The Great Guy - Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
Caroline Lei tidak begitu merasakan keinginan dari Gredy Du, tetapi hari ini dia jelas tidak memiliki mood seperti itu.
Setelah tiba pada Caroline Lei, Gredy Du duduk di kursi, lalu berbicara dengannya tentang suatu masalah.
"Atur seseorang untuk membantu aku menemukan semua informasi investigasi di Tim Resese Kriminal."
Perlahan dia memberitahu Caroline Lei tentang masalah Malvin Mu.
Ketika Caroline Lei mengetahui hal ini, dia segera mengangguk setuju.
Tapi dia tidak terlalu tahu, hanya seorang mahasiswa biasa, mengapa Gredy Du ingin begitu perhatian?
"Dia adalah teman sekelasku dan sangat membantu diriku ketika aku tidak dikenali oleh keluarga Du."
"Aku telah mengatur semua untuk dirinya, tetapi ketika dia ada masalah seperti ini, maka aku tidak bisa membiarkan dia mati sia-sia."
"Itu saudaraku, aku harus membalaskan dendamnya!"
Ketika membicarakan hal ini, Gredy Du menggertakkan gigi dan hatinya penuh dengan kebencian pada si pembunuh.
Namun, Caroline Lei dapat melihat dari titik ini bahwa sentimentalitas Gredy Du, ketika dirinya dalam kesulitan, Malvin Mu selalu membantu dan berbagi kesulitan, tetapi setelah dia memiliki segalanya, Gredy Du tidak dapat berbagi kesenangan bersama Malvin Mu.
Jadi setelah Gredy Du menyebutkan hal ini, Caroline Lei merasa nyaman.
Yang paling dia takuti adalah bertemu dengan orang-orang yang menyeberangi sungai dan menghancurkan jembatan itu. Awalnya Jordan Cao juga seperti Gredy Du itu, tapi kemudian Jordan Cao setelah menjadi semakin kuat, dia melakukan hal yang disebutkannya tadi, dan Caroline Lei kemudian tidak punya pilihan selain menjalani kehidupan seperti itu.
Tetapi sekarang setelah dia bertemu Gredy Du, dia merasa bahwa hidupnya benar-benar dimulai lagi.
Gredy Du tidak hanya mengakhiri kehidupan sebelumnya, tetapi juga memberinya kehidupan baru.
Dan sambil memberinya kehidupan baru, dia juga menyadari kebahagiaan yang belum pernah dia miliki sebelumnya.
Kebahagiaan semacam itu tidak semata-mata bersifat fisik, tetapi semacam menyatu dengan jiwa.
Mungkin orang-orang di luar mengira bahwa hubungan Caroline Lei selalu berakhir begitu saja.
Tetapi kenyataannya, dalam hidupnya dia hanya memiliki tiga pria, tetapi tidak termasuk Gredy Du.
Hanya saja ketiga pria itu membohonginya sampai pada tingkat tanpa rasa sakit, dan hanya Gredy Du yang memberinya hal yang paling tulus.
Tidak ada pernikahan dan tidak ada masa depan. Hubungan di antara mereka itu hanya sebatas bekerja sama dengan minat yang tulus antara satu sama lain.
Nyatanya, ini sudah cukup, Di usianya sekarang ini, semua perasaan dan sebuah pernikahan, itu semuanya omong kosong.
Mereka sangat mendukung satu sama lain saja, itu sudah cukup.
Oleh karena itu, Caroline Lei menghargai perasaan Gredy Du hari ini.
Hanya……
"Gredy Du, meskipun aku tahu itu tidak pantas, tetapi Malvin Mu sudah mati, dan polisi baru saja menyelidikinya, tidak akan ada hasil hari ini. Aku juga mengerti pikiranmu, kamu ingin berada di beberapa daerah yang tidak bisa dijangkau polisi. Biarkan Victor Qin membantu dirimu untuk menyelesaikan kasus ini. "
"Tapi, tidak bisakah kamu tidak terburu-buru, tetaplah bersamaku, meskipun hanya satu atau dua jam."
"Sejak aku mengenalmu, kamu belum benar-benar menjadi bagian dari diriku. Dulu aku punya adik perempuan yang selalu menemaniku, tetapi sekarang aku hanya memiliki dirimu, jadi aku ingin..."
Ketika sampai pada hal ini, Caroline Lei tampak sedikit malu, dan wajahnya memerah.
Jelas sekali, dia sangat malu untuk mengatakan ini, tapi di dalam hatinya dia sangat ingin bersama Gredy Du.
Hasratnya yang ekstrim saat ini terus menerus menstimulasi tubuhnya hingga sulit untuk berkata-kata.
Dia sudah merasa bahwa duduk pun tidak begitu leluasa, dan celana ketat di tubuhnya membuatnya merasa tidak nyaman.
Jadi kemudian dia mengambil inisiatif untuk datang ke sisi Gredy Du dan mengulurkan tangan untuk menyentuh tubuh Gredy Du.
Kemudian jatuh di pelukan Gredy Du, Caroline Lei berkata dengan malu, "Sekali saja, sekali saja, oke? Tolong, aku hanya menginginkanmu sekarang."
Ini bukan Caroline Lei yang dia kenal sebelumnya, terlihat dia tidak tahan lagi dengan nyala api itu.
Tapi Gredy Du benar-benar sedang tidak mood sekarang, lagipula, saudara yang baik itu baru saja meninggal.
Hanya keinginan Caroline Lei, dan kegelisahan Caroline Lei saat ini di tangan kecilnya, yang mulai merangsang Gredy Du.
Selain itu, Caroline Lei kemudian melakukan sesuatu yang lebih berlebihan, memegang tangan Gredy Du dan memasukkannya ke bawah roknya.
"Cobalah, itu semua bukti bahwa aku merindukanmu, aku tidak bisa menahannya ketika aku melihatmu ..."
Kata-kata yang diucapkan Caroline Lei sangat sulit untuk dipercaya, bahwa seorang wanita yang mengatakannya seperti itu.
Sangat vulgar sekali, tapi dengan suaranya yang genit, itu yang paling gerah, dia seperti ingin meledakkan orang.
Jadi Gredy Du tidak bisa menahannya. Dia merasakan api di tubuhnya sudah melonjak. Dia tidak sabar untuk membiarkan dia mengurus Caroline Lei, dan kemudian melakukan pertempuran sengit dengan Caroline.
Hanya saja Gredy Du benar-benar masih memikirkan Malvin Mu, karena itu saudaranya.
"Caroline Lei, aku ..."
"Aku tidak mau kamu mengatakan apapun, cium aku, aku ingin kamu menciumku."
Itu tidak lebih dari sekedar berciuman, tapi yang dilakukan Caroline Lei jelas tidak seperti itu.
Dia langsung mendorong Gredy Du ke bawah di sofa, dan kemudian membalik roknya untuk memisahkan kaki halusnya yang dibungkus dengan stoking hitam ...
Ketika waktu berlalu sepuluh menit kemudian, Gredy Du akhirnya terperangkap oleh api keinginan Caroline Lei.
Karena mulut kecil Caroline Lei yang seksi dan begitu kuat mencium itu, membuat seluruh tubuh Gredy Du langsung meledak.
Jadi dia hanya bisa mengaum di dalam hatinya: Maafkan aku, saudaraku!
Kemudian di saat berikutnya, Caroline Lei yang juga telah mencapai puncak ekstrim, didorong ke bawah oleh Gredy Du, dan kemudian kepalanya Gredy Du mengarah ke depan dadanya.
Ketika semuanya selesai, satu jam telah berlalu, dan Caroline Lei benar-benar melemah.
Namun kali ini, langkahnya sangat cepat, Gredy Du sepertinya sedang terburu-buru, dan yang dia lakukan adalah serangan yang ganas.
Dalam serangan sengit ini, Caroline Lei terbunuh berulang kali memohon belas kasihan dan mundur.
Dia mulai menyesali mengapa dia memprovokasi Gredy Du Meskipun waktunya singkat, tetapi hal ini lebih gila lagi.
Sampai saat ini, Caroline Lei merasa bahwa dia masih tergantung di atas awan, terutama setelah Gredy Du mengetuk dan menggoda beberapa kali, dia mengeluarkan reaksi yang belum pernah dia alami sebelumnya, dan rasanya seperti seseorang telah mengambilnya dan seperti menyiram bunga dengan selang.
"Jangan, jangan!"
Dia tidak tahu apa yang dikatakan Caroline Lei, tapi Gredy Du hanya melihat dia memegangi kepalanya dengan rasa sakit dan keterikatan, dan kemudian begitu saja.
Ketika lebih dari sepuluh detik, Caroline Lei mampu mengakhirinya.
Dia tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang, dan dia hanya bisa berkata ini sangat enak sekali!
Merasakan perasaan seperti ini, dia hanya merasa bahwa separuh hidupnya yang dulu, hanyalah sia-sia begitu saja.
"Terima kasih Gredy Du, separuh pertama hidupku memang bukan milikmu, tapi separuh hidupku satunya lagi adalah milikmu sendiri."
"Jika kamu menyuruhku mati sekarang, aku pun tidak akan ragu-ragu memberikan nyawaku padamu, karena kamu adalah Tuhanku, rajaku, dan satu-satunya dalam hidupku."
Dapat dikatakan bahwa Caroline Lei benar-benar yakin pada saat ini, dan ditaklukkan oleh Gredy Du hidup-hidup, tanpa pemikiran lain.
Di waktu berikutnya, dia bahkan mengeluarkan ponselnya, menelepon stafnya, dan melaksanakan apa yang diinginkan Gredy Du.
Setelah menutup telepon, Caroline Lei berkata kepada Gredy Du: "Jangan khawatir, aku akan memberitahumu segera setelah aku mendapat informasi."
"Namun, kamu harus berjanji padaku satu hal."
Novel Terkait
Lelaki Greget
Rudy GoldGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangWaiting For Love
SnowIstri ke-7
Sweety GirlCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyYour Ignorance
YayaCutie Mom
AlexiaSi Menantu Buta
DeddyThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)