Hidden Son-in-Law - Bab 756 Menciptakan Kungfu

Menciptakan kungdu membutuhkan pengetahuan penuh terhadap segala jenis serangan dan juga pertahanan jurus, dengan begitu bisa lebih mudah untuk mengetahui jalan mana yang akan dilalui, jadi dengan kata lain, juga harus sangatlah mahir terhadap pengetahuan Kungfu.

"Perkataan Tuan Ji memang masuk akal, menciptakn kungfu sendiri adalah sebuah hal yang sangat susah sekali, sekalipun fighter yang sangatlah jenius juga membutuhkan waktu dan pikiran yang lama untuk menciptakannya!"

Setelah terdiam sejenak, Master Fangzheng berkata seperti itu.

"Kalau begitu, apakah pertandingan kali ini, Saudara Morgan apakah bisa mengalahkan Arthur? Atau Kali ini Saudara Morgan jika tidak menciptakan jurus ketiga, maka berapa besar persentase dia bisa memenangkan Arthur?"

Thomas mengerutkan keningnya dan mempertanyakan pertanyaan dalam hatinya, dia khawatir dengan kegagalan Morgan, terlebih dia tidak berharap Morgan akan kalah dengan Arthur.

Kali ini Vatikan datang untuk menghadiri pertandingan kungfu dunia, mereka berempat mewakilkan China untuk bertarung dan sekarnag dilihat tinggal Morgan sendiri saja, Thomas sudah kalah dari awal, tiga sila luka parah dan hampir mati, Hawk patah satu kaki.

Sebenarnya yang paling dikhawatirkan Thomas bukanlah kehormatan melainkan keselamatan Morgan, jika Morgan kalah dipertandingan, maka sangatlah mungkin dia akan kehilangan nyawanya, atau dengan kata lain pasti akan mati, ini lah yang dikhawatirkan oleh semua orang.

Ketika Thomas berkata seperti begitu, semua tatapan orang-orang mengarah kepada Christ, Christ adalah tetua dari Martial Association, kemampuan dia juga lebih kuat daripada orang-orang disini.

"Hmm, kira-kira 30%!"

Christ ragu-ragu sejenak dan mengatakan pendapatnya.

"30%? Menurutku Sesepuh Wu mungkin melihat pengalaman bertarung Morgan yang sangatlah banyak kali ya!"

Christ seusai berkata, Yulius langsung berkata masam, "Ketika kedua fighter bertarung, jika kemampuan mereka kurang lebih sama, maka kemampuan bertarungnya sangatlah penting, bisa dibilang bahwa mempunyai kegunaan penting, namun jika kemampuannya terlalu berbeda jauh, maka kegunaannya tidaklah terlalu besar, sama seperti Morgan dan Arwet dari Jepang bertarung, meskipun lawannya menggunakan obat gen dan Morgan waktu itu memang tidak bisa mengalahkannya, menurutku persentasenya hanya 20%, dan itu juga hanyalah tebakan yang aman saja!"

Setelah mendengar perkataan Christ semua orang menghempaskan nafasnya, bingung harus melakukan apa, sekarang hanya bisa Morgan sendiri yang bisa menghadapinya.

"Kondisi pertandingan ini sungguh sangatlah tidak optimis, kemungkinan Morgan kalah sungguh besar sekali, Morgan sendiri mungkin juga sudah menyadari hal ini, jika tidak dia tidak akan memulai latihan meditasi begitu, hanya saja apakah bisa mengubah hasilnya atau tidak, itu tidak diketahui jelas!"

Tendy terdiam sejenak dan juga mengatakan pendapatnya.

"Amituofo, semoga buddha memberkati Morgan aman dan tidak tercelakai!"

Master Fangzheng melipatkan kedua tangannya dan berdoa untuk Morgan dengan sangat tulus.

"Aduh, saudara, kamu tidak boleh kenapa-kenapa, jika kamu celaka, bagaimana denganku nanti!"

Ekspresi Tiga sila sangatlah buruk, setelah dia dipukul hingga luka parah oleh Wesley, dan terakhir Morgan membantunya dan langsung membuat Wesley cacat, ini terus saja diingat didalam hatinya.

Hubungan antara Tiga sila dan Morgan terus saja baik-baik saja, Morgan bisa membantu Tiga sila atas masalah apapun, namun disaat ini Tiga sila malah tidak bisa membantu Morgan sama sekali, ini sungguh membuat hatinya merasa sangatlah tidak nyaman.

TIga sila berpikir, jika Morgan tidak membantunya balas dendam, apakah mungkin bisa menghindar dari ancaman kali ini, namun sayang sekali semua ini hanyalah sebuah imajinasi saja, dan tidak ada andai jika.

"Bajingan, Arthur mengapa berpura-pura hebat, tidak apa-apa malah langsung bilang mau bunuh Morgan, jika tidak sekalipun pertandingan kali ini kalah juga tidak akan ada apa-apa!" Thomas juga bersikap marah, dia memakinya, menurutnya, Arthur mengandalkan ini adalah tempat kuasanya barulah dia seperti itu.

Hawk terus saja diam, dia tidak mengatakan apapun, namun tinjunya dikepalkan, tatapannya juga terus saja punya kekhawatiran, dia berpikir dalam hati, "Saudara Morgan, kamu harus melewati ini dengan aman, pertandingan kita masih belum dilaksanakan!"

"Mohon kalian semua tunggu sebentar disini, aku akan jemput kebandara!"

Christ melirik jam tangan dan berpikir bahwa waktu telah tiba dan pergi dari ruangan.

setengah jam kemudian, Christ menaiki bus khusus China dan menyetir kearah bandara.

Waktu perlahan berlalu, setelah 20 menit kemudian, dari rombongan muncul seseorang yang mengenakan tas tua yang buruk dari tentara militer khusus, dan datang dari koridor, orang ini ternyata adalah Alberson.

Kemunculannya mengundang banyak tatapan orang, ada banyak orang yang ingin membantu Alberson, namun semuanya ditolak oleh Alberson.

"Kamu akhirnya datang, tidak disangka kamu lumayan terkenal, memang benar kamu adalah harta negara, hahahahah!"

Christ tertawa, dia meledek dulu barulah dia melanjutkan, "Adik seperguruanmu ,Morgan dari kemarin sudah latihan dan sampai saat ini masih belum keluar, apakah kamu mau pergi lihat?"

Tatapan Alberto bersinar, sejenak kemudian dia berkata, "Tidak perlu, biarkan dia berlatih dengan tenang saja, mohon Sesepuh Wu dan juga orang lainnya jangan menganggunya, terlebih jangan membuatnya tahu bahwa aku sudah datang."

"Hmm, baik."

Christ menganggukkan kepalanya. tidak ada pendapat lain, setelah itu dia berjalan kesamping tas Alberson dan sambil melepaskan tas tempur dia.

"Mengapa tas tempur ini terlihat begitu familair, apakah ini milik MArtial Assosiation

Christ berpikir sejenak dan menanyakan pertanyaan tadi

"Iya, benar."

Alberson tersenyum dan menjawabnya.

"Akan lebih bagus jika kamu datang nya pagian, dengan ebgitu kamiu bisa melihat pertarungan antara MOrgan dengan beberapa musuh lainnya, dan dia juga menjadi orang yang paling bisa sombong diseluruh Katedral square.

Christ mengambil tas dibadannya dan mendorong kursi roda Alberson sambil menjelaskan hal yang terjadi belakangan ini.

Mereka berdua pergi dari bandara, Christ mengangkat Alberson keatas mobil dan meletakkan kursi roda dibelakang jok.

“Morgan dulunya adalah kebanggaanku, sekarang juga iya dan kedepannya juga tetap akan iya!"

Tatapan Alberson kosong dan menatapi kejauhan, entah apa juga yang berada dibenaknya.

"Terhadap pertarungan antara Arthur dan Morgan kali ini, apa pandanganmu kali ini!"

Christ ragu-ragu sejenak lalu jguga mempertanyakan pertanyaan dalam pikirannya.

"Arthur adalah kapten dari pasukan takhta suci, dia masih muda dan sudah menduduki jabatan ini, satunya karena tingkat kepedulian Ketua clan kepadanya, kedua bisa dilihat bahwa kemampuannya yang kuat, pertandingan sebelumnya darinya aku juga ada lihat sedikit, kali ini mungkin sedikit susah!"

Alberson mengerutkannya keningnya, dia melanjutkan, "Aku sedikit tahu dengan kemampuan Morgan, "Aku masih lumayan tahu jelas dengan kondisi MOrgan saat ini, apakah Morgan bisa menaikkan kemampuannya atau tidak. dan melewatkan musibah kali ini!"

”Apakah kamu khawatir dirimu dibunuhnya?"

Christ menghempaskan nafasnya.

"Tentu saja khawatir."

Alberson tertawa masam, "Meskipun khawatir, namun aku lebih berharap Morgan bisa memberikan kita sebuah kejutan yang baik, membuat sebuah hal yang membuat semua orang kaget, aku lebih berharap dia bisa melakukan sesuatu luar biasa dan dengan menahan rintangan untuk mempertandingakn melawan pertarungan dengan Arthur!"

"Iya!"

Christ menatap kearah jauh dan menganggukkan kepala kepadanya.

Didalam Hotel, Morgan tengah duduk bersila kaki dan tidak tahu apa-apa terhadap dunia luar, saat ini dia sudah terjerumus dalam meneliti sebuah cara penelitian dengan jelas, dan bagaimana cara menghadapi sebuah pertaringan yang berbeda jauh.

Morgan terus terpikiran dengan serangan tebasan Arthur kemarin, dari turun tangannya Arthur hingga menyelesaiakn masalah dari Thsar semua detailnya bisa terlihat jelas oleh matanya.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu