The Great Guy - Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku

"Kakak, kenapa kamu bersama dengan orang seperti itu?"

"Kamu bilang kamu bercerai, kami semua mendukungmu, tetapi kamu tidak boleh melompat masuk dari satu lubang ke lubang lainnya, bukan?"

"Aku sudah menyelidiki orang yang bersamamu sekarang ini, dia adalah siswa yang miskin, kondisi keluarganya tidak sebaik kita, jadi apa yang kamu cari darinya? Apakah kamu bodoh? Begitu banyak orang dengan kondisi keluarga yang baik mengejarmu, tetapi kamu malah menyukai orang miskin seperti dia? "

"Cukup, kamu tidak boleh mengatainya seperti itu, dia adalah pria yang aku pilih sendiri, dan urusanku tidak ada hubungannya dengan kalian!"

Gredy Du baru saja kembali ke rumah, dia sudah mendengar suara percakapan di dalam sebelum membuka pintu.

Dari percakapan mereka tidak sulit untuk diketahui, bahwa orang yang berbicara dengan Daisy Lin adalah adiknya.

Sebelumnya Gredy Du kira-kira sudah mengetahui bahwa Daisy Lin memang memiliki seorang adik bernama Randy Lin, tahun ini dia berusia 22 tahun, dia juga seorang mahasiswa. Namun, tampaknya dia lebih hebat, sekarang dia kuliah di universitas 100 teratas di dalam negeri, setidaknya dia tampaknya lebih baik daripada Gredy Du.

Jadi setelah Gredy Du membuka pintu dan masuk, Daisy Lin tampak sedikit panik, tetapi Randy Lin tidak memedulikannya sama sekali.

Daisy Lin berkata dengan canggung: "Gredy Du, dia adalah adikku, namanya Randy Lin, dia ..."

Sebelum Daisy Lin selesai berbicara, Randy Lin melihat Gredy Du dari atas ke bawah .

"Ternyata kamu, kamu adalah Gredy Du?"

"Lihat dirimu, lihat pakaian yang kamu pakai, lihat di universitas jelek seperti apa sekarang kamu kuliah, kamu masih memiliki wajah berpacaran dengan kakakku?"

"Apakah kamu tidak berkaca, seperti apa tampangmu ini!"

Gredy Du tidak peduli dengan perkataan provokatif yang dikatakan Randy Lin dengan tidak sungan sedikit pun, dia hanya menatap Daisy Lin dengan tersenyum dan menggelengkan kepalanya untuk menunjukkan bahwa dia tidak masalah, dia tidak akan memasukkan perkataannya ke dalam hati. Menurutnya, Randy Lin hanyalah serangga kecil, yang jika dibunuh malah akan mengotori tangannya.

Daisy Lin sangat berterima kasih atas sikap Gredy Du.

Hanya saja Randy Lin tidak peduli sama sekali, dia masih memperlakukan Gredy Du dengan sikap arogan.

"Kenapa kamu hanya berdiri di sana, apakah kamu bisu, dan tidak bisa berbicara?"

"Mahasiswa apa kamu, aku tidak tahu orang sepertimu bagaimana bisa dengan tidak tahu malunya berpacaran dengan kakakku."

"Kenapa, apakah kamu merasa hidupmu sudah mencapai puncaknya setelah bersama kakakku?"

"Tetapi itu adalah puncak kehidupanmu, bukan puncak kehidupan kakakku, bagi kakakku, bersamamu sama saja dengan terjatuh ke dalam palung Mariana, berada pada titik terendah kehidupan. Dan kamu masih memiliki wajah tersenyum pada kakakku, senyum kentutmu! "

Randy Lin masih hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia malah ditampar oleh Daisy Lin.

Randy Lin memegang pipinya yang terasa panas dengan tercengang, matanya menunjukkan ketidakpercayaan.

"Kakak, kamu menamparku? Sejak kecil, kamu belum pernah memukulku, hari ini, kamu menamparku karena dia ?!"

Daisy Lin juga merasa sedih karena menamparnya, tetapi dia terpaksa menamparnya karena Randy Lin sudah keterlaluan.

Selain itu dia juga khawatir setelah Gredy Du marah, itu lebih dari sekedar tamparan.

Jadi dia menjelaskan kepada Randy Lin, "Randy, aku ..."

Randy Lin tidak memberi kesempatan pada Daisy Lin untuk selesai berbicara, dia langsung melangkah keluar dengan marah.

Saat melewati sisi Gredy Du, dia sengaja menabrak Gredy Du dengan keras, dan tatapannya penuh dengan kebencian.

Dia pikir karena Gredy Du-lah jadi Daisy Lin menamparnya.

Melihat Randy Lin pergi dengan penuh dengan kemarahan, Daisy Lin yang sebagai kakaknya merasa sedih dan ingin mengejarnya.

Tetapi ketika dia melewati Gredy Du, dia dipegang oleh Gredy Du, "Aku saja yang mengejarnya, dia salah paham padaku jadi otomatis aku yang harus menyelesaikannya. Jangan khawatir, dia adalah adikmu, aku tidak akan melukainya atau balas dendam padanya, percayalah padaku."

Awalnya, Daisy Lin mengira Gredy Du marah dan mencegahnya mengejar adiknya, tetapi dia tidak menyangkah dia mengatakan hal seperti itu.

Apa yang Gredy Du katakan membuatnya langsung merasa hatinya terasa hangat dan bahkan sedikit malu.

Adiknya memperlakukan Gredy Du dengan sikap seperti itu, tetapi Gredy Du sama sekali tidak marah, dia tentu saja tahu semuanya karena dia.

"Terima kasih."

Menghadapi ucapan terima kasih Daisy Lin, Gredy Du mengangguk sambil tersenyum, lalu dia keluar dan menunggu lift.

Terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru di koridor, itu jelas merupakan suara langkah kaki Randy Lin menuruni tangga karena kesal lift tidak kunjung naik.

Gredy Du tidak terburu-buru, dia menunggu lift terbuka dan masuk dengan santai, lalu langsung turun.

Ketika dia tiba di pintu masuk dia menyalakan sebatang rokok, setelah mengisap beberapa isapan, Randy Lin baru keluar dengan marah.

Ketika melihat Gredy Du berdiri di pintu, Randy Lin sedikit tercengang, lalu dia memarahinya: "Brengsek ..."

Gredy Du tidak memberi Randy Lin kesempatan untuk selesai memarahinya, dia mencekik leher Randy Lin dengan tangan kirinya, dan dia memukulnya dengan tangan kanannya.

Dia sudah bilang tidak akan melukainya, namun itu hanya untuk dikatakan kepada Daisy Lin saja, agar dia jangan khawatir.

Jika dia tidak memukulnya, bukankah dia sendiri sudah menerima pukulan yang sia-sia?

Setelah memukulnya lebih dari sepuluh pukulan berturut-turut, Gredy Du melepaskan Randy Lin yang mimisan dan sudah hampir pingsan.

Gredy Du menyentil abu rokok, kemudian dia langsung berjalan ke depan mobil Poussain usang, dia membuka pintu, dan menyuruh Randy Lin untuk masuk ke dalam mobil.

Randy Lin juga tidak tahu apakah karena dia dipukuli hingga idiot atau karena alasan lain, dia tetap berdiri di depan dan tidak naik ke mobil.

Lalu Gredy Du bertanya kepadanya: "Apakah kamu masih ingin dipukuli lagi baru bisa patuh?"

Setelah bertanya, Gredy Du tidak memedulikan Randy Lin lagi, dia langsung menyalakan mobil.

Di saat berikutnya, Randy Lin akhirnya berjalan hingga ke depan mobil sambil memegangi hidungnya, dia duduk di bagian sebelah pengemudi dengan patuh, dan tidak berani mengatakan apa-apa.

Saat ini, bagaimana dia masih bisa angkuh seperti sebelumnya, bagi anak manja seperti dia, semakin dipukul dengan keras dia akan semakin patuh, dia akan semakin angkuh jika berbicara dengannya baik-baik.

Setelah dia masuk ke dalam mobil, Gredy Du bertanya padanya: "Di mana rumahmu?"

Randy Lin meragu sejenak, hingga Gredy Du menatapnya dengan tatapan galak, dia baru bergegas berkata dengan suara gemetaran.

Keangkuhan sebelumnya, sudah lama menghilang.

Setelah dia selesai mengatakannya, Gredy Du menyalakan mobil dan mengemudikan mobil langsung ke rumah keluarga Daisy Lin.

Saat di perjalanan, Gredy Du menerima telepon dari Daisy Lin, dia menanyakan kemana dia pergi.

Gredy Du menjawab: "Jangan khawatir, aku mengobrol dengan Randy dengan cukup baik, aku akan mengantarnya pulang!"

Untuk membuktikan bahwa mereka berdua memang mengobrol dengan cukup baik, Gredy Du menyerahkan ponsel ke Randy Lin.

Kedua lubang hidung Randy Lin masih disumbat dengan dua bola kapas, ia menerima ponsel dengan gemetaran, kemudian dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan suasana hatinya yang ketakutan, dan berusaha agar membuat suaranya tidak gemetaran, "Kakak, aku baik-baik saja, kakak ipar mengantarku pulang, kamu tidak perlu khawatir ... "

Yang dikatakan orang dahulu benar, anak harus dipukul, jika tidak dia tidak bisa akan menjadi orang.

Lihatlah Randy Lin, setelah dipukuli, dia lebih patuh sekarang, dia malah berinisiatif memanggilnya kakak ipar, anak ini sebelumnya sudah terlalu dimanjakan, kelak harus lebih sering dipukuli.

Dia mengembalikan ponselnya, Gredy Du mengobrol sebentar lagi dengan Daisy Lin, dan kemudian mengakhiri panggilan.

Gredy Du menyalakan sebatang rokok lagi, dan dia tidak berbicara sepanjang jalan, dia langsung mengendarai mobil hingga ke rumah keluarga Daisy Lin.

Melihat mereka sudah tiba, Gredy Du keluar dari mobil dan membuka bagasi, Randy Lin merasa ketakutan.

Dia pernah dengar bahwa ada tongkat baseball di bagasi para gangster.

Gredy Du sekarang pergi membuka bagasi, apakah dia ingin pergi memukuli ibunya dengan tongkat baseball? !

Memikirkan hal ini, Randy Lin langsung sangat ketakutan, "Kakak ipar, ini semua salahku, ini tidak ada hubungannya dengan ibuku, jangan pukul dia!"

Gredy Du memutar matanya, "Bodoh!"

Kemudian dia mengeluarkan koper dan menyuruh Randy Lin membawanya.

"Buka setelah sampai di rumah, kemudian kelak tutup mulutmu, kakakmu sudah menjadi milikku, dan tidak ada hubungannya dengan kalian lagi!"

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu