The Great Guy - Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
Gadis kecil itu benar-benar hampir gila, dia tidak pernah menyangka, bahwa dia bertemu dengan seorang paman yang membutuhkan bantuan dalam perjalanan pulang sekolah, dia dengan baik hati melangkah maju untuk membantu, tetapi diculik secara paksa dan dibawa ke sini.
Dia hanya seorang siswi kelas tiga SMP. Bagaimana dia bisa mengalami hal seperti itu? Dia benar-benar ketakutan.
Melihat tampang gadis kecil yang menangis dan gemetar itu, siapapun yang melihatnya akan merasa kasihan.
Tapi Heno Liu sama sekali tidak merasa kasihan, sebaliknya malah tersenyum brutal, dan matanya menunjukkan keserakahan.
"Gadis baik, gadisku sayang, lepaskan pakaianmu dan biarkan Paman melihat dadamu ..."
Kata-kata Heno Liu sangat vulgar, lebih kasar dari pada preman jalanan.
Namun, binatang berwajah manusia ini, telah datang ke sisi gadis kecil itu, dan dengan paksa merobek pakaiannya.
"Paman, jangan, jangan!!!"
Gadis kecil itu belum sempat menikmati hidup, tapi dia akan hancur malam ini.
Bisa dibilang, setelah dia mengalami kejadian ini, akan meninggalkan bayangan yang pahit dalam hidupnya.
Untungnya, begitu seragam sekolahnya robek, ada dua pria memasuki rumah tersebut.
Dan pria yang pertama memasuki ruangan itu, dengan cepat bergegas maju, dan mengangkat tubuh Heno Liu, lalu menendang tepat di kemaluannya.
Pada saat ini, wajah Heno Liu langsung menjadi pucat, dan kemudian dia jatuh ke tanah, lalu tidak sadarkan diri.
Dan yang menghentikan Heno Liu, adalah Hardi Yin yang barusan sampai bersama dengan Gredy Du.
Melihat Heno Liu secara paksa melakukan hal semacam itu kepada seorang gadis kecil, Gredy Du merasa sangat kesal.
Wajar jika pria suka bermain dengan wanita, seperti beberapa wanita suka bermain dengan pria, itu tidak menjadi masalah.
Meskipun beberapa orang secara munafik akan berdiri dan berkomentar mengenai moralitas yang baik dan buruk sambil menilai bahwa ini adalah sebuah kejahatan dan kebobrokan moral, tapi sejujurnya ini adalah permainan dewasa antara pria dan wanita.
Tapi itu adalah permainan orang dewasa, orang dewasa, bukan anak kecil!
Oleh karena itu, Gredy Du sangat ingin membunuh Heno Liu atas perilaku ini.
Hanya saja itu jelas tidak pantas, pakaian gadis kecil itu robek, dan bahkan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dibuka telah dibuka, dan mereka tidak dapat menutupinya, jadi Gredy Du langsung melepas jaketnya dan memakaikannya pada gadis kecil itu.
Gadis kecil itu mengucapkan terima kasih dengan berlinang air mata, dan menarik lengan Gredy Du agar tidak melepaskannya, dia benar-benar ketakutan oleh Heno Liu.
Gredy Du melirik Heno Liu yang terbaring pingsan di tanah, lalu berkata kepada Hardi Yin: "kamu urus dia di sini, dan aku akan mengantarnya pulang."
Setelah memberi perintah, Gredy Du menuntun gadis kecil itu untuk keluar dan naik ke mobil.
Mobil itu melaju, sampai ke kediaman gadis kecil itu.
Gadis kecil itu menangis sepanjang waktu, Gredy Du mencoba banyak cara untuk menenangkannya dan tidak ada gunanya, jadi dia berhenti melakukannya.
Aku percaya bahwa yang dibutuhkan gadis kecil itu bukanlah kenyamanan, tetapi orangtuanya.
Faktanya itu benar, setelah mengantar gadis kecil itu pulang, gadis kecil itu langsung jatuh ke pelukan ibunya dan menangis.
Keluarga sangat khawatir saat ini. Anak yang seharusnya pulang jam tujuh, belum pulang juga sampai jam sembilan malam seperti ini, jadi bagaimana bisa mereka tidak khawatir.
Mereka semua ingin menelepon polisi, dan untungnya putri mereka akhirnya pulang.
Setelah melihat Gredy Du bertelanjang dada, dan putrinya yang menangis mengenakan pakaiannya, keluarga menjadi marah.
"Katakan, apa yang kamu lakukan pada putriku, dasar binatang!"
Dapat dilihat, bahwa dia adalah ayah yang pemarah, tidak hanya berbicara dengan kesal, tetapi caranya juga mudah membuat orang tersinggung.
Tapi selanjutnya, pisau dapur di tangannya diambil langsung oleh Gredy Du dan dibuang.
Dan gadis kecil itu juga menjelaskan, "Ayah, tidak, kakak laki-laki itu menyelamatkanku ..."
Setelah itu, gadis kecil itu menjelaskan semuanya.
Ketika ayah gadis kecil itu mengetahui kebenaran dari masalah tersebut, matanya terbelangak seperti mau keluar, dan dia mengambil pisau dapur lagi.
Tapi kali ini bukan untuk memotong Gredy Du, tapi untuk mencari dan memotong si bajingan Heno Liu.
Hanya saja sebelum dia keluar, Gredy Du mengambil pisaunya lagi, dan bahkan menghentikan orangnya.
"Kalian tidak perlu mengurus masalah ini, aku yang akan mengurus masalah ini. Aku akan pergi untuk mengurusnya."
"Sedangkan untuk keluarga kalian, yang terpenting sekarang adalah menenangkan emosinya dulu, dan jangan meninggalkan bayang-bayang psikologis baginya."
"Masalah ini akan berhenti di sini, jangan tersebar, kalau tidak akan berdampak besar padanya di masa depan ..."
Di depan orang tua gadis kecil itu, Gredy Du banyak berkata, dan itu ada benarnya.
Meskipun orang tua gadis kecil itu masih marah, mereka juga mengerti bahwa apa yang dikatakan Gredy Du adalah keputusan yang paling bijaksana untuk sekarang ini.
Setelah itu, keluarga dengan tiga orang anak itu mulai mengucapkan terima kasih kepada Gredy Du, berterima kasih karena menyelamatkan nyawa putri mereka, dan bahkan memintanya untuk meninggalkan nomor teleponnya, dan mengatakan bahwa mereka akan membalas kebaikannya di masa depan.
Gredy Du hanya melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, bagaimana dia bisa menerima balas budi mereka.
Hal semacam ini, dia percaya bahwa setiap orang yang memiliki hati akan menghentikannya, jadi tidak perlu diungkit.
Setelah meninggalkan rumah itu, Gredy Du kembali ke villa Heno Liu.
Pada saat ini, Heno Liu sudah sadar dari pingsan, tetapi rasa sakitnya tetap ada.
Alasannya sangat sederhana, bukan hal yang nyaman bagi seorang pria jika kemaluannya ditendang.
Dengan tangan terikat di belakang punggungnya, Heno Liu mengumpat kesakitan, "Brengsek, apakah kamu tahu siapa aku? Jika kamu berani ayo lepaskan aku. Aku akan menyuruh orang untuk membunuhmu dasar pria brengsek!"
Horiani Zhang yang berada di sampingnya begitu diam, tetapi dia menundukkan kepalanya dan tidak berkata apa-apa, seolah dia sudah menduganya sejak lama.
Bahkan dapat dikatakan bahwa dia sangat tenang, meskipun dia tidak diikat, dia masih sangat tenang.
Begitu tenang hingga Heno Liu tidak bisa melihatnya, "Brengsek, apakah kamu sudah mati?"
"Cepat arahkan kaki jelekmu itu ke atas dan lepaskan taliku, dasar brengsek yang tidak ada otak."
Amarah Heno Liu dengan mulut kasarnya, jelas merupakan kebiasaannya.
Sepertinya Horiani Zhang juga sudah terbiasa dengan itu, dan tidak ada jawaban darinya.
Tapi dia tidak bermaksud melepaskan tali untuk Heno Liu, dan dia bahkan tidak mengangkat kepalanya.
Heno Liu menjadi lebih marah, dan dia berkata kasar lagi, seolah-olah dia ingin membunuh Horiani Zhang.
Tetapi pada saat ini, Gredy Du masuk, jadi Heno Liu menghentikan kata-kata kasarnya.
Dia memandang Gredy Du, dan kemudian bertanya: "Siapa kamu, aku tidak menyinggung perasaanmu, mengapa kamu datang ke rumahku ?!"
Gredy Du menyalakan sebatang rokok dan mengambil dua isapan sebelum melihat Heno Liu, "Aku di sini untuk menagih hutang Malvin Mu."
Setelah berbicara, Gredy Du melihat kepanikan di mata Heno Liu, dibalik asap rokok yang berkabut di udara.
Kepanikan ini membuat Gredy Du yakin bahwa Heno Liu pasti tahu sesuatu.
Dan Horiani Zhang yang duduk di sebelah Heno Liu, menunjukkan sikap yang lebih jelas lagi.
Setelah Gredy Du menyebut nama Malvin Mu, tiba-tiba air matanya mengalir, tubuhnya gemetar terus-menerus.
Setelah Horiani Zhang bereaksi, Heno Liu dengan cepat menendangnya dengan kakinya, jelas menyuruhnya menyembunyikan emosinya.
Tetapi pada saat ini, Horiani Zhang tiba-tiba membenturkan kepalanya dan berlutut di tanah
"Kami turut berduka atas anak itu, kami turut prihatin atas keluarga itu, kami bersalah ..."
"Brengsek, kamu orang gila yang sakit dan tidak minum obat, memangnya kamu tahu siapa Malvin Mu sehingga kamu kasihan pada anak itu, aku seharusnya meninggalkan kamu di rumah sakit jiwa sejak awal, seharusnya aku tidak membiarkanmu keluar!"
Setelah memarahinya, Heno Liu tersenyum dan berkata kepada Gredy Du: "Dia gila, jangan percaya padanya."
Novel Terkait
Penyucian Pernikahan
Glen ValoraPredestined
CarlySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlThat Night
Star AngelVillain's Giving Up
Axe AshciellyAdore You
ElinaThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)