My Enchanting Guy - Bab 382 Bertemu Korban Lainnya

Stanley Ning tidak menyangka Dewi Lin menjadi cemas karena alasan ini, jadi dia tidak bisa untuk tidak melirik Dewi Lin lagi.

Dewi Lin tidak memperhatikan, dia sekarang sangat buruk perasaannya, jika dia tidak memikirkan bahwa dirinya sedang berada di depan umum, dia mungkin sudah menangis dari tadi.

Stanley Ning merasa sedih saat melihatnya begitu, jadi dia mengulurkan tangan dan menyentuh kepala Dewi Lin untuk menghiburnya, "Tidak apa-apa, jangan khawatir, bisa saja kamu akan mendapatkannya kembali. Ayo pergi, mari kita laporkan kasusnya. "

"Laporkan kejahatannya! Ya, kita masih bisa melaporkan kejahatan itu! Aihhh, otak macam apa ini, kenapa aku tidak mengingat untuk melakukan hal ini!"

Mendengar kata-kata ini, Dewi Lin berbalik, menggoyangkan rambutnya dua kali, membalikkan kepalanya dan pergi.

Stanley Ning baru saja ingin mengatakan suatu hal, tetapi dia lupa karena dia kaget akan perbuatan Dewi Lin yang aneh itu dan hanya bisa mengikutinya untuk pergi ke kantor polisi.

Setelah itu mereka pun berjalan ke arah kantor polisi bersama-sama.......

Saat sudah dekat ke arah kantor polisi itu, mereka melihat ada 2 orang di sana. Seperti seorang ibu dan anaknya, tapi dapat dilihat bahwa mereka sekarang sedang dalam kondisi yang kesal.

Saat mereka berdua melewati ke arah sana, mereka mendengar percakapan kedua orang itu.

“Gila, kantor polisi bahkan juga tak bisa membantu kita, apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Ya, sekarang kita hanya tinggal menunggu saja, kita sudah melaporkan kasus ini, aku juga tidak menyangka akan begini jadinya.”

“Semua ini salahku, kalau saja aku sedikit lebih mengerti teknologi zaman sekarang. Dan tidak sembarangan mengikuti petunjuknya.”

“Tidak apa-apa bu, ini memang bukan salahmu. Kita juga tidak kekurangan uang itu.”

“Iya, nak, tapi aku juga tidak enak, itu adalah uang yang kamu berikan padaku. Sayang juga kalau hilang begitu saja.”

Stanley Ning dan Dewi Lin pun mendengarkan percakapan mereka dari samping.

Ini adalah kejahatan teknologi tingkat tinggi zaman sekarang, memang kelihatannya sangat simpel dan mudah, dan bukti pun susah untuk dicari. Mereka benar-benar sangat pandai memanfaatkan kesempatan ini.

Beberapa tahun ini zaman berkembang dengan sangat cepat, teknologi sekejap saja sudah berkembang sampai ke tingkat sekarang ini. Jadi banyak orang masih buta akan teknologi, ya begitulah yang dinamakan dengan kemajuan teknologi yang sangat cepat, tidak semua orang bisa mengikutinya. Apalagi para orang tua yang baru bisa menggunakan ponsel dan sedikit teknologi saja, mereka hanya mengerti menggunakan tanpa benar-benar memahaminya, itulah yang menjadi sasaran empuk para penjahat teknologi itu.

Tak hanya orang tua, bahkan masih ada sedikit anak muda yang tak bisa mengikuti perkembangan teknologi seperti itu, mereka memanfaatkan kelalaian dan kelengahan dari si korban, mereka sungguh pintar untuk memainkan trik itu. Bahkan seorang Dewi Lin pun bisa terjebak.

“Kakak ipar, kenapa sepertinya kondisi mereka juga sama seperti kita ya?”

“Entahlah, tapi aku juga mendengarkannya, dan masalahnya mirip.”

“Tapi bahkan polisi pun tak bisa membantu mereka?”

“Tak apa, kita coba laporkan dulu saja, dan kita cari tahu lagi untuk lebih lanjutnya. Siapa tahu korbannya bukan hanya kalian saja.”

Ibu dan anak itu ternyata juga mendengarkan ucapan mereka berdua, dan langsung menanyai mereka.

“Apa yang terjadi pada kalian? Apakah kalian juga kehilangan uang di kartu bank kalian?”

Dewi Lin pun menjawab: “Iya nyonya, kami juga begitu, tadi aku dengar kalian sepertinya juga sedang mengalami masalah yang sama? Apakah kalian tadi sudah melaporkannya pada polisi? Apa tanggapan yang diberikan oleh mereka?”

Ibu dan anak itu saling melihat satu sama lain, dan ibu itu menjawab: “Polisi itu berkata sudah beberapa hari ini ada yang melaporkan kasus yang sama, tapi mereka juga belum tahu asal-usul dan penyebab mulainya kasus ini.”

Stanley Ning pun bingung: “Apa? Sudah beberapa hari ini ada yang melaporkan kejadian ini? Gawat juga kalau begini, berarti mereka melakukannya benar-benar dengan skala yang sangat besar. Aku kira mereka hanya menyerang orang yang ada di bandara saja.”

Ibu dan anak itu bingung: “Apa? Bandara? Aku juga baru datang mencari anakku ke kota ini kemarin, tapi aku tidak menyadari kehilangan uangku saat itu, aku baru menyadarinya saat tadi akan membayar barang dan tiba-tiba di sana tertulis tidak ada saldo.”

Stanley berpikir sebentar dan bertanya: “Apakah ibu juga membeli minuman saat turun dari pesawat itu?”

“Benar sekali, bagaimana kamu bisa tahu?” Ibu itu pun heran.

“Karena kita juga begitu, dan setelah melakukan pembelian di mesin itu, ada pesan masuk bahwa uang di dalam kartu sudah ditransfer keluar.”

“Ah begitu ya, pantas saja, aku tidak menyalakan notifikasi pesan itu, jadi aku tidak mengetahuinya sama sekali, aku kira kejadian itu terjadi hari ini, karena tadi saat aku ingin membayar barang dan tidak ada saldo di kartuku, aku langsung menyuruh anakku mengantarkanku ke bank untuk mengeceknya secara langsung. Tapi siapa yang menyangka, katanya uangku memang benar ditransfer keluar. Tapi orang bank juga bingung bahwa kartu yang ditransfer itu adalah kartu kosong, yang tidak ada namanya, jadi kita juga tak bisa melacak siapa dalangnya.”

Stanley Ning berkata: “Wah, itu merepotkan sekali, kita sudah bertemu penjahat yang sangat ahli dalam bidang ini.”

Dewi Lin pun panik: “Kakak ipar, jadi bagaimana ini? Apakah kita bisa mendapatkan kembali uangku?”

Stanley Ning berkata: “Pelan-pelan saja, kita laporkan dulu pada polisi biar kita lacak semuanya.”

Stanley Ning lanjut berkata lagi pada ibu dan anak itu: “Apakah aku boleh meminta kontak kalian, kita bisa saling menghubungi lagi di saat masalah ini sudah ada titik terangnya.”

Ibu dan anak itu menjawab: “Tak masalah, kita saling berkontak saja. Oh iya, kebetulan kita sedang senggang, kita akan menemani kalian pergi ke kantor polisi juga, siapa tahu polisi bisa menemukan kesamaan atau celah dari masalah kita.”

Stanley Ning dan Dewi Lin pun menjawabnya secara bersamaan: “Baiklah, ayo kita pergi, semoga masalah ini ada titik terangnya.”

Alhasil, mereka pun pergi ke kantor polisi secara bersama-sama. Di jalan, mereka saling mengobrol tentang masalah ini.

Ternyata masalah mereka memliki banyak kesamaan di dalamnya, semua berawal dari kode yang dipindai. Mereka telah dijebak dengan cara yang sama.

Tapi setelah mendengar cerita dari keseluruhannya, sepertinya semuanya berasal dari mesin penjual air itu. Kita juga tidak mengetahui apakah benar korban-korban lainnya juga dijebak dalam hal yang sama.

Yang pasti sekarang Dewi Lin dan ibu itu terkena jebakan di bandara, dan saat melakukan pembelian di mesin itu. Para penjahat itu benar-benar sangat cerdik dan licik.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu