The Great Guy - Bab 140 Harapan Terakhirnya
Alice Lei benar-benar tidak bisa membayangkan bahwa kakaknya akan melakukan tindakan yang memalukan seperti itu.
Tetapi jika hanya itu tidak masalah, namun dia juga melihat Gredy Du sudah melepas celananya dan berdiri di depan kakaknya.
Sangat jelas mereka berdua hendak melakukan hubungan yang tidak bisa disebutkan!
Melihat kejadian yang ada di depannya, Alice Lei merasa sangat malu hingga wajahnya benar-benar memerah.
Sebagai seorang mahasiswa di era baru, dia juga bukannya belum pernah melakukan hubungan intim dengan pacarnya.
Tetapi ketika dia membuka pintu dan melihat 'hadiah kejutan' ini, itu benar-benar membuatnya syok.
Lalu setelah tercengang beberapa detik, dia buru-buru menutup pintu dengan wajah tersipu, dan pergi seolah melarikan diri.
Setelah Alice Lei meninggalkan kamar, Gredy Du menatap Caroline Lei.
Tetapi Caroline Lei tampak sangat tenang, tidak heran dia adalah seorang wanita berusia 40 tahun, dia sudah berpengalaman jadi sangat tenang.
"Bukankah hanya hubungan pria dan wanita? Dia juga bukannya belum pernah melakukanya, tidak masalah."
"Adikku tidak ada urusan apa-apa, jika ada masalah besar dia akan memanggilku, ayolah!"
Gredy Du tidak bisa berkata-kata, ini adalah pertama kalinya dia merasakan seorang wanita begitu berinisiatif dan tidak sabar.
Tetapi karena Caroline Lei merasa itu tidak masalah, jadi dia otomatis lebih tidak akan memedulikannya.
Lalu setelah itu, tubuh Caroline Lei yang menawan dan seksi membungkus dirinya.
Dia sangat terkejut, keeratan seperti kepalan tangan adalah sesuatu yang tidak pernah dibayangkan Gredy Du.
Dan desahan genit Caroline Lei berikutnya membuatnya semakin bersemangat, dia melakukan tindakan yang sengit di atas tubuh Caroline Lei!
Dan Alice Lei yang duduk di ruang tamu merasa sangat malu hingga wajahnya sangat memerah, dia benar-benar tidak mengerti mengapa kakaknya bisa melakukan ini.
Dia sudah melihatnya, dan dia sedang berada di ruang tamu, namun kakaknya dan pria lain ... Hanya memikirkannya saja dia sudah merasa sangat malu!
Namun, suara kakaknya yang terdengar dari dalam kamar membuatnya tiba-tiba merasakan ada gairah yang tidak jelas muncul di tubuhnya.
Dia bukan belum pernah merasakan gairah semacam itu, dan dia juga tahu persis gairah apa itu.
Jadi ketika dia merasakan gairah di tubuhnya semakin kuat, Alice Lei berencana ingin pergi.
Dia datang menemui kakaknya memang karena ada sedikit urusan, itu mengenai masalah pribadi wanita.
Tetapi sekarang kakaknya malah sedang melakukan itu, selain itu dia juga membuat hatinya terasa kacau, jadi dia tidak tahan lagi.
Dia bangkit dan berjalan cepat ke pintu, tetapi pintunya tidak bisa dibuka lagi.
Ini adalah pintu dengan kunci sidik jari, tidak perlu menekan sidik jari di dalam, hanya perlu menekan tombol hitam untuk membuka pintu, tetapi tidak peduli bagaimana ia menekannya, pintu itu tetap tidak dapat dibuka, Alice Lei sudah merasa sangat panik, kenapa jadi begini, dia tidak bisa pergi, selain itu dia harus mendengar suara desahan bahagia kakaknya jika tidak pergi.
Alice Lei menjadi semakin panik, tetapi dia tidak punya pilihan, jadi dia terpaksa bersembunyi di kamar sebelah, namun suara Caroline Lei terdengar benar-benar sangat bahagia sampai-sampai dia sering berseru, "Ah, Gredy Du, kamu sangat hebat, aku sangat mencintaimu, aku benci kenapa aku tidak bertemu denganmu lebih awal."
"Gredy Du, sayangku, aku sudah mau mati, aku akan mati hidup-hidup karenamu, aku akan menjadi dewi ..."
Segala macam seruan segala macam desahan, membuat Alice Lei benar-benat merasa sangat malu.
Tetapi lambat laun, dia menyadari sesuatu.
Dia masuk pada jam 8 pas, tetapi sekarang sudah jam 8:30, kenapa kakaknya masih mendesah?
Ketika dia bersama pacarnya sebelumnya, dia selesai melakukannya dalam waktu 15 menit, tetapi Gredy Du sudah melakukannya selama setengah jam?
Alice Lei merasa cukup terkejut, tetapi yang membuatnya semakin terkejut adalah hingga pukul 9 Gredy Du masih belum selesai melakukannya.
Saat ini, Alice Lei sudah ketakutan, dia benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana Gredy Du bisa melakukannya.
Dan yang lebih dia perhatikan sekarang adalah dia akhirnya tahu mengapa kakaknya yang sudah berusia 40 tahun namun kulitnya masih sangat bagus.
Alasannya sederhana, karena dia bahagia.
Lihatlah Gredy Du, dia melembabkannya hingga satu jam, bagaimana kulitnya bisa tidak bagus?
Kulitnya yang halus membuat dia merasa iri saat melihatnya, selain itu dadanya juga sangat menawan, dia pun tidak tahan ingin menyentuhnya.
Dan yang paling penting adalah dia sekarang sedang duduk di tempat tidur, kedua pahanya tiba-tiba kencang, kemudian dia menggosok ke kiri dan ke kanan tanpa sadar.
Gerakan ini membuat wajahnya memerah, dia merasa sangat memalukan.
Dia juga tidak ingin melakukannya, tetapi setelah mendengar suara desahan nyaman kakaknya, dia tidak bisa menahan diri untuk berfantasi tentang itu.
Pada saat yang sama, dia juga penasaran, bisa melakukannya selama satu jam, kenyamanan seperti apa itu?
Alice Lei memikirkan hal ini di dalam hatinya, dia tidak bisa menahan diri dan menggosok kedua pahanya dengan lebih sering secara tidak sadar.
Hanya saja gesekan semacam ini hanyalah seperti garukan, itu tidak bisa benar-benar menyelesaikan masalah.
Jadi perlahan-lahan, dia sudah tidak tahan lagi, dia mengulurkan tangan putih kecilnya dengan wajah memerah, dan dengan malu-malu masuk ke bawah roknya.
Meskipun dia tahu tidak boleh demikian, tetapi ... dia benar-benar tidak tahan lagi, dia merasa sangat tersiksa ...
Pada saat yang sama, Jordan Cao merasa lebih tersiksa, dia hampir menangis!
Di arena, Richardman yang berjanji padanya dengan sangat percaya diri, dia benar-benar sangat ganas saat masuk ke arena, terutama saat ia menyuntikkan obat-obatan hormon, dia seperti beruang yang sedang marah, kepalan tangan dan kakinya penuh dengan kekuatan, seolah-olah bukan jantung yang membuatnya bisa bergerak, melainkan mesin 8.0 twin-turbocharged, sangat bertenaga, dan sangat hebat!
Karena ini, pada awalnya Jordan Cao memang menjadi lebih percaya diri.
Namun dengan dimulainya ronde kedua dan ronde ketiga, kepercayaan dirinya seperti balon boneka yang berlubang, dan akhirnya benar-benar sudah kempis.
Karena Hardi Yin melakukan serangan balik, serangan balik Hardi Yin langsung membuat Richardman yang terus dipukul, terhuyung-huyung dan merasa pusing.
Hingga sekarang, Richardman sepertinya tidak tahu di mana Hardi Yin berada, dia hanya meninju kekosongan tanpa pandang bulu.
Penampilannya ini tidak hanya membuat Jordan Cao marah, ia juga membuat para penjudi di lapangan marah.
"Brengsek, kamu ini adalah orang luar negeri yang tidak berguna, kamu adalah orang Eropa yang sakit, bukankah kamu pernah memenangkan 20 pertandingan berturut-turut? Kamu pukul dia!"
"Richardman, kamu ini bajingan, apakah kamu makan kotoran malam ini? Aku bertaruh 300.000 RMB (sekitar 600 juta rupiah) untukmu, 300.000 RMB!"
"Richardman, aku sedang membuka paha ibumu, dan memperkosanya dengan gila-gilaan, apakah kamu marah? Jika kamu marah, bunuh orang yang berada di depanmu, dan menangkan taruhan 22 juta RMB (sekitar 44 miliar rupiah) untukku!!! "
Ada segala macam omelan, pelampiasan amarah, atau perkataan untuk merangsang Richardman, bisa dikatakan mereka telah melakukan semua usaha demi uang.
Tetapi mereka jelas mengabaikan satu hal, Richardman bahkan tidak bisa melihat lawannya lagi, bagaimana mereka masih berharap dia bisa mendengar omelan mereka?
Pada saat ini, dia sudah dipukuli oleh Hardi Yin hingga seluruh indranya mengeluarkan darah, dia terus meninju kekosongan sekuat tenaga!
Hingga Hardi Yin menyerang ke arahnya dan memukulnya dengan lututnya dengan ganas, Richardman akhirnya sudah benar-benar terjatuh ke bawah.
Wasit melangkah maju untuk memeriksanya, para penonton memarahinya dengan suara keras, mereka mencoba membuat Richardman bangun.
Tetapi wasit bahkan tidak perlu repot-repot menghitung, dia langsung memberi isyarat sudah tewas ke arah tribun.
Untuk sesaat, seluruh lapangan hening.
Tindakan ini berarti Richardman bukan dibuat KO oleh Hardi Yin, melainkan dia sudah dibuat tewas oleh Hardi Yin.
Tidak ada aturan di atas arena, nyawa ditanggung masing-masing, dan itu sudah diketahui sebelum naik ke atas arena.
Jadi setelah beberapa detik, seluruh lapangan sangat kacau, ada yang menangis, ada yang berteriak, ada yang putus asa, setiap orang menunjukkan emosi yang berbeda, ada juga orang yang membenturkan kepalanya ke dinding, hingga mengeluarkan suara benturan yang keras, sambil berteriak dia tidak ingin hidup lagi.
Ketika mereka kalah dan kehilangan uang, mereka berpikir tidak ingin hidup lagi, tetapi ketika mereka menang, mereka tidak pernah peduli dengan kehidupan orang lain. Jadi sekarang, beberapa orang yang bertaruh atas nama Hardi Yin yang akan menang, mereka mengejek mereka dengan gembira dan menghitung berapa banyak uang yang mereka dapatkan.
Hanya saja, Jordan Cao sudah tidak memperhatikan ini lagi, dia adalah orang yang sudah putus asa itu.
"Kalah, aku sudah kalah, berapa banyak uang yang masih aku miliki?"
Jordan Cao mengulurkan tangan untuk menyentuh sakunya, dia mengeluarkan uang puluhan RMB (sekitar puluhan hingga seratus ribu lebih rupiah), hanya ini uangnya yang tersisa.
Setelah itu, dia berjalan keluar dengan putus asa, dia menggunakan semua uang yang ia miliki untuk naik taksi pergi menemui Caroline Lei.
Caroline Lei adalah harapan terakhirnya.
Novel Terkait
Love In Sunset
ElinaHusband Deeply Love
NaomiIstri kontrakku
RasudinGue Jadi Kaya
Faya SaitamaDewa Perang Greget
Budi MaSi Menantu Buta
DeddyInnocent Kid
FellaLove And War
JaneThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)