My Enchanting Guy - Bab 159 Kenapa Terlihat Tidak Asing

Randel Jin sangat marah ketika mendengar perkataan sombong Stanley Ning.

"Apakah ada tempat bagimu untuk berbicara di sini? Di mana orang-orang keren yang tinggal, jangan tunda aku untuk berhubungan dengan wanita-wanita!"

Randel Jin berkata, sambil memandangi Dewi Lin, dia masih tertarik pada Dewi Lin.

Kata-kata Randel Jin membuat Sakura Xiao merasa sangat malu.

Dia membawanya, tapi dia malah bertingkah seperti ini.

"Randel Jin, kamu pulang saja, awalnya kamu memang tidak bisa datang ke sini. Aku datang ke sini untuk makan dengan sepupu dan kakak iparku, kenapa kamu malah mau ikut-ikutan?"

Sakura Xiao langsung berkata tanpa sungkan.

Randel Jin tidak bisa menahan cemberut: "Aku berkata kepada kalian berdua, obat apa yang diberikan oleh orang ini? Bagaimana kalian bisa terpikat dengan orang miskin ini?"

"Sakura, Nona Dewi. Kalian berdua sebaiknya ikut denganku, ayo pergi ke hotel bintang lima untuk makan!"

Dewi Lin meliriknya, "Pergi saja sejauh mungkin, dan jangan berbicara denganku lagi, menjijikkan."

"Kamu!"

Randel jin tidak dapat mempercayainya, wanita cantik di depannya ini bisa membantu orang miskin ini berbicara, menggertakkan giginya dan berkata: "Oke, kalian tunggu saja."

Setelah berbicara, dia bangkit dan pergi ke samping.

Randel Jin berjalan ke pintu restoran dan menatap mereka bertiga dengan sinis. Dia mengeluarkan teleponnya dan menelpon: "Halo? Kakak Li, sudah lama tidak bertemu, ayo keluar main sebentar? Aku menemukan dua wanita cantik, dan ada satu pengganggu, tapi aku tidak bisa mengatasinya, apa kamu mau datang membantuku sebentar, beri orang sialan ini pelajaran dulu, lalu kita bisa bermain dengan dua wanita cantiknya......"

Setelah Randel Jin meninggalkan meja, ketiganya makan dengan tenang.

Sakura Xiao menatap Randel Jin yang menelpon di pintu dan sedikit khawatir.

"Kakak ipar, sepupu kecil, ayo, kita makan di tempat lain saja."

Kata Sakura Xiao.

Stanley Ning tersenyum dan bertanya, "Ada apa? Mengapa harus pindah tempat?"

"Kamu tidak tahu, teman sekelasku adalah orang brengsek ketika aku masih di sekolah, aku tidak menyangka setelah bertahun-tahun, dia masih tidak berubah sama sekali, kamu lihat, dia sedang menelpon seseorang di telepon, aku takut dia memanggil orangnya untuk mencari masalah di sini."

Stanley Ning menggelengkan kepalanya dengan lembut: "Tidak apa-apa, terserah dia, ada aku di sini, jangan takut."

Jika itu masa lalu, Dewi Lin pasti akan membujuk Stanley Ning untuk pergi dengan Sakura Xiao, tetapi setelah melihat dua pengawal yang sangat kuat di sisi Stanley Ning hari ini, Dewi Lin juga tidak merasa takut.

"Tidak apa-apa, Sakura, ayo makan. Ada kakak ipar, kamu tenang saja."

Sakura Xiao ragu dan tidak mengerti mengapa keduanya begitu percaya diri.

Tidak lama kemudian, ada empat atau lima preman muda yang datang ke depan pintu restoran.

Dua dari mereka mewarnai rambut mereka. Jelas-jelas di depan umum, mereka masih menghisap rokok di mulut mereka, sama sekali mengabaikan tanda peringatan "Dilarang merokok" di dinding.

Pelayan restoran melihat mereka, dan takut mereka akan mempengaruhi pengunjung lain, jadi mereka berpikir untuk mengingatkan mereka: "Maaf, kami tidak mengizinkan merokok di sini. Jika kalian mau makan, tolong Ikut aku ke ruang privat kami, kalian boleh merokok jika makan di ruang privat."

"Sialan! Apa yang salah kalau aku merokok?"

Seorang pria muda di belakangnya tiba-tiba melangkah maju dan menendang perut pelayan. Pelayan langsung berjongkok menutupi perutnya.

Beberapa pengunjung berseru dan bergegas keluar.

Ketika mandor restoran melihat ini, dia langsung mau memanggil polisi.

Seorang preman kecil melihatnya dan langsung mengancamnya: "Mau lapor polisi? Tidak masalah, aku akan terus menendangnya, jika aku ditangkap polisi, paling lama 2 hari aku akan keluar, dan setelah aku keluar, aku langsung menghabisimu!"

Ketika mandor mendengar ini, dia mengertakkan gigi, meletakkan ponselnya lagi, melangkah maju untuk memopong pelayan, dan berkata, "Apa yang ingin kalian lakukan?"

"Apa yang ingin kami lakukan tidak ada hubungannya denganmu, lakukan saja kesibukanmu, tidak usah pedulikan kami, mengerti?"

Dia menggeram ke arah mandor, mandor itu tidak bisa membalasnya, dia hanya bisa pergi membawa pelayan itu.

Para tamu di restoran sudah hampir semuanya kabur, apa lagi yang dikerjakan? Konyol.

Preman yang berjalan di depan terlihat sangat sombong, dan ingin berpura-pura dingin, tetapi itu malah terlihat bodoh.

Dia melihat sekeliling restoran dan melihat Sakura Xiao dan Dewi Lin yang paling cantik.

Tapi dia tidak langsung mendatanginya, dia tertegun sejenak, dan menyeka mulutnya.

Setelah melihat ini, salah satu preman kecil dengan cepat bertanya kepada Randel Jin yang paling belakang: "Randel Jin, mana wanita cantik yang kamu katakan? Cepat serahkan pada kami, kalau tidak bos kami akan memberimu pelajaran!"

Randel Jin menunjuk ke Dewi Lin dan Sakura Xiao dan berkata, "Apa maksudmu, seluruh restoran ini, apa ada yang lebih mencolok dari kedua wanita ini? Kakak Li, ayo, bujuk mereka, kita bisa mengganti tempat untuk bermain, seperti KTV, atau hotel, hahaha!"

Para preman itu mendengus dan berjalan ke meja Dewi Lin.

Di meja, pemimpin preman itu melihat ke samping alih-alih menatap langsung ke arah Sakura Xiao dan Dewi Lin. Sebaliknya, dia malah berpose seolah dirinya sangat keren dan berkata dengan suara yang sangat rendah: "Dua wanita cantik, ayo, pergi bersenang-senang dengan kami."

"Maaf, tidak tertarik, pergi dari sini!"

Dewi Lin memiliki Stanley Ning di sisinya, mana mungkin dia takut dengan preman-preman kecil seperti ini?

Dia meniru nada berpura-pura dinginnya, dan itu membuat tamu di sekitarnya tidak bisa menahan tawa.

"Sialan, berani sekali kamu, kakak Li kami menyukai kalian, itu adalah keberuntungan untuk kalian, dan bos kami jauh lebih baik daripada orang miskin di samping kalian itu. Ikut dengan kakak Li kami, jangan banyak omong kosong, setidaknya bisa mengajak kalian makan di hotel bintang 4! "

Beberapa preman kecil mendekati Dewi Lin dan Sakura Xiao.

Tiba-tiba, preman yang berbicara itu melihat Stanley Ning duduk di seberangnya, dan tidak berkata apa-apa, "Eh? Mengapa aku merasa tidak asing dengan orang ini?"

Novel Terkait

Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu