malu

“Huh, taruhan yang tak tahu malu ini, hanya orang sepertimu yang bisa memikirkannya!”

“Wanita yang di sampingmu dan Dewi Lin yang ada di sampingku ini, mereka semua adalah manusia, mereka mempunyai hak untuk memutuskan sendiri, dan bukan sebuah barang, kamu malah menjadikan mereka barang taruhan?”

“Begitu saja bisa terpikir olehmu!”

Stanley Ning saat mendengar perkataannya itu, wajahnya langsung menjadi dingin, dan dengan galak memarahi lelaki berotot itu.

“Cih! Sok bijak kamu, kamu pasti takut kepadaku saja kan, dan hanya mencari alasan!”

“Kamu itu seperti kura-kura dalam tempurung, pengecut!”

Lelaki berotot itu tak mendengarkan perkataan Stanley Ning sama sekali, dia mengira Stanley Ning takut padanya, takut akan kalah padanya, jadi dia terus menghina dan mengejek Stanley Ning.

“Huh! Aku bisa kalah dengan orang sepertimu?”

Stanley Ning tertawa dingin lagi, dan tidak ingin memikirkannya.

“Tunggu, aku setuju!”

Dewi Lin malah tidak takut sama sekali, dan langsung berdiri keluar untuk menyetujuinya.

“Aih! Kamu lihat, wanita cantik ini saja sudah setuju, kamu masih ada alasan apa lagi!”

Lelaki berotot itu setelah melihat Dewi Lin telah setuju, dia langsung memanfaatkan kesempatan dan memaksa Stanley Ning untuk bertanding dengannya.

“Memanglah, kamu harus berusaha sedikit ya, jangan sampai kehilangan pacarmu!”

Dewi Lin memeluk lengan Stanley Ning dan tertawa sambil berkata seperti itu.

“Eemmm...... Baiklah kalau begitu.”

Stanley Ning sangat tak berdaya, hanya bisa menyetujuinya saja.

“Mari! Peraturannya sangat mudah, satu orang sepuluh peluru, menembak balon itu, dan nilai siapa yang lebih tinggi, dia yang menang, bagaimana?”

Lelaki berotot itu mengusulkan lagi.

“Boleh, tak masalah.”

Stanley Ning setelah melihat sekitar, dia pun menyetujuinya.

Pertarungan ini dihitung sesuai dengan target, dan targetnya adalah balon yang diikat ke kayu.

Balon berwarna hijau paling banyak, ukurannya juga cukup besar, kira-kira sebesar kelapa, tentu saja, poinnya juga kecil. Kalau berhasil menembak hancur balon itu, menambah satu poin.

Yang kedua adalah, balon berwarna biru, jumlahnya lebih sedikit daripada balon hijau, ukurannya juga tidak begitu besar, kira-kira sebesar apel saja, kalau menembak hancur satu balon ini, akan mendapatkan tiga poin.

Yang ketiga adalah yang balon merah, jumlahnya sangatlah sedikit, dan juga ukurannya juga kecil, hanya lebih besar daripada sebuah telur ayam saja. Tentu saja tingkat kesulitan ini tinggi, tapi poin yang didapat juga tinggi. Kalau menembak hancur satu balon ini, akan mendapatkan lima poin

“Bagaimana, kalian sudah siap, kita sudah akan mulai!”

Lelaki berotot itu langsung mengambil sebuah senapan, lalu langsung mulai bersiap menembaknya.

“Aku sudah siap.”

Stanley Ning juga mengambil senapan dari pekerja di sana dan bersiap untuk mulai.

“Baiklah, bersedia, siap, mulai!”

Di saat ini petugas di sana juga menjadi orang baik, saat melihat Stanley Ning dan lelaki berotot itu ingin beradu, dia langsung menjadi juri di sana, dan saat melihat mereka berdua sudah siap, dia langsung berteriak untuk memulai pertandingan itu.

“Booom!”

Lelaki berotot itu menembak duluan, sebuah balon hijau langsung meledak.

“Tambah satu poin!”

Petugas itu langsung menyebut skornya.

“Hei, kamu kenapa bertele-tele, sedang apa, kenapa daritadi belum mulai juga!”

Lelaki berotot itu setelah menembakkan satu peluru, dan saat melihat Stanley Ning sedang mengeker, dan tidak mulai menembak juga, wajahnya langsung menjadi sangat sombong dan terus menghinanya.

“Boom!”

Saat lelaki berotot itu selesai berbicara, Stanley Ning juga mulai menembak, tapi tidak terdengar suara ledakan balon.

“Emm...... tidak kena!”

Petugas itu setelah melihat jelas langsung menyebut skornya.

“Apa? Tidak kena? Bagaimana mungkin!”

Dewi Lin yang di samping, saat mendengar Stanley Ning meleset, dan tidak mengenai sasaran langsung kaget dan sangat tidak percaya.

Dan wanita yang bernama Lili itu juga terlihat sedikit kecewa. Walaupun dia datang bersama lelaki berotot itu. Tapi, dia kurang suka dengan omongan dari lelaki berotot tadi, dan di hatinya itu, dia juga berharap bahwa Stanley Ning bisa mengalahkan lelaki berotot itu.

“Hahahahah! Aku sudah bilang kamu adalah sampah, kalau bermain permainan laki-laki, kamu pasti tak akan bisa!”

Lelaki berotot it saat melihat tembakan Stanley Ning meleset, langsung menjadi sangat sombong, dan terus meledeknya.

“Boom!”

Di saat lelaki berotot itu menertawainya, Stanley Ning menembakkan sebuah peluru lagi, dan hasilnya tetaplah meleset.

“Hahahahah! Bocah, kamu menyerah saja sebaiknya, dan berikanlah wanitamu padaku!”

Lelaki berotot itu saat melihat Stanley Ning meleset dua kali berturut-turut, langsung menjadi sangat sombong, dan menunjuk Dewi Lin, dan menyuruh Stanley Ning langsung menyerah saja.

“Tak mungkin! Bagaimana bisa begitu!”

Setelah melihat pemandangan ini, Dewi Lin juga menjadi panik, jangan-jangan, permainan menembak ini adalah kelemahan dari Stanley Ning, di saat ini, apakah dia akan jatuh ke pelukan lelaki berotot itu?

“Ternyata begitu......ternyata begitu saja!”

Saat ini, Stanley Ning benar-benar menghiraukan ejekan dari lelaki berotot dan berbicara sendiri.

Teringat saat itu, di rumah keluarga Ning, Stanley Ning juga belajar menembak terus menerus. Walaupun tembakan dia tidak 100 persen kena terus, tapi 90 persen masih bisa lah, tadi itu dia hanya khawatir sudah begitu lama tidak memegang senapan. Jadi tangannya sedikit kaku, dan sengaja untuk mengeker begitu lama. Tapi akhirnya malah meleset. Jadi dia merasa ada yang aneh.

Lalu, saat di tembakan kedua, Stanley Ning juga memusatkan pikirannya, dan menggunakan teknik pelatihan Ning untuk meningkatkan kestabilan tangannya dan ketajaman matanya. Tapi hasilnya meleset lagi.

Saat ini, dia merasa sudah mendapatkan feelingnya, ternyata, senapan ini sudah pernah diutak-atik sebelumnya!

Di berbagai tempat hiburan dan tempat bermain lainnya, permainan menembak seperti ini, biasanya selalu dicurangi, selalu diatur agar arahnya miring sedikit. Senapan yang awalnya tak ada tenaganya ini, ditambah lagi sudah diatur sedikit oleh mereka. Seorang penembak jitu juga tak akan bisa menembaknya.

Tetapi lelaki berotot ini sangat jelas bahwa dia sudah sering bermain di tempat seperti ini, jadi dia sudah tahu kondisi seperti ini. Dia juga sudah memahami sudut dan arah perbelokan dari senapan itu. Pada saat ingin menembak ke sasaran itu, tinggal dinaikkan sedikit saja, pasti akan lebih hebat daripada Stanley Ning yang tak tahu apa-apa itu.

“Boleh juga, ternyata kamu masih bermain trik seperti ini, tunggu saja aku membalasmu!”

Stanley Ning dalam hatinya bertekad bahwa dia akan membuat lelaki berotot ini malu, dan tak akan membiarkan dia berbuat semaunya.

Barusan dia sudah menembak dua peluru, Stanley Ning juga sudah mengetahui sudut yang tepat untuk menembak. Asalkan dia tahu kondisi ini, berikutnya, dengan kemampuannya, pasti tak akan meleset lagi, dan bukan suatu masalah untuknya.

“Hehehehe, kamu bengong saja di sini dulu, aku pergi menembak dulu!”

“Jangan sampai nanti kamu kabur, dan mengingkari perjanjian kita!”

Lelaki berotot itu saat melihat Stanley Ning yang terus bengong, dia mengira bahwa Stanley Ning sudah menyerah, dan pasti akan kalah, jadi, dia langsung menuju ke tempatnya lagi, dan mulai bersiap untuk menghabiskan pelurunya, agar langsung memberi tekanan pada Stanley Ning.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu