My Enchanting Guy - Bab 34 Mau Minta Maaf, Lain Kali Saja

Sepanjang perjalanan, Dewi Lin hanya duduk di kursi penumpang, semakin dipikir semakin emosi, dia pun tidak mempedulikan Stanley.

Sesampainya di rumah, dia langsung menangis kepada Betty dan menceritakan kejadian itu yang sudah ditambahi bumbu-bumbu, sehingga terlihat Stanley adalah orang yang sangat jahat.

Betty Li yang mendengarnya pun emosi seketika: “Stanley, apa yang kamu lakukan, aku menyuruhmu untuk melihat Dewi, tidak menyuruhmu untuk semena-mena kepadanya, kenapa kamu malah ikut campur sampai seperti ini?”

Stanley pun menjawab: “Aku tidak ikut campur, pria itu jelas-jelas adalah seorang pembohong.”

Betty sama sekali tidak mempercayai penjelasan Stanley.

“Aku rasa kamulah pembohong, awalnya dia menginginkan Dewi untuk menjadi pacarnya, dan pria itu bisa saja membantu masa krisis perusahaan sekarang, dan lihat sekarang, orangnya marah kan!”

“Dasar kamu memang sampah, semenjak kamu datang ke keluarga kami, tidak pernah satu hari pun hidup kami baik-baik saja!”

Betty Li memaki Stanley, semua kata-kata yang tidak enak didengar pun dikeluarkan.

Dewi Lin pun menyambungnya: “Iya betul! Ibu, kita sudah merawatnya bertahun-tahun, sudah sampai batasnya, sekarang lebih baik usir dia keluar!”

Leticia yang mendengarkan mereka pun sudah tidak tahan: “Dewi, apa yang kamu lakukan? Yang dilakukan Stanley adalah semua demi kebaikan kamu! Stanley, cepatlah meminta maaf kepada Dewi.”

“Aku tidak salah, kenapa aku harus minta maaf?” Stanley menggelengkan kepalanya, karena malas mempedulikan mereka, dia pun segera naik ke lantai atas.

“Dasar kamu sampah! Berani-beraninya seperti itu di depanku, benar-benar membuatku marah......”

Betty Li yang begitu emosi pun memakinya sambil menghentakkan kakinya.

Kalau saja bukan Leticia yang memotong mereka, bisa jadi Betty menendang Stanley berkali-kali.

Di sisi lain, masalah Andre Lin dengan perusahaan cabang keluarga Ning yang gagal berantakan itu pun dengan cepat diketahui oleh neneknya.

Nenek pun segera meneleponnya dan langsung menyuruhnya pulang.

“Andre, sebenarnya bagaimana kamu mengurusnya? Bukankah hari itu kamu sudah bersumpah padaku tidak akan terjadi masalah?” raut wajah nenek pun tidak begitu menyenangkan, dengan galak bertanya kepada Andre Lin.

Tubuh Andre pun bergemetaran, dengan wajah salah berkata: “Nenek, jangan salahkan aku, mereka sama sekali tidak memberiku kesempatan untuk membahasnya, aku juga tidak punya cara lain.”

Nenek menaikkan alisnya semakin tinggi, suaranya pun semakin dalam: “Tidak perlu menjelaskan, urusan ini kamu sendiri yang memintanya, bagaimanapun juga jangan sampai gagal, kalau tidak, aku akan langsung mengambil perusahaan yang kamu urus.”

Wajah Andre Lin terlihat seperti ingin menangis, dengan pasrah dia pun menganggukkan kepalanya: “Baik nek, besok aku akan pergi sekali lagi, bagaimana pun juga aku harus mengurus ini semua dengan baik.”

Dan saat itu juga.

Di kediaman keluarga Hu.

Sean Yang menerima pesan singkat dari Betty Li, setelah mengetahui keadaan keluarga Lin, dia pun merasa sangat bahagia: “Benar-benar Tuhan memberkati! Leticia, jangan berharap kamu bisa lepas dari genggamanku.”

Kemudian Sean Yang pun menelepon Leticia Lin.

Saat di dalam kamar, ketika Leticia ingin menanyakan kepada Stanley, kenapa Stanley begitu yakin bahwa pria itu adalah penipu, dan saat itu pula telepon dari Sean Yang pun datang.

Wajah Leticia pun berubah menjadi suram.

“Sean Yang, mau apa lagi kamu?” Leticia langsung bertanya dengan nada dingin.

Sean Yang tertawa dengan bangga: “Leticia, keadaan perusahaanmu aku sudah tahu semuanya, kalau saat itu kamu menyetujui persyaratanku, bukannya baik-baik saja, bukankah semua masalah akan dengan mudahnya terselesaikan.”

“Walaupun perusahaanku bangkrut, aku tidak akan menyetujui permintaanmu yang kotor itu!” kata Leticia dengan yakin dan dengan nada yang sangat emosi.

Sean Yang pun emosi dan langsung mengancamnya: “Iyakah? Kalau begitu jangan salahkan aku kalau uang 20 juta RMB (Sekitar 40 miliar rupiah) akan aku tarik kembali, aku lihat kamu bisa apa nanti?”

Setelah berbicara seperti itu, dia pun memutuskan teleponnya.

Leticia Lin seketika terdiam.

Tetapi saat ini juga Leticia tiba-tiba teringat akan sesuatu.

Sean Yang sudah berkali-kali mengancamnya akan menarik uang itu kembali, tetapi kenapa dia tidak pernah melakukan aksinya?

Ini seperti bukan caranya.

Satu-satunya kesimpulan hanyalah, 20 juta RMB itu bukan dia yang investasikan!

“Benar juga, hari itu dia juga tidak katakan bahwa dia yang menginvestasikan 20 juta RMB itu, tetapi malah kami yang mengira bahwa dia yang menginvestasinya, apakah jangan-jangan dia menggunakan 20 juta RMB ini untuk mengancamku?” kata Leticia dalam hati dengan kaget, akhirnya mengerti semuanya.

Dan juga Leticia mengingat kembali kata-kata Stanley kepadanya, dia katakan bahwa Sean Yang tidak mungkin bisa menarik uang itu karena dia sama sekali tidak berhak.

Jangan-jangan dari awal dia sudah tahu masalah ini?

Tetapi bagaimana caranya dia tahu?

Selain Sean Yang, siapa lagi yang bisa menginvestasikan kepadanya 20 juta RMB itu? Tidak mungkin sekali kan?

Leticia pun menatap dengan serius ke arah Stanley Ning: “Stanley, kamu hari itu bagaimana tahu bahwa Sean Yang tidak mungkin menarik investasinya? Apakah kamu tahu siapa yang menginvestasikan uang itu?”

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Stanley pun terdiam.

Kemudian dia merespon, sepertinya Leticia sudah tahu bahwa uang itu bukanlah milik Sean Yang.

“Aku mana tahu uang siapa itu, hari itu aku hanya berkata sembarangan.” Stanley pun segera mencari alasan.

Jika belum sampai terdesak, Stanley masih tidak ingin membongkar identitasnya.

Leticia yang melihat Stanley pun sedikit tidak percaya.

Stanley salah tingkah dan tertawa: “Sudah sangat malam sekali, beristirahatlah lebih awal.”

Setelah itu Stanley pun pergi, karena jika tidak pergi, Leticia akan terus-menerus bertanya kepadanya, kalau sampai identitasnya keluar sedikit saja, akan bahaya sekali.

Melihat Stanley yang pergi, sorot mata Leticia pun terlihat sedikit kesal dan tidak tahu sedang memikirkan apa.

Satu malam itu pun hening.

Keesokkan paginya, Andre Lin kembali pergi ke perusahaan cabang keluarga Ning.

Tidak ada jalan lagi, nenek sudah memberi perintah mati itu, jadi kalau dia tidak mengurusnya dengan baik, maka habislah sudah.

Tetapi hasilnya juga sama, Patrick Chen sama sekali tidak ingin membahas dengannya, dan sekali lagi Andre Lin pun diusir oleh satpam-satpam itu.

Permintaan mereka juga sama: Mereka ingin Leticia Lin yang datang membahasnya, kalau tidak kerjasama itu akan batal!

Dan juga sikap mereka pun semakin keras.

Dan akhirnya membuat Andre Lin ketakutan.

Hatinya marah dan menyesal.

“Kali ini habislah sudah, mau memindahkan batu, tetapi yang kena malah kaki sendiri, kalau tahu seperti ini, dia tidak akan pergi untuk meminta bertanggung jawab atas kerjasama ini.” Andre Lin pun merasa sangat menyesal.

Sayangnya tidak ada obat penyesalan untuknya.

“Tidak boleh, aku tidak akan membiarkan nenek mengambil perusahaan yang aku urus.” Andre Lin pun tidak dapat menerimanya, tetapi dia juga tidak tahu harus bagaimana baiknya.

Dengan pasrah, dia hanya menelepon ayahnya.

Dan sekarang satu-satunya orang yang bisa membantunya hanyalah ayahnya, Fredy Lin.

“Ayah, kali ini kamu harus membantuku!” begitu telepon tersambungkan, Andre Lin pun menangis kepada ayahnya.

“Andre, kenapa?” Fredy Lin pun menjadi binggung dan bertanya.

Andre pun menceritakan seluruh kejadian itu kepada Fredy Lin.

Begitu mendengarnya, emosi Fredy pun naik: “Kacau, kenapa kamu melakukan hal seperti itu, bukankah ini namanya kamu memindahkan batu, tetapi malah kena kaki kamu sendiri!”

Mendapat nasihat dari ayahnya, hati Andre Lin pun semakin kacau: “Ayah, sekarang hanya kamu yang bisa membantuku, kamu bantulah cari cara.”

Fredy menghela napas panjang, masalah sudah sampai di titik ini, susah sekali untuk diselesaikan.

Kemudian Fredy Lin berpikir, setengah menit kemudian dia pun berkata: “Masalah sudah sampai di titik ini, hanya Leticia yang bisa membantumu, pergilah meminta maaf padanya, siapa tahu akan bisa merubah kesempatan.”

Andre Lin yang mendengarnya pun sebenarnya tidak dapat menerima saran itu, hanya saja tidak ada cara lain lagi.

Mau bagaimana pun, selesaikan dulu masalah di depan mata.

Di perusahaan Letophika, Leticia sedang mengurus dokumen-dokumennya, saat itu, tiba-tiba mendapat telepon dari paman terbesarnya, dia seketika kaget.

“Leticia, sebelumnya Andre sudah keterlaluan denganmu, aku mewakili dia untuk meminta maaf padamu.” Demi Andre Lin, Fredy Lin pun sampai menelepon Leticia dengan nada merendah dan meminta maaf.

Leticia mengangkat alisnya, seluruh tubuhnya pun terdiam kaku.

“Paman tertua, maksud anda?” Leticia bertanya dengan ragu.

“Leticia, kali ini berilah muka untuk pamanmu ini, bolehkah kamu memaafkan Andre? Kamu bantulah dia, bagaimana pun kita adalah satu keluarga.” Nada Fredy Lin terdengar sangat serius.

Kemudian Fredy Lin pun memberitahukan seluruh masalah kepada Leticia.

Hatinya seketika menjadi lega, ternyata bukan yang dia bayangkan.

Ternyata adalah masalah Andre Lin.

Leticia perlahan-lahan pun menurunkan emosinya.

Bukankah kamu mau merebut kerja kerasku? Bukankah kamu sangat bangga? Dan sekarang kamu sedang mendapatkan karmanya kan?

Mampus!

“Leticia, kamu sedang mendengarkan kan?” Fredy Lin bertanya.

Leticia pun baru merespon, walaupun dia tidak ingin bertemu dengan Andre Lin, tetapi karena sekarang Fredy Lin yang meminta maaf padanya dan merendah, membuat hati Leticia pun sedikit luluh.

“Paman tertua, aku......” Leticia baru saja mau menyetujuinya.

Dan pada saat ini, Stanley dengan buru-buru memberikan isyarat mata kepada Leticia.

Leticia terdiam sejenak, kemudian dia pun melakukan apa yang disuruh oleh Stanley: “Paman tertua, maaf, sekarang aku sedang ada rapat mendadak, ada urusan apa lagi nanti kita baru bicarakan.”

Setelah berkata seperti itu, Leticia pun memutuskan teleponnya.

“Stanley, tadi kamu kenapa menghentikanku?” Leticia bertanya dengan bingung.

“Masalah memaafkan nanti saja baru dikatakan, lagipula, kita tidak boleh begitu saja melepaskan Andre Lin.”

Sorot mata Stanley seperti ingin bermain.

Waktu itu, dia mencari mereka dan menginginkan nyawa mereka, tentu saja Stanley tidak akan dengan mudah melepaskannya.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu