The Great Guy - Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
Hendri Fu kebingungan, dia tidak menyangka Gredy Du akan blak-blakan seperti itu.
“Aku adalah seorang ketua, berani-beraninya kamu berbicara seperti itu kepadaku?”
Hendri Fu sangat jelas terkejut, dia tidak percaya Gredy Du akan melakukan hal yang gila, tapi Gredy Du sangat jelas melakukan hal yang lebih gila.
“Ada apa dengan ketua, memangnya ketua ada hak khusus apa, apakah ketua harus dipandang, apakah harus menuruti apa kata ketua?”
Gredy Du mengatakan ini, meskipun perkataannya sedikit tidak senonoh, tetapi Siska Meng masih terkikik.
Jangankan Siska Meng, bahkan Budi Qian yang ditendang ke samping, merasa senang juga.
Tapi kepikirkan dengan posisinya yang tidak tepat, dengan segera menutup mulutnya lagi, tapi kata-kata itu benar-benar sangat lucu!
Hendri Fu sangat marah, setelah menatapi Budi Qian dengan marah, dia berjalan keluar.
“Aku tidak mengatakan apa-apa, siapa yang bisa memberikan kesaksian, siapa yang bisa memberikan kesaksian? Kamu sendiri yang mau mencari tempat magang!”
Pada saat ini, Budi Qian segera berkata: “Benar, aku yang akan memberika saksi, sebelumnya ketua tidak mengatakan apa-apa!”
Siska Meng sangat jengkel dan berkata: “Kalian tidak tahu malu, aku bisa menjadi saksi atas perjanjian taruahan antara kalian dan Gredy Du!”
Budi Qian menyeringai: “Kamu ini asal-asalan, kamu sudah dibodoh-bodohi oleh Gredy Du, siapa yang tidak tahu, tidak ada gunanya kamu bersaksi!”
Siska Meng marah sehingga wajahnya memerah, dia dengan marah menunjuk ke arah Budi Qian dan Hendri Fu, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa-apa.
Gredy Du sudah duluan menduga bahwa masalah ini akan diputar balikan ceritanya dan tidak mau mengakuinya, dan juga ada perlakuan yang mendalam dan jelas terhadap orang-orang ini, jadi dia menggunakan slogan orang-orang Cina Timur Laut: Walaupun bisa bertarung, tapi jangan membuat kekacauan!
Jadi kemudian, Gredy Du langsung bergegas maju ke depan, dan langsung melakukan tangkapan kecil seperti yang diajarkan oleh Hardi Yin, dan meraih lengan kiri Hendri Fu.
Ketika tulang lengannya dipelintir, pada saat itu juga Hendri Fu menunjukkan giginya: “Sakit, sakit, sakit, hentikan, lepaskan aku...”
Hendri Fu berteriak seperti itu, membuat Siska Meng merasa tidak nyaman, dan itu adalah pertama kalinya, Siska Meng merasa dirinya seolah-olah mempunyai hubungan dengan seorang pria.
Tapi Gredy Du juga tidak memperdulikan ini, dia tahu bahwa orang harus bertanggung jawab dengan apa yang mereka katakan.
Dia begini, jadi dia meminta orang lain untuk melakukan hal yang sama, jika orang lain tidak melakukannya, dia akan memaksa lawannya untuk melakukannya!
Setelah memelintir lengan Hendri Fu, Gredy Du langsung membawanya ke depan mikrofon.
“Sekarang kamu panggil aku Kakek sebanyak tiga kali, atau aku akan mematahkan lenganmu sekarang.”
Gredy Du tidak hanya berbicara, tangannya juga semakin kuat memegang tangan Hendri Fu, pada saat itu juga, Hendri Fu sangat kesakitan sehingga dia menunjukkan giginya.
Hendri Fu tidak ingin melakukan ini, kemudian dia segera berteriak memanggil Budi Qian: “Budi Qian, apa yang kamu lihat, cepat bantu aku!”
Budi Qian tidak menyangka, Gredy Du akan berani menghajar ketua perserikatan siswa, dan dia pun tertegun.
Dan sekarang Hendri Fu merintih kesakitan, dan kemudian Budi Qian bergegas maju dengan membuat gerakan mengancam.
“Gredy Du, kamu benar-benar cari mati!”
Saat melihat ini, Budi Qian segera berteriak.
Tapi saat Budi Qian mendekat, dia ditendang oleh Gredy Du, membuat perutnya sakit, dan membuat dirinya terbaring di lantai.
Awalnya, Gredy Du adalah seorang anak yang tumbuh di desa dekat pegunungan, dengan tubuh yang kuat, baru-baru ini, dia diajarkan oleh Hardi Yin, jadi membereskan Budi Qian yang tidak berguna ini, bukanlah masalah besar
Setelah menendang Budi Qian, Gredy Du semakin kuat memelintir lengan Hendri Fu.
“Aku mengerti, ke depannya lenganmu ini tidak ada gunanya lagi!”
Selesai berbicara, Gredy Du ingin membuat lengan Budi Qian patah.
Hendri Fu sangat ketakutan sehingga dia tidak bisa melakukan apa-apa: “Jangan, jangan, jangan… jangan lakukan ini…”
Ada lengan, dan ada wajah, tentu saja, lengan sangat penting.
Setelah membuat keputusan, Hendri Fu dengan terpaksa menyalakan mikrofon, dan kemudian berteriak: “Aku Hendri Fu, aku menganggap Gredy Du sebagai kakek; Aku Hendri Fu, aku menganggap Gredy Du sebagai kakek; aku Hendri Fu, aku menganggap Gredy Du sebagai kakek.”
Setelah berteriak, Hendri Fu ingin menangis, kali ini, dia benar-benar kehilangan harga dirinya.
Dan ini adalah waktu sekolah, semua orang sedang tidak berada di kelas, ada yang di alun-alun, di kantin, dan juga di asrama.
Akhirnya, perkataan Hendri Fu langsung menyebar ke seluruh sekolah:
“Bukan, ketua dari perserikatan siswa, bagaimana bisa dia mau menjadi anak buah?”
“Gila, Hendri Fu, tidak menyangka dia menganggap Gredy Du sebagai kakeknya, ada apa ini?”
“Bukankah itu Gredy Du kelas kita, seharusnya bukankan, Gredy Du tidak bisa apa-apa, mengapa Hendri Fu begitu membanggakannya?”
Saat semua orang terkejut dengan berita itu, kemudian terdengar suara Gredy Du.
“Ketua Hendri Fu, apa yang kamu lakukan, semuanya adalah teman sekolah, saling membantu adalah suatu keharusan, aku merasa sangat tidak nyaman saat kamu berkata seperti itu. Kita adalah teman satu sekolahan, kita harus menghargai persahabatan teman-teman sekolah kita, kita tidak boleh membeda-bedakan angkatan.”
“Hei, mengapa kamu masih berlutut, jangan lakukan itu, ketua jangan lakukan itu, mengapa kamu masih bersujud...”
Setelah Gredy Du berbicara di mikrofon, kemudian dia mematikan mikrofonnya.
Pada saat itu juga, Hendri Fu marah: “Gredy Du, kamu benar-benar cari mati, kapan aku berlutut untukmu, kapan aku bersujud kepadamu, bagaimana bisa kamu memfitnah aku seperti ini?!”
Gredy Du dengan senang menendang Hendri Fu: “Aku hanya bercanda, kamu lihat dirimu sangat tergesa-gesa, baiklah aku akan menjelaskannya kepadamu.”
Gredy Du menyalakan mikrofon, dan kemudian berkata: “Semua mahasiswa, barusan hanya kesalahpahaman, ketua Hendri Fu tidak berlutut untukku, apalagi bersujud kepadaku, jangan percaya dengan apa yang baru saja aku katakan.”
Di samping itu, Hendri Fu berteriak: “Dia penipu, dia sedang berbohong, aku sama sekali tidak bersujud padanya!”
Gredy Du segera berkata: “Benar, benar, aku berbohong, tolong semuanya jangan percaya kepadaku.”
Selesai berbicara, Gredy Du memutuskan kabel mikrofon.
Wajah Hendri Fu semakin murung, dia tidak bisa menjelaskannya dengan jelas.
Semakin dia memikirkannya, semakin dia marah, dan tubuhnya semakin bergetar hebat.
Kemudian, mata Hendri Fu penuh dengan air mata, dia menunjuk Gredy Du dengan marah: “Gredy Du, kamu tunggu aku, dan lihat bagaimana aku akan membereskanmu!”
Setelah mengancam, Hendri Fu berlari dengan marah, dan Budi Qian segera mengikutinya.
Sampai di kampus, setelah ada wanita dari komunitas menari melihat Hendri Fu, wanita itu segera menghampiri Hendri Fu.
“Ketua, sebenarnya apa yang terjadi barusan, mengapa kamu berlutut dan bersujud, sebenarnya ada apa?”
Hendri Fu sangat marah besar: “Apa yang kalian katakan, aku sama sekali tidak berlutut ataupun bersujud!”
Pada saat itu juga, wanita itu merasa tidak nyaman: “Kamu bilang kamu tidak berlutut, jika kamu mengatakannya kepadaku, kamu juga tidak akan kehilangan harga dirimu!”
Hendri Fu memelototinya, dan wanita itu segera pergi, wanita itu menunjukkan bahwa dirinya tidak percaya bahwa Hendri Fu tidak berlutut.
Dan orang-orang di sekitar Hendri Fu sedang membicarkan masalah Hendri Fu yang berlutut barusan.
Ini membuat Hendri Fu marah: “Gredy Du, jika aku tidak bisa membalas dendam hari ini, jangan panggil aku Hendri Fu!!!”
Hendri Fu mau mengganti namanya atau tidak, Gredy Du sama sekali tidak peduli.
Di mata Gredi Du, Hendri Fu hanyalah sebuah sampah yang bisa diinjak kapan saja, yang sama sekali tidak pantas untuk dipedulikan.
Saat ini, yang paling penting menurut Gredy Du adalah pergi ke rumah Siska Meng dan makan malam bersamanya.
Dikatakan bahwa wanita ini, hanya tinggal sendirian, lalu malam ini…
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMenantu Hebat
Alwi GoSi Menantu Dokter
Hendy ZhangBlooming at that time
White RoseThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)