The Great Guy - Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia

Sewaktu Gredy Du berjalan ke arah pria yang tergeletak di lantai, tiba-tiba terdengar suara sirene.

Suara sirene semakin mendekat, mobil polisi berhenti di pinggir jalan dan dua polisi bergegas keluar dari mobil.

Setelah polisi tiba, pria yang tergeletak di lantai langsung merintih kesakitan.

“Pak Polisi, kalian harus mendapatkan keadilan untuk aku. Dia bukan hanya menabrak aku, tetapi membalikkan kenyataan dan menuduh aku yang menabrak dia.”

“Coba kalian lihat, kenapa ada orang yang tidak memiliki hati nurani seperti dia, kalian harus bertindak dengan tegas...”

Seorang polisi melihat luka pria tersebut dan polisi lainnya menginterogasi Gredy Du.

Gredy Du menceritakan semua kejadian dari awal sampai akhir, setelah itu dia menunjuk ke arah monitor kamera yang merekam semua kejadian itu.

Polisi melihat ke bagian dalam mobil, Juliana Chu juga melihat dengan kepala mata sendiri.

Memang kenyataan dan sangat jelas, Gredy Du waktu itu sudah menghentikan mobil dan orang itu yang menabrak mobil Gredy Du.

Juliana Chu sangat emosi dengan hal ini: “Aku telah salah paham dan mengira kamu yang menabrak orang itu, kenapa ada yang tidak tahu malu seperti ini?”

“Masih muda tetapi tidak bermoral, kenapa bisa bertemu dengan orang mengambil kesempatan dalam kesempitan, benar-benar brengsek!”

Pak polisi memang sudah berpengalaman dalam kondisi seperti ini, sewaktu mereka turun dari mobil langsung memborgol tangan pria tersebut.

“Kamu telah sengaja memanipulasi kejadian, melakukan pemerasan juga mengancam pihak yang tidak bersalah. Dengan tiga pasal ini, kami sudah memiliki alasan yang kuat untuk mengambil tindakan atas kejadian ini.”

Polisi yang berdiri di samping mengatakan: “Dia belum minta uang ganti rugi kepada pemilik mobil, tunggu saja setelah dia meminta uang itu barulah menangkapnya.”

Kedua polisi saling berdiskusi dan pria itu terlihat begitu ketakutan.

“Tidak, aku tidak memanipulasi kejadian, sebenarnya aku terjatuh sendiri, semua hanya sebuah kecelakaan...”

Pria itu mencoba membela diri dengan beberapa perkataan, dia segera berdiri dan membersihkan celana, dia terlihat baik-baik saja.

Kedua polisi hanya tersenyum dan tidak mengatakan apapun.

Terhadap orang yang mengambil keuntungan dalam kesempitan, mereka juga tidak bisa terlalu tegas menangani hal ini, lagipula memang tidak ada peraturan untuk orang seperti ini.

Pihak polisi hanya bisa menggunakan suara sirene untuk menakuti penjahat seperti ini dan sedikit membantu para korban.

Gredy Du dan Juliana Chu berterima kasih kepada polisi. Setelah itu, mereka masing-masing mengendarai mobil ke parkiran terdekat.

Pria itu masih berada di salah satu sudut tidak jauh dari sana dan melihat mereka dengan tatapan buas, seperti iblis yang keluar dari neraka.

Dia mengeluarkan ponsel dan menelepon: “Kakak Jordan Cao, aku hampir berhasil mendapatkannya, tetapi kebetulan ada dua polisi yang menghampiri kami, aku tidak bisa bertindak lebih jauh... Kamu tenang saja, aku akan menyelesaikan masalah ini secepat mungkin.”

Saat berada parkiran, Juliana Chu terlihat begitu canggung: “Maaf, sebuah kesalahpahaman, aku mengira kamu telah menabrak orang itu.”

Gredy Du melambaikan tangan dan mengisyaratkan tidak masalah.

Mereka mulai ada pembicaraan. Gredy Du menanyakan bagaimana keadaan Juliana Chu belakangan ini.

Juliana Chu juga menceritakan bahwa semua berjalan lancar dan tidak ada masalah, semua karena ada Gredy Du yang menopang dirinya.

Beberapa lama setelah itu, Gredy Du tiba-tiba bertanya mengenai Siska Meng kepada Juliana Chu .

Setelah sekilas penjelasan, Gredy Du kembali bertanya: “Aku merasa dia memang sengaja. Sebagai sesama wanita, menurut kamu kenapa dia bertindak seperti ini?”

Juliana Chu terdiam sejenak dan berkata: “Jika aku, mungkin saja aku mendapatkan ancaman makanya bertindak sampai sejauh itu. Karena ingin melindungi kamu, maka membiarkan yang lain salah paham dan menjauhi aku. Bagaimanapun juga, aku tidak akan membiarkan kamu terlibat dan masuk dalam keadaan yang begitu berbahaya. ”

“Selain itu, aku tidak terpikir ada alasan yang lain.”

Gredy Du merenung sejenak dan berpikir perkataan Juliana Chu memang masuk akal.

Tetapi dia cukup penasaran, siapa yang berani mengancam Siska Meng? Apa yang membuat dirinya merasa terancam?

Masalah seperti ini, mungkin dia harus bertanya sendiri kepada Siska Meng baru bisa mendapatkan jawaban.

Gredy Du mengucapkan terima kasih kepada Juliana Chu dan langsung bergegas ke rumah sakit.

Setelah melihat kepergian Gredy Du, Juliana Chu menundukkan kepala dan menyepak batu kerikil.

Sewaktu acara penyambutan Presdir, Juliana Chu mengira Gredy Du menyukai dirinya!

Tidak terpikir, hari ini Gredy Du malah bertanya tentang wanita lain padanya, hal ini membuat Juliana Chu merasa sedih...

Belakangan ini Ibu dari Siska Meng sakit lagi dan Siska Meng harus pergi ke rumah sakit setiap hari. Jika Gredy Du pergi ke sana, pasti bisa bertemu dengan wanita itu.

Sepanjang perjalanan yang begitu jauh, Gredy Du akhirnya tiba di rumah sakit.

Sewaktu Gredy Du bertanya kepada suster, dia baru mendapat kabar ternyata Ibunya telah dipindahkan ke rumah sakit yang lain.

Hal ini cukup mengejutkan Gredy Du. Ibu dari Siska Meng sudah dipindahkan ke rumah sakit yang lain? Bagaimana dengan biaya pengobatan?

Satu hal yang perlu diketahui. Sejauh ini mereka mendapat biaya pengobatan dari Perusahaan Honeycom, jika Ibunya pindah rumah sakit, tidak mungkin pembiayaan juga ikut dialokasikan tanpa memberitahu Gredy Du.

Bukan karena menyayangkan uang tersebut. Tetapi Gredy Du tidak mengerti, dari mana Siska Meng bisa mendapatkan biaya pengobatan Ibunya?

Gredy Du mencoba mencari tahu kenapa Ibu dari Siska Meng dipindahkan. Suster hanya menggelengkan kepala, karena pihak pasien tidak meninggalkan data juga tidak tercatat di rumah sakit ini.

Hal ini membuat Gredy Du semakin penasaran, dia berjalan ke depan dan menelepon Siska Meng.

Tetapi Siska Meng menolak panggilan telepon. Saat panggilan ulang, ponsel Siska Meng sudah tidak aktif.

Sikap ini sudah begitu jelas, Siska Meng sedang menghindari Gredy Du dan tidak ingin bertemu dengannya.

Gredy Du sangat terpukul dengan masalah ini. Dia ingin pergi ke rumah Siska Meng untuk bertemu dengan dia. Bagaimanapun juga, Siska Meng pasti akan pulang ke rumah.

Sewaktu berjalan ke arah parkiran, langkah Gredy Du tiba-tiba terhenti karena mendengar suara meminta tolong.

“Aku meminta tolong kepada kalian bantulah aku. Aku mempunyai kartu identitas dan surat kerja. Kalian bantulah aku, siapa yang bisa berbaik hati dan meminjamkan aku 20 ribu RMB (sekitar 40 juta Rupiah)?”

Gredy Du langsung memalingkan wajah. Dia melihat seorang wanita dengan kulit yang sangat putih, mungkin berumur 24 atau 25 tahun. Orang itu berdiri di pinggir jalan dan terus menundukkan badan kepada siapa saja yang lewat dari hadapannya, dia terus meminta pinjaman 20 ribu RMB.

Perkataan orang itu terdengar seperti ada anggota keluarga dia yang sedang sakit parah, sekarang harus mendapatkan uang dan segera melakukan operasi. Ada keluarga yang sudah pulang mengambil uang dan akan segera kembali untuk mengembalikan pinjaman. Bagi yang berhati baik dan meminjamkan uang kepadanya, dia akan menambahkan bunga sebesar 2 ribu RMB (sekitar 4 juta Rupiah) atas pinjaman uang tersebut.

Gredy Du merasa penasaran dan berjalan mendekati wanita tersebut.

Bukan karena bunga pinjaman uang, Gredy Du hanya ingin membantunya dengan tulus.

Ya sudahlah jika ditipu, mungkin dirinya akan dianggap sebagai orang bodoh.

Kalau bukan penipuan, berarti dia sudah menyelamatkan satu nyawa.

Gredy Du yang berhati baik mendekati wanita itu, dia mengeluarkan ponsel untuk transfer uang kepada dia.

Saat ini, muncul seorang pria yang sangat gendut paruh baya dan melihat wanita tersebut dengan tatapan mesum.

“Wanita cantik, kita diskusikan satu hal, aku tidak perlu bunga pinjaman uang itu, aku bisa langsung memberikan 20 ribu RMB pada kamu, tetapi selama menunggu uang itu dikembalikan, kamu harus menjadi pendamping aku, bagaimana menurut kamu?”

“Selama uang pinjaman belum lunas, kamu harus menjalankan apa yang aku perintahkan...”

Si gendut masih belum berhenti berkata-kata, tetapi wajah wanita yang bernama Carmel Lu mulai memerah.

Dia tentu saja mengerti maksud perkataan si gendut. Oleh karena itu, dia merasa malu dan mulai emosi.

“Dia sedang meminta bantuan dan kamu malah mencari keuntungan. Apakah kamu merasa dirimu adalah manusia?”

Carmel Lu ingin membuka mulut dan menjawab, tetapi Gredy Du duluan bersuara.

Perkataan Gredy Du membuat dia sangat terharu. Karena perkataan tersebut memang isi hati Carmel Lu.

Sebelum Carmel Lu mengucapkan terima kasih, si gendut sudah merasa tidak senang.

“Buat apa kamu mencampuri urusan aku? Cepat pergi dari sini!”

“Jika kamu masih berani berbicara, aku akan menyuruh bawahan untuk menghajar kamu dan memasukkan kamu ke dalam rumah sakit!”

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu