Hidden Son-in-Law - Bab 161 Maaf

Morgan turun terlebih dahulu dan membukakan pintu untuk Lancy.

Lancy turun dari mobil, dia berjalan kedepan villanya.

3 menit penuh, Lancy tidak bergerak sama sekali, Morgan juga tidak mengatakan apapun, dia berdiri dibelakang Lancy, dia menatapi sosok Lancy dengan diam.

Tidak ada orang yang lebih mengerti daripadanya lagi, seberapa Lancy menyukai villa ini, setelah menikah selama 3 tahun, Lancy terus saja tidak bisa melupakan Gunung Yuquan, katanya setelah nanti sudah punya uang mau membeli sebuah rumah di Gunung Yuquan saja, setiap pagi bangun dan bisa langsung menghirup udara segar, sambil menatapi matahari terbit Gunung Yuquan.

Dulu, demi menghindar dari keluarga Chen, Morgan tidak mampu mewujudkan mimpi Lancy.

Namun sekarang, dia boleh menjemput Lancy dengan resmi kemari, dan membuat Lancy menjadi seorang wanita yang bahagia.

"Morgan, rumah ini.......apakah benar-benar milik kita?" Meskipun didalam hatinya sudah ada jawabannya, namun Lancy masih saja sedikit tidak berani percaya, nada bicaranya juga bahkan masih sedikit gemetaran.

Morgan tersenyum, dia berjalan kesamping Lancy, dia memasukkan kunci ketangan Lancy dan berkata, "Rumah ini adalah rumah kita, kalau tidak percaya kamu coba saja."

Lancy menarik nafas dalam-dalam, dia berjalan kedepan pintu, mungkin karena terlalu tegang dan menyebabkan seluruh tangan Lancy penuh dengan keringat dingin.

Setelah sesaat barulah kunci dimasukkan.

"Cobalah, apakah bisa dibuka atau tidak." Kata Morgan dengan suara lembut dibelakang.

"Iya." Lancy menganggukkan kepalanya.

Lalu dia memutarkannya.

Terbuka!

Benar-benar terbuka!

Disaat membuka pintu, otak Lancy kosong, dia bahkan tidak bisa berdiri dengan baik.

Morganlah yang dari belakang merangkul pinggangnya, barulah Lancy kembali sadar.

Lalu dia mendorong pintunya, yang terlihat didalam matanya adalah dekorasi yang bertemakan hitam putih yang sangat sederhana.

Tidak begitu memukau, juga tidak begitu terlihat mewah.

Yang terlihat hanya saja bersih, teratur, nyaman dan hangat.

"Apakah kamu suka?" Tanya Morgan sambil tersenyum, Lancy pernah bilang bahwa dia menyukai dekorasi yang simple, perkataan ini terus saja diingat oleh Morgan, jadi ketika menyuruh Hugo mendekorasi villa ini, dia sengaja meminta seorang desainer dari inggris, dan mendekorasi tema hitam putih ini.

Lancy menganggukkan kepalanya, matanya terlihat sedikit merah.

Setelah berjalan beberapa langkah, mereka tiba di ruang tamu.

Diatas dinding terdapat sebuah gambar besar yang digantung, panjangnya sekitar 6 meter.

Itu adalah sebuah foto pernikahan, wanita diatas foto itu sangatlah cantik, sungguh boleh dibandingkan dengan seluruh negeri.

Namun meskipun wanita itu cantik, namun senyumannya terlihat sedikit dipaksa, bahkan terlihat sedikit tidak rela.

Lelaki disamping wanita itu malah tersenyum bahagia, namun dibalik senyuman itu ada sedikit ketidak berdayaan.

Tokoh didalam gambar tentu saja adalah Morgan dan Lancy.

ini adalah foto yang dipotret tiga tahun yang lalu ketika mereka menikah, waktu itu meskipun Lancy sedikit suka dengan Morgan, namun rasa suka itu juga belum sampai tingkatan menikah.

Namun waktu itu Roy sangatlah menyukai Morgan, lalu mendesak terus semoga mereka bisa cepat menikah.

Lalu pernikahan mereka dilaksanakan dengan begitu sederhana.

Foto pernikahan waktu itu adalah sebuah studio biasa yang dicari oleh Lancy asal-asalan, dia tidak begitu serius.

Setelah fotonya keluar, foto itu langsung diletakkan dibawah kasur oleh Lancy, dia bahkan malas untuk memajangkannya.

Jika bukan karena melihatnya hari ini, Lancy mungkin saja sudah lupa dengan hal ini.

Namun tidak disangka bahwa Morgan terus saja mempertahankan foto ini dan mengantung foto ini disini.

Seketika, Lancy merasa sedih, hidungnya juga terasa sedih.

Didalam waktu tiga tahun ini Lancy benar-benar berhutang banyak terhadap Morgan, apalagi keluarga Xia, nyaris tidak ada orang yang menganggapnya sebagai orang.

Namun Morgan malah tidak mempedulikan ini semua, malahan terus saja memperhatikannya dan memakluminya dari tempat yang tidak diketahui olehnya.

Sekali dibandingkan, Lancy langsung merasa dirinya sama sekali tidak pantas untuk menjadi istri Morgan.

"Morgan, maaf.: Sambil berpikir, Lancy lalu menangis dan tidak bisa berhenti.

"Untuk apa mengatakan maaf?" Morgan bingung, dia bisa mengerti jika Lancy mengatakan terima kasih, namun mengapa dia mengatakan maaf.

Lancy tidak menjelaskannya, namun menatapi foto diatas dinding itu, "Morgan, turunkanlah foto ini."

"Turunkan?" Morgan semakin bingung.

"Iya, turunkan." Lancy mengangukkan kepalanya, dia lalu berkata, "Kita pergi foto ulang foto pernikahan kita."

Dia ingin menganti ulang hutangnya terhadap Morgan beberapa tahun ini, dimulai dari foto pernikahan.

"Baik, foto ulang, foto ulang." Morgan berkata sambil tersenyum, meskipun dia tidak mengerti maksud dari Lancy, namun dia tidak akan menolak Lancy.

"Morgan, meskipun kamu terus saja tidak membiarkanku mengatakan maaf kepadamu, namun hari ini aku tetap saja akan mengatakan maaf denganmu."

"Tiga tahun ini, aku selalu bukanlah adalah seorang istri yang baik."

"Namun kamu malah adalah seorang suami yang paling baik dimuka bumi ini, kamu memaklumi semua emosiku, menahan semua keonaran ibuku, dan ditempat yang tidak bisa diketahui olehku, kamu terus saja berusaha untuk keluarga ini."

"Namun aku hanya bisa mengeluh saja, disaat suasana hatiku buruk, aku akan marah terhadapmu."

"Aku tidaklah pantas untuk menjadi istrimu."

"Morgan, benar-benar maaf, tolong maafkan aku, ok?"

Kata Lancy sambil merengek, diwajah cantiknya itu sudah penuh dengan air mata.

Morgan mengulurkan tangannya, dia menghapus air mata diwajah Lancy dan berkata dengan suara lembut, "Dasar bodoh, jika kamu tidak pantas untuk menjadi istriku, maka didunia ini tidak akan ada orang yang pantas menjadi istriku lagi, dan kamu juga tidak pernah bersalah terhadapku."

"Jika tidak ada kamu, aku sudah mati 3 tahun yang lalu."

"Jika mau bilang maaf, seharusnya akulah yang mengatakan maaf, tiga tahun ini aku memang tidak memberikan kehidupan yang bahagia untukmu, kamu seharusnya menjadi seorang putri yang elegan, namun karena aku kamu didalam 3 tahun ini terus saja disindir dan tidak dianggap oleh orang lain, semua beban yang kamu terima tidaklah lebih sedikit daripada aku."

"Tidak! Aku tidak ada beban!" Lancy memotongnya, "Aku sangatlah bahagia."

"Selalu bahagia!"

Lancy lalu menerjun kedalam pelukan Morgan, dia menjinjitkan kakinya dan mencium bibir Morgan.

Rasa dingin terasakan, otak Morgan tiba-tiba menjadi kosong dan kehilangan kemampuan untuk berpikir.

Entah sudah berapa lama, barulah Lancy pergi dengan wajah merahnya.

Morgan terus saja melongo disana, dia terus saja merasakan rasanya tadi, sentuhan yang dingin dan manis itu.

Lancy berlari kedalam toilet dan menatapi dirinya yang berada didalam cermin, dia merasa wajahnya sangatlah panas.

Dia membuka keran air dan menyiram air kearah wajahnya, barulah terlihat mendingan.

"Ini sepertinya adalah pertama kalinya dirinya mencium Morgan dengan sendirinya." Jantung Lancy berdetak kencang, dulu jangankan mencium Morgan, jika dirinya tidak beraksi duluan, Morgan mungkin bahkan tidak akan mengandeng tangannya.

Bukan karena Morgan tidak menyukainya, namun melainkan karena dia seolah adalah seorang patung, dia tidak tahu untuk beraksi, dia sudah menikah dengan Morgan selama 3 tahun namun tidak pernah berhubungan intim juga salah satu penyebab utamanya adalah karena Morgan yang tidak tahu untuk beraksi duluan.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu