The Great Guy - Bab 25 Ayolah Ketua
Hendri Fu berbalik badan lalu pergi, dia terlihat sangat percaya diri.
Dan di samping itu, Budi Qian sangat senang, sehingga dia tertawa terbahak-bahak dan dia berjalan kehadapan Gredy Du untuk menyombongkan diri.
“Kamu benar-benar bodoh, kamu sudah jatuh ke dalam jurang Ketua, aku beritahu kamu,Sekretaris utama dari Perusahaan Honeycom, dan Hendri Fu, mereka berdua sudah dekat semenjak masih kecil, mereka berdua telah sepakat untuk menikah setelah lulus.”
“Tidak menyangka, sekarang kamu berani membuat perjanjian seperti ini dengan Ketua, jika mengalahkanmu, maka bersiaplah memanggilnya Kakek, haha!”
Budi Qian melangkah pergi dengan sombong, seolah-olah Gredy Du sudah kalah.
Di samping itu, Siska Meng juga merasa sangat cemas: “Gredy Du, Gredy Du, mengapa kamu membuat perjanjian seperti ini dengan Ketua? Sekarang semuanya akan kacau, aku tidak menyangka pacarnya adalah Sekretaris utama dari Perusahaan Honeycom… begini saja, aku akan pergi untuk meminta maaf kepada dia.”
Sambil berbicara, Siska Meng bersiap untuk pergi, untuk menggantikan Gredy Du meminta maaf kepadanya, tapi sebelum Siska Meng melangkah pergi, Gredy Du menarik tangannya untuk kembali.
“Kata dia, kamu juga percaya, sebelumnya aku pernah bertemu Sekretaris utama dari Perusahaan Honeycom di mall, dan dia adalah seorang pria dewasa.”
“Jadi dia hanya asal-asalan bicara, dia hanya mencoba menakuti kita, agar kita segera meminta ampun kepadanya, jadi mereka berdua hanya akting!”
Gredy Du membuat Siska Meng percaya bahwa apa yang dikatakan dirinya adalah kebenaran dari masalah ini.
Tapi Siska Meng masih khawatir, khawatir bagaiamana dengan 100 posisi kerja.
Gredy Du berpikir sejenak: “Kamu bantu aku, karena pemimpin Perusahaan Honeycom bersedia untuk berhadapan denganmu, bantu menyumbang banyak uang di sekolah kita, mungkin kamu bisa membicarkannya dengan dirinya lagi, dan dia juga akan bersedia menjanjikan 100 posisi kerja?”
Siska Meng berpikir-pikir: “Tidak mungkin, sumbangan dan posisi kerja adalah dua hal yang bebeda, lagipula yang dibutuhkan adalah 100 posisi kerja!”
Gredy Du menjawab: “Lagipula, yang dibicarakan hanya tentang posisi kerja untuk magang, dan kita tidak tahu dengan jelas ada posisi kerja apa saja, ada begitu banyak bisnis komersial di bawah pengawasan Perusahaan Honeycom, dan ada begitu banyak posisi kerja, ada sales, kasir dan staff, untuk ketiga ini saja 100 posisi kerja masih tidak cukup.”
Mata Siska Meng berbinar: “Sepertinya apa yang kamu katakan itu masuk akal, tetapi dengan begini, apakah kita bisa menipu mahasiswa yang magang ke depannya?”
“Apa yang kamu takutkan, ada mekanisme promosi yang lengkap di perusahaan ini, lagipula kita memiliki ijazah, dan kita dapat mendorong siswa jurusan pemasaran, akuntansi, dan jurusan terkait lainnya untuk pergi ke sana, selama mereka dapat menerima tekanan, mereka mungkin akan dipromosikan menjadi kepala bagian!”
“Kelihatannya sangat bagus jika memberikan kantor kepada siswa yang magang, tapi setelah magang, bisakah menjadi pemimpin?”
Dibodohi oleh Gredy Du, Siska Meng segera berpikir bahwa masalah ini dapat diandalkan, kemudian dia segera pergi ke Perusahaan Honeycom.
Kali ini, Gredy Du tidak menemaninya, dan mencari alasan agar dirinya tidak ikut, dan kemudian menelpon Edyanto Liu.
Di telepon, Gredy Du berbicara dengan sekretaris Edyanto Lio.
Pada saat itu Sekretaris itu marah: “Presdir, dia berbicara asal-asalan, kami hanya penduduk desa biasa, hanya saja kami tinggal di kota, sebelumnya aku tidak kenal dia, dia sendiri lah yang tanpa malu-malu datang mendekatiku.”
“... Baiklah, kamu jangan khawatir, aku sudang mengatasi masalah 100 posisi kerja untuk magang. Adapun Hendri Fu, aku akan memberi dia pelajaran, karena sudah berbicara sembarangan saat berada di luar!”
Setelah menutup telepon, Gredy Du mencari sudut untuk duduk dan mengeluarkan sebatang rokok lalu menyalakannya.
Sebenarnya, apa yang dikatakannya kepada Siska Meng sebelumnya, bukan sepenuhnya tipuan.
Meskipun siswa-siswa ini semuanya adalah lulusan dari sekolah swasta, tapi kemampuan mereka dalam bidang sales dan kasir, mereka sangat hebat, seperti yang dikatakan Edyanto Liu, jika sebuah perusahaan ingin berkembang, itu semua tidak hanya bergantung kepada para pemimpin yang ada di atas, tetapi juga bergantung kepada karyawan bawahan.
Jika karyawan yang ada di bawah bekerja dengan sangat baik, dan para pemimpin yang ada di atas tidak malas-malasan, maka perusahaan pasti akan berkembang.
Tetapi sebaliknya, jika pemimpin di atas bermalas-malasan, dan karyawan bawahan bekerja dengan tidak benar, maka perusahaannya akan berakhir.
Jadi awalnya, Gredy Du tidak berencana untuk mempedulikan Hendri Fu, ketika dia kepikiran dengan 100 mahasiswa profesional yang menjadi pemimpin bawahan, dia sangat senang menerima masalah ini, lagipula, ini sangat bermanfaat bagi perusahaan, dan bisa membuat Hendri Fu malu, mengapa tidak senang melakukannya…
Sekitar setengah jam kemudian, Sisaka Meng kembali ke sekolah dan mencari Gredy Du.
“Gredy Du, Gredy Du, kamu benar-benar hebat, aku pergi mencari pemimpin Perusahaan Honeycom untuk membicarakan masalah itu, awalnya mereka tidak setuju. Aku berbicara sesuai dengan yang kamu ajarkan kepadaku sebelumnya, dan mereka segera menyetujuinya, lalu mereka membanggakanku!”
“Gredy Du, kamu sangat hebat, bagaimana caranya kamu memperhitungkan ini semua, kamu benar-benar seperti dewa!”
Tatapan mata Siska Meng seperti menyembah, membuat Gredy Du merasa dirinya sangat berguna.
Tapi dia tidak berani melihatnya lagi, lagipula, wajah Siska Meng begitu cantik, membuat hatinya sedikit tergerak.
“Baiklah, lupakan masalah ini, mari kita cari Hendri Fu dan suruh dia memenuhi janjinya.”
Selesai berbicara, Gredy Du membawa Siska Meng pergi bersamanya, pergi ke ruang pengumuan sekolah dan menyuruh seseorang untuk memanggil Hendri Fu.
Setelah duduk di ruangan pengumuman sebentar, segera Hendri Fudatang bersama Budi Qian.
Sebelum Hendri Fu mengatakan apa-apa, dengan sombong Budi Qian berteriak dengan puas: “Bagaimana? Saat ini tidak berani menghalangi lagi kan? Aku beritahu kalian, lain kali ketika melihat ketua dan aku, lebih baik kalian hormat kepada kami, jika perlua kalian panggil kami kakak.”
“Jangan berakting lagi, jangan merendahkan orang lain, memangnya siapa kamu!”
Desakan Budi Qian sangat khusus, tetapi sebelum dia selesai mendesak, dia didorong ke samping oleh Hendri Fu.
Sialan, perkataan ini seharusnya dikatakan oleh dia, Budi Qian ikutan gila.
Memelototi Budi Qian, dan kemudian Hendri Fu memandang Gredy Du: “Permisi, di mana mikrofon, cepat panggil kakek!”
Hendri Fu sudah memikirkannya, Gredy Du berteriak tiga kali di dalam ruangan pengumuman, dia langsung mengungkapkan bahwa tidak bisa seperti ini, lagipula semua orang adalah mahasiswa, harus menghargai perasaan teman sekolahnya ini dan tidak terlibat dalam sanjungan.
Dia harus mengambil reputasi kemurahan hati setelah mengambil keuntungan darinya.
Tapi sebenarnya sangat jelas berbeda dari apa yang dipikirkan Hendri Fu, karena Gredy Du tidak meminta ampun, sebaliknya, dia memberi isyarat kepada Siska Meng untuk mengeluarkan dokumen itu.
Kemudian, Siska Meng mengeluarkan persetujuan pertama untuk posisi magang yang diperoleh dari Perusahaan Honeycom dan menyerahkannya kepada Hendri Fu.
Setelah Hendri Fu mengambilnya, dia terdiam di tempat, dan dia terlihat membeku.
Sementara Budi Qian penasaran dan bergegas melihatnya, dia langsung kebingungan saat melihat itu.
Karena perjanjian tersebut dengan jelas menyatakan bahwa Perusahaan Honeycom bersedia memberikan 100 posisi magang untuk mahasiswa.
“Ini, ini tidak mungkin, bagaimana bisa Perusahaan Honeycom menyetujuinya, bagaimana bisa menyetujuinya dengan senang hati?”
Budi Qian tidak bisa mengerti, bahwa bahkan jika Perusahaan Honeycom menyetujuinya, efisiensi Gredy Du dan Siska Meng seharusnya tidak tinggi kan?
Dan bukannya masih ada sekretaris utama Perusahaan Honeycom?
Jadi Budi Qian bertanya kepada Hendri Fu: “Ketua, apakah kamu ingin memberi tahu teman masa kecilmu tentang ini? Kamu telepon dia dan tanyakan padanya apakah perjanjian ini palsu atau tidak, aku ragu itu hanya dibuat-buat oleh mereka!”
Hendri Fu memelototi Budi Qian, lalu dia menendang kakinya dengan kuat.
Jika Budi Qian tidak membuat keributan kepadanya, bagaimana dia bisa jatuh ke dalam situasi yang canggung seperti sekarang.
Perjanjian itu tentu tidak palsu, jika perusahaan memalsukan stempel, maka itu adalah suatu kejahatan, dan bisa dihukum!
Adapun Sekretaris utama Perusahaan Honeycom, dia bukannya tidak menelepon, tetapi dianya yang tidak menjawab…
Memegang salinan perjanjian di tangannya, saat ini Hendri Fu merasa malu.
Jika dokumen ini asli, merobeknya bukanlah masalah besar dan tidak akan diakui, tapi ini adalah salinan, tidak ada gunanya untuk merobeknya, dia masih memiliki yang aslinya!
Oleh karena itu, Hendri Fu memaksakan untuk senyum tersanjung.
“Ini, Gredy Du, kamu lihat kami...”
Pada saat ini, Gredy Du sudah berada di depan mikrofon dan mengetuknya dua kali: “Ayolah, ketua, aku ingin menjadi kakekmu.”
Novel Terkait
Mbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeMy Goddes
Riski saputroCinta Dan Rahasia
JesslynMy Cute Wife
DessyMy Secret Love
Fang FangAdieu
Shi QiCinta Yang Berpaling
NajokurataThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)