The Great Guy - Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
Pada siang hari itu, Gredy Du mengucapkan banyak kata-kata yang hangat dan romantis, dan setiap kata tertancap di hati Patricia Ye.
Dia tidak bisa melepaskannya satu per satu, dan dia tidak mau melepaskannya. Dia menyukai kata-kata yang diucapkan Gredy Du. Kata-kata ini membuatnya merasa hangat, dan membuatnya merasa bahwa Gredy Du tidak hanya tertarik pada tubuhnya, tetapi pada dia sepenuhnya.
Jadi dia berbalik, tersipu dan secara inisiatif menekan bibir kemerahannya, dan tangannya tanpa sadar memeluk Gredy Du.
Ciuman yang penuh gairah dan menawan seperti itu adalah yang paling mampu membuat orang merasakan cinta.
Tentu saja, sebelum cinta itu harus ada satu kata, perasaan.
Apalagi dengan suasana yang begitu indah di dalam kamar, ini benar-benar kesempatan yang bagus untuk melakukan sesuatu.
Tetapi ketika Gredy Du mendorong tubuh Patricia Ye yang menawan ke tempat tidur, Patricia Ye menjawab dengan kaku: "Gredy Du, kita beda generasi."
Gredy Du tidak bisa berkata-kata, jauh dari mengharapkan Patricia Ye untuk tiba-tiba mengucapkan kalimat seperti itu pada saat yang penuh gairah.
Namun, masalah senioritas memang ada. Meskipun Tuan besar Ye jauh lebih tua dari Dimas Du ketika masih hidup, mereka berbicara tentang satu sama lain sebagai kakak dan adik laki-laki. Jadi sekarang Gredy Du memang satu generasi lebih muda dari Patricia Ye.
Apakah itu penting? Gredy Du tidak menganggap itu penting, dan keduanya tidak berada dalam keluarga yang sama, jadi yang disebut senioritas tidak begitu serius.
Karena ada masalah senioritas yang aneh, tentu inilah saatnya untuk melakukan hal yang aneh-aneh.
Ketika Gredy Du membicarakan hal ini, Patricia Ye memukul Gredy Du dengan rasa malu, "Siapa yang ingin melakukan hal yang aneh-aneh denganmu, aku tidak mau."
Semakin malu dia berperilaku, semakin kuat minat Gredy Du padanya.
Patricia Ye tidak sempat untuk menghentikannya, dan pakaiannya sudah terlepas dari tubuhnya.
Yang muncul adalah bra menawannya yang penuh pesona bewarna pink. Apalagi liontin di tengah membuatnya makin menawan.
Gredy Du menyandarkan kepalanya, menundukkan kepalanya dan mengendus, mencicipi aroma menawan milik Patricia Ye.
Patricia Ye sangat malu sehingga dia mengulurkan tangannya untuk mendorong Gredy Du, dia mengerahkan seluruh tenaga, tetapi tetap saja tidak bisa mendorongnya.
Gredy Du segera mencondongkan tubuh ke depan dengan gelisah, dan mencium mulutnya ...
Dua puluh menit waktu berlalu, wajah Patricia Ye yang malu itu tiba-tiba menjadi memerah dan lehernya merah. Bukti betapa kuat reaksinya setelah dicicipi Gredy Du.
Mengangkat kepalanya, Gredy Du memandang Patricia Ye yang meringis dan bingung, "Sayang, aku ingin mencicipi rasamu."
Gredy Du tidak mengatakan dengan jelas, tapi Patricia Ye menggelengkan kepalanya dengan penuh tenaga.
Dia tidak bisa memahami arti kata-kata Gredy Du, tetapi dia bisa merasakannya karena ujung celananya telah ditindih oleh barang itu.
Bersama dengan gerakan ini, Gredy Du ingin merasakan “rasa” di bagian apa, tentu saja, tidak perlu dikatakan lagi.
Mengingat perasaan kemarin melalui stoking dan celana dalam, Patricia Ye sangat malu dan berantakan.
Dia mau mencobanya lagi sekarang, dia tidak berani menerimanya.
Dan yang paling penting, dia benar-benar belum siap, lagipula, ini baru hari kedua mereka bertemu.
Ketika Patricia Ye mengatakan hal-hal ini dengan malu-malu, dia pikir Gredy Du hanya akan tersenyum.
Tetapi yang mengejutkan, Gredy Du tidak memaksanya, dan bahkan mengungkapkan pengertiannya.
Patricia Ye merasa sedikit tidak bisa dimengerti. Bagaimanapun, Gredy Du sangat nakal dan mesum sebelumnya, tapi sekarang dia terlihat seperti seorang pria sejati.
Untuk ini, Gredy Du juga membuat jawaban sendiri: "Karena kamu adalah wanitaku, tentu aku harus menjaga emosimu. Jika kamu adalah wanita orang lain, tidak masalah. Siapa peduli apa yang kamu pikirkan. "
Apa yang dikatakan ini cukup nakal dan sangat meyakinkan, tapi itu membuat Patricia Ye merasa hangat.
Karena Gredy Du berkata bahwa dia adalah wanitanya ...
Bagaimanapun, Gredy Du tidak memaksa Patricia Ye, keduanya hanya berpelukan di ranjang, atau berciuman dan mengobrol.
Tentu saja, Patricia Ye juga menderita dari waktu ke waktu. Ketika Gredy Du bermain dengannya semaunya, Patricia Ye sangat malu, tetapi juga sedikit dipenuhi dengan kasih sayang, punya pemikiran tetapi juga rasa malu...
Hari ini, mereka berdua bersama dari pagi hingga malam, dan hubungan mereka berkembang sangat cepat.
Perlu diketahui, berkomunikasi tidak dapat meningkatkan perasaan dengan cepat, tetapi beberapa kontak fisik dapat.
Bagaimanapun, itu adalah bagian yang tertutup dari seseorang, tetapi setelah kontak fisik dengan pihak lain, maka pihak lain tersebut akan menjadi miliknya sendiri.
Pertumbuhan emosi seperti ini tentu saja sangat cepat dan langsung.
Di malam hari, Gredy Du ingin Patricia Ye tinggal bersamanya, tetapi Patricia Ye tidak setuju, karena dia harus pulang, dan berbicara dengan keluarga Ye tentang bagaimana keadaan telah berubah sekarang sehingga keluarga Ye dan Du tidak memiliki konflik yang tidak perlu terjadi.
Jadi setelah mengirim pulang Patricia Ye, Gredy Du kembali ke hotel sendirian.
Dalam perjalanan kembali ke hotel, sepuluh mobil menghentikannya.
Benar, ada sepuluh mobil, dan entah itu van atau mobil bisnis, orangnya tidak sedikit.
Saat mobilnya berhenti, ratusan orang bergegas keluar.
Tapi yang paling mencolok adalah Xavier Chen berdiri di atap mobil di kejauhan.
"Aku telah memperingatkanmu untuk menjauh dari Patricia Ye. Karena kamu tidak mendengarkanku, jangan salahkan aku menggunakan cara ini!"
Xavier Chen juga orang yang sangat langsung, dia tidak terlalu banyak berbicara, jadi dia melambaikan tangannya untuk memberi isyarat kepada ratusan orang untuk melakukannya.
Gredy Du bukanlah Hardi Yin, dia hanya dilatih oleh Hardi Yin, jadi dia mana mungkin bisa mengalahkan ratusan orang.
Tapi Xavier Chen jelas meremehkan keberanian Gredy Du, atau bisa dibilang dia sangat sombong sekarang.
Karena saat berikutnya Gredy Du mengeluarkan pistol dari mobil, 'bang, bang, bang' menembakkan tiga kali dan menjatuhkan tiga orang.
Selain itu, dia sangat galak, dia mengangkat senjata dan langsung membunuh mereka semua, dan semuanya ditembak di dahi.
Suara tembakan itu membuat takut orang-orang yang awalnya galak dan sombong, dan ketiga orang yang tewas membuat mereka ketakutan dengan panik.
Ini pembunuhan, ini bukan perkelahian geng.
Xavier Chen, yang semula berdiri di atas atap mobil, saat ini juga ketakutan, dia tidak pernah menyangka Gredy Du begitu galak.
Menyadari bahwa dia berdiri di target tinggi, Xavier Chen ingin melompat ke dalam mobil dan bersembunyi di antara kerumunan.
Tapi kemudian dia menemukan moncong pistol Gredy Du diarahkan padanya, yang membuat kakinya menggigil.
Segera Gredy Du memberi isyarat agar dia datang.
Xavier Chen tidak ingin datang, dia ingin melarikan diri.
Tetapi setelah semua orang mengetahui bahwa Gredy Du sedang mencari Xavier Chen, mereka segera menyingkir dari jalan yang lebar untuk mengekspos Xavier Chen.
Xavier Chen marah, dia bahkan tidak bisa lari, jadi dia hanya bisa gigit jari dan datang ke Gredy Du.
Sebelum Xavier Chen mendekat, Gredy Du meletakkan pistolnya, lalu mengambil pakaian rapi Xavier Chen untuk menghapus sidik jari dari pistol itu, dan membiarkan Xavier Chen memegang pistolnya lagi.
Xavier Chen tidak berani mengambilnya, dia tahu konsekuensi dari sidik jarinya itu.
Tetapi ketika Gredy Du menatapnya dengan matanya, dia dengan menurut mengambil pistolnya.
Setelah itu, Gredy Du berkata kepadanya: "Aku memperingatkanmu pagi ini, kamu hanya memiliki kehormatan ini sekali, dan kamu tidak akan memilikinya untuk kedua kalinya."
"Jadi sebagai hukuman, kamu harus mentransfer 500 juta RMB (sekitar 1 triliun rupiah) ke rekeningku. Apakah ada masalah?"
500 juta RMB? ! Setelah Xavier Chen mendengar jumlah ini, dia ingin mencekik Gredy Du sampai mati.
Dia adalah wakil aliansi bisnis, tetapi itu tidak berarti bahwa semua uang ada di tangannya!
Terus terang, dia hanya generasi kedua yang kaya, dan sekarang dia masih mengandalkan orangtuanya, bagaimana dia bisa punya begitu banyak uang? !
Jadi saat berikutnya, dia mengangkat pistolnya dan mengarahkannya ke dahi Gredy Du.
"Sekarang pistol ada di tanganku, kamu masih berani mengancamku dan ingin memerasku 500 juta RMB. Apa kamu bodoh, hah?!"
Novel Terkait
Air Mata Cinta
Bella CiaoAsisten Bos Cantik
Boris DreyTakdir Raja Perang
Brama aditioWonderful Son-in-Law
EdrickMy Cold Wedding
MevitaBehind The Lie
Fiona LeeMata Superman
BrickMenunggumu Kembali
NovanThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)