The Great Guy - Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
Sebelum Gredy Du selesai bertanya, Patricia Ye sudah malu hingga tidak menanggapinya lagi.
Orang macam apa, yang menanyakan pertanyaan memalukan seperti ini secara langsung, dia tidak ingin menjawabnya!
Dan ketika Gredy Du bertanya, dia tidak bisa tidak mengingat bagaimana perasaannya tadi malam, yang membuatnya merasa sedikit tidak nyaman.
Untungnya, selanjutnya Gredy Du tidak membahas topik semacam ini yang membuatnya merasa malu, dan langsung mengendarai mobil menuju bioskop.
Setelah membeli dua tiket film secara acak, dan kemudian membeli beberapa makanan ringan, Gredy Du menyuruh Patricia Ye untuk memasuki bioskop.
Karena ini masih pagi dan juga bukan hari libur, jadi tidak banyak orang datang ke bioskop.
Setelah memasuki bioskop, rupanya hanya mereka yang berada di dalam bioskop tersebut, dan tidak ada orang ketiga yang datang.
Ini adalah situasi yang baik, setidaknya Gredy Du dapat melakukan apapun yang dia hendaki nantinya.
Film ini adalah film terkenal dari luar negeri, aksinya cukup liar, tetapi Gredy Du tidak merasakan apapun.
Jadi tidak lama setelah film ditayangkan, Patricia Ye sedang makan makanan ringan dan menonton film, dan menyadari bahwa Gredy Du telah meninggalkan kursinya.
Dia mengira Gredy Du akan pergi ke kamar mandi atau semacamnya, tapi nyatanya tidak.
Bokong yang baru saja diangkat dari kursi sudah duduk di tanah, dan itu tepat di depan Patricia Ye.
Awalnya Patricia Ye sedikit khawatir, dan secara naluriah menjepit kakinya.
Tetapi ketika dia ingat bahwa dia mengenakan celana olahraga, dia menjadi sedikit lebih tenang.
Bagaimanapun, dia tidak bisa melihatnya, dan aku tidak akan bisa dirangsang olehnya. Kamu boleh duduk di manapun yang kamu inginkan, aku akan menganggapmu sebagai angin saja.
Hanya saja tidak apa-apa untuk berpikir demikian, tetapi faktanya berbanding terbalik dengan yang dia pikirkan.
Karena saat berikutnya, Patricia Ye merasa sepatu olahraganya dilepas.
Kemudian, kaki putih kecilnya yang dibungkus dengan stoking pendek terlihat, dan Gredy Du memainkannya dengan lembut.
Patricia Ye sedikit malu, tapi dia lebih seperti tidak bisa berkata apa-apa, "Sedang menonton film, bisakah kamu berkonsentrasi dan tidak membuat masalah."
Gredy Du tidak peduli tentang ini, menonton film apa, apa artinya menonton film, bagaimana bisa lebih berarti dari wanita cantik yang berada di depannya?
Jadi dia mengangkat kaki kecil yang menarik itu, lalu mengarahkannya ke wajahnya, merasakannya dengan lembut di pipinya.
Patricia Ye menjadi lebih malu sekarang, dan wajah cantiknya menjadi semakin panas.
"Aduh, apa yang kamu lakukan, lepaskan kakiku."
"Tidak akan, kamu belum melakukan apa yang kamu janjikan padaku kemarin!"
Ketika Gredy Du mengucapkan ini, Patricia Ye tercengang, Dia tidak ingat apa yang dia janjikan pada Gredy Du kemarin.
Tetapi setelah memikirkannya, terutama setelah sepatu olahraga di kaki lainnya dilepas, dia ingat apa yang dia janjikan kemarin.
Situasinya sama kemarin, dia duduk di bangku dan Gredy Du duduk di tanah, lalu meletakkan kepalanya di tubuhnya.
Untuk menyingkirkan situasi canggung itu, dia dengan enggan setuju untuk membantu Gredy Du melakukan hal itu dengan kaki kecilnya.
Tapi kemudian setelah dia sadar, dia benar-benar tidak mempercayainya.
Awalnya, dia telah melupakan hal ini, tapi di luar perkiraan. Pada saat ini, Gredy Du menyebutkan hal ini lagi.
"Gredy Du, jangan seperti itu boleh tidak, kakiku sangatlah kotor, tidak ..."
Ketika dia ingat bahwa dia harus menggunakan kakinya untuk membantu Gredy Du melakukan hal itu, Patricia Ye menjadi sangat malu, dan bahkan menganiaya kaki kecilnya tersebut.
Tapi jawaban Gredy Du membuatnya tidak bisa berkata-kata.
Karena Gredy Du memberitahunya, "Sebenarnya, aku juga merasa kaki kecilmu sangat kotor, atau mari kita pindah tempat yang lebih benar?"
Yang disebut tempat benar, tentu saja, tidak mengacu pada tempat mereka berada, tetapi merujuk pada salah satu bagian di badan Patricia Ye.
Patricia Ye memelototi Gredy Du dan tanpa sadar menarik kakinya lebih erat.
Hanya saja itu tidak menunda Gredy Du yang sedang menikmati kaki kecil seksi itu, dan menggunakannya untuk ... seperti itu.
Patricia Ye merasa sangat malu. Meskipun dia sudah membuat keputusan untuk berpacaran dengan Gredy Du, ini adalah hari kedua setelah keduanya mengenal satu sama lain. Akibatnya, dia benar-benar membantu Gredy Du melakukan hal seperti itu. Seorang wanita normal pasti akan merasa sangat malu.
Hanya saja semakin malu dia, semakin bersemangat Gredy Du.
Kemudian, membuat Patricia Ye sama sekali tidak menonton film tersebut, film yang berdurasi dua jam itu dan dia juga menderita selama dua jam tersebut.
Ketika mereka akhirnya meninggalkan bioskop, kakinya itu sangatlah licin, yang membuatnya sangat tidak nyaman.
Setelah masuk ke mobil, Patricia Ye dengan bersemangat melepas sepatunya, lalu tersipu dan menyeka kakinya dengan tisu.
"Gredy Du, kamu bajingan, kamu hanya ingin melakukan hal itu denganku, kamu bahkan tidak melakukan apapun untuk mengejarku!"
Jika ada upaya dia untuk mendekati dirinya, Patricia Ye akan merasa lebih seperti sedang berpacaran.
Tetapi saat dia bersama dengan Gredy Du, dia tidak merasa seperti ini, dia merasa bahwa dia hidup tanpa martabat, seperti mainan Gredy Du.
Tapi perasaan ini berubah setelahnya.
Karena tepat setelah Patricia Ye selesai megeluh, seorang preman melewati samping mobil dan berdiri di sana sambil mengetuk kaca mobil.
Lalu dia berkata kepada Patricia Ye: "Kaki kecil ini benar-benar seksi, apakah baru saja dimainkan oleh seseorang? Mengapa stokingnya masih basah?"
Patricia Ye merasa malu, tetapi bahkan lebih ke arah kesal, bagaimana seseorang bisa mengganggu dan menilai masalah pribadi seseorang seperti itu.
Tetapi sebelum dia mengatakan sesuatu, Gredy Du di kursi pengemudi turun dari mobil.
Saat berikutnya, Gredy Du mendatangi preman itu, dan sebatang rokok masih tergantung di mulut preman itu, mengenakan rantai emas besar, dan menyipitkan mata ke arah Gredy Du.
Wajahnya penuh dengan kegilaan, dan dia tidak peduli dengan kedatangan Gredy Du.
Gredy Du tidak mau berbicara omong kosong dengannya, jadi sebelum si preman itu masih belum sadar, dia menghantamkan bagian atas lututnya ke bagian terlemah dari tubuh si preman itu. Rokok yang ada di mulutnya tiba-tiba jatuh ke tanah, dan mata kesakitan preman itu terbuka lebar, dan bola matanya seolah-olah hampir melompat keluar.
Hanya saja Gredy Du tidak membiarkan dia menikmati terlalu banyak penderitaan, lagipula, Gredy Du adalah orang yang baik.
Jadi segera setelah itu, sambil memegang kepala si preman, lututnya didorong ke atas lagi, menghantam kepalanya yang ditekan ke bawah.
Setelah itu, preman itu tidak bisa apa-apa lagi, preman itu pingsan dan jatuh ke tanah, kehilangan semua kesadaran.
Seluruh kejadian itu sangatlah cepat, tidak ada keraguan sama sekali, dan bahkan sebelum Patricia Ye sadar, sang preman sudah jatuh.
Tapi Gredy Du jelas adalah orang jahat, karena dia kemudian mengambil korek api yang dijatuhkan preman itu ke tanah dan menyalakan api di selangkangannya.
Tentu saja, preman itu tidak mati, jadi pakaiannya tidak terbakar hingga begitu hebat, tetapi setelah membakar hingga ke dalam, Gredy Du menggunakan kakinya untuk menginjak selangkangannya untuk memadamkan api tersebut. Begitulah cara memadamkan api, tubuh preman itu diinjak hingga menjadi merah ...
Ketika Gredy Du kembali ke mobil, Patricia Ye telah mengenakan sepatunya lagi.
Dia bertanya: "Apakah Kamu tidak terlalu kejam?"
Jawaban Gredy Du sederhana saja, "Kamu adalah wanitaku, dan kamu hanya bisa menjadi wanitaku."
Kalimat yang sangat sederhana, tapi sangat mendominasi, dominasi semacam itu memang tidak bisa dibantah, tapi membuat hatinya menjadi hangat.
Membuatnya merasakan satu kata-kata pada saat ini, prianya adalah seorang pahlawan yang sangat hebat.
Tapi kemudian tempat yang hendak dituju mereka itu, membuat Patricia Ye merasa bahwa pahlawan itu juga memiliki sisi lembut, dan berhasil menghancurkan persepsi buruk terhadapnya sebelumnya. Dia pikir dia hanya menganggapnya sebagai sebuah mainan sebelumnya, tapi sekarang dia tidak berpikir begitu.
Karena setiba di kamar hotel, dia melihat bunga mawar di seluruh lantai dan lampu neon warna-warni.
Di bawah cahaya lampu warna-warni dan mawar, seluruh ruangan dipenuhi dengan suasana romantis.
Situasi romantis semacam itu adalah sesuatu yang tidak dapat ditahan oleh setiap wanita, terutama seseorang seperti Patricia Ye yang telah menutup diri selama bertahun-tahun.
Di ruangan yang dipenuhi keromantisan ini, Gredy Du memeluk Patricia Ye dari belakang.
"Patricia, maukah kamu menjadi wanitaku? Aku tidak bisa berjanji bahwa hanya kamu yang akan menjadi wanitaku sepanjang hidupku ini, tapi aku bisa berjanji bahwa aku tidak akan pernah meninggalkanmu selama sisa hidupku, dan tidak akan ada yang bisa menindasmu, apalagi membiarkanmu sedih suatu hari nanti, dan akan menyesali keputusan yang kamu buat hari ini...."
Novel Terkait
Lelaki Greget
Rudy GoldGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangBack To You
CC LennyHalf a Heart
Romansa UniverseMy Tough Bodyguard
Crystal SongAfter Met You
AmardaWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiPerjalanan Selingkuh
LindaThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)