The Great Guy - Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga

“Tuan Du, Tuan Du. Ini semua salahku. Aku tidak akan berani mengulanginya. Aku mohon ampuni aku…”

Permohonan ampun yang histeris semakin mengecil hingga menghilang setelah dia ditarik pergi oleh para petugas keamanan.

Ada beberapa hal dan beberapa orang yang layak diampuni, dia tidak akan terlalu banyak menuntut. Tetapi orang seperti Manager on Duty itu, sama sekali tidak boleh diampuni.

Maka dari itu dia langsung dipecat. Gredy Gu yang memecatnya. Devan Huang mana berani berpendapat apa-apa.

Dia sibuk mengundang Gredy Du dan Malvin Mu untuk masuk ke dalam ruangan privat dengan kelas paling tinggi. Devan Huang sendiri yang turun tangan menyusun sebuah meja baru bagi mereka.

Di atas meja itu dia sediakan segala sesuatu yang dia kira dapat menyenangkan hati Gredy Du, dan segala macam penebusan. Dia tidak merasa dirugikan.

Bukan hanya tidak merasa dirugikan, dia malah merasa sangat berterima kasih.

Perlu diketahui, apabila Gredy Du memberitahu semua orang akan kejadian hari ini, habislah reputasi Restoran Sea Wave.

Siapa tahu makanan dan minumannya sendiri selama ini juga pernah diludahi oleh manager itu…

Sebelum meninggalkan tempat itu, Gredy Du sekali lagi mencari pelayan wanita yang ramah dan baik hati tadi.

Kemudian dia berkata kepada Devan Huang: “Aku rasa dia layak dijadikan Manager on Duty, bagaimana menurutmu?”

“Hah?” Belum sempat mendengar jawaban Devan Huang, pelayan wanita itu cepat-cepat melambaikan tangan: “Aku baru bekerja setengah bulan di sini. Aku tidak sanggup. Kemampuanku tidak cukup. Aku tidak tahu apa-apa.”

Gredy Du tersenyum: “Kalau aku bilang kamu sanggup, kamu pasti sanggup. Kalau tidak sanggup pun, Bos Huang akan membuatmu menjadi sanggup. Bos Huang, apa aku benar?”

Devan Huang langsung mengangguk: “Tentu saja benar. Wanda Liu, mulai saat ini kamu adalah Manager on Duty kami.”

Pelayan wanita yang bernama Wanda Liu itu menjadi sangat bersemangat. Dia tidak menyangka keramahan sesaatnya dapat memperoleh hasil yang sangat baik seperti ini.

Presdir Perusahaan Honeycom itu, orang baik…

Setelah meninggalkan Restoran Sea Wave, Gredy Du menyetir mobil dan mengantarkan Malvin Mu pulang ke rumahnya. Lalu dia menghentikan mobilnya di parkiran perusahaan.

Rolls-Royce Cullinan itu memang bagus, tetapi dia menggunakannya hanya untuk menyesuaikan dengan identitasnya sebagai Presdir saja. Untuk digunakan sehari-hari mobil itu terlalu menarik perhatian. Dia tidak suka.

Maka dari itu, dua hari sebelumnya Gredy Du meminta Edyanto Liu untuk mengambil VW Passat tua dari perusahaan. Cukup nyaman dipakai.

Sambil memegang kunci mobil VW Passat, Gredy Du mencari-cari mobil yang telah disiapkan Edyanto Liu untuknya itu.

Ternyata belum juga sempat menemukan mobil itu, dia malah bertemu dengan sekelompok orang.

Mereka bertujuh atau delapan orang dengan baju dan topi hitam. Bagian atas wajahnya ditutupi dengan kacamata hitam, sedangkan bagian bawah wajahnya ditutupi masker.

Tidak perlu melihat pisau parang yang mereka genggam di tangan. Melihat dandanan mereka saja sudah jelas bahwa mereka bukan orang baik-baik.

Kenyataanya memang seperti itu. Setelah melihat Gredy Du, tanpa bersuara, mereka mulai mengangkat parangnya dan mulai menyerang.

Mereka sangat fokus dan tidak berbasa-basi. Begitu melihat targetnya, mereka langsung mulai membacok. Jelas terlihat bahwa mereka sering melakukan hal seperti ini.

Gredy Du sejak kecil sering diejek dan berkelahi. Dia sudah terbiasa melakukan hal-hal seperti itu. Dia sama sekali tidak malu-malu.

Apalagi sejak dia belajar beberapa jurus dari Hardi Yin, dia malah merasa bersemangat ingin mencobanya.

Maka saat sekelompok orang itu menyerangnya, dengan senangnya dia membuang kunci di tangannya dan melepas jaketnya.

Dia menggulung-gulung lengan bajunya dan bersiap-siap untuk berkelahi hebat!

Tepat pada saat itu, tiba-tiba muncul seseorang dari bawah bayang-bayang gelap dan langsung menerjang sekelompok orang-orang berbaju hitam itu.

Melihat bayangan tubuhnya yang kekar saja dia tahu bahwa orang itu adalah Hardi Yin yang datang untuk melindungi dirinya. Saat itu dia merasa sebal dan cepat-cepat ikut menyerang.

Siapa sebenarnya Hardi Yin. Dia adalah seorang ahli bela diri. Pelatih pasukan militer. Lalu dia juga pernah menjadi pembunuh bayaran gelap, dan tukang pukul ilegal yang keberadaannya tersembunyi. Membiarkan dia yang maju, sekelompok orang itu mana mungkin ada yang selamat? Masalahnya, Gredy Du sendiri belum sempat menghajar mereka sampai puas!”

Maka dari itu, saat menyerbu ke depan, dia berteriak sampai pucat: “Tinggalkan satu untukku! Kamu sedang apa sih!”

Hardi Yin bergumam: “Rebut saja sendiri kalau sanggup!”

Gredy Du sebenarnya ingin berusaha mengandalkan kekuatannya sendiri dan merebut mereka darinya. Tetapi dari seluruh orang-orang tersebut dalam sekejap mata saja sudah ada empat orang yang tumbang di tangan Hardi Yin.

Sekelompok orang-orang berbaju hitam pun merasa sangat tertekan. Biasanya orang yang menjadi target mereka yang beraduh-aduh minta ampun. Tetapi hari ini sangat berbeda. Orang yang menjadi target malah beradu-adu ingin mendapat giliran untuk menghajar mereka. Apa-apaan ini. Kita bukan sedang bermain-main. Kita datang untuk memutuskan leher orang.”

Bahkan ada orang yang merasa sangat marah. Dia berteriak di ujung tenggorokannya: “Bisakah kalian menghormati pekerjaan kami? Tidak sopan sekali!”

Sesungguhnya Gredy Du lumayan merasa hormat terhadap mereka. Susah payah dia berhasil merebut satu orang dari tangan Hardi Yin, dia cepat-cepat menyeretnya ke pinggir.

“Aku tidak serakah. Aku pukul kamu sekali saja ya?”

Dia merebut pisau parang dari tangan orang berbaju hitam, lalu memegannya dengan arah terbalik dan hendak menumbuk mata orang itu dengan gagangnya.

Tapi belum juga gagang pisau itu sempat meraih matanya, tiba-tiba ada tapak kaki yang mendarat dari atas langit. “Dhuak”. Si orang berbaju hitam tertendang hingga pingsan.

Melihat Hardi Yin berdiri di sebelahnya dan melihat orang yang susah-susah ditangkapnya tadi. Gredy Du merasa sangat gemas.

“Apa yang kamu lakukan. Sudah susah-susah aku menangkapnya. Mengapa kamu menendangnya sampai pingsan?”

Hardi Yin sampai kehilangan kata-kata. Awalnya dia berpikir jangan sampai Gredy Du merasa terlalu takut karena dia harus menghadapi kejadian-kejadian seperti ini.

Tetapi itu hanya sebatas pemikirannya saja. Kenyataannya bukan hanya Gredy Du tidak merasa takut sedikit pun, dia malah merasa girang. Mendengar akan ada perkelahian, seolah seperti mau merayakan tahun baru saja.

Melihat sekilas seluruh orang-orang berbaju hitam yang bergelimpangan di atas lantai, Hardi Yin berkata kepada Gredy Du: “Tuan muda junior. Mereka datang untuk membunuhmu, bukan datang untuk bermain dan berkelahi denganmu. Sangat berbahaya!”

“Tentu saja aku tahu. Kalau hanya berkelahi, mana mungkin mereka masing-masing memegang pisau parang dan menyerbuku. Aku bahkan bisa menebak 90% kemungkinan ini adalah ulah Jordan Cao.”

Gredy Du menyalakan sebatang rokok. Sama sekali tidak keberatan akan kenyataan bahwa dia nyaris dibacok. Dia juga tidak merasa marah.

Malah dia terlihat lebih marah karena Hardi Yin menghabisi mereka seorang diri. “Aku tidak peduli. Lain kali kamu harus menyisakan satu orang untukku.”

Hardi Yin tidak tahu lagi bagaimana baiknya. “Kamu masih mau ada lain kali? Kamu ini agresif sekali…”

Gredy Du sama sekali tidak merasa heran Jordan Cao mengutus orang-orang untuk membunuhnya.

Dia sekaligus membuat Jordan Cao kehilangan uang ratusan juta RMB. Kalau tidak ada pergulatan sedikit pun darinya, malah dia sama sekali tidak berperilaku seperti dirinya sendiri, si bajingan besar, Jordan Cao.

Tetapi Gredy Du juga merasa keberatan terhadap Jordan Cao.

“Aku bahkan belum turun tangan untuk berurusan denganmu tentang masalah di hotel. Lagi-lagi kamu yang duluan mencari masalah denganku.”

“Sepertinya kalau aku tidak mengoleskan sesuatu padamu, selamanya kamu tidak akan tahu betapa berwarna-warninya dunia ini.”

Setelah bergumam sendiri, Gredy Du memanggil Hardi Yin. Lalu dia menginstruksikan beberapa hal kepadanya.

Hardi Yin mengerutkan alisnya: “Apakah pantas kita lakukan hal ini?”

Gredy Du balik bertanya: “Tidak pantas kah?”

Hardi Yin berpikir dengan seksama. Lalu dia membereskan orang-orang yang dia hajar hingga bergelimpangan itu.

Sambil beres-beres dia bergumam: “Tuan muda junior jahat juga. Dari kepala sampai kaki borok bernanah (ungkapan: jahat luar dalam). Sangat jahat sekali…”

Setelah pergi meninggalkan parkiran, dia menyetir VW rongsokannya dengan semena-mena di atas jalanan menuju ke tempat kediamannya.

Di tengah perjalanan, dia menyambut telepon dari Edyanto Liu: “Presdir Du, kluster baru itu sudah ada kabarnya.”

Kluster baru adalah area lahan pengembangan yang sudah disahkan oleh otoritas setempat. Di antaranya terdapat beberapa lahan berharga tinggi (area emas). Hal ini sudah pernah dibicarakan Edyanto Liu dengan Gredy Du di dalam perusahaan. Saat ini dia hanya menginformasikan tentang waktu pelelangan padanya.”

“Oh ya. Jordan Cao dan Perusahaan Golden Tiger pasti memasang mata mereka pada ketiga area emas itu. Kita harus bersiap-siap.”

Tentu saja mereka harus melakukan persiapan. Bukan hanya itu, mereka juga perlu persiapan tambahan. Kedua tangan mereka harus siap sedia.

Tangan yang satu harus menyiapkan apa yang tadi sudah dia pesankan kepada Hardi Yin. Tangan yang satunya lagi harus menyiapkan… tentu saja dia akan menyerahkan ini kepada Edyanto Liu.

Detik berikutnya, Gredy Du mulai menyampaikan seluruh isi pemikirannya kepada Edyanto Lin. Dia lalu menambahkan instruksi: “Ambil uang tunai sebesar 10 juta RMB (sekitar 20 miliar rupiah) dari perusahaan, mulai besok kita akan melaksanakan hal ini!”

Edyanto Liu terdengar diam sesaat, lalu dia menghela napas…

“Presdir Du, ternyata kamu jahat juga!”

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu