The Great Guy - Bab 177 Napas
Tapi ketika waktu beranjak dari pukul sembilan menjadi pukul sebelas, tidak ada yang datang dari pintu, yang membuat Nindy sedikit cemas. Dia bertanya-tanya apakah Gredy Du akan seperti semalam, sehingga memutuskan untuk tidak datang? Memikirkan hal ini di dalam hatinya, Nindy menjadi sedikit gelisah dan mulai khawatir.
Untungnya, setelah sekitar sepuluh menit, suara pintu terbuka terdengar. Kemudian dia diam-diam melirik ke arah sumber suara dan menemukan bahwa Gredy Du telah datang, dan sedang berjalan menuju ke arahnya.
Setelah duduk di tempat tidur, Gredy Du langsung melepas pakaian dengan senang hati, Kemudian dia naik tempat tidur dan berbaring di atas tubuh halus Nindy untuk mencium bibir kecilnya yang seksi. "Nindy, apakah mereka sudah tertidur?"
Nindy terlalu malu untuk menjawabnya, jadi dia hanya mengeluarkan suara “Um” sebagai gantinya. Dengan penampilannya yang pemalu, suara yang singkat tersebut terdengar seperti reaksi naluriah tubuhnya. Setelah itu, Gredy Du mulai merasakan tubuh halus dan menawannya dengan penuh gairah, sehingga membuatnya tidak bisa menahan untuk tidak mendesah.
Malam ini akhirnya tidak merasa tertekan lagi, perasaan yang sulit didefinisikan hanya dengan kata-kata saja ini membuatnya merasa seolah-olah kehilangan akal sehatnya. Dan ketika dia merasa bahwa dirinya benar-benar tidak sanggup lagi, Gredy Du juga bertindak dengan baik.
Saat itu, Nindy merasa bahwa Gredy Du itu bagaikan hadiah yang diberikan oleh Tuhan untuk menyelamatkannya. Jika tidak, bagaimana mungkin bisa begitu kompak? Ketika setiap kali tubuhnya menginginkannya, Gredy Du masuk dan datang dengan tepat. Kekompakaan inilah yang membuatnya merasa bahwa Gredy Du itu merupakan pasangan yang disesuaikan untuknya secara khusus.
Hanya saja hadiah yang Tuhan berikan untuknya ini sedikit terlalu ganas.
Pertempuran sudah berlangsung selama dua jam, Nindy sudah babak belur dan bagai kehilangan bajju zirahnya. Pada akhirnya, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memohon belas kasihan.
"Aku tidak sanggup melakukannya lagi, aku tidak ingin lagi, sudah cukup, aku benar-benar tidak sanggup lagi ..."
Rasa sakit ini bagaikan menyalakan mesin tanpa oli, benar-benar berantakan, menarik silinder merupakan hal yang wajar. Merasakan kekerasan dari orang itu, Nindy tidak tahan lagi, dan memohon secara terus-menerus. Tetapi dia masih tidak bisa lepas dari Gredy Du sama sekali dan sekali lagi Gredy Du meninggalkan jejak di tubuhnya yang menawan itu.
Berbaring di tempat tidur, tubuh Nindy terus bergetar, dia sudah tidak kehabisan tenaganya sehingga bernapas dengan tergesa-gesa.
Gredy Du mendekati telinga kecilnya yang kemerahan dan bertanya dengan lembut, "Sayang, apakah kamu merasa nyaman?" Rasa malu membuat Nindy tidak ingin menjawabnya, tetapi kenyamanan yang ekstrim membuatnya mengangguk secara naluriah, "Sangat nyaman." Setelah berbicara dengan malu-malu, Nindy ingin mengubur dirinya dengan seilmut di tempat tidur, karena dia benar-benar malu.
Tetapi kata-kata Gredy Du berikutnya membuatnya merasa ketakutan, karena Gredy Du berkata, "Kalau begitu bukalah untukku, ayo kita lakukan lagi."
Setelah mendengar ini, Nindy buru-buru merapatkan kedua pahanya, seperti sekrup, dan bersikeras tidak ingin membukanya. Benar-benar menakutkan, tadi hampir saja menarik silinder mesin, dan sekarang ingin melakukannya lagi? Itu mematikan!
Jadi Nindy buru-buru melambaikan kedua tangannya, "Tidak, tidak lagi, kamu sudah boleh pergi!"
“Ini sangat membosankan, kamu menyuruhku tinggal ketika kamu mengiginkannya, dan mengusirku ketika kamu tidak menginginkannya lagi, bukankah kamu membuliku? Kamu malah memperlakukanku seperti serang pelacur pria, jika iya setidaknya kamu harus membayarku seharga 200 RMB (sekitar 400 ribu rupiah)!”
Jadi setelah itu, Gredy Du sekali lagi menyiksa tubuh menawan Nindy. Dalam keadaan Nindy yang menolak, Gredy Du sekali lagi mencicipi tubuhnya yang menawan ...
Ketika sudah berakhir, Nindy terlihat seperti bunga yang layu, dia bahkan tidak memiliki tenaga untuk menolak, bahkan tidak memiliki tenaga untuk membersihkan dirinya setelah kejadian itu.
Melihat bahwa Nindy sangat kelelahan, Gredy Du pun melepaskannya, dan tidak melanjutkannya lagi. Sedangkan Nindy sudah tidak peduli pada sekitarnya lagi, jadi dia memejamkan kedua matanya untuk beristirahat. Nindy sudah cukup lelah sehari ini, ditambah disiksa dengan begitu ganas oleh Gredy, sehingga dia pun tertidur ketika memejamkan matanya untuk berisirahat.
Saat ini, Gredy Du mendatangi tempat tidur gadis itu dari samping.
Pergerakan Nindy yang begitu kuat saja tidak membangunkan gadis itu, sudah jelas bahwa gadis itu tertidur sepenuhnya di bawah pengaruh obat. Oleh karena itu, Gredy Du tanpa segan langsung melepas celana dalamnya yang seksi, kemudian menyatukannya dengan kepalanya. Dan kemudian pada saat berikutnya, naluri gadis itu dilepaskan sepenuhnya, dan ruangan itu dipenuhi dengan suasana yang menawan ...
Novel Terkait
Innocent Kid
FellaUnlimited Love
Ester GohPerjalanan Selingkuh
LindaMeet By Chance
Lena TanMata Superman
BrickAfter The End
Selena BeeGue Jadi Kaya
Faya SaitamaThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)