The Great Guy - Bab 27 Hancurkan Dia
Setelah meninggalkan sekolah, Gredy Du dan Siska Meng kembali ke rumah kontrakkan tempat mereka tinggal.
Sesampai di rumah, Gredy Du mendengar suara batuk yang berasal dari dalam ruangan, Siska Meng bergegas memasuki ruangan dengan panik.
Gredy Du mendapat kabar bahwa Siska Meng hanya tinggal sendirian di rumah kontrakan ini, tidak disangka di dalam rumah Siska masih terdapat orang lain. Dia yang tadinya masih berpikir positif, kini pemikirannya telah berubah.
Dipenuhi rasa penasaran, Gredy Du memasuki ruangan, dan dia melihat seorang perempuan lemah sedang berbaring di atas ranjang.
Wajah perempuan ini terlihat pucat dan begitu kurus, kelihatan sudah lama berpenyakitan.
Siska Meng yang di samping sedang merawatnya dengan sepenuh hati dan sambil berkata: "Ibu, kenapa kamu tidak beritahu aku kalau obat sudah habis, aku akan membeli obatnya untuk mu."
"Sudahlah, tidak perlu beli obat lagi, harga obat sangatlah mahal, aku akan minum obat seadanya saja."
Melihat keadaan sekarang dan pembicaraan ibu dan anak ini membuat Gredy Du merasa prihatin.
Kemarin ibunya yang bernama Alisa Sun juga pernah melakukan hal seperti ini, menghabiskan obat dan tidak memberitahunya hanya karena ingin mengirit uang dan tidak ingin menjadi beban anaknya. Melihat kondisi ibu Siska Meng ini membuat jatuh air mata Gredy Du.
Dia keluar dari dalam ruangan secara perlahan, mengirimkan pesan singkat kepada Edyanto Liu dan memintanya mencari cara untuk membantu Siska Meng.
Dia juga dulunya berkehidupan miskin, dan dia tahu semakin miskin maka gengsi diri kita akan semakin tinggi. Meskipun orang membantu dengan ikhlas tetapi kita hanya akan merasakan sedekah darinya. Maka dari itu dia tidak bisa memberikan uang kepada Siska Meng dengan begitu saja, hanya bisa membantunya lewat cara seperti ini.
Tidak lama kemudian, Siska Meng juga keluar dari dalam ruangan dan menuju dapur untuk masak.
Gredy Du juga membantunya di dapur, dengan tidak sengaja mereka mulai membahas tentang keluarga Siska Meng.
Menurut apa yang diceritakan Siska Meng, bisa kita ketahui bahwa kehidupan keluarganya dulu sangatlah baik. Ayahnya memiliki beberapa buah mobil ekskavator dan mengerjakan proyek di lokasi kontruksi.
Hanya saja ayahnya berjumpa dengan seorang preman jahat. Tidak membayar ketika proyek sudah selesai dikerjakan, dan merebut semua mobil ekskavator menjadi miliknya pada saat ayahnya meninggal karena kecelakaan mobil. Keluarganya jatuh miskin karena semua harta milik keluarganya sudah dijadikan modal oleh ayahnya untuk mengerjakan proyek ini, kini orangnya telah meninggal dan uang proyek juga tidak kembali.
Gredy Du merasa prihatin atas kejadian yang menimpa Siska Meng. Kini dia mengingat nama preman jahat itu yaitu Jordan Cao.
Jika dia bertemu manusia satu ini, dia akan membantu Siska Meng untuk membalas dendam keluarganya. Sungguh menyebalkan....
Makan malam berlangsung di rumah Siska Meng, tapi jujur saja rasa masakannya sangatlah hambar.
Keuangan sudah sangat menipis, untuk mengharapkan bumbu masakan yang lebih enak sudah menjadi beban baginya.
Dan masakan yang kurang akan bumbu akan seenak apa?
Tetapi Gredy Du juga sudah pernah mengalami kehidupan seperti ini, maka ini tidak menjadi masalah besar baginya. Hanya saja ini membuat Siska Meng merasa tidak enak hati karena dia tidak bisa memberikannya masakan yang enak dan lezat untuk Gredy Du.
Untung saja Gredy Du memakan masakannya itu dengan porsi lumayan banyak dan kini perasaan hati Siska Meng merasa sedikit lega.
Kini malam telah tiba, Siska Meng mengantar Gredy Du ketika dia ingin pulang sekalian Siska Meng membeli obat di toko obat.
Siska Meng menangis sedih ketika dia menceritakan penyakit ibunya.
Dan dia hanyalah seorang perempuan berusia 20 tahun. Di saat orang lain bermanja-manjaan untuk meminta laptop Iphone, berwisata ke luar negeri, dia hanya bisa menopang beban kehidupan dengan diri sendiri.
Ini membuat Gredy Du merasa tidak tega dan memeluk Siska Meng ke dalam pelukannya.
Dan Siska Meng juga tidak menolaknya, karena dia memang sedang membutuhkan sebuah pundak besar untuk dia jadikan sandaran sementara waktu.
Setelah selesai menangis, Siska Meng keluar dari pelukan Gredy Du, mengusap air mata sambil berkata: "Maaf, terimakasih."
Dua kata yang tidak berhubungan ini di ucapkan oleh Siska Meng, dan Gredy Du mengerti arti yang disampaikan olehnya.
"Semua akan baik-baik saja, siapa tahu harapan baru akan datang sesuai terbitnya matahari besok hari."
Terdengar kata-kata penyemangat dari Gredy Du membuat Siska Meng kembali tersenyum dan berkata: "Semangat."
Gredy Du tersenyum dan melambaikan tangan dengan Siska Meng, kini mereka berjalan menuju ke arah tempat tinggal masing-masing.
Ketika di perjalanan Gredy Du menuju tempat tinggalnya, dia bertemu dengan empat orang preman yang telah dibayar oleh Hendri Fu.
Dia akan menghabisi Gredy Du pada malam ini, tidak hanya membuat Gredy Du mengaku dirinya sebagai kakeknya, dan juga akan membuat Gredy Du bersujud untuk meminta ampun. Semua yang dia alami bahkan yang tidak dia alami pada sore hari tadi dia akan membalas dendam terhadap Gredy Du.
Tidak lama kemudian, Hendri Fu melihat Gredy Du berjalan ke arahnya dari arah seberang.
"Sial, akhirnya kamu pulang, aku sudah menunggu kamu seharian di sini, hanya ingin memberitahu kamu kehebatanku saja."
Setelah itu Hendri Fu memberitahu keempat anggotanya: "Lelaki yang berjalan ke arah kita adalah sasaran kita, hajar dia!"
Keempat preman tersebut berdiri sambil berpegangan senjata dan bersiap-siap menyerang Gredy Du.
Tetapi tiba-tiba muncul empat mobil di depan mereka dan mobil terbuka semua orang yang berada di dalam mobil turun secara bersamaan.
Pemimpin mereka memegang sebuah foto di tangan kirinya dan tangan kanannya memegang wajah Hendri Fu sambil berkata: "Tidak salah lagi, ini orangnya. Hajar dia!"
Setelah mendengar perintah, orang yang berjumlah dua puluh orang itu maju dan memukuli Hendri Fu dan keempat premannya.
Gredy Du melewati lokasi kejadian tersebut, dan dia melirik ke arah perkelahian tersebut dan dia langsung pergi dari lokasi tanpa mengurusi masalah ini.
Hendri Fu merasa sangat kesal setelah melihat semua kejadian ini. Dia yang awalnya ingin memukuli Gredy Du, kini malah dia yang dipukuli oleh sekumpulan orang yang tidak dikenalinya.
Semua akan dia lupakan jika ini hanya sebuah perkelahian biasa, namun semua berubah menjadi kejadian menakutkan ketika Hendri Fu mendengar percakapan berikut:
"Bos, kata perempuan itu Hendri Fu yang memulai mengganggunya, dan Hendri Fu menganggap dirinya adalah pacar dari perempuan ini. Kini perempuan ini meminta kita untuk hancurkan dia, bagaimana cara menghancurkannya?"
"Tidak perlu ditanyakan lagi, kita hancurkan bagian yang berhubungan dengan percintaan antara lelaki dan perempuan."
Kini ekspresi Hendri Fu berubah menjadi ketakutan setelah mendengar perkataan itu dan dia berkata: "Tidak, apa yang sebenarnya terjadi para bos ku sekalian? Apakah kalian tidak salah sasaran? Perempuan mana yang sedang kalian sebukan? Beritahu aku, aku akan meminta maaf kepadanya. Kalian...... Ahhhh !!!"
Terdengar suara teriakan di malam yang sepi ini. Suara teriakan ini terdengar seperti suara seekor babi jantan sedang ditusuk dengan sebuah pisau."
Tetapi Hendri Fu lebih parah, dia dipukuli dan ditendang oleh orang yang tidak dia kenal.
Hari kedua setelah Gredy Du pergi ke sekolah, Malvin Mu mendatanginya.
"Bro, apakah kamu sudah mendengar cerita? Hendri Fu dihancurkan oleh orang, kata dokter sudah tidak bisa diobati lagi, hanya bisa dipotong!"
Hahh, Gredy Du terlihat terkejut. Dia hanya mendengar sekretaris perempuan itu berkata akan membalas dendam terhadap Hendri Fu, tetapi pembalasan seperti ini benar-benar di luar dugaan dia.
Pembalasan ini sungguh menakjubkan.
Tetapi ya sudahlah, semua ini adalah karma atas perbuatan Hendri Fu sendiri dan tidak ada hubungan dengannya.
Lalu dia mendengar kabar dari Malvin Mu bahwa Budi Qian juga telah pindah sekolah akibat masalah ini, dia tidak ingin berubah menjadi perempuan.
Gredy Du berpikir sejenak dan beranggapan bahwa ini adalah hal yang bagus, karena setidaknya dua orang penghancur telah pergi dari sini.
Ketika dia sedang mempersiapkan barang untuk pergi ke sekolah, teleponnya bunyi dan terlihat Edyanto Liu yang menghubungi dirinya.
Setelah telepon tersambung,belum sempat menalar untuk berbicara sudah terdengar suara buru-buru berbicara dari arah sana: "Presdir, terjadi masalah besar!"
Novel Terkait
Cinta Yang Tak Biasa
WennieAdieu
Shi QiBeautiful Lady
ElsaTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMy Charming Wife
Diana AndrikaThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)