The Great Guy - Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
Alice Lei sangat malu, dia juga tidak pernah memikirkan, bahwa hal yang terjadi pada kakaknya, juga akan terjadi pada dirinya sendiri, dan sangat memalukan, dia hanya memeluk kakinya sendiri, dan menunggu Gredy Du dengan penuh harapan.
Dan yang paling memalukannya lagi, dulunya dia sangat tidak menyetujuinya, sampai kakaknya saja sudah membujuknya setengah jam, dia masih tidak menyetujuinya.
Tapi akhirnya, dia sekarang malah mengajukan untuk melakukannya sendiri.
Dan di saat yang sama, Caroline Lei merasakan hal yang berbeda.
Perasaan seperti ini kalau dilihat-lihat, seperti saat waktu pertamanya, dia dapat melihat saat kaki Alice Lei yang dibungkus stoking hitam, dan bagian tengahnya dikoyak menjadi bolong. Kesadisan yang sangat cantik, penuh dengan hawa godaan.
Di dalam hatinya, ini adalah kecantikan yang sangat indah, kecantikan wanita muda itu sangatlah indah.
Melihat tubuh cantik Alice Lei itu, memang sangat menggoda orang, dia dulunya juga begitu cantik, tapi sekarang dia hanya bisa mengandalkan perawatan untuk mempercantik diri, walaupun dia sangat menggoda juga, tapi masih kalah dengan Alice Lei.
Di saat kedua kakak beradik ini sedang memikirkan hal yang memalukan untuk dirinya sendiri, tiba-tiba Gredy Du bergerak.
Pergerakan Gredy Du ini membuat Alice Lei mengeluarkan suara teriakan yang sangat menyakitkan.
“Sakit sekali, sakit, sakit, kamu cepat bangun, cepatlah bangun!”
Sangatlah jelas, Alice Lei sangatlah kesakitan, itu adalah kesakitan yang dia tak pernah rasakan sebelumnya.
Tapi Gredy Du sangatlah nyaman, dia tidak akan menyia-nyiakan tubuh Alice Lei yang sangat menawan itu.
Di saat ini Caroline Lei yang sebagai kakaknya Alice Lei merasakan nafsu dan kasihan.
Dia bernafsu karena hal yang sangat greget ini, dia masih menginginkannya, dan dia kasihan karena adiknya kesakitan.
Gredy Du memanglah berpengalaman, dia berkata: “Sayangku, kemarilah temani dia juga.”
Caroline Lei mengira temani adiknya hanyalah menemani adiknya saja, dan juga menenangkan perasaan adiknya.
Tapi kenyataannya tak seperti yang ia pikirkan, karena dia baru saja ingin mendekat, dada dia langsung digigit oleh Gredy Du.
Lalu di waktu berikutnya, suara kedua kakak beradik yang menawan itu dapat terdengar dengan jelas.......
Semalaman ini, kedua kakak beradik itu dimainkan oleh Gredy Du sampai lemas.
Kasur yang basah dan berantakan itu merupakan bukti dari malam yang menawan itu.
Paginya, Gredy Du karena ada urusan, dia pergi duluan, sedangkan kedua kakak beradik ini, masih tiduran di ranjang saja, dan saling melihat dengan rasa malu. Karena walaupun hubungan mereka baik, tapi kemarin malam, mereka ditiduri oleh seorang pria yang sama.
Perasaan seperti ini, dulunya dia merasa sangatlah jijik.
Tapi setelah dia bermain bersama Gredy Du kemarin malam, dia merasakan perasaan memalukan yang berbeda.
Bahkan dapat membuatnya ketagihan.
Caroline Lei berkata: “Semalam, di saat aku membujukmu, kamu masih tidak mau, dibujuk seperti apa juga tetap menolak.”
“Tapi akhirnya, malah berebutan dengan kakakmu ini, malah berkata kakakmu ini sudah menikmati selama setengah jam, kamu juga menginginkannya.”
Alice Lei dibuat sangat tidak enak olehnya, tapi setelah dipikir-pikir lagi, mereka berdua ditiduri oleh seorang pria yang sama, juga tidak merasa tidak enak lagi.
Jadi dia membalasnya: “Kamu juga begitu, sebagai kakak, kamu malah berbuat hal seperti itu dengan laki-laki lain di depan adikmu ini, aku itu tergoda olehmu. Kamu tidak tahu, saat kamu melakukan itu, aku.......”
Kedua kakak beradik itu masih berbaring di ranjangnya, dan memikirkan kembali malam yang menakjubkan itu, dan berkata hal yang memalukan.
Di saat ini, Gredy Du sudah sampai ke tempat dia tinggal, dan bertemu dengan Siska Meng.
Dia bertemu Siska Meng bukan demi hal yang lain, tapi demi mengantarnya pergi.
“Aku sudah menghubungi rumah sakit yang mengurusi bibi, kamu bisa lebih leluasa menemaninya.”
“Dan juga nilaimu bagus, aku sudah menghubungi sekolah di luar negeri, kamu di sana bisa sambil belajar sambil menjaga bibi.”
Siska Meng sangat tidak rela dengan Gredy Du, tapi pengaturan dari Gredy Du membuatnya sangat terharu.
Gredy Du sangat baik terhadapnya, rasanya dia menjadi sangat hangat, sampai-sampai ingin mencair rasanya, dan menjadi air, setelah itu masuk ke tubuh Gredy Du, dengan begitu dia dan Gredy Du selamanya tidak akan berpisah lagi. Tapi pengaturan seperti itu, membuatnya tak dapat menolaknya.
Karena pengaturan ini sangatlah baik, sampai-sampai dia tak bisa menolaknya.
Kalau masalah sekolah dia juga tak terlalu peduli, yang paling penting, dia ingin menyembuhkan ibunya, lalu dia juga bisa menemani ibunya sambil sekolah, dengan begitu tidak menunda pendidikan dia.
Jadi dia sangat berterima kasih pada Gredy Du, tapi hatinya juga tidak rela dengan laki-laki yang paling ia cintai ini.
Siska Meng jatuh ke pelukan Gredy Du, lalu ia disambut dengan ciuman di keningnya.
“Istri bodoh, kita kan masih bisa bertemu, tak apa.”
“Dan lagi, aku berjanji padamu, tunggu saat aku punya waktu, aku pasti akan ke sana untuk bertemu dengan, oke?”
Siska Meng menganggukkan kepalanya, dia memeluk Gredy Du lebih erat lagi. Gredy Du semakin baik terhadapnya, dia juga semakin tidak rela..........
Saat mengurus kepergian Siska Meng dan ibunya, Gredy Du kembali ke mobil bersama Hardi Yin.
“Kemarin malam bagaimana, apakah terluka?”
Hardi Yin menggelengkan kepalanya: “Sampah kecil saja, kalau bukan karena takutnya dikira pertandingan yang curang karena terlalu cepat, aku dari awal sudah bisa menghabisinya langsung, tak usah menunggu sampai babak berikutnya.”
Kata-kata ini sangatlah sombong, tapi tidak bisa dipungkiri, ini juga merupakan fakta, karena Hardi Yin memang memiliki kemampuan itu.
Seperti yang dilihat Hardi Yin, kemampuan Gredy Du dalam menjebak orang juga sangatlah luar biasa.
Seperti pertandingan tadi malam, dia tahu Gredy Du akan menang, tapi dia tidak membayangkan kalau Gredy Du akan menang sebanyak 2 miliar RMB (sekitar 4 triliun rupiah).
Tak hanya memenangkan uang, Gredy Du malah dapat membunuh Jordan Cao juga.
Sampai sekarang, dia juga masih belum tahu bagaimana cara Gredy Du membunuh Jordan Cao, dan juga bagaimana ia menghabisi kekuatan dari Jordan Cao.
Sangatlah hebat, di pandangan Hardi Yin, keberhasilan Gredy Du yang sekarang ini, Dimas Du yang dulu saja bukanlah tandingannya.
Kalau dia memikirkan Gredy Du di masa depan, benar-benar akan lebih hebat dari Dimas Du!
Namun masalah serius harus dibicarakan juga, jadi dia berkata pada Gredy Du: “Bruce Ye sudah mencari 3 penjaga, semuanya profesional, dan sudah pernah ikut dalam peperangan, sudah merasakan kehidupan dan kematian yang sulit, sangatlah ganas.”
Begitulah, karena masalah ini, Gredy Du sengaja membuat Siska Meng pergi ke luar negeri.
Dengan begini Siska Meng tidak akan berada dalam bahaya, dan Victor Qin bisa mengutus lebih banyak orang untuk menjaga Wylda Yu dan juga Juliana Chu.
Setelah dia mengatur ketiga perempuan itu dengan baik, Gredy D juga sudah tidak ada yang dikhawatirkan lagi.
Jadi terhadap ketiga penjaga yang dicari oleh Bruce Ye itu, Gredy Du juga tidak terlalu menganggapnya, hanya tertawa saja.
“Tentu saja bukan, aku bisa mengalahkan mereka bertiga dengan satu tangan!”
Perkataan ini sangatlah sombong, Gredy Du menyukainya, lalu dia dan Hardi Yin tertawa terbahak-bahak setelah itu.
Namun tak lama setelah itu, Gredy Du mendapatkan panggilan dari bawahannya.
Bawahannya berkata bahwa penjaga panti asuhan itu, semuanya ditangkap polisi.
Gredy Du sangatlah bingung, dia dan kepala panti asuhan Ema Sun hubungannya sangatlah baik, dan juga telah menyuruh orang untuk menajga panti asuhan itu.
Awalnya dia masih berpikir, setelah Jordan Cao meninggal, masalah panti asuhan itu juga sudah aman.
Siapa yang menyangka, orang yang menjaga panti asuhan itu malah ditangkap oleh polisi.
Mobilnya yang awalnya ingin menuju ke perusahaannya, langsung diarahkan ke panti asuhan itu.
Gredy Du sangat ingin melihat, siapakah orang yang berani menusuknya dari belakang, orang tidak takut mati mana yang berani melakukan hal itu!
Novel Terkait
My Lifetime
DevinaLove Is A War Zone
Qing QingThe Revival of the King
ShintaLove In Sunset
ElinaBehind The Lie
Fiona LeeDon't say goodbye
Dessy PutriHis Soft Side
RiseThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)