The Great Guy - Bab 132 Aku Masih Belum Siap
Di kantor Gredy Du, Juliana Chu, yang mengetahui kebenaran masalah ini, terkejut dengan kemampuan Gredy Du, tapi dia juga sangat berterima kasih.
Dia tahu bahwa Gredy Du melakukannya begitu maksimal karena dia khawatir dia akan mendapatkan pembalasan di masa depan.
Dan Gredy Du segera menyelesaikan masalah dari akar masalahnya, ini membuat hatinya merasa ...
"Terima kasih, Gredy Du, aku benar-benar tidak tahu bagaimana harus berterima kasih."
Melihat kakinya yang cantik yang dibungkus dengan stoking sutra transparan, sosok anggun dan seksi, pada wajah menawan, Gredy Du berkata sambil tersenyum: "Jika kamu benar-benar tidak tahu bagaimana harus berterima kasih, maka kamu boleh berterima kasih dengan menggunakan tubuhmu. "
Juliana Chu tidak bisa berkata apa-apa. Dia memelototi Gredy Du dan berbisik: “Omong kosong apa yang kamu bicarakan!"
Gredy Du tidak berbicara omong kosong, dia benar-benar ingin melakukan hal tersebut dengan Juliana Chu.
Bagaimanapun juga, wanita cantik, dengan tubuh yang seksi, tidak normal jika dia menginginkannya.
Jadi Gredy Du kemudian berkata kepada Juliana Chu: "Itu hanya lelucon, lihat kamu benar-benar merasa canggung."
"Begini saja, aku akan memberitahumu sebuah lelucon."
Sambil berbicara, Gredy Du bangkit dan datang ke sisi Juliana Chu, menekan bahunya yang harum dan menekannya di sofa.
“Ada seorang laki-laki yang pergi ke pemandian untuk mandi pada pukul sepuluh malam, tetapi pemandian laki-laki sedang dibersihkan. Bos enggan tidak mendapatkan uang ini, mengira tidak ada yang akan datang untuk mandi saat ini, jadi dia membiarkan lelaki itu pergi ke pemandian wanita untuk mandi. "
"Pria itu juga merasa tidak apa-apa, jadi dia melepas pakaian di kamar mandi wanita dan mulai memakai sabun"
"Segera setelah dia selesai menyabuni seluruh tubuhnya, dia mendengar tiga wanita mengoceh sembari masuk. Bos di luar tidak ada di sana, istri bos tidak tahu bahwa ada seorang pria di pemandian wanita, jadi dia membiarkan ketiga wanita itu masuk untuk mandi."
"Ini membuat pria itu cemas. Mendengar bahwa ketiga wanita itu telah berganti pakaian di ruang ganti, dia bahkan tidak bisa lari. Tapi kemudian dia melihat kegelapan di sudut, jadi dia tanpa pikir panjang berdiri di sana sembari meletakkan handuk di pundaknya, sabun bertumpu pada telapak tangan, masih bagus sekujur tubuhnya dipenuhi dengan busa, jadi dia berpura-pura menjadi patung di sana. "
"Setelah beberapa saat, ketiga wanita itu berganti pakaian dan masuk ke pemandian."
"Salah satu wanita melihat patung di sudut, jadi dia berjalan dan menyentuhnya. Sambil merasakannya, dia berkata bahwa desain patung manusia ini sangat bagus, sangat asli, dan bahkan benda itu tidak luput juga."
"Tidak hanya berkata, dia juga menyentuhnya area kemaluannya, setelah itu pria itu tidak tahan lagi, bahunya mengendur, dan handuknya terjatuh. Setelah jatuh ke tangan wanita itu, wanita itu senang saat itu, berteriak, "Aku memenangkan hadiah, aku memenangkan hadiah. Ya, aku mendapat handuk!"
“Ini membangkitkan rasa ingin tahu wanita kedua. Dia melangkah maju dan menyentuh serta mencengkeram, tetapi pria itu tidak tahan lagi. Sabunnya kembali turun, jadi dia juga sangat senang. Dia mengira dia telah mendapat sabun. "
“Wanita ketiga merasa bahwa dia seharusnya mendapatkan keberuntungan juga, jadi dia melangkah maju dan menyentuhnya, mengocok-ngocoknya, tetapi dia tetap tidak memenangkan hadiah. Saat dia mengira dia sedang sial, pria itu sudah tidak bisa menahannya lagi. "
"Lalu perempuan itu kaget dan berteriak semangat, 'Wah, masih ada 'sampo panas' ..."
Ketika Gredy Du mengatakan hal itu, wajah Juliana Chu memerah karena malu.
Dia pikir Gredy Du benar-benar ingin menceritakan lelucon serius untuk meredakan kecanggungannya itu.
Dia tidak menyangka bahwa Gredy Du akan membicarakan lelucon sejorok ini, yang benar-benar sangat jorok.
Jadi dia tersipu dan segera bangkit untuk pergi, tetapi pada saat ini, Gredy Du menangkapnya.
Detik berikutnya, di bawah pengaruh Gredy Du, tubuh kecil Juliana Chu yang menawan jatuh ke tubuh Gredy Du, dan juga menekan Gredy Du yang di bawahnya. Pada saat yang sama, pantat kecilnya yang cantik berada di bawah cengkeraman Gredy Du.
Dan yang lebih berlebihan lagi adalah tangannya itu masuk ke dalam roknya, dan dia meremas pantatnya yang dilapisi stocking.
"Gredy Du, lepaskan aku, jangan lakukan ini, jangan!"
Gredy Du tidak tahan dengan kekencangan, elastisitas lembut, dan aroma manis tubuh cantiknya itu.
Jadi alih-alih melepaskan, dia langsung mencium bibirnya itu dan segera menguasai bibir kecil merah merona dari seorang Juliana Chu ...
Pada awalnya, Juliana Chu masih sedikit menolak, tetapi lambat laun dia jatuh ke dalam dunia nafsu yang diciptakan dari ciuman panas Gredy Du padanya. Dia mulai merasa bahwa ada semacam dorongan di tubuhnya yang tidak pernah tumbuh. Ini adalah dorongan untuk menyerahkan dirinya.
Dorongan semacam itu adalah manifestasi paling primitif dari hasrat naluriah, jika meningkat hingga tingkat tertinggi maka tidak akan bisa ditutupi lagi.
Juliana Chu tahu ini dengan sangat baik, dan dia, yang belum pernah mengalaminya, juga takut akan hal itu, jadi setelah berciuman selama beberapa menit, dia dengan cepat menarik mulut kecilnya, tersipu dan tidak tahu harus berbuat apa.
Gredy Du jelas mengerti apa yang harus dilakukan dengan ini, jadi dia segera berbalik dan menekan Juliana Chu ke sofa.
Melihat wajah memerah Juliana Chu dari jarak dekat, dia mendekat mulutnya ke daun telinganya yang halus dan berkata, "Juliana Chu, aku menginginkanmu, aku ingin meninggalkan tanda eksklusif di tubuhmu yang menandakan bahwa kamu miliki. Aku ingin kamu menjadi wanitaku. "
Kata ini masuk ke telinganya, dan Juliana Chu segera merasa malu sampai-sampai dia tidak bisa lebih malu lagi.
Apa artinya meninggalkan tanda milik Gredy Du di tubuhnya? Bukankah itu hanya meninggalkan 'sampo hangat' di tubuhnya?
Juliana Chu tidak pernah melakukan hal semacam ini, bagaimana dia bisa tahu cara mengatasi rangsangan yang dia terima ini.
Dia tidak tahu bagaimana harus menjawab, jadi dia malu pada Gredy Du dan berkata, "Kamu si bajingan tengik!"
Gredy Du menjelaskan kepadanya dengan serius, "Tentu saja bukan, aku tidak termasuk dalam kategori bajingan."
“Ini adalah hal yang biasa dilakukan laki-laki yang tidak ada wanita di keluarganya. Ketika dia melihat lawan jenis, di dalam hatinya akan ada sebuah dorongan aneh. Sama seperti beberapa hewan, setelah kawin dengan lawan jenis, mereka akan dengan sengaja buang air kecil pada lawan jenis untuk menyatakan bahwa dia adalah “wanita” mereka.
"Tentu saja aku tidak akan mengencingimu, tapi aku hanya ingin meninggalkan bekas di tubuhmu selamanya."
"Aku ingin menyatakan kepadamu bahwa kamu adalah wanitaku, dan aku ingin memiliki kamu selamanya, dan tidak mengizinkan pria lain mendekatimu!"
Penjelasan yang begitu serius, membuat Juliana Chu yang mendengar ini merasa sangat malu.
Tapi nyatanya, dalam kata-kata Gredy Du dapat dirasakan sebuah kesombongan dan sebuah ketidak-masuk akalan dalam kata-katanya, tapi itu malah membuatnya merasa hangat.
Karena dia mengerti bahwa kesombongan dan ketidak-masuk akalan ini menunjukan dia ingin memilikinya karena dia menyukainya dan tidak membiarkan orang lain mendekat.
Meskipun dia sudah memiliki perasaan terhadap Gredy Du, tetapi tiba-tiba mereka berdua akan melakukan hubungan semacam itu secara langsung. Dia benar-benar tidak bisa menerimanya. Lagi pula, dia masih belum pernah merasakan hal yang harus dirasakan ketika berpacaran !
Hanya saja dia tidak memberinya lebih banyak waktu untuk memikirkannya, karena di saat berikutnya, Juliana Chu merasa pahanya yang dibungkus stoking sutra transparan dibelai dan diobok-obok oleh telapak tangan Gredy Du, dan itu langsung diraba hingga ke bagian terdalamnya…..
Dia pada saat itu sangat sangat malu, dan dengan cepat menghentikannya, dia menepis tangan Gredy yang ada di roknya dengan tangan kecilnya itu.
"Gredy Du, jangan, jangan lakukan ini, aku belum siap, aku belum bersiap."
Juliana Chu tidak tahu apa yang harus dia persiapkan, tetapi dia sangat malu hingga merasa panik dan tidak ingin melakukan hal tersebut.
Namun, Gredy Du menjadi lebih sombong terhadapnya, bisa dibilang semakin kasar.
Karena saat berikutnya, rok pendek Juliana Chu dibalik paksa oleh Gredy Du, memampangkan pemandangan menawan yang dibungkus dengan stoking sutra transparan.
Tentu saja Juliana Chu mengenakan celana dalam, tetapi celana dalam G-string itu membuatnya tampak semakin mempesona lagi.
Terutama karena bekas yang terjadi karena celana dalam yang terlalu ketat yang semakin mempesona orang, Gredy Du menjadi sangat bersemangat.
"Juliana Chu, kamu sangat seksi!"
Ini adalah kata terakhir yang Gredy Du tinggalkan untuk Juliana Chu, karena pada saat berikutnya, Juliana Chu melihat Gredy Du tiba-tiba menundukkan kepalanya.
Kemudian, dari luar stoking dan celana dalamnya, dia merasakan hawa panas yang tak ada habisnya dari mulut Gredy Du dan rasa gatal di sekujur tubuhnya ...
Novel Terkait
Lelaki Greget
Rudy GoldAwesome Guy
RobinLove and Trouble
Mimi XuLove Is A War Zone
Qing QingMy Superhero
JessiIstri ke-7
Sweety GirlThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)