The Great Guy - Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
Gredy Du merasa Wylda Yu mungkin tahu tentang Malvin Mu.
Namun faktanya ini di luar dugaan, dan Wylda Yu berkata bahwa dia tidak tahu.
"Aku baru kembali dari rumah sakit, karena ayahku baru keluar rumah sakit. Malvin Mu sudah pergi ketika aku datang kemarin."
"Ada sebuah surat izin yang ditinggalkannya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa. Sekarang aku tidak bisa menghubungi nomornya, malah aku ingin bertanya padamu!"
Kejadian ini membuat Gredy Du terkejut, karena Malvin Mu seharusnya tidak seperti ini.
Jika sesuatu terjadi padanya, sepertinya tidak mungkin. Jika sesuatu benar-benar terjadi padanya, kenapa dia tidak meminta bantuan?
Gredy Du melihat surat izin yang diserahkan oleh Wylda Yu, dan kemudian menyadari bahwa sesuatu sedang terjadi pada Malvin Mu.
Wylda Yu mengatakan bahwa ini adalah surat izin yang ditinggalkan oleh Malvin Mu, tetapi sebenarnya tulisan tangan pada surat izin itu sama sekali bukan tulisan dari Malvin Mu.
Meskipun terlihat sangat mirip, itu hanya tiruan, seperti huruf mandarin pada 'Ju', di sini ada tiga di dalamnya, tetapi Malvin Mu selalu menulis dua garis, Gredy Du mengoreksinya beberapa kali, dan Malvin Mu selalu melakukan hal yang sama, dan ini merupakan hal yang sudah biasa.
Tetapi huruf mandarin dalam surat cuti ini ada tiga garis dan sangat jelas tulisannya.
Akan tetapi tulisan ini mirip dengan tulisan Malvin Mu, dan Gredy Du tahu itu bukan tulisan tangan Malvin Mu.
"Apa Malvin Mu mendapatkan masalah?"
Ketika Wylda Yu bertanya dengan rasa ingin tahu, Gredy Du tersenyum dan berkata, "Kenapa, tidak apa-apa, jangan khawatir!"
Dia dengan lembut memeluk Wylda Yu, dan kemudian mencium pipinya, "Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja, aku akan pergi dan melihat."
Setelah menenangkan Wylda Yu sebagai guru konselor, Gredy Du meninggalkan sekolah dan langsung menuju ke rumah Malvin Mu.
Tetapi ketika Gredy Du pergi ke rumah Malvin Mu, dia melihat bahwa pintu toko buahnya ditutup.
Tetangga mengatakan bahwa mereka telah ditutup toko hampir seminggu.
Ada seseorang mengeluh, karena orang itu sudah membayar uang untuk membeli buah, tetapi keesokan harinya toko itu tutup, dan tidak bisa mengambil buah tersebut.
Orang tua Malvin Mu memang hanya memiliki bisnis kecil saja, tetapi mereka memperhatikan kredibilitas dia sebagai penjual.
Mereka tidak mungkin sampai membohongi soal uang, dan terlebih lagi itu hanya berapa puluh RMB saja, jadi Gredy Du yakin sesuatu telah terjadi pada keluarga Malvin Mu.
Jadi dia tidak mengatakan apa-apa, memecahkan jendela pemadam kebakaran di pinggir jalan, mengambil kapak dari dalam jendela tersebut dan membobol pintu rumah Malvin Mu.
Pintunya terbuka dalam dua atau tiga kali, dan kemudian dia memasuki halaman belakang.
Rumah Malvin Mu terdiri dari bagian ruangan selatan dan utara, di sebelah ruangan selatan dia membuka toko, dan di ruangan utara sebagai tempat tinggal mereka sekeluarga.
Saat ini, ruangan bagian utara dikunci, dan dikunci dari luar.
Tetangga lain juga mengikuti, mencoba ingin tahu kejadian ini saja, tetapi Gredy Du menghentikan mereka.
Dia sangat khawatir, jika sesuatu masalah benar-benar terjadi pada rumah Malvin Mu, kemungkinan besar tempat ini akan menjadi sebuah tempat kejadian perkara.
Jika terlalu banyak orang, hal itu dapat menyebabkan kerusakan pada tempat kejadian perkara ini.
Jadi dia menakut-nakuti orang dengan kapak besar itu, dan memaksa beberapa orang untuk memanggil polisi.
Inilah yang dibutuhkan Gredy Du, dia berusaha untuk menakuti orang-orang ini sehingga mereka tidak berani maju lagi, dan juga ingin menyuruh mereka untuk melaporkan kepada polisi, dan melihat bagaimana polisi melihat hal ini.
Dengan kapak, ruangan pintu bagian utara dibelah dengan kapak, dan bau busuk segera keluar.
Bersamaan dengan bau busuk ini, nyamuk dan lalat pun berdengung.
Bagaimana bisa ada bau busuk dan begitu banyak nyamuk di tempat tinggal orang? Ini tidak masuk akal.
Dan setelah melihat pemandangan di dalam rumah, semuanya menjadi masuk akal--
Di tanah, tiga mayat ditempatkan secara acak, dan tingkat kebusukkannya sangat tinggi.
Jangankan untuk melihat rupahnya, untuk melihat bentu tubuhnya saja tidak bisa sanggup melihatnya, ada beberapa tempat yang sudah terlihat tulang-tulangnya, dan terdapat belatung yang berkelok-kelok di daging busuknya yang menjijikkan, tapi juga sangat menakutkan.
Sekelompok orang semuanya ketakutan, hanya menyisakan sedikit keberanian, dan mereka tetap di bagian tengah rumah.
Gredy Du mengepalkan tinjunya, dengan urat biru menonjol di dahinya.
Dia tidak bisa melihat wajah Malvin Mu, tapi tidak bisakah dia melihat pakaian yang dikenakan Malvin Mu?!
Tapi dia tidak implusive. Dia masih menunggu polisi datang. Bagaimanapun, polisi bisa lebih baik menyatakan bukti fisik dan menilai penyebab kematian ketiganya.
Polisi tiba sekitar sepuluh menit kemudian. Setelah mengetahui bahwa itu adalah pembunuhan, polisi segera menjaga tempat kejadian dan memberi tahu Tim Resese Kriminal untuk datang.
Setelah beberapa saat, Tim Resese Kriminal datang dengan didampingi oleh seorang dokter forensik.
Tetapi Gredy Du tidak jelas tentang hal berikutnya, karena dia telah dibawa oleh polisi untuk diinterogasi.
Bagaimanapun juga dia dan Malvin Mu adalah teman sekelas yang sangat dekat. Banyak orang yang mengetahui hal ini. Oleh karena itu, wajar baginya untuk mendobrak pintu. Polisi tidak mengatakan apa-apa berdasarkan ini.
Tapi polisi menanyakan secara detail, "Maksudmu, kamu memberi Malvin Mu kartu bank yang isinya 4 juta RMB (sekitar 8 miliar rupiah)?"
Gredy Du mengangguk, "Ya, jadi aku menyuruhnya untuk memeriksa kartu bank itu, melihat apakah uang itu masih ada."
"Lagipula, aku sangat mengenal keluarga Malvin Mu. Keluarga mereka sangat sederhana dan baik hati. Mereka bukan pembuat onar. Bahkan jika terjadi pertengkaran mulut antar tetangga, tidak mungkin sampai saling membunuh."
Untuk petunjuk yang diberikan oleh Gredy Du, polisi merasa itu sangat penting, dan mereka secara khusus menggambar pena merah dalam lingkaran.
Setelah itu, polisi bertanya lagi: "Lalu siapa kamu?"
Gredy Du tidak menyembunyikannya lagi, "Aku Presdir dari Perusahaan Honeycom, Gredy Du."
Niat awal polisi adalah untuk menanyakan bagaimana kondisi keluarga Gredy Du, jika tidak, dari mana uang 4 juta itu bisa ada?
Namun apa yang sekarang polisi itu pikirkan, ternyata dia adalah Presdir Perusahaan Honeycom yang ternama di kota ini.
Orang banyak mendengar bahwa Presdir Perusahaan Honeycom masih muda, tetapi kali ini Presdirnya sangat muda sekali!
Usianya baru 20 tahun, dan sudah menjadi Presdir dari Grup Honeycom, yang membuat para Tim Resese Kriminal berusia 30 tahun ini merasa sangat malu.
Pada akhirnya, setelah membicarakan beberapa hal, polisi mencatat nomor ponsel Gredy Du dan mungkin akan perlu menghubunginya lagi.
Untuk ini, Gredy Du cukup kooperatif dan segera memberikannya.
"Jika kasus ini dalam tiga hari selesai, aku akan memberi biaya peralatan untuk Tim Resese Kriminal senilai 300 juta RMB (sekitar 600 miliar rupiah). Jika dalam seminggu, aku akan memberi Tim Polisi Kriminal biaya peralatan senilai 100 juta RMB (sektiar 200 miliar rupiah). Dalam sebulan, aku akan memberi Tim Polisi Kriminal peralatan senilai 50 juta RMB (sekitar 100 miliar rupiah)."
Polisi terkejut dengan ini.
Dia pernah melihat kerabat dan teman korban meminta polisi untuk menyelesaikan kasusnya secepatnya, perasaan itu bisa dimaklumi.
Para polisi mengerti perasaan yang seperti ini, perasaan dimana seorang keluarga atau teman yang ingin cepat-cepat kasus ini terpecahkan.
Tetapi mereka sangat jarang mendapatkan uang seperti ini, bukan dengan memasukkan uang ke dalam saku mereka, tetapi memberikan peralatan kepada Tim Resese Kriminal.
Dengan ini, mereka akan lebih cepat dalam menyelesaikan kasus ini.
Terus terang, jika mereka dapat menyewa satelit militer dari AS, mereka dapat langsung menghubungi satelit saat menyelesaikan suatu kasus, dan sangat mudah sekali!
Tetapi masalah ini tidak semudah itu, kemudian seorang polisi berkata: "Aku sangat memahami perasaan kamu. Ini adalah tugas kami untuk menyelesaikan kasus ini. Yakinlah bahwa kami akan menyelesaikan kasus ini secepatnya. Mengenai bantuan yang kamu sebutkan tadi, kami masih perlu berbicara dengan atasan kami, dan aku tidak bisa mengambil tindakan apapun."
"Tapi aku masih ingin mengucapkan terima kasih kepada kamu, karena kamu ingin memberikan semangat atas pekerjaan kami....."
Setelah berbicara dengan polisi, Gredy Du meninggalkan rumah Malvin Mu.
Tapi begitu dia pergi, dia pergi ke sisi Caroline Lei.
Pada saat ini, Caroline Lei sedang mengurusi toko tehnya, dengan santai menyesap tehnya, merencanakan rencana untuk membicarakan urusan bisnis kepada para pemimpin, dan kemudian bekerja keras untuk memperluas ruang lingkupnya, sehingga dia dapat mengikuti jejak Gredy Du.
Tetapi pada saat ini, Gredy Du datang dengan tergesa-gesa.
Caroline Lei terkejut, "Kemarin malam kamu baru melakukannya, hari ini kamu mau aku lagi? "
"Sayangku, kenapa aku merasa keinginan dirimu semakin lama semakin besar ya....."
Novel Terkait
Precious Moment
Louise LeeAdore You
ElinaSomeday Unexpected Love
AlexanderVillain's Giving Up
Axe AshciellyHanya Kamu Hidupku
RenataDon't say goodbye
Dessy PutriThe Great Guy×
- Bab 1 Angin Dingin di Malam Musim Dingin
- Bab 2 Potensi dan Kemampuan
- Bab 3 Aku Datang Karena Ada Sesuatu
- Bab 4 Presdir dari Kalangan Bawah
- Bab 5 Sebenarnya Aku Mencintaimu
- Bab 6 Siapa yang Membuat Pengorbanan
- Bab 7 Kita Tidak Boleh Menyerah pada Diri Sendiri
- Bab 8 Jangan Katakan pada Orang Lain
- Bab 9 Memohon Pengampunan Anda
- Bab 10 Nama Baik Perusahaan
- Bab 11 Latar Belakang yang Tidak Diketahui
- Bab 12 Kamu Cocok?
- Bab 13 Apakah Benar Miliknya?
- Bab 14 Akan Terjadi Kejadian Baik Untuknya
- Bab 15 Siapa yang Pembuat Masalah?
- Bab 16 Kamu Siapa?
- Bab 17 Orang-Orang yang Tidak Menyadari Posisi
- Bab 18 Kesombongan
- Bab 19 Cara Presdir
- Bab 20 Penghargaan dan Hukuman
- Bab 21 Orang yang Tidak Tahu Malu
- Bab 22 Menepati Janji
- Bab 23 Hanya Bisa Merugikan Kamu
- Bab 24 Memangnya Kamu Siapa?
- Bab 25 Ayolah Ketua
- Bab 26 Aku Tidak Berlutut Dan Bersujud
- Bab 27 Hancurkan Dia
- Bab 28 Memaksa Presdir Menunjukkan Kemampuannnya
- Bab 29 Terjadi Masalah Besar
- Bab 30 Presdir Hebat
- Bab 31 Apakah Uang Ini Wangi?
- Bab 32 Tidak Ada Masalah dengan Makanannya
- Bab 33 Ternyata Kamu Jahat Juga
- Bab 34 Ikut Kami Akan Mendapat Keuntungan?
- Babak 35 Berbagai Macam Fitnah
- Bab 36 Ini Adalah Permainan Gredy Du
- Bab 37 Orang Licik yang Tidak Ada Bandingannya
- Bab 38 Mencari Masalah dengan Orang yang Salah
- Bab 39 Masih Merupakan Teman Baik
- Bab 40 Jebakan yang Cukup Hebat
- Bab 41 Merasa Kasihan Atas Kebodohanmu
- Bab 42 Penjelasan yang Masuk Akal
- Bab 43 Tidak Disukai
- Bab 44 Dasar Bocah Sialan
- Bab 45 Tidak Sama dengan Apa yang Kamu Pikirkan
- Bab 46 Si Ahli Kuliner
- Bab 47 Seorang Pria Tidak Boleh Pelit
- Bab 48 Lebih Kuat Daripada Emas
- Bab 49 Bersatu untuk Membuat Rencana Berantai
- Bab 50 Kenapa Kamu Berada di Sini
- Bab 51 Anak Muda Sudah Seharusnya Bersenang-Senang
- Bab 52 Lihat Apa Ini
- Bab 53 Kamu Berhutang Satu Nyawa Padaku
- Bab 54 Wanita Muda yang Tersayang
- Bab 55 Kebiasaan Membual
- Bab 56 Bagaimana Kamu Bisa Memiliki Jabatan yang Tinggi
- Bab 57 Walaupun Aku Seorang Wanita
- Bab 58 Kesombongan yang Sia-Sia
- Bab 59 Ada Saatnya Kalian Menangis
- Bab 60 Presdir Mulia
- Bab 61 Siapa Menantumu?
- Bab 62 Dua Orang Pengemis
- Bab 63 Siapa yang Akan Menang
- Bab 64 Memprovokasi
- Bab 65 Siapa yang Miskin
- Bab 66 Persetan Kamu
- Bab 67 Kehormatan yang Aku Berikan Padamu
- Bab 68 Sedikit Menarik
- Bab 69 Kamu Tidak Layak Diundang
- Bab 70 Penjelasan yang Sempurna
- Bab 71 Apakah Semua Adalah Palsu
- Bab 72 Mengambil Kesempatan Menguntungkan Diri Sendiri
- Bab 73 Bagaimana Jika Dia Tidak Terjebak
- Bab 74 Bagaimana Mungkin Dia Adalah Presdir
- Bab 75: Ketakutan Jarvis Shen
- Bab 76 Aku Ada Kamera Perekam Mobil
- Bab 77 Apakah Kamu Merasa Dirimu Adalah Manusia
- Bab 78 Yang Palsu Bertemu dengan Yang Asli
- Bab 79 Tuan Du Telah Tiba
- Bab 80 Kenapa Semuanya Menghindar
- Bab 81 Kamu Sedang Menghina Orang
- Bab 82 Masih Banyak Orang Baik
- Bab 83 Aku Adalah Double Pole Horse
- Bab 84 Kebaikan Besar dan Kejahatan Besar
- Bab 85 Kamu Berani Mengarahkan Pisau Padaku
- Bab 86 Kamu Tidak Cukup Layak
- Bab 87 Janji Gredy Du
- Babak 88 Tak Berguna
- Bab 89 Mencium Dan Membuat Masalah Besar
- Bab 90 Kamu Benar-Benar Sampah
- Bab 91 Orang Tak Tahu Diri
- Bab 92 Bergantung Pada Orang Lain
- Bab 93 Menertawakan yang Miskin, Tidak Menertawakan Pelacur
- Bab 94 Katakan Kata-Kata Tadi
- Bab 95 Balasan Setimpal untuk Orang Benar
- Bab 96 Perempuan yang Menawarkan Diri
- Bab 97 Ada Kakek yang Mencarimu
- Bab 98 Ada Apa dengan Semua Ini
- Bab 99 Pengetahuan yang Tidak Disangka
- Bab 100 Bosnya Bos
- Bab 101 Pembayaran Malam Hari
- Bab 102 Tuan Muda Du Kamu Sangat Bekerja Keras
- Bab 103: Kakak Jordan Benar-Benar Bijaksana
- Bab 104 Biarkan Aku Melihat Seberapa Kaya Dirimu
- Bab 105 Terjebak dalam Permainan Sendiri
- Bab 106 Harga Diri Hancur Berantakan
- Bab 107 Kaya Mendadak
- Bab 108 Dikalahkan
- Bab 109 Terima Kasih Atas Kemurahan Hatinya
- Bab 110 Kemarahan Jordan Cao
- Bab 111 Kembali Bertemu dengan Wylda Yu
- Bab 112 Si Botak dari Keluarga Fan
- Bab 113 Transfer Uang Tidak Memiliki Hati
- Bab 114 Bisa Mencekiknya Kapan Saja
- Bab 115 Kakakmu Sudah Menjadi Milikku
- Bab 116 Gredy Adalah Orang yang Baik
- Bab 117 Aku Akan Menuntutmu ke Pengadilan
- Bab 118 Orang Banyak Menindas Orang Sedikit
- Bab 119 Tidak Ada yang Berani Berbuat Seperti Ini Terhadapku
- Bab 120 Bukankah Ini Kesalahpahaman
- Bab 121 Jika Diri Sendiri Tidak Mau, Jangan Memaksakannya pada Orang Lain
- Bab 122 Aku Adalah Anak Perempuan Tertua dari Keluarga Fan
- Bab 123 Aku Telah Difitnah
- Bab 124 Bagaimana Bisa Begini
- Bab 125 Siapa Sebenarnya yang Akan Menjadi Kambing Hitamnya?
- Bab 126 Kenapa Kamu Berbohong Padaku
- Bab 127 Kali ini Aku Bergantung Sepenuhnya Padamu
- Bab 128 Kekayaan Tidak Dapat Melawan Kekuasaan
- Bab 129 Menyapa dengan Pukulan
- Bab 130 Bagaimana Dirinya Pantas Mendapatkannya
- Bab 131 Membereskan Tiga Anggota Keluarga Sekaligus
- Bab 132 Aku Masih Belum Siap
- Bab 133 Kamu Cepat Periksalah ke Dokter
- Bab 134 Akhirnya Menemukanmu
- Bab 135 Kali Ini Kita dalam Masalah Besar
- Bab 136 Tidak Mampu Menakuti Dia
- Bab 137 Memegang Pedang Kematian
- Bab 138 Siapa yang Tak Suka Akan Dihajar
- Bab 139 Tidak Menghormatinya
- Bab 140 Harapan Terakhirnya
- Bab 141 Selamanya Menjadi Teman Baik
- Bab 142 Gadis Kecil dan Gadis Besar
- Bab 143 Ini Adalah Kemampuannya
- Bab 144 Akibat dari Melawanku
- Bab 145 Kamu Selalu di Hatiku
- Bab 146 Kenapa Harus Gredy Du
- Bab 147 Aku Tidak Harus Berurusan Dengamu
- Bab 148 Kamu Tidak Membiarkan Aku Mengambilnya Sendiri
- Bab 149 Kenapa Situasinya Berbalik
- Bab 150 Kalau Kamu Memang Hebat, Jangan Memohon Padaku
- Bab 151 Jongkoklah, Kalau Kamu Ingin Tahu
- Bab 152 Ditampar
- Bab 153 Ini Baru Benar-Benar Cukup Gila
- Bab 154 Pria yang Memanggilnya Patricia
- Bab 155 Si Pembawa Bencana
- Bab 156 Tidak Mengikuti Perkataan Sendiri
- Bab 157 Aku Memberikan Kalian Jalan Lain
- Bab 158 Kebaikan Hatinya
- Bab 159 Berdasarkan Apa Aku Harus Berlutut?
- Bab 160 Aku Adalah Pamanmu
- Bab 161 Bagaimana Urusannya
- Bab 162 Jaga Mulutmu
- Bab 163 Apakah Ada Bunga di Wajahku
- Bab 164 Keromantisan dari Seorang Pahlawan yang Hebat
- Bab 165 Kehormatan Ini Hanya Sekali
- Bab 166 Aku Bantu Kamu Menyelesaikannya
- Bab 167 Kamu yang Menyebabkan Semua Ini
- Bab 168 Satu Malam yang Sangat Mengoda
- Bab 169 Bencana Seperti Apa Ini?
- Bab 170 Dilihat Orang Lain Tidak Bagus
- Bab 171 Kenapa Kamu Begitu Cantik
- Bab 172 Mimpi yang Tidak Bisa Dijelaskan
- Bab 173 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (1)
- Bab 174 Wanita yang Mewakili Keluarga Ye (2)
- Bab 175 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (1)
- Bab 176 Mencari Tempat yang Tidak Ada Orang (2)
- Bab 177 Napas
- Bab 178 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (1)
- Bab 179 Bersikeras Ingin Pindah Asrama (2)
- Bab 180 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (1)
- Bab 182 Keluarga Ye Tidak Membutuhkanmu Lagi (2)
- Bab 182 Penuhi Keinginannya
- Bab 183 Ini Hanya Permulaan Saja
- Bab 184 Ini Semua Adalah Hasil dari Kemampuanmu Sendiri
- Bab 185 Karena Aku Adalah Wanitamu
- Bab 186 Malam Ini Cicipi Sebotol Anggur Lama
- Bab 187 Penyesalan Patricia Ye
- Bab 188 Bergandengan Tangan
- Bab 189 Keluarga Dia Sungguh Terjadi Masalah
- Bab 190 Separuh Hidup yang Sia-Sia
- Bab 191 Tidak Ada Giliranmu Berbicara
- Bab 192 Seharusnya Tidak Membiarkanmu keluar
- Bab 193 Anak Kandung?
- Bab 194 Apa Ada Keperluan Lagi?
- Bab 195 Mengerti Cara Menghormati Gurumu?
- Bab 196 Lihat Bagaimana Kalian Mampus
- Bab 197 Ditekan Hingga Sangat Menyedihkan
- Bab 198 Hari Ini Pandangannya Akhirnya Terbuka
- Bab 199 Ini Benar-Benar Suatu Kejutan
- Bab 200 Xindy yang Berani dan Tangguh
- Bab 201 Kakak Ketiga Terlalu Melihat Rendah Dirimu
- Bab 202 Wanita yang Bisa Berubah dalam Sekejap
- Bab 203 Sekedar Keluarga Du Saja
- Bab 204 Dia adalah Orang Tanpa Usaha yang Mendapatkan Keuntungan
- Bab 205 Kelayakan Tubuh yang Indah
- Bab 206 Menariknya ke Sini Sebagai Pengganti
- Bab 207 Akhir Semuanya (Tamat)