The Great Guy - Bab 22 Menepati Janji

Hanya 200 ribu RMB (sekitar 400 juta rupiah), bagi Gredy Du sama sekali tidaklah sulit, tetapi 200 ribu RMB ini harus diberikan dengan bayaran yang setimpal.

Di saat Siska Meng merasa panik dan kebingungan, Gredy Du berkata kepada dia: “Aku ada teman yang bekerja di Perusahaan Honeycom, dia pernah mengatakan kalau ada klub dari universitas yang mau bekerja sama mengenai periklanan dengan Perusahaan Honeycom, mereka mau mengeluarkan dana untuk mensponsori.”

Siska Meng sudah sangat gelisah dan tidak tenang, tetapi karena informasi dari Gredy Du, dia langsung merasa sangat senang.

Siska Meng sambil memegang lengan Gredy Du: “Gredy Du, apakah yang kamu katakan itu benar?!”

Gredy Du menganggukkan kepala: “Tentu saja benar, tapi aku tidak bisa memastikan jumlah uangnya, jadi aku harus menelepon untuk memastikan terlebih dahulu.”

Sewaktu Gredy Du berpura-pura menyamping untuk menelepon, Siska Meng dengan perasaan senang sambil mengepalkan tangan.

Klub di universitas, kalau mencari bantuan periklanan adalah hal yang wajar, bahkan ini adalah satu tahap kemandirian dari klub, jadi urusan periklanan sama sekali bukanlah masalah.

Sekarang hal yang terpenting adalah, apakah teman Gredy Du yang bekerja di Perusahaan Honeycom bisa membantu menyelesaikan masalah ini, semoga bukanlah kabar burung yang sia-sia.

Sewaktu Siska Meng diam-diam berharap, terdengar suara tertawa ejekan dan hinaan dari Budi Qian yang sesuai dengan kondisi.

“Yooo, Gredy Du, kamu ada teman yang bekerja di Perusahaan Honeycom? Jangan-jangan dia bekerja di sana sebagai petugas kebersihan, kalau tidak, bagaimana sampah seperti kamu bisa berteman dengan dia, mungkin saja saat dia membersihkan sampah, dia hanya sekalian memungutmu.”

Mendengar perkataan ini, Siska Meng langsung merasa tidak senang: “Kenapa kamu sebegitunya mengatakan Gredy Du, kamu sangat menghina orang!”

Perkataan Siska Meng yang membela Gredy Du, membuat Budi Qian sangat tidak senang, ejekan darinya dia semakin menjadi-jadi.

“Aku menghina orang? Siska Meng, kamu jangan membuat perselisihan di sini, apakah Gredy Du masih perlu kata-kata hinaan dari aku?”

“Kamu lihat saja pakaian dia, kamu juga lihat apa yang dia makan di kantin setiap hari, aku beri tahu kamu, anjing saja tidak mau memakan apa yang dia makan, pengemis yang meminta-minta saja tidak mau memakai pakaiannya!”

“Dia yang begini adanya, masih berani bermulut besar mengatakan temannya bekerja di Perusahaan Honeycom, omong kosong, dengan tidak mudah membohongi orang yang bodoh seperti kamu, berusaha menyombongkan diri di depan kamu, hanya kamu sendiri yang mau percaya dia.”

Perkataan ini sangat kasar, saat mendengarkan kata-kata dari Budi Qian, Siska Meng marah sehingga muka terasa sangat panas.

Dia tahu Budi Qian memang tidak tahu malu, tetapi di luar dugaan Budi Qian bisa sebegini memalukan dirinya sendiri, dia benar-benar tidak punya rasa malu.

Tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa, lagipula jika berdebat dengan bandit seperti ini, sebagai wanita pasti lebih lemah.

Tetapi disaat ini, Gredy Du sudah selesai menelepon, kembali ke hadapan Siska Meng.

“Jangan marah, Siska Meng kita pergi saja, aku akan membawa kamu menemui temanku, dia sudah setuju untuk memberikan bantuan.”

Mendengar kabar ini, Siska Meng begitu senang, sambil melihat Budi Qian.

“Apakah kamu dengar, dia sudah membantu menyelesaikan urusan ini, apakah muka kamu tidak sakit dengan tamparan seperti ini?!”

Budi Qian tersenyum dingin: “Bangsat, hanya orang yang bodoh seperti kamu baru percaya kata-kata dia. Begini saja, jika dia bisa selesaikan masalah ini, aku akan mundur dan tidak lagi menjadi ketua di klub Yonkert”

Gredy Du memang tidak ingin peduli Budi Qian si sialan, lagipula statusnya sekarang sudah berbeda.

Karena Budi Qian sudah berbuat sampai sejauh ini di hadapan begitu banyak orang, dan ingin mencari keuntungan dari Siska Meng, maka Gredy Du harus lebih serius menangani masalah ini.

“Budi Qian, ini kata-katamu kan? Di hadapan begitu banyak teman, masih sempat jika kamu ingin menarik kembali perkataan kamu!”

“Sialan, mau menakuti aku? Tidak akan ada kata mundur, aku berkata dengan serius, inilah yang aku katakan, jika kamu benar-benar bisa membantu Siska Meng mendapatkan dana sponsor sebesar 200 ribu RMB (sekitar 400 juta rupiah), dan itu adalah sponsor dari perusahaan, aku sebagai ketua di Klub Yonkert akan mengundurkan diri!”

Baiklah, jika Budi Qian sudah mengatakan demikian, maka Gredy Du tidak akan segan menekan apapun yang dia katakan, sampai dia sama sekali tidak bisa menarik kembali perkataannya!

“Tunggu, bagaimana kalau kamu tidak mendapatkan dana sponsor sebanyak itu?”

“Jika aku tidak mendapatkan sponsor, aku akan mengundurkan diri dari universitas, tidak akan pernah menginjak tempat ini lagi!”

Mendengarkan kesepakatan ini, hati Budi Qian merasa sangat puas.

“Ok, apakah semua mengerti pembicaraan kami, si sampah ini yang datang mencari masalah, bukan aku yang memaksa dia...”

Setelah berlagak sombong di dalam kelas, Budi Qian dengan bangga meninggalkan ruang kelas.

Gredy Du langsung membawa Siska Meng keluar dari gerbang universitas, buru-buru menuju Perusahaan Honeycom.

Di perjalanan, Siska Meng bertanya kepada Gredy Du: “Apakah kamu yakin? Aku tidak mau melibatkan kamu dalam masalah aku.”

Gredy Du tersenyum misterius: “Tenang saja!”

Tidak ada kata-kata lain yang lebih menghibur, setelah itu Gredy Du membawa Siska Meng memasuki Perusahaan Honeycom

Segalanya lancar, benar-benar sangat lancar sampai Siska Meng tidak berani percaya.

Tiba di Perusahaan Honeycom, Siska Meng sendiri yang menemui manajer instansi, dengan beberapa pertanyaan saja, kemudian memberikan dana sponsor, bahkan dengan uang tunai, utuh 200 ribu RMB, uang tunai sebanyak itu cukup berat di ransel.

Sewaktu kembali bertemu dengan Gredy Du, Siska Meng dengan perasaan sangat senang berkata kepada dia mengenai semua prosesnya: “Teman kamu sangat hebat!”

Gredy Du tersenyum: “Teman apa, sebenarnya aku tidak ada teman seperti itu, hanya saja kemarin saat aku jalan-jalan di pusat perbelanjaan, kebetulan bertemu dengan petinggi perusahaan yang sedang menjalankan tugas, aku hanya sekilas mendengar pembicaraan mereka.”

“Sebelumnya aku berkata ingin menelepon teman, sebenarnya aku menelepon ke Perusahaan Honeycom untuk memastikan apakah bantuan dana sponsor ini benar. Jika bukan karena sudah mendapatkan kepastian bahwa hal ini benar adanya, aku mana berani taruhan dengan Budi Qian.”

Gredy Du mencari alasan untuk mengacuhkan masalah ini, tetapi Siska Meng tetap merasa curiga.

“Mereka juga tidak meminta proposal dan data apapun, apakah mereka tidak takut kalau aku melakukan penipuan?”

“Kamu terlalu memandang rendah Perusahaan Honeycom, perusahaan sebesar ini, pastinya mereka ada cara tersendiri untuk mengecek semuanya...”

Sepanjang perjalanan kembali ke universitas, dia sambil bersikap cuek, sewaktu sampai di universitas, Siska Meng juga sudah yakin dengan apa yang dikatakan Gredy Du. Yang ada di pemikiran dia sekarang adalah Budi Qian, si bandit busuk, sebelumnya masih bertingkah sombong, kita lihat apakah dia masih bisa berlagak!

Dengan membawa 200 ribu RMB (sekitar 400 juta rupiah), Siska Meng yang didampingi Gredy Du langsung pergi menemui Budi Qian.

Saat ini Budi Qian sedang berada di Klub Yonkert, sedang bermesraan dengan seorang mahasiswa yang berperawakan cantik, yang mereka lakukan sangat tidak bisa dilihat.

Bahkan sewaktu melihat kedatangan Siska Meng, Budi Qian dengan sengaja memukul bokong wanita itu dengan kuat, berkelakuan mesum.

Muka Siska Meng memerah karena malu melihat semua itu, tetapi lebih benci melihat tatapan mata Budi Qian.

Selanjutnya, Siska Meng berjalan ke hadapan dia.

Tidak menunggu kata-kata dari Siska Meng, Budi Qian dengan mesum menatapi bentuk tubuhnya yang seksi, dan mukanya yang memikat hati.

“Siska Meng, akhirnya kamu sadar juga Gredy Du adalah pembohong?”

“Yuk, datanglah ke pelukan aku, aku tidak akan menyalahkan kamu atas kesalahpahaman sebelumnya, aku akan baik-baik menyayangi kamu, membuat kamu nyaman.”

Sambil berkata, Budi Qian mengulurkan tangan ingin memeluk Siska Meng.

Siska Meng benar-benar terkejut, langsung bersembunyi di belakang Gredy Du.

Melihat Gredy Du menghalangi, Budi Qian mulai emosi: “Dasar brengsek, apakah kulitmu gatal? Aku merasa kamu perlu dihajar!”

Saat menaikan lengan baju dan bersiap-siap melemparkan pukulan, Gredy Du langsung mengambil ransel Siska Meng yang terisi dengan dana sponsor, dengan kuat melemparkan ke muka Budi Qian.

Mukanya panas karena lemparan yang cukup kuat, Budi Qian benar-benar sangat marah: “Bangsat, kamu berani melempar...”

Perkataan yang belum selesai, Budi Qian otomatis terdiam, karena dia melihat ransel yang terjatuh ke lantai, berisi segepok uang.

Setelah itu, terdengar suara Gredy Du.

“Sebelumnya kamu berkata, asalkan dapat sponsor 200 ribu RMB, kamu akan mengundurkan diri dari Klub Yonkert, sekarang tepati janji kamu!”

Novel Terkait

Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu